KKN-PPM
Oleh :
1. Judul KKN-PPM : Penggunaan pakan lengkap berdasarkan protein kasar (PK) dan
2. Total Digestible Nutrient (TDN) serta probiotik asal limbah
pertanian melalui konsorsium bakteri lignochloritik untuk program
penggemukan sapi potong persilangan Australia di Desa
Pajaran Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
2 Lokasi (Kec/Kab/Prop) : Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang , Jawa
Timur.
3 Ketua Tim (Penanggung Jawab)
Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa merupakan pasar yang besar untuk
mencukupi kebutuhan daging dengan konsumsi rata-rata 1,87 kg /kapita/tahun.
Ketergantungan Indonesia terhadap sapi maupun daging impor dari negara lain masih
sangat besar. Indonesia merupakan pangsa dsaging sapi terbesar di Asia Tenggara.
Menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan
menjelaskan persetujuan daging impor sejak September 2016 sampai Januari 2017 adalah
348.170 ekor dan sudah direalisasikan 117.900 ekor atau 37,47%. Impor daging sapi
sebanyak 140.000 ton sudah direalisasikan 17.700 ton. Impor daging kerbau juga sudah
dilakukan oleh Badan Usaha Logistik dan disetujui sebanyak 70.000 ton dan sudah
direalisasikan 26.656 ton per tanggal 29 Desember 2016 telah terdistribusi ke pasar
sebanyak 10.10.316 ton. (Liputan 6. Com, 2017).
Impor yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk memenuhi kekurangan daging
dalam negeri yang mencapai 230.000 ton per tahun dan menurunkan harga daging sapi
yang mencapai Rp 125.000 per kg daging sapi. Pemerintah menginginkan harga daging
sapi berkisar Rp 80.000 per kg. Daging kerbau yang diimpor pemerintah sejumlah
90.000 ton telah dijual seharga Rp 65.000 per kg. Pemerintah juga akan mendatangkan
sapi bakalan dari Meksiko sebanyak 400.000 ekor sapi bakalan pada tahun 2017 ini
(Bisnis. Liputan 6. Com, 2017).
Menteri pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan kebijakan impor tidak dapat
secara langsaung menhyelesaikan persoalan pasokan daging sapi di dalam negeri.
Pemerintah tetap memerlukan kebijakan pangan jangka panjang terutama pada
komodiktas daging sapi.
Ketua Umum DPP IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia) menyarankan supaya
pemerintah fokus untuk meningkatkan produktivitas sapi lokal dalam negeri hingga
Indonesia dapat mencapai swasembada daging. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan
cara memberdayakan peternak lokal misalkan dengan memberikan subsidi pada peternak
misalkan dalam pengembangan bibit sapi lokal dan managemen pakan.
Pemberdayakan petani dalam mengoptimalkan formulasi dan pemberian pakan perlu
dilakukan secara tepat, cepat dan berkesinambungan. Penggunaan pakan lengkap dengan
kandungan protein kasar antara 13% saampai 15% daqn kandungan energi atau Total
Digestibel Nutrient (TDN) 70% pertambahan berat badan sapi setiap hari dapat
diprediksi dengan tepat dengan kisaran 0,5 Kg, 0,5 Kg atau 0.75 Kg. (Siregar, 2007).
Melalui target tersebut formulasi pakan dapat dihitung secara tepat melalui formulasi dari
bahan limbah pertanian.
Pakan lengkap yang baik adalah pakan yang memiliki kecernaan tinggi agar mudah
diserap oleh ternak. Penambahan feed aditives yang dikembangkan hingga saat ini adalah
probiotik. Probiotik lignochlortitik berpotensi tinggi terhadap pertambahan berat badan
sapi potong, meningkatkan produktivitas mikroba rumen dan aktivitas enzym sweerta
mampu mendegrtadasi lignin hingga pakan berseraqt kasar tinggi dapat dicerna sapi
potong (Prihartini, 2007).
Penambahan Synbiotik yang merupakan bakteri probiotik (lignochloritik) dan
substratnya pada pakan lengkap sapi potong dapat mendegradasi pakan serat kasar tinggi
(lignin) menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna hingga diharapkan dapat
menjadi solusi dalam mengatasi masalah kualitas pakan sapi potong yang rendah
(Sumadi, 2010)
Hasil penelitian dalam penggunaan inokulum bakteri lignochloritik pada proses
fermentasi jerami padi selama 4 hari ternyata dapat meningkatkan kandungan protein
jerami padi sampai 7% , meningkatkan selulosa dan BETN menurunkan lignin 70%
sampai 100% saat fermentasi selama 7 hari (Prihartini, Subarinoto, Chuzaimi, 2007).
Starter bakteri lighnochloritik mempunyai kemampuan mendegradasi lignocelulosa dan
organochlorin (Prihartini, Sukorini, Budiwijono, 2010).
Kelompok ternak sapi Pajaran Makmur Desa Pajaran sebagai mitra dalam program
Hibah KKN-PPM telah berdiri secara efektif dan terlembagakan pada tahun 2005.
Melalui program penggemukan sapi potong di Desa Pajaran kelompok ternak Pajaran
Makmur mendapatkan alat hibah secara bertahap dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang
berupa chopper pemotong rumput, satu unit peralatan biogas, hand traktor dan bak
pengangkut.
Kelompok Ternak sapi ajaran Makmur Desa Pajaran sebagai mitra dalam program
Hibah KKN-PPM telah berdiri secara efektif dan terlembagakan pada tahun 2006.
melalui program penggemukkan sapi potong di Desa Pajaran yang dipimpin
oleh Bapak Khrisna ini memperoleh hibah secara bertahap berupa dua unit alat
biogas, satu unit Hand Traktor, satu unit peralatan chopper untuk memotong
rumput, satu unit traktor dengan bak pengangkut.
DPPM-UMM memiliki sumber daya manusia yaitu mahasiswa yang siap
Membantu dan mengamalkan ilmunya demikian juga dengan para ahli produksi
Ternak potong yang dapat dilibatkan dalam program KKN-PPM untuk
menangani masalah yang dihadapi oleh peternak sapi potong untuk
meningkatkan kuantitas maupun kualitas sapi potong yang dihasilkan melalui
program penggemukkan peternak mulai menseleksi bibit sapi unggul, pembuatan
awetan hijauan segar atau kering dari bahan limbah pertanian melalui
proses fermentasi dan pembuatan probiotik berbahan dasar bekatul halus atau polar
dan dapat membuat pakan konsentrat dengan standar protein kasar 14% – 16% dan
TDN 70% untuk meningkatkan pertambahan bobot badan sapi potong
(Kusmartono,
2013).
Pemberian pakan secara benar, dapat meningkatkan pertambahan bobot
badan sapi secara optimal, melakukan pemasaran dengan benar, dapat
menghitung berat badan sapi dengan tingkat kesalahan 5% melalui alat ukur
khusus, melakukan pemasaran, penerapan metode pembukuan dan membuka
akses perbankan untuk peternak yang memerlukan penambahan
modal.
Dampak lain yang diharapkan adalah peningkatan hasil produksi sapi
potong secara organik melalui sistim pertanian terpadu.
Sedangkan profil serta identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok
Tabel 1. Profil Kelompok Ternak Pajaran Makmur Desa Pajaran Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang dengan aspek potensi dan identifikasi permasalahan yang dihadapi.
8 Peningkatan pangsa pasar Dapat meningkatkan harga jual sapi Belum terbentuk lembaga
dan sektor permodalan Hasil penggemukan keuangan dan pemasaran
secara mandiri..
A. Melatih peternak untuk trampil dalam membuat pakan lengkap untuk sapi yang
digemukkan dari limbah pertanian berteknologi organik yang efisien hingga
keluarga peternak mampu membuat pakan berkualitas secara mandiri.
B. Peternak dapat memenuhi kebutuhan pakan lengkap pada sapi yang digemukkan
dengan membuat pakan konsentrat dengan kandungan protein kasar 14% sampai 16%
dan nilai TDN 70%. dan feed aditif probiotik dengan teknologi organik untuk
meningkatkan pertambahan bobot badan sapi secara optimal.
C Peternak berpeluang meningkatkan pendapatan keluarga dengan menjual sapi yang
telah digemukkan secara organik dengan harga yang layak.
Peternak mampu dan trampil dalam pembuatan pakan sapi potong yang meliputi pakan
awetan basah (silase) dan awetan kering (hay), feed aditif probiotik organik dan pakan
konsentrat dengan formulasi yang tepat untuk penggemukkan sapi potong yang
dibudidayakan.
Luaran yang diharapkan dalam program KKN-PPM bagi peternak yang tergabung pada
Kelompok Tani Pajaran Makmur Desa PajaranKecamatan Poncokuusumo Kabupaten
Malang adalah sebagai berikut :
- Proses monitoring
Mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta program dan petani anggota
Kelompok Ternak Pajaran Makmur yang berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanan
teknologi pakan limbah pertanian. Pengamatan da pelatihan dilakukan setiap minggu dengan
model pengamatan, pelaksanaan dan pendampingan langsung di lapang serta diskusi di tiap
anggota peternak di masing-masing dusun yang menjadi sasaran.
- Proses evaluasi, dibagi menjadi dua tahap :
1). Evaluasi terhadap pelakanaan kegiatan yaitu evaluasi terhadap peserta kegiatan KKN-
PPM dalam hal ini mahasiswa dan sasaran kegiatan yaitu peternak anggota Poktan
(Kelompok Ternak) Pajaran Makmur Desa Pajaran yang tersebar di lima dusun yang
menjadi sasaran dalam kegiatan ini dengan memberikan quisioner.
2). Evaluasi terhadap program KKN-PPM untuk menentukan apakah tujuan telah sesuai
Rencana (Rincian evaluasi terlampir)
3.2.2. Metode Pemberdayaan Kelompok Sasaran
Adapun metode yang digunakan dalam melaksanakan pemberdayaan kelompok sasaran
sebagai berikut :
o Metode ceramah
Metode ini dipilih untuk memberikan pengetahuan dasar tentang manajemen budidaya
dan produksi yang efektif dan efisien disertai dengan modul-modul praktis.
o Metode Demonstrasi
Digunakan untuk mendemonstrasikan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam
pemilihan bahan baku pakan dan metode fermentasi melalui bakteri lignochloritik,
misalkan saat pembuatan feed aditif probiotik melalui bakteri lignochloritik pada bahan
baku bekatul atau polar yang digunakan dengan rasio 1 liter bakteri untuk 100 kg bahan
bahan baku probiotik. Metode fermentasi pada limbah pertanian yang berserat kasar
tinggi agar mudah dicerna bakteri rumen ternak ruminansia.
o Metode Pendampingan
Metode ini dilaksanakan setelah dua metode di atas telah dilalui dan peserta memahami
materi yang diberikan, maka dilakukan perbaikan managemen budidaya sapi potong
dengan pakan dari limbah pertanian yang diolah menggunakan bakteri lignochloritik.
Pendampingan dilakukan selama 1 bulan oleh mahasiswa peserta KKN –PPM yang
yang telah memperoleh pembekalan terlebih dahulu. Pendampingan ini diharapkan
dapat memperbaiki sikap dan perilaku petani menjadi lebih baik dalam mengelola
usahanya.
3.2.3. Langkah Operasional Mengatasi Permasalahan
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi peternak yaitu kuantitas dan kualitas
pakan yang semakin menurun serta biaya pakan yang makin mahal diperlukan budidaya sapi
potong dengan teknologi pakan asal limbah pertanian melalui pengolahan dengan konsorsium
bakteri lignochloritik secara organik dengan langkah langkah operasional sebagai berikut :
1. Penyuluhan peran pakan limbah pertanian di bidang peternakan.
Memberikan penyuluhan pada kelompok peternak sasaran untuk berusaha mandiri
dalam penyediaan pakan konsentrat, zat feed aditif probiotik, pakan awetan basah
(silase) dan pakan awetan kering (hay) .
2. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan pakan sapi potong dari limbah
pertanian. Kelompok peternak sasaran secara intensif diberikan cara pengelolaan
metode penggemukan secara benar melalui teknologi feed aditif probiotik, membuat
pakan konsentrat sesuai dengan kebutuhan protein kasar dan kadar TDN (Total
digestible Nutrient) pada sapi potong yang digemukkan, pakan awetan basah
(silase) dan kering (hay). membuat antibiotik organik untuk program sanitasi
kandang. Aplikasi teknologi konsorsium bakteri lignochloritik untuk proses
pembuatan probiotik dan pakan fermentasi di Kabupaten Malang didapatkan
hasil bahwa pertambahan berat badan sapi dapat mencapai 0,25 kg/hari/ekor sampai
0,50 kg/ekor//hari sesuai rencana program penggemukan selama 30-90 hari
3. Membuat struktur kelembagaan yang kokoh melalui induk organisasi di Kelompok
Ternak Pajaran Makmur dengan melibatkan petugas penyuluh lapang, Dinas
Peternakan Kabupaten Malang terkait optimalisasi peran organisasi dengan
pemasaran dan pembiayaan.
4, Memantapkan kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi yaitu Fakultas
Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Untuk proses
pembelajaran pada mahasiswa dan kelompok peternak secara terintegrasi dalam
aplikasi teknologi pakan melalui limbah tanaman pertanian untuk meningkatkan sapi
pertambahan berat badan sapi. Sedangkan untuk dosen, dapat melakukan berbagai
penelitian yang berkaitan dengan teknologi pakan sapi potong.
5 Membuat jalinan kemitraan antara Poktan Pajaran Makmur dengan lembaga
pemasaran untuk mempermudah penjualan sapi potong dengan harga layak.
Volume pekerjaan mahasiswa dalam bentuk Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) selama
satu bulan kegiatan program KKN-PPM dapat dilihat pada tabel 3 di bawah :
Tabel 3. Volume Pekerjaan Mahasiswa KKN PPM Selama 30 hari/mahasiswa
Penjelasan : Jumlah total JKEM 2100 jam untuk 24 kegiatan dalam 30 hari. Hingga
JKEM/hari adalah 2100/30 = 70 jam dalam 30 hari untuk 30 mahasiswa atau 2.3 jam
JKEM/mahasiswa.
DPPM-UMM telah melaksanakan program empat kali program HIBAH KKN PPM
yang didanai Dit-litabmas Dikti pada tahun 2008, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2016, yang
berlokasi di kecamatan Ngantang Wajak Kabupaten Malang dan Kecamatan Gudo Kabupaten
Jombang dan pada tahun ketiga telah tercapai desa mandiri energi dan pertanian terpadu
berbasis sapi perah di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Padi organik dengan luas
80 hektar yang telah disertifikasi oleh Menteri Pertanian di Kecamatan Wonosari Kabupaten
Bondowoso, dilaksanakan oleh DPPM-UMM selama dua periode program KKN-PPM yang
terintegrasi dengan Program Hibah Bersaing telah dilakukan dengan hasil memuaskan.
DPPM-UMM membentuk Tim Pelaksana agar program ini berjalan sesuai dengan yang
diharapkan hingga menghasilkan Tim tersebut direkrut dari Fakultas Pertanian-Peternakan
:Jurusan Produksi Ternak, Agronomi, Ilmu Teknologi Pertanian, Sosial Ekonomi Pertanian,
DPPM- UMM dalam hal ini berkomitmen memberikan bantuan pendampingan sebesar Rp.
5.000.000,-. Disamping itu menyediakan 30 orang mahasiswa peserta KKN-PPM dan 2 orang
DPL. Program HIBAH KKN-PPM dengan tema penerapan teknologi probiotik, fermentasi
dan konsentrat asal limbah pertanian untuk meningkatkan produktivitas sapi potong dan
pendapatan petani, akan terwujud melalui capaian hasil sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan pendapatan peternak yang menggunakan pakan konsentrat asal
limbah pertanian dipadukan dengan konsorsium bakteri lignochloritik untuk membuat
teknologi pakan sapi potong berkelanjutan karena harga sapi potong cenderung stabil
hingga sapi potong dapat dijual dengan harga Rp 50.000,-/kg berat hidup di tingkat
peternak. Hal ini terjadi karena Poktan Pajaran Makmur Desa Pajaran
mampu membuat pakan dari limbah pertanian berkesinambungan dengan standar
protein kasar 14% sampai 16% dan Total Digestible Nutrient TDN) 70% sesuai
kebutuhan standar pakan sapi potong.
2. Peternak telah mampu mengolah awetan hijauan segar dalam bentuk silase dan
awetan hijauan kering atau hay asal limbah pertanian untuk pakan sapi potong
terutama pada saat musim kemarau.
3. Peternak Desa Pajaran menjadi peternak mandiri karena telah dapat membuat
limbah pertanian menjadi pakan konsentrat, pakan awetan segar dan kering bahkan
peternak dapat membuat feed aditif probiotik untuk mmempercepat pertumbuhan
berat badan sapi dan peternak telah membuat akses pasar tersendiri yang didukung
Dinas Peternakan Kabupaten Malang.
2.Belanja Bahan
Pelaksanaan program KKN PPM ini dibiayai oleh dana yang bersumber dari :
Hibah Dit.litabmas Dikti Rp. 100.000.000.-
Mitra /Poktan Pajaran Makmur Rp 5.000.000,-
Perguruan Tinggi/UMM Rp 5.000.000,-
1. Seleksi Mahasiswa
3. Pembekalan Mahasiswa
Jumlah 30
DAFTAR PUSTAKA
Kusmartono, 2013. Pemeliharaan Dengan Pakan Pola Leisa Pada Sapi Potong Lokal Dan
Persilangan. Loka Penelitian Sap[i Potong. Grati. Pasuruan.
Sudirja, R., 2007. Standar Mutu Pupuk Organik dan Pembenah Tanah. Modul
Pelatihan Pembuatan Kompos. Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja.
Lembang-Bandung.
Sumadi,2010, Probiotik Sebagai Pengganti Antibiotik Pakan Ternak. Harian Kompas. Edisi.
Jumat 13 September 2010.