Anda di halaman 1dari 9

Air tanah dapat terkontaminasi dari beberapa sumber pencemar.

Dua sumber utama kontaminasi air tanah ialah kebocoran bahan


kimia organik dari penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang
disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang
ditampung dalam kolam besar diatas atau di dekat sumber air.

Persyaratan bagi masing-masing standar kualitas air masih perlu


ditentukan oleh 4 (empat) aspek yaitu : persyaratan fisis, kimia,
biologis, radiologis. Persyaratan fisis ditentukan oleh faktor-faktor
kekeruhan, warna, bau maupun rasa. Persyaratan kimia ditentukan
oleh konsentrasi bahan-bahan kimia seperti Arsen, Clhor,
Tembaga, Cyanida, Besi dan sebagainya. Persyaratan biologis
ditentukan baik oleh mikroorganisme yang pathogen, maupun yang
non pathogen.

Air sumur bor merupakan salah satu jalan yang ditempuh


masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih, namun
tingginya kadar ion Fe (Fe2+, Fe3+) yaitu 5 – 7 mg/l
mengakibatkan harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum dipergunakan, karena telah melebihi standar yang telah di
tetapkan oleh Departemen kesehatan di dalam Permenkes No. 416
/Per/Menkes/IX/ 1990 tentang air bersih yaitu sebesar 1,0 mg/l.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar
besi (Fe2+,Fe3+) dalam air adalah dengan cara aerasi. Teknologi
ini juga dapat kombinasikan dengan sedimentasi dan filtrasi.

Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada
setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua
badan air. Pada umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersifat
terlarut sebagai Fe 2+ atau Fe3+.

Kandungan ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air sumur bor berkisar antara


5 – 7 mg/L. Tingginya kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan
dengan keadaan struktur tanah. Struktur tanah dibagian atas
merupakan tanah gambut, selanjutnya berupa lempung gambut dan
bagian dalam merupakan campuran lempung gambut dengan
sedikit pasir.

Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan bervalensi
tiga (Fe3+) . Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3, Fe(OH)2,
Fe(OH)3 atau FeSO4 tergantung dari unsur lain yang mengikatnya.
Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah bersumber dari
dalam tanah sendiri di sampng dapat pula berasal dari sumber lain,
diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari besi atau
endapan – endapan buangan industri.

Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki – tangki
besi adalah akibat dari beberapa kodisi, di antaranya : 1) Akibat
pengaruh pH yang rendah (bersifat asam), dapat melarutkan logam
besi. 2) Pengaruh akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan
larutnya logam besi. 3) Pengaruh banyaknya O2 yang terlarut
dalam air yang dapat pula. 4) Pengaruh tingginya temperature air
akan melarutkan besi-besi dalam air. 5) Kuatnya daya hantar listrik
akan melarutkan besi. 6) Adanya bakteri besi dalam air akan
memakan besi.

Besi terlarut dalam air dapat berbentuk kation ferro (Fe2+) atau
kation ferri (Fe3+). Hal ini tergantung kondisi pH dan oksigen
terlarut dalam air. Besi terlarut dapat berbentuk senyawa
tersuspensi, sebagai butir koloidal seperti Fe (OH)3, FeO,
Fe2O3dan lain-Iain. Konsentrasi besi terlarut yang masih
diperbolehkan dalam air bersih adalah sampai dengan 0,1 mg/l.

Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut


akan menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :
1. Gangguan teknis
Endapan Fe (OH) bersifat korosif terhadap pipa dan akan
mengendap pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan
pembuntuan dan efek-efek yang dapat merugikan seperti
Mengotori bak yang terbuat dari seng. Mengotori wastafel dan
kloset.

2. Gangguan fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam
air adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak
bila konsentrasi besi terfarutnya > 1,0 mg/l.

3. Gangguan kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia
berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh
memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi
zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat
menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh
manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang
sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam
karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung
menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis
besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan
oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l
akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila
kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air
berbau seperti telur busuk.

Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan


dalam jumlah yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada
dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan mineral ini
akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu
hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan
pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis sekunder
terjadi karena transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini
besi masuk ke dalam tubuh sebagai hemoglobin dari darah yang
ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek disekresikan.

Hal-Hal yang Mempengaruhi Kelarutan Fe dalam Air:


1. Kedalaman
Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk
ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O
dan CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2 dimana
semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi
juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut.

2. pH
pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air,
apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif
sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya dalam air,
pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam
keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan
ferri, dimana bentuk.ferri akan mengendap dan tidak larut dalam
air serta tidak dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan
air menjadi berwarna,berbau dan berasa.

3. Suhu
Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi
menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan
temperatur air juga dapat mengguraikan derajat kelarutan mineral
sehingga kelarutan Fe pada air tinggi.

4. Bakteri besi

Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa dan


Sphoerothylus ) adalah bakteri yang dapat mengambil unsur ber
dari sekeliling lingkungan hidupnya sehingga mengakibatkan
turunnya kandungan besi dalam air, dalam aktifitasnya bakteri besi
memerlukan oksigen dan besi sehingga bahan makanan dari bakteri
besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri besi tersebut menghasilkan
presipitat (oksida besi) yang akan menyebabkan warna pada
pakaian dan bangunan. Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup
dalam keadaan anaerob dan banyak terdapat dalam air yang
mengandung mineral. Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih
sempurna apabila air banyak mengandung CO2 dengan kadar yang
cukup tinggi.

5. CO2 agresif

Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat


dalam air. Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di
dalam air, CO2 dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu CO2 yang
larut dalam air, CO2 dalam kesetimbangan, CO2 agresif. Dari
ketiga bentuk Karbondioksida (CO2) yang terdapat dalam air, CO2
agresif-lah yang paling berbahaya karena kadar CO2 agresif lebih
tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya korosi sehingga berakibat
kerusakan pada logam – logam dan beton. Menurut Powell CO2
bebas yang asam akan merusak logam apabila CO2 tersebut
bereaksi dengan air.karena akan merusak logam. Reaksi ini dikenal
sebagai teori asam, dengan reaksi sebagai berikut:
2 Fe + H2CO3 ………………..> FeCO3 + 2 H+
2 FeCO3 + 5 H2O +1/2 O2 ………………..> 2 Fe(OH)2 + 2
H2CO3
Dalam reaksi di atas dapat dilihat bahwa asam karbonat tersebut
secara terus-menerus akan merusak logam, karena selain
membentuk FeCO3 sebagai hasii reaksi antara Fe dan H2CO3,
selanjutnya FeCO3 bereaksi dengan air dan gas oksigen (O2)
menghasilkan zat 2FeOH dan 2H2CO3 dimana H2CO3 tersebut
akan menyerang logam kembali sehingga proses pengrusakan
logam akan berjalan secara terus-menerus mengakibatkan
kerusakan yang semakin lama semakin besar pada logam tersebut.

Penyebab utama Tingginya Kadar besi dalam Air


1. Rendahnya pH Air
Nilai pH air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7. Air
yang mempunyai pH 7 dapat melarutkan logam termasuk besi.

2. Adanya Gas-gas Terlarut dalam Air.


Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah CO2 dan H2S. Beberapa
gas terlarut dalam air terlarut tersebut akan bersifat korosif.

3. Bakteri
Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh
bakteri besi yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan
makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut. Jenis ini adalah
bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa dan Iain-
Iain. Bakteri ini mempertahankan hidupnya membutuhkan oksigen
dan besi.

Metode Penurunan Kadar Besi (Fe)


1. Aerasi
Ion Fe selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang
rendah, seperti pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa
udara Keberadaan ferri larutan dapat terbentuk dengan adanya
pabrik tenun, kertas, dan proses industri. Fe dapat dihilangkan dari
dalam air dengan melakukan oksidasi menjadi Fe (OH)3 yang tidak
larut dalam air, kemudian di ikuti dengan pengendapan dan
penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan
udara biasa di sebut aerasi yaitu dengan cara memasukkan udara
dalam air.

2 Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat
yang tersuspensi dalam cairan/zat cair karena pengaruh gravitasi
(gaya berat secara alami). Proses pengendapan dengan cara
gravitasi untuk mengendapkan partikel-partikel tersuspensi yang
lebih berat daripada air, ini yang sering dipergunakan dalam
pengolahan air. Sedimentasi dapat berlangsung sempurna pada
danau yang airnya diam atau suatu wadah air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga air di dalamya keadaan diam. Pada
dasarnya proses tersebut tergantung pada pengaruh gaya gravitasi
dari partikel tersuspensi dalam air. Sedimentasi dapat berlangsung
pada setiap badan air. Biaya pengolahan air dengan proses
sedimentasi relatif murah karena tidak membutuhkan peralatan
mekanik maupun penambahan bahan kimia. Kegunaan sedimentasi
untuk mereduksi bahan-bahan tersuspensi (kekeruhan) dari dalam
air dan dapat juga berfungsi untuk mereduksi kandungan
organisme (patogen) tertentu dalam air. Proses sedimentasi adalah
proses pengendapan dimana masing-masing partikel tidak
mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama
proses pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat akan
mengendap bila gaya gravitasi lebih besar dari pada kekentalan dan
gaya kelembaban (Enersia) dalam cairan.

3. Filtrasi
Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang
pada prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik
maupun bahan-bahan an organik yang berada dalam air.
Penghilangan zat padat tersuspensi denggan penyaringan memiliki
peranan penting, baik yang terjadi dalam pemurnian air tanah
maupun dalam pemurnian buatan di dalam instalasi pengolahan air.
Bahan yang dipakai sebagai media saringan adalah pasir yang
mempunyai sifat penyaringan yang baik, keras dan dapat tahan
lama dipakai bebas dari kotoran dan tidak larut dalam air.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penurunan kadar besi


(Fe2+, Fe3+) pada air sumur bor dengan aerator. Sampel penelitian
diambil dari 1 (satu) sumur bor, kemudian dipompa dengan
menggunakan pompa air langsung ke aerator. Perlakuan
eksperimen ini adalah melakukan aerasi, sedimentasi dan filtrasi
untuk menurunkan kadar Fe (Fe2+, Fe3+) dengan membandingkan
kadar Fe (Fe2+, Fe3+) antara sebelum dan sesudah perlakuan.
Selang waktu pengambilan masing-masing sampel adalah 80
menit, sehingga data terdiri dari 15 liter air sampel untuk
pemeriksaan.

Data kadar Fe (Fe2+, Fe3+) air sumur bor merupakan konsentrasi


kadar Fe (Fe2+, Fe3+) terlarut yang terdapat dalam air sumur bor.
Sebelum dilakukan pengukuran kadar Fe (Fe2+, Fe3+) dilakukan
langkah-langkah yaitu, air dari Sumur bor di pompa langsung
dengan menggunakan pompa air ke dalam bak penampungan
sampai penuh. Kemudian membuka kran pada bak penampungan
sehingga air mengalir ke cascade aerator. Setelah melewati cascade
aerator air di endapkan dalam bak sedimentasi selama 60 menit
setelah itu di alirkan ke bak filtrasi. Selanjutnya air disaring dengan
menggunakan bak filtrasi. Air yang keluar diambil sebagai sampel
untuk kemudian diperiksa.

Proses penggolahan air dengan aerotor dilakukan selama lima hari


di mana pada setiap harinya dilakukan pengolahan sebanyak tiga
kali (tiga sampel data). Setiap sekali pengolahan tersebut
membutuhkan waktu sekitar tiga jam.

Rata-rata kadar Fe di dalam air hasil pemompaan sebesar 5,906


mg/lt dengan kadar tertinggi sebesar 7,153 mg/lt dan terendah
sebesar 5,004 mg/lt. Sedangkan rata-rata setelah diolah dengan
aerator turun menjadi 0,875 mg/lt dengan kadar tertinggi sebesar
2,245 mg/lt dan terendah 0,211 mg/lt.

Sebelum uji T dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas


yaitu bertujuan untuk mengetahu apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov Test.

Analisis data secara bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis


yaitu mengetahui perbedaan mean (nilai rata-rata) kadar Fe awal
dan akhir perlakuan. Penelitian ini menggunakan uji komparatif
dengan uji statistik parametrik yaitu Paired Sampel Test. Hasil uji
beda tersebut dapat disimak dalam tabel sebagai berikut:

Nilai t hitung sebesar 77,347 (α = 0.000) jika di transformasikan


dengan nilai t tabel sebesar 1,761 (df = 14 dan α = 0,05)
mengindikasikan bahwa hipotesis nol ditolak dan menerima
Hipotesis alternatif atau dapat diartikan bahwa ada perbedaan
kelompok data pre-test dengan kelompok data post-test dan
terbukti dengan taraf signifikasi 5%, sehingga disimpulkan bahwa
ada penurunan kadar besi (Fe2+, Fe3+) pada air sumur bor dengan
aerator.

Unsur besi dalam jumlah sedikit diperlukan untuk memenuhi


kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Unsur besi tersebut diperoleh
diantaranya berasal dari air minum. Di dalam air minum,
konsentrasi melebihi 2 Mg/liter dapat menimbulkan noda-noda
pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih. Pada unsur
ini dapat pula menimbulkan bau, warna, dan koloid pada air minum
dan bahkan dapat menyebabkan rasa mual dan sakit perut.

Kandungan Fe dapat ditemui pada hampir setiap lapisan geologis


dan semua badan air 21). Seperti zat-zat lainnya dalam air minum
misalnya Ca, Mg, Mn, unsur Fe sebagian besar juga berasal dari
kontaknya dengan tanah dan pembentukan batuan. Pada umumnya
kandungan Fe berasal dari daerah di mana lapisan humusnya (top
soil) agak tebal. Kandungan besi dalam air minum dapat bersifat
terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+ tersuspensi sebagai butir kolodial
atau lebih besar seperti FeO, dan yang tergabung dengan zat
organik/anorganik.

Untuk menurunkan kandungan Fe tersebut, diantaranya dilakukan


dengan aerasi. Aerasi adalah pengolahan air dengan cara
mengontakkannya dengan udara. Tujuan aerasi yaitu untuk
menambahkan jumlah oksigen dalam air, menurunkan jumlah CO,
dan juga digunakan untuk pengolahan air yang mengandung Fe dan
Mn terlalu tinggi. Cara aerasi ini biasanya dengan
mengontakkan/menyebarkan air dengan udara di atas lempengan
tipis, melalui tetesan air kecil (waterfall aerator), atau dengan
pencampur air dengan gelembung-gelembung udara. Dengan cara
ini jumlah oksigen pada air bisa dinaikkan antara 60 – 80%.

Berfluktuasinya kandungan Fe air tanah pada pemompaan ini, tidak


terlepas dari sifat siklus hidrogen air tanah. Air tanah merupakan
salah satu sumber air yang tersimpan atau terperangkap di dalam
lapisan batuan yang mengalami pengisian atau penambahan secara
terus menerus oleh alam. Sehingga pada saat alam mengalami
musim kemarau maka penambahan airya berkurang, karena daerah
pengisian (aquifer artesis) tidak terjadi hujan, begitu juga
kandungan Fe yang biasanya meresap ke dalam air tanah bersama
air hujan yang menembus permukaan tanah yang lapisan humusnya
(gambut) cukup tebal. Jika dilakukan pemompaan terus menerus
maka secara alami kadar Fe akan mengalami penurunan, begitu
juga jika pada musim hujan, maka kandungan Fe akan meningkat.

Setelah dilakukan pengolahan dengan aerator cycling dan cascade


(tangga luncur) rata-rata penurunan kadar Fe masih relatif kecil
dibandinakan dengan rata-rata kadar Fe dari sumber ke aerator
cycling. Akan tetapi rata-rata penurunan kadar Fe, setelah melalui
aerator cycling dan cascade kemudian dilakukan sedimentasi
selama 45 menit, hasilnya cukup besar. Sedimentasi dengan waktu
45 sebenarnya belum optimal, karena partikel-partikel tersuspensi
sebagai butir-butir koloidal FeO berubah menjadi sebelum
mengalami pengendapan yang sempurna. Menurut Djasio
Sanropie, waktu (Detention Time) pengendapan yang optimal
biasanya diambil 3 jam (2 – 6 jam), mungkin dalam pengendapan
kandungan Fe hasil aerasi ini cukup dilakukan 1 – 2 jam. Agar
mendapatkan basil yang tepat disarankan untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang detention time, untuk sedimentasi
kadar Fe yang optimal pada air sumur bor.

Secara statistik dengan menggunakan uji t dengan = 5%, ditemukan


adanya perbedaan yang signifikan (bermakna) rata-rata penurunan
kadar Fe antara sebelum dan sesudah pengolahan dengan aerator (t
hitung = 7,967 dan t tabel = 1,761). Meskipun hasil rata-rata
penurunan kadar Fe selama 5 hari masih tergolong tinggi yaitu
5,596 Mg/liter, sedang Permenkes: 416/PERIX/1990,
mensyaratkan kadar Fe pada air bersih 1 Ma/liter, dan air minum
0,3 Ma/liter, akan tetapi rata-rata penurunan perharinya cenderung
menurun dan hasil akhir pada hari ke empat sampai kelima, rata-
rata penurunan kadar Fe di bawah standar yang ditetapkan Depkes
RI (1990) yaitu 0,41 dan pada hari kelima 0,22 Ma/liter. Agar hasil
pengolahan air tanah (sumor bor) dengan aerator ini optimal dan
hasilnya sesuai dengan standar Depkes, disarankan yaitu (1). Setiap
tahap pengolahan dengan aerator dilakukan sedimentasi minimal
selama 60 menit, (2). Pemberian pemasangan tabung filter dengan
activated carbon, untuk menghilangkan bau dan juga zat
organik/anorganik lainnya, dan (3). Setiap satu minggu sekali perlu
dilakukan perawatan dengan pembersihan filter pasir pada bagian
atas ± 10 cm, dan selanjutnya dikembalikan lagi pada tempatnya
semula.

Anda mungkin juga menyukai