Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

MENARIK DIRI

1. Definisi
Perilaku menarik diri adalah klien ingin lari dari kenyataan tetapi karena tidak mungkin, maka
klien menghindari atau lari secara emosional sehinga klien jadi pasif, tergantung, tidak ada
motivasi dan tidak ada keinginan untuk berperan (Budi Ana Keliat, 1992).
2. Tanda dan Gejala
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghidar dari orang lain (menyendiri)
Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya pada saat makan.
c. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri.
d. Komunikasi kurang / tidak ada.
Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat.
e. Tidak ada kontak mata : klienlebih sering menunduk.
f. Mengurung diri di kamar / tempat terpisah, klien kurang dalam mobilitas.
g. Menolak berhubungan dengan orang lain.
h. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga
sehari-hari tidak dilakukan.
B. Penyebab
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tanda dan Gejala
Klien yang gagal dalam mencapai suatu keinginan atau gagal dalam tujuan akan merasa bahwa ia
tidak berharga dant idak berguna, keadaan tersebut akan membuat individu takut salah untuk
berbuat sesuatu, pesimis atau rasa tidak percaya diri, hal ini menimbulkan dampak perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain dan akan menghindari dari orang lain atau menarik diri.
C. Akibat
Resiko mencederai diri : bunuh diri
Tanda dan Gejala :
Klien dengan menarik diri disebabkan oleh adanya pengalaman yang tidak menyenangkan bagi
pasien, seperti kegagalan atau kehiilangan atau karena perpisahan yang lama dengan orang
terdekat.

III. A. Pohon Masalah


Resiko mencedarai diri : bunuh diri
Ganguan isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Resiko mencederai diri : bunuh diri
Data yang dikaji :
a. ada ide-ide / usaha bunuh diri
b. ingin mengakhiri kehidupan
c. mudah marah
d. gelisah
e. mengisolasi diri dengan membatasi hubungannya dengan orang lain
f. merasa tidak berguna.
2. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji :
a. lebih banyak diam
b. lebih suka menyendiri / hubungan interpersonal yang kurang
c. personal hygiene kurang
d. merasa tidak nyaman di antara orang
e. tidak cukupnya ketrampilan sosial
f. berkurangnya frekuensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data yang perlu dikaji
a. perasaan rendah diri
b. pikiran mengalah
c. mengkritik diri sendiri
d. kurang terlibat dalam hubungan sosial
e. meremehkan kekuatan / kemampuan diri
f. menyalahkan diri sendiri
g. perasaan putus asa dan tidak berdaya.

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
2. Gangguan sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

V. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa I : Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
TUM : Klien tidak mencederai diri sendiri.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a. Kriteria evaluasi
1.1. ekspresi wajah klien bersahabat
1.2. klien menunjukkan rasa senang
1.3. ada kontak mata
1.4. klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi
b. Intervensi
1.1.1. sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
1.1.2. perkenalkan diri dengan sopan
1.1.3. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
1.1.4. jelaskan tujuan pertemuan
1.1.5. jujur dan menepati janji
1.1.6. tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
a. Kriteria evaluasi
2.1. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari :
- diri sendiri
- orang lain
- lingkungan
b. Intervensi
2.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.1.2. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau tidak mau bergaul.
2.1.3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
muncul.
2.1.4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 : Klien dapat menyebutkan kuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
3.1. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.2. Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
b. Intervensi
3.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3.1.3. Diskusikan bersama klien tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.2.1. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
3.2.3. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
3.2.4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
a. Kriteria evaluasi
4.1. Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara:
K–P
K–P–K
K – P – Kel
K – P – Klp
b. Intervensi
4.1.1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
4.1.2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
K–P
K – P – P lain
K – P – P lain – K lain
K – P – Kel / Masy.
4.1.3. Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.1.4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
4.1.5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
4.1.6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
TUK 5 : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
5.1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk :
- diri sendiri
- orang lain
b. Intervensi
5.1.1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.1.2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
5.1.3. Beri reinforcement positif atau kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.
TUK 6 : Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan
kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.
a. Kriteria evaluasi
6.1. Keluarga dapat :
- menjelaskan perasaannya
- menjelaskan cara merawat klien menarik diri
- mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri
- berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri
b. Intervensi
6.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
- salam, perkenalkan diri
- sampaikan tujuan
- buat kontrak
- eksplorasi perasaan keluarga.
6.1.2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang perilaku penyebab serta akibat perilaku
menarik diri.
6.1.3. Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
6.1.4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minim satu kali
seminggu.
TUK 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
a. Kriteria evaluasi
7.1. Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat.
7.2. Klien dapat mendemonstrasikan dan tahu tentang manfaat dan efek samping dan
penggunaan obat dengan benar.
7.3. Klien memahami akibat berhentinya minum obat tanpa konsultasi.
b. Intervesi :
7.1.1. Diskusikan dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek sampingnya.
7.1.2 Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaatnya.
7.1.3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping yang dirasakan.
7.1.4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa konsultasi.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien lebih suka menyendiri di tempat tidurnya, ekspresi wajah seidh, tidak mau kontak dengan
yang lain, lebih banyak diam, kontak mata singkat.
2. Diagnosa keperawatan
Resti mencederai diri, bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
4. Tindakan keperawatan
TUK 1 :
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
c. Jujur dan menepati janji
d. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
e. Berikan perhatian terhadap klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
TUK 2 :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
b. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau
tidak mau bergaul.
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab muncul.
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase oreientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi Mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa di panggil Ndari, nama
Mbak siapa? Baiklah Mbak, disini saya akan menemani Mbak, saya akan duduk di samping
Mbak, jika ingin mengatakan sesuatu saya siap mendengarkan".
b. Evaluasi / validasi
"Bagaimana perasaan Mbak hari ini? Saya ingin sekali membantu Mbak menghadapi masalah
dan saya harap Mbak mau bekerja sama dengan saya, Mbak boleh saya tahu apa yang terjadi di
rumah sehingga Mbak sampai dibawa kemari? Bagaimana kalau hari ini kita berbicara tentang
kebiasaan Mbak yang lebih suka menyendiri, Mbak bersediakan?".
c. Kontrak
"Berapa lama kita akan berbincang-bincang?"
"Dimana tempat yang Mbak sukai?"
"Baiklah kita berbicara di tempat tidur saja, berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit?"
"Baiklah jadi kita akan ngobrol-ngobrol tentang kebiasaan Mbak yang lebih suka menyendiri
selama 30 menit?"
2. Fase Kerja
"Biasanya kalau jam-jam seperti ini apa yang Mbak lakukan di sini atau di rumah?"
"Bagaimana perasaan Mbak berdiam diri di kamar?"
"Apa yang menyebabkan Mbak berdiam diri di kamar?"
"Jika Mbak berdiam diri di kamar apa yang Mbak lakukan dan pikirkan?"
"Jadi apa saja tanda-tanda kalau Mbak enggan berhubungan dengan orang lain?"
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang Mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama 30 menit tadi?"
"Bisa Mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi?"
b. Rencana tindak lanjut
"Setelah ini kita akan bicara mengenai keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain".
c. Kontrak
"Baiklah Mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupka sampai di sini, kira-kira
jam berapa kita besok bertemu lagi? Tempatnya dimana?"
"Baiklah jam 11 kita akan bertemu di sini lagi selama 15 menit."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien banyak diam di tempat tidurnya, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain, kontak
mata ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
Tuk 3 :
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
5. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain.
7. Diskusikan bersama klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
8. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya ? coba sebutkan siapa nama saya, bagus
ternyata mbak masih ingat."
b. Evaluasi/ validasi
"Mbak kelihatannya segar dan semangat hari ini, bagaimana perasaan Mbak pagi ini ?"
c. Kontrak
"Kemaren kita sudah berbicara mengenai hal yang menyebabkan bapak sering menyendiri di
kamar. Nah, sekarang sesuai dengan janji kita, kita sekarang akan berbincang-bincang mengenai
keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
selama 20 menit, bagaimana Mbak bisa kita mulai sekarang ?"
2. Fase Kerja
"Coba mbak sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain."
"Bagus, ternyata mbak lebih pintar daari saya"
"Sekarang coba mbak sebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain."
"Bagaimana jika mbak ngobrol-ngobrol dengan yang lain sekarang?"
"Bagaimana kalau saya beri contoh cara berkenalan dengan orang lain?"
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang mbak rasakan setelah kita berbincang-bincang selama 20 menit tadi?"
"Coba mbak ulangi lagi, sebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain."
b. Rencana tindak lanjut
"setelah ini, silahkan mbak coba berkenalan dengan orang lain, paling tidak mbak tahu nama dan
asal teman baru mbak."
c. Kontrak
"Baiklah mbak waktu kita sudah habis, sudah 20 menit kita berbincang-bincang."
"Kira-kira kapan kita akan bertemu lagi ? tempatnya di mana ? dan apa yang akan kita bahas ?"
"Baiklah bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 13.00, kita akan berbincang-bincang di tempat
ini lagi selama 30 menit, untuk membahas kegiatan dan perasaan mbak setelah berkenalan
dengan orang lain."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN III


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, diam, kontak mata ada, klien tidak mau kontak dengan yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri.
3. Tujuan Khusus
Tuk 4 : klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
Tuk 5 : klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawaatan
Tuk 4 :
1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan mangan.
7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dan kegiatan mangan.
Tuk 5:
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak, kelihatannya mbak senang hari ini, mbak sudah makan?"
b. Evaluasi/ validasi
"Bagaimana mbak, sudah berkenalan atau sudah ngobrol-ngobrol dengan kenalan baru mbak ?"
"Kalau boleh saya tahu siapa namanya ? asalnya dari mana ? bagus sekali mbak sudah ingat
nama dan asal teman baru mbak."
c. Kontrak
"Tadi sudah beerkenalan dengan teman baru mbak, bagaimana kalau kita berbicara tentang
teman baru mbak dan peerasaan mbah setelah berkenalan atau berhubungan dengan teman baru
mbak." Sesuai dengan kesepakatan kita, kita akan berbincang-bincang selama 30 menit."
2. Fase Kerja
"Coba mbak praktekkan carra berkenalan mbak dengan teman baru mbak pada saya."
"Setelah berkenalan, kegiatan apa yang mbak lakukan dengan teman baru mbak?"
"Setelah itu bagaimana perasaan mbak, senang atau tidak ?"
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Bagaimana perasaan mbak sekarang setelah berhubungan dengan orang lain ?"
"Coba mbak ulangi lagi nama dan asal teman baru mbak!"
b. Rencana tindak lanjut
"baiklah saya lihat mbak sudah lelah, silahkan mbak istirahat dan besok kita lanjutkan lagi
bincang-bincang kita."
c. Kontrak
"Baiklah kita cukupkan sekian dulu, sudah 30 menit perbincangan kita kali ini, besok kita akan
bincang-bincang kembali tentang cara penggunaan obat yang mbak minum dengan benar dan
tepat."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN IV

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih banyak diam, menyendiri, tidak mau kontak dengan yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Resti mencederai diri : bunuh diri berhubungan dengan menarik diri
3. Tujuan Khusus
Tuk 7 : Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.
4. Tindakan Keperawatan
1. Diskusi dengan klien tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat serta efek sampingnya.
2. Anjurkan klien untuk minta sendiri obat kepada perawat dan merasakan manfaatnya.
3. Anjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping yang dirasakan.
4. Diskusikan akibat tidak minum obat tanpa konsultasi.

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak ? mbak ingat janji pertemuan kita ? bagus sekali ternyata mbak masih ingat
dengan tepat, bahwa pagi ini kita akan kembali berbincang-bincang selama kurang lebih 15
menit."
b. Validasi/ evaluasi
"Bagaimana perasaan mbak pagi ini ? mbak masih berteman atau ngobrol dengan teman baru
mbak ? bagus sekali … mbak sudah mau bergabung dengan teman-teman mbak."
c. Kontrak
"Baik kalau begitu sesuai kesepakatan kita bagaimana kalau pada pertemuan kita kali ini selama
15 menit kedepan kita berbincang-bincang tentang kegunaan obat yang mbak minum tiap hari."
2. Fase Kerja
"Boleh saya tahu bagaimana cara mbak meminum obat ini ? bagus sekali, mbak sudah bisa
menggunakan obat ini secara benar dan tepat, dan jangan lupa ingat nama obat dan waktu minum
obat."
"Bagus sekali mbak patuh dan taat, saya senang mbak mau mengikuti saran perawat dan dokter
di sini."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Bagaimana perasaan mbak setelah minum obat dan mengetahui penggunaan obat ini ?"
"Mbak tadi mengatakan bahwa obat ini dapat membantu mbak dan banyak gunanya."
b. Rencana tindak lanjut
"Mbak haarus selalu mengingat-ingat nama obat, dosis dan cara pemberiannya, coba mbak ingat-
ingat lagi ya ?"
c. Kontrak
"Kira-kira kapan ada kesempatan untuk berbincang-bincang lagi mbak ?"

Anda mungkin juga menyukai