Tugas Ratyh
Tugas Ratyh
Kromatografi gas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Halaman ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris.
Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia.
Kromatografi gas (KG) merupakan jenis kromatografi yang umum digunakan dalam analisis
kimia untuk pemisahan dan analisis senyawa yang dapat menguap tanpa mengalami
dekomposisi. Penggunaan umum KG mencakup pengujian kemurnian senyawa tertentu, atau
pemisahan komponen berbeda dalam suatu campuran (kadar relatif komponen tersebut dapat
pula ditentukan). Dalam beberapa kondisi, KG dapat membantu mengidentifikasi senyawa.
Dalam kromatografi preparatif, KG dapat digunakan untuk menyiapkan senyawa murni dari
Penggunaan umum KG mencakup pengujian kemurnian senyawa tertentu, atau pemisahan
komponen berbeda dalam suatu campuran (kadar relatif komponen tersebut dapat pula
ditentukan). Penggunaan umum KG mencakup pengujian kemurnian senyawa tertentu, atau
pemisahan komponen berbeda dalam suatu campuran (kadar relatif komponen tersebut dapat
pula ditentukan). Dalam kromatografi gas, fasa gerak berupa gas pembawa, biasanya gas
inert seperti helium atau gas yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fasa diam berupa lapisan
cairan mikroskopik atau polimer di atas padatan pendukung fasa diam, yang berada di dalam
tabung kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan
kromatografi gas disebut dengan gas kromatograf (atau "aerograf" atau "pemisah gas").
Senyawa dalam fasa gas yang dianalisa berinteraksi dengan dinding kolom, yang dilapisi
dengan fasa diam. Hal ini menyebabkan masing-masing senyawa mengalami elusi pada
waktu yang berbeda, dan ini dikenal sebagai waktu retensi senyawa. Perbandingan waktu
retensi merupakan keluaran dari KG yang dapat dianalisis.
Secara prinsip, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom (sama juga dengan
kromatografi jenis lain seperti KCKT, KLT), tetapi terdapat beberapa perbedaan yang perlu
dicatat. Pertama, proses pemisahan campuran terjadi antara fasa diam cairan dan fasa gerak
gas, sementara dalam kromatografi kolom, fasa diam adalah padat dan fasa gerak berupa
cairan. (Oleh karena itu, sebutan lengkap prosedur ini adalah "Kromatografi gas–cair", yang
merujuk pada fasa gerak dan fasa diam.) Kedua, kolom yang dilalui fasa gas terletak di dalam
oven dengan temperatur gas yang dapat dikendalikan, sementara kromatografi kolom
(biasanya) tidak dilengkapi pengendali temperatur. Terakhir, konsentrasi senyawa dalam fasa
gas murni merupakan fungsi dari tekanan uap gas.[1]
Kromatografi gas juga mirip dengan distilasi fraksi, karena keduanya melakukan proses
pemisahan komponen campuran berdasarkan perbedaan titik didih (atau tekanan uap). Meski
demikian, distilasi fraksi biasanya digunakan untuk memisahkan komponen campuran dalam
skala besar, sementara KG hanya dapat digunakan untuk skala yang jauh lebih kecil (skala
mikro).[1]
Kromatografi gas kadang dikenal sebagai kromatografi fasa uap (KFU) (en: vapour-phase
chromatography, VPC), atau kromatografi partisi gas–cair (KPGC) (en: gas–liquid
partition chromatography, GLPC). Nama alternatif ini, begitu pula singkatannya, sering
digunakan dalam literatur saintifik. Sejujurnya, KPGC adalah terminologi yang paling tepat,
dan oleh karenanya banyak digunakan oleh para penulis sains.[1]
Daftar isi
1 Sejarah
2 Analisis KG
3 Komponen fisik
o 3.1 Pengambil sampel otomatis (Autosamplers)
o 3.2 Inlet
o 3.3 Detektor
4 Metode
o 4.1 Ukuran sampel dan teknik injeksi
4.1.1 Injeksi sampel
o 4.2 Temperatur kolom dan pemrogram temperatur
5 Lihat juga
6 Referensi
7 Pranala luar
Sejarah
Kromatografi pertama kali dilakukan tahun 1903 oleh ilmuwan Rusia, Mikhail Semenovich
Tswett. Ilmuwan Jerman Fritz Prior mengembangkan kromatografi fasa padat pada tahun
1947. Archer John Porter Martin, yang memenangkan hadiah Nobel untuk penelitiannya
mengembangkan kromatografi cair–cair (1941) dan kromatografi kertas (1944), memberikan
dasar pengembangan kromatografi gas dan dia kemudian memproduksi kromatografi gas–
cair (1950). Erika Cremer memperkuat dasar yang telah dikembangkan oleh Fritz Prior.
Analisis KG
Kromatograf gas adalah instrumen analisis kimia untuk pemisahan bahan kimia dalam suatu
sampel kompleks. Kromatograf gas menggunakan tabung pendek beraliran yang dikenal
sebagai kolom, yang di dalamnya dialirkan gas (gas pembawa, fasa gerak) sambil membawa
konstituen sampel yang mengalir dengan laju yang berbeda bergantung pada sifat fisika dan
kimia komponen sampel tersebut serta interaksi spesifik dengan pengisi kolom yaitu fasa
diam. Setelah sampel keluar di ujung kolom, hasil pemisahan dideteksi dan diidentifikasi
secara elektronik. Fungsi fasa diam di dalam kolom untuk memisahkan komponen yang
berbeda, mengakibatkan masing-masing keluar dari kolom pada saat yang berbeda (waktu
retensi). Parameter lain yang dapat digunakan untuk mengubah urutan atau waktu retensi
adalah laju aliran gas pembawa, panjang kolom dan temperatur.
Dalam analisis KG, sejumlah volume gas atau cairan analit yang diketahui diinjeksikan ke
dalam lubang masuk kolom, biasanya menggunakan microsyringe (atau serat mikroekstraksi
fasa padat, atau sistem pengalih sumber gas). Saat gas pembawa membawa molekul analit
melalui kolom, pergerakan ini dihambat oleh adsorpsi molekul analit pada dinding kolom
atau bahan yang terikat dalam kolom. Laju progres molekul sepanjang kolom bergantung
pada kekuatan adsorpsi, yang pada gilirannya bergantung pada jenis molekul dan bahan fasa
diam. Oleh karena masing-masing jenis molekul mempunyai laju progresi yang berbeda,
berbagai komponen campuran analit terpisah sesuai progres sepanjang kolom dan mencapai
ujung kolom pada waktu yang berbeda (waktu retensi). Sebuah detektor digunakan untuk
memantau aliran outlet dari kolom; sehingga, waktu komponen mencapai outlet, jumlah
komponen dapat ditentukan. Umumnya, bahan diidentifikasi (secara kualitatif) berdasarkan
urutan waktu elusi dari kolom dan waktu retensi analit di dalam kolom.
Komponen fisik
Autosampler menyediakan cara yang efektif untuk memasukkan sampel secara otomatis ke
dalam inlet. Dimungkinkan untuk insersi manual sampel, tetapi tidak lagi umum. Insersi
otomatis menghasilkan reprodusibilitas dan optimasi waktu yang lebih baik.
Cairan
Head-space statis oleh syringe technology
Head-space dinamis oleh transfer-line technology
Ekstraksi mikro fasa padat (En: Solid phase microextraction, SPME)
Pada umumnya, produsen autosampler berbeda dengan produsen KG dan saat ini tidak ada
produsen KG yang menawarkan sejumlah model autosampler lengkap. Dalam sejarahnya,
negara-negara yang aktif dalam autosampler adalah: Amerika Serikat, Italia, Swiss, dan
Inggris Raya.
Inlet
Inlet kolom (atau injektor) berfungsi untuk mengintroduksi sampel ke dalam aliran kontinu
gas pembawa. Inlet adalah perangkat keras yang melekat pada pangkal kolom.
Pemilihan gas pembawa (fasa gerak) adalah hal penting. Hidrogen mempunyai rentang laju
aliran yang sebanding dengan helium dalam hal efisiensi. Tetapi, helium lebih efisien dan
menghasilkan pemisahan terbaik jika laju aliran dioptimalkan. Helium bersifat tidak terbakar
dan dapat bekerja dengan banyak detektor maupun instrumen lawas. Oleh karena itu, helium
menjadi gas pembawa yang paling umum digunakan. Meski demikian, harga helium telah
naik sangat banyak beberapa tahun terakhir ini, menyebabkan peningkatan jumlah
kromatografiwan/wati yang beralih ke gas hidrogen. Pengalaman historis lebih merupakan
alasan utama, bukan alasan rasional, beberapa orang mempertahankan penggunaan helium.
Detektor
Detektor yang paling banyak digunakan adalah detektor ionisasi nyala (En: Flame Ionisation
Detector, FID) dan detektor konduktivitas termal (En: Thermal Conductivity Detector, TCD).
Keduanya sensitif untuk hampir semua komponen, dan keduanya bekerja pada rentang
konsentrasi yang lebar. Sementara TCD adalah detektor universal dan dapat digunakan untuk
mendeteksi komponen apapun selain gas pembawa (selama konduktivitas termalnya berbeda
dari gas pembawa pada temperatur detektor), FID peka terutama untuk hidrokarbon, dan
kepekaannya melebihi TCD pada hidrokarbon. Meski demikian, FID tidak dapat mendeteksi
air. Kedua detektor termasuk cukup tegar. Oleh karena TCD bersifat non-destruktif, TCD
dapat dipasang secara serial sebelum FID (destruktif), sehingga menghasilkan deteksi yang
komplementer untuk analit yang sama.[3]
Detektor lain hanya peka terhadap jenis senyawa tertentu, atau hanya bekerja dengan baik
pada rentang konsentrasi yang lebih sempit. Ini mencakup:
Metode
Gambar di atas menunjukkan bagian dalam GeoStrata Technologies Eclipse Gas
Chromatography yang bekerja kontinu dalam siklus tiga-menitan. Dua katup digunakan
untuk mengalihkan gas yang diuji ke dalam sample loop. Setelah sample loop terisi dengan
gas yang diuji, katup kemudian dialihkan kembali untuk memasukkan gas pembawa ke dalam
sample loop dan mendorong sampel ke dalam kolom untuk dipisahkan.
Injeksi sampel
Arhalmaturidi
Home
Kimia Dasar
Kimia Analitik
Kimia Fisik
Kimia Anorganik
Kimia Organik
Biokimia
Kimia Pangan
Kimia Instrumen
Tinjaun
tinjauan 2
About
A. Pendahuluan
Kromatografi gas-cair (GLC), atau kromatografi gas (GC), merupakan jenis
kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. GC dapat
digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai
komponen dari campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu dalam
mengidentifikasi sebuah kompleks.
B. Landasan Teori
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan
serapan (sorben) yang diam. Seluruh bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase
gerak. Sebagaiman dalam dalam fase gas-cair, Kromatografi gas fase gerak dan fase diamnya
diantaranya :
Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai
dengan partisi sampel antara fase gas bergerak
Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat
pada zat padat penunjangnya.
Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (atau "mobile phase") adalah sebuah
operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas
nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer
yang mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang
disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas
chromatograph (atau "aerograph", "gas pemisah").
senyawa gas yang sedang dianalisis berinteraksi dengan dinding kolom yang dilapisi
dengan berbagai tahapan stationary. Ini menyebabkan setiap kompleks ke elute di waktu yang
berbeda, yang dikenal sebagai ingatan waktu yang kompleks. Perbandingan dari ingatan kali
yang memberikan kegunaan analisis GC-nya.
Kromatografi gas yang pada prinsipnya sama dengan kromatografi kolom (serta yang
lainnya bentuk kromatografi, seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa perbedaan
penting. Pertama, proses memisahkan compounds dalam campuran dilakukan antara
stationary fase cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada kromatografi kolom yang
seimbang adalah tahap yang solid dan bergerak adalah fase cair. (Jadi, nama lengkap
prosedur adalah "kromatografi gas-cair", merujuk ke ponsel dan stationary tahapan, masing-
masing.) Kedua, melalui kolom yang lolos tahap gas terletak di sebuah oven dimana
temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan kromatografi kolom (biasanya) tidak
memiliki kontrol seperti suhu. Ketiga, konsentrasi yang majemuk dalam fase gas adalah
hanya salah satu fungsi dari tekanan uap dari gas.
Kromatografi gas juga mirip dengan pecahan penyulingan, karena kedua proses
memisahkan komponen dari campuran terutama berdasarkan titik didih (atau tekanan uap)
perbedaan. Namun, pecahan penyulingan biasanya digunakan untuk memisahkan komponen
campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan pada skala yang lebih kecil
(yakni microscale).
Kromatografi gas terkadang juga dikenal sebagai uap-tahap kromatografi (VPC), atau
gas-cair kromatografi partisi (GLPC). Alternatif nama ini, serta masing-masing singkatan,
sering ditemukan dalam literatur ilmiah.
Diagram alir kromatografi gas-cair
3. Kolom
Aliran gas selanjutnya menemui kolom yang diletakkan dalam oven bertemperatur
konstan. Ini adalah jantung instrumen tesebut, tempat dimana proses kromartgrafi dasar
berlangsung. Kolom memilki variasi dalam hal ukuran dan bahan isian. Tabung diisi dengan
bahan padat halus dengan luas permukaan besar yang relatif inert. Padatan iitu sebenarnya
hanya sebuah penyangga mekanik untuk cairan, sebelum diisi kedalam kolom, padatan
tersebut diimpregnasi dengan cairan yang diinginkan yang berpareran sebagai fasa stasioner
sesungguhnya. Cairan ini harus stabil dan nonfolatil pada temperatur kolom, pemisahan dan
harus sesuai untuk pemisahan tertentu.
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, Kolom Partisi,
berisi bahan padat inert menyangga lapisan tipis cairan, disebut Chromatography Gas Cair
(GLC); Tipe kedua, Kolom Adsorbsi, berisi partikel penyerap yang umumnya digunakan
untuk analisa gas permanen dan hydrokarbon rendah, biasa disebut Chromatography Gas
Padat (GSC).
Kolom biasanya dibuat dari baja tak berkarat dengan panjang antara 1 sampai 4 meter,
dengan diameter internal sampai 4 mm. Kolom digulung sehingga dapat disesuakan dengan
oven yang terkontrol secara termostatis.Kolom dipadatkan dengan tanah diatomae, yang
merupakan batu yang sangat berpori. Tanah ini dilapisis dengan cairan bertitik didih tinggi,
biasanya polimer lilin.
Temperatur kolom
Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC. Temperatur kolom
lebih rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa komponen campuran
dapat berkondensasi pada awal kolom. Kolom memulai pada temperatur rendah dan
kemudian terus menerus menjadi lebih panas dibawah pengawasan komputer saat analisis
berlangsung.
4. Detektor
Setelah muncul dari kolom itu, aliran gas lewat melalui sis lain detektor. Maka elusi
zat terlarut dari kolom itu mengatur ketidakseimbangan antaradua sisi detektor yang direkam
secara elektrik. Laju aliran gas pembawa adalah hal yang sangat penting, dan biasanya
pengukur aliran untuk itu tersedia. Secara normal gas-gas yang muncul dialirkan keluar pada
tekanan atmosfir. Karena pekerja laboratorium secara terus menerus terpapar oleh uap
senyawa-senyawa yang terkromatogafi yang mungkin tak baik walaupun kadarnya biasanya
kecil maka ventilasi pada keluaran instrumen harus diperhatikan. Ketentuan bisa dibuat untuk
menjebak zat terlarut yang dipisahkan setelah muncul dari kolom jika hal ini dibutuhkan
untuk penyelidikan lebih lanjut.
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala dijelaskan
pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih mudah untuk
dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.
Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang sangat
kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan dalam nyala.
Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi.
Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur
kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.
Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari kolom, anda hanya memiliki nyala hidrogen
yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah bahwa satu senyawa dalam campuran anda
analisa mulai masuk ke dalam detektor.
Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dalam
nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda silinder. Ion-ion negatif dan elektron-elektron
akan beratraksi pancarannya masing-masing yang mana merupakan anoda.Hal ini serupa
dengan apa yang terjadi selama elektrolisis normal.
Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari katoda dan menjadi
netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan dipindahkan pada elektroda positif;
ion-ion negatif akan memberikan elektron-elektronnya pada elektroda dan menjadi netral.
Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari elektroda lain,
akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit eksternal dari anoda ke katoda.
Dengan kata lain, anda akan memperoleh arus listrik.
Arus yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperkuat. Jika senyawa-senyawa
organik lebih banyak dalam nyala, maka akan banyak juga dihasilkan ion-ion, dan dengan
demikian akan terjadi arus listrik yang lebih kuat. Ini adalah pendekatan yang beralasan,
khususnya jka anda berbicara tentang senyawa-senyawa yang serupa, arus yang anda ukur
sebanding dengan jumlah senyawa dalam nyala.
Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil yang keluar dari
kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan mengrimkan hasil ke spektrometer
massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak dapat menggunakan detektor tipe ini.
5. Pencatat (Recorder)
Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah kertas yang
hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).
Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu
senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati
kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu
mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa
senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah melewati
detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang dihubungkan
dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang berwarna hijau dalam
gambar yang disederhanakan.
Perlu dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area dibawah
puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak tertinggi dan
memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan hal seharusnya..
Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti dari
kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area selain tinggi
puncak dapat dipergunakan dalam hal ini.
Waktu retensi
Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom menuju
ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan waktu dari saat
sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi puncak maksimum
untuk senyawa itu.
Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu, waktu
retensi sangat bervariasi dan bergantung pada: Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih
pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir
seluruh waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan demikian,
titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama.
Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair, akan
mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.. Kelarutan yang tinggi
dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang lama.
Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekul-molekul
dalam fase gas; baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap, atau karena energi
atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama tertambatkan. Temperatur kolom
yang tinggi mempersingkat waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam kolom.
Untuk memberikan sampel dan kolom, tidak ada banyak yang bisa dikerjakan
menggunakan titik didih senyawa atau kelarutannya dalam fase cair, tetapi anda dapat
mempunyai pengatur temperatur.
Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan yang akan anda dapatkan,
tetapi akan memakan waktu yang lama untuk mendapatkan senyawa karena kondensasi yang
lama pada bagian awal kolom.
Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala sesuatunya akan melalui
kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika segala sesuatunya melalui kolom
dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan terdapat jarak antara puncak-puncak dalam
kromatogram.
Jawabannya dimulai dengan kolom dengan suhu yang rendah kemudian perlahan-
lahan secara teratur temperaturnya dinaikkan.
Pada awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih banyak waktunya dalam fase gas akan
melalui kolom secara cepat dan dapat dideteksi. Dengan adanya sedikit pertambahan
temperatur akan memperjelas perlekatan• senyawa. Peningkatan temperatur masih dapat
lebih `melekatan` molekul-molekul fase diam melalui kolom.
Injeksi Catatan : injector sangat panas, jadi berhati-hatilah untuk tidak menyentuh perak disk.
Jarum akan melewati septum karet, sehingga Anda akan merasa beberapa perlawanan. Untuk
beberapa GC kita itu, kolom tidak menyelaraskan benar dalam injector, sehingga jarum hits
bagian depan kolom logam. Jika Anda merasa bahwa Anda mendorong terhadap logam,
menarik jarum keluar dari injector dan coba lagi, mungkin di sudut yang sedikit berbeda.
Jarum harus benar-benar menghilang ke dalam injeksi untuk injeksi yang tepat sampel ke
kolom GC.Suntikkan dengan cepat untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan
jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan injeksi.Lepaskan jarum suntik segera setelah
injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D membantu untuk memastikan bahwa semua sampel
memasuki GC kolom di sekitar waktu yang sama.)
5. Menandai waktu injeksi Anda pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan menyesuaikan
nol tepat setelah sampel disuntikkan. Hal ini sering nyaman bagi satu orang untuk
menyuntikkan sampel sementara pasangan laboratorium menandai waktu injeksi di bagan
perekam.
6. Bersihkan jarum suntik Anda segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat dengan
cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap penggunaan.
7. Catatan pengaturan perekam grafik Anda selama berjalan. Anda perlu mengetahui kecepatan
grafik dan pengaturan skala penuh.
8. Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah bawah GC
dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor dan suhu injektor
pelabuhan dalam ° C. Jembatan saat ini ditampilkan dalam mA. Perhatikan bahwa ada dua
skala pada layar. Berhati-hati untuk membaca skala yang tepat!
F. SAMPEL YANG DAPAT DIANALISIS DENGAN GC
Sampel yang dapat dianalisis dengan GC diantaranya adalah :
1. Produk Gas Alam
2. Kemurnian Pelarut
3. Asam Lemak
4. Residu Pestisida
5. Polusi Udara
6. Alkohol
7. Steroid
8. Minyak Atsiri
9. Flavor
10. Ganja (mariyuana)
1. Polusi udara
Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang digabungkan
dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal untuk
menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGCdipakai untuk
menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO , H S, dan beberapa oksida
dari nitrogen dll.
2. Klinik
Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik
seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak dan
turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin
3. Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan resin-resin
sintesis.
4. Minyak atsiri
Digunakan untuk pengujian kulaitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll.
5. Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuanatau pencampuran,
kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai
unutk menguji jus, aspirin, kopi dll.
6. Sisa-sisa peptisida
KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa peptisida
yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen, dan fosfor.
7. Perminyakan
Kromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-hasildari
gas-gas hidrokarbon yang ringan.
8. Bidang farmasi dan obat-obatan
Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasilbaru dalam
pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi
9. Bidang kimia/ penelitian
Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.
Kelebihan
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggal.
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang
tinggi.
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat
dan sensitifitasnya tinggi.
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat
beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.
Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin
dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada
metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan
zat terlarut.
Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswest (1906), seorang ahli botani
Rusia. Tswest menyiapkan kolom yang diisi dengan serbuk kalsium karbonat, dan kedalamnya
dituangkan campuran pigmen tanaman yang dilarutkan dalam eter. Secara mengejutkan, pigmen
memisahkan dan membentuk lapisan berwarna di sepanjang kolom. Ia menamakan kromatografi pada
teknik pemisahan baru ini, dimana “chroma” berarti warna serta “graphein” yang berarti tulisan.
Kemudian kimiawan dari Swiss Richard Martin Willstätter (1872-1942) menerapkan teknik ini untuk
risetnya yakni untuk pemisahan pigmen klorofil.
Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi
deferensial komponen sampel diantara dua fasa. Hal tersebut mengacu pada beberapa sifat komponen,
yaitu :
Melarut dalam cairan
Melekat pada permukaan padatan halus
Bereaksi secara kimia
Sifat-sifat tersebutlah yang dimanfaatkan dalam metode kromatografi ini, yaitu perbedaan
migrasi komponen-komponen di dalam sampel.
PENDAHULUAN TENTANG GC (GAS CHROMATOGRAPHY)
Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang digunakan dalam kimia
analitik untuk memisahkan dan menganalisis senyawa yang dapat menguap tanpa dekomposisi. GC
dapat digunakan untuk pengujian kemurnian zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda
dari campuran (jumlah relatif komponen tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat digunakan dalam
mengidentifikasi suatu senyawa.
Kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan fasa diamnya merupakan kromatografi gas-cair.
Dimana fasa geraknya berupa gas yang bersifat inert, sedangkan fasa diamnya berupa cairan yang
inert pula, dapat berupa polimer ataupun larutan. Adapun gambaran umum dari GC adalah sebagai
berikut :
DASAR TEORI GC
Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi
deferensial diantara dua fasa mengacu pada beberapa sifat komponen sampel, yaitu :
Melarut dalam cairan
Melekat pada permukaan padatan halus
Bereaksi secara kimia
Sifat-sifat tersebutlah yang dimanfaatkan dalam metode kromatografi ini, yaitu perbedaan
migrasi komponen-komponen di dalam sampel.
Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah disisebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan
distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam di dalam kolom pada kecepatan dan waktu yang
berbeda.
KOMPONEN ALAT GC
1. Gas Pengangkut
Gas pengangkut/ pemasok gas (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi.
Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan
secara Iansung. Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan :
a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material dalam kolom.
b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c. Sesuai/cocok untuk detektor.
d. Harus mengurangi difusi gas.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan hidrogen.
Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar,
sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga CO2.
Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh ditektor yang digunakan. Tabung
gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke
kromatografi, ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan
air dan pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua
tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatografi.
Tekanan gas masuk ke kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10-50 psi (di atas
tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25-150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1-25
mL/menit untuk kolom kapiler.
3. Kolom
Coulom, ada dua jenis kolom yang digunakan dalam GC. Yang pertama adalah kolom
kemas, yaitu berupa tabung yang terbuat dari gelas atau steinstless berisi suatu padatan inert yang
dikemas secara rapi. Kolom ini memiliki ukuran panjang 1,5-10 m dan diameter 2,2-4 nm.
Yang kedua adalah kolom kapiler, yang biasanya terbuat dari silica dengan lapisan
poliamida. Kolom jenis ini biasanya memiliki ukuran panjang 20-26 m dengan diameter yang sangant
kecil
4. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari
kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Fungsi
umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus
listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang umum
digunakan:
a. Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
b. Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
c. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
d. Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
e. Detektor nyala alkali
f. Detektor spektroskopi massa
Detector, yang paling umum digunakan dalam GC adalah detector ionisasi nyala
(FID) dan detector kondutivitas termal (TCD). Kedunya peka terhadap berbagai komponen
dan dapat berfungsi pada berbagai konsentrasi. Sementara TCD pada dasarnya universal dan
dapat digunakan untuk mendeteksi setiap komponen selain gas pembawa (selama
konduktivitas mereka berbeda dari gas pembawa, suhu detektor),dalam jumlah besar sensitif
terutama untuk hidrokarbon. Sedangkan FID tidak dapat mendeteksi air. TCD adalah detector
non-destruktif, sedangkan FID adalah detector destruktif. Biasanya detector ini akan
dihubungkan dengan Spektrokopi Masa, sehingga akan menjadi rangkaian alat GC-MS.
Adapun salah satu bentuk dari FID adalah sebagai berikut :
5. Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan
sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa
teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat
dalam kolom sehingga menjadi terpisah.
6. Recorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan
waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area
maupun tinggi dari kromatogram. Sinyal analitik yang dihasilkan detektor disambungkan
oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data.
Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di
atas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga
posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal detektor. Hasil
rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai dengan
kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan.
Ada beberapa detektor yang dapat digunakan dalam kromatografi gas. Detektor yang
berbeda akan memberikan berbagai jenis selektivitas. Detektor non selektif merespon
senyawa kecuali gas pembawa, Detektor selektif meresponi berbagai senyawa dengan sifat
fisik atau kimia umum dan detektor khusus menanggapi suatu senyawa kimia tunggal.
Detektor juga dapat dikelompokkan ke dalam concentration dependant detectors and mass
flow dependant detectors.
Sinyal dari concentration dependant detectors terkait dengan konsentrasi zat terlarut
dalam detektor, dan biasanya Pengenceran sampel akan menurunkan respon detektor. Mass
flow dependant detectors biasanya menghancurkan sampel, dan sinyal tersebut tergantung
dengan laju di mana molekul-molekul zat terlarut menuju ke detektor.
PROSEDUR DAN CARA PENGGUNAAN GC
Mengaktifkan GC
1. Aktifkan Un-interrupable Power Supply (UPS) jika ada.
2. Buka katup gas (alirkan gas ke GC)
- Gas Helium (He) sebagai gas pembawa (carier)
- Gas Nitrogen (N2) sebagai pembawa (carier) dan sebagai make up gas (FID)
- Gas Hydrogen (H2) sebagai gas pembakar (FID)
- Gas Compress Air sebagai pembakar (FID)
3. Aktifkan computer.
4. Aktifkan Gas Chromatography (GC) dengan tombol On/Off berada di sisi kiri bawah, tunggu hingga
GC selesai initialisasi & self test (kira-kira 2 menit).
5. Aktifkan software chemstation dengan doble Program click kiri icon instrument 1 online atau klik
start Instrument 1 online. ChemStation
6. Pastikan menu berada pada Load Method (Conditioning Methode) Method “Method and Run
Control” pilih metode yang diinginkan.
7. Sebelum digunakan, pastikan column sudah diconditioning dengan suhu 20oC dibawah suhu
maximum column atau diatas suhu operational tetapi tidak diperbolehkan melewati suhu max column
seperti yang tertera di tag column.
8. Conditioning GC selama 30 menit. Pilih Methode yang akan digunakan untuk analisa (Method and
Run Control)
Analisis Sampel
1. Isi Operator Sample Info Isi identitas sampel melalui : Run Control Name, Sub Directory (untuk
memudahkan pencarian data, gunakan tanggal hari ini), Nama Signal, Nama Sample, komentar bila
ada.
2. Apabila menggunakan Sequance, isi identitas sampel melalui : Sequence Isi Operator Name, Sub
Directory (untuk memudahkan Parameter pencarian data, gunakan tanggal hari ini), Pastikan Data
file Prefix/Counter, Nama Signal, Counter.
Sequence Table :
3. Pastikan Parts of Method to Run berada pada According to Runtime Checklist : Sequence
- Location : isikan lokasi vial sampel
- Sample Name : sampel yang akan dianalisa
- Method Name : method yang digunakan untuk analisa
- Inj/Location : jumlah injeksi pada satu lokasi vial
- Inj Volume : jumlah sampel yang diinjeksikan ke GC
- Injector : Front atau Back
- Sample Info : apabila diperlukan
Save Sequence.Sequence
4. Tunggu hingga status di layar computer ready (warna hijau) atau pada display GC : Ready for
Injection dan lampu indicator “not ready” (warna merah) pada panel GC off.
Run Sequence.
5. Pastikan ikon Sequence aktif dengan cara pilih Run Control
6. Tunggu hingga analisa selesai, hasil analisa akan langsung tercetak secara otomatis.
Kalibrasi Standar
1. Setelah selesai “running” standard, pada menu View klik menu Data Analysis, double click Data
yang diinginkan.
2. Ambil data yang akan dianalisa melalui : File
3. Bila pada data yang dipilih terdapat “peak” yang tidak dikehendaki (Auto Integration), klik
Integration, Save lewat icon bergambar buku, isi nilai parameter yang cocok, klik Yes.
4. Isi Calibration Table melalui Calibration, isi column dengan nama ”Auto Calibration Table
Concentrasi” masing-masing compound, klik Yes.
5. Bila data sudah terkalibrasi dan ingin di edit, cukup melalui Replace, bila ada waktu retensi (RT)
yang berubah, ganti dengan RT yang baru.
6. Simpan data yang sudah terkalibrasi.
7. Cetak hasil kalibrasi melalui menu Report
Mematikan GC
1. Turunkan suhu inlet dan detector tanpa mematikan gas carrier.
2. Tunggu hingga suhu di Oven, Inlet, dan Detector berada pada suhu dibawah 50 0C.
3. Close software Chemstation : File
4. Tekan tombol Off (matikan GC)
5. Matikan UPS jika ada
6. Tutup kembali katup gas Helium (He), Nitrogen (N2), Hydrogen (H2), dan Compress Air.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Gas Cromathograpy.(http://teaching.shu.ac.uk/hwb/chemistry/tutorials/
chrom/gaschrm.htm. Diakses tanggal 31 Januari 2011 )
Gadeng,Irwan.2010. Prosedur Penggunaan Alat Gas Chromatography (GC) Agilent
7890A.(http://Irwan.blogspot.com/2010/ 08/ Prosedur-penggunaan- alat-gc.html. Diakses
tanggal 31 Januari 2011 )
Hendayana, Sumar Ph.D. 2006. Kimia Pemisahan, Metode Kromatografi dan Elektrolisis Modern.
Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Madbardo.2010. Kromatografi Gas.(http://madbardo.blogspot.com/2010/ 02/kromatografi-gas.html.
Diakses tanggal 31 Januari 2011 )
Soebagio, Drs, dkk. 2005. Kimia Analitik II. Malang : UM Press.
maaf mau tanya kalau alat/tabung vakum tempat nyimpan gasnya apa ya?
baga mana caranya meluruskan data yang tidak diinginkan, tolong jawabannya, saya
kurang paham
Silinder bomb
Unknown mengatakan...
25 Mei 2016 03.00
Mau tanya tentang pembelian gas stabdart untuk pengetesan GC dan harganya
Apa ada teknisi untuk servis alat GC tolong kasi info buat saya teknisi untuk GC dan
no hp yg bisa di hubungi
Mau tanya tentang pembelian gas stabdart untuk pengetesan GC dan harganya
Poskan Komentar
Design by Design Disease for Smashing Magazine | Blogger Templates by Blog and Web
1. Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan
pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam.
2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan
kadang-kadang berupa polimerik.(4)
1. Fase gerak
Fase gerak pada GC juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan awalnya
adalah untuk membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak
berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa adalah: tidak reaktif;
murni/kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor; dan dapat
disimpan dalam tangki tekanan tinggi (biasanya merah untuk hidrogen, dan abu-
abu untuk nitrogen) 4).
3. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya
terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC.
Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom kapiler
(capillary column); dan kolom preparative (preparative column). Perbandingan
kolom kemas dan kolom kapiler dtunjukkan oleh gambar berikut :
Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau
semi polar. Fase diam non polar yang paling banyak digunakan adalah metil
polisiloksan (HP-1; DB-1; SE-30; CPSIL-5) dan fenil 5%-metilpolisiloksan 95% (HP-5;
DB-5; SE-52; CPSIL-8). Fase diam semi polar adalah seperti fenil 50%-
metilpolisiloksan 50% (HP-17; DB-17; CPSIL-19), sementara itu fase diam yang polar
adalah seperti polietilen glikol (HP-20M; DB-WAX; CP-WAX; Carbowax-20M) (6).
4. Detektor
Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor. Detektor
merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak
(gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada
kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas
pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal
elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara fase diam dan
fase gerak.
Pada garis besarnya detektor pada KG termasuk detektor diferensial, dalam arti
respons yang keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau
laju aliran massa komponen yang teresolusi. Kromatogram yang merupakan hasil
pemisahan fisik komponen-komponen oleh GC disajikan oleh detektor sebagai
deretan luas puncak terhadap waktu. Waktu tambat tertentu dalam kromatogram
dapat digunakan sebagai data kualitatif, sedangkan luas puncak dalam
kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang keduanya telah
dikonfirmasikan dengan senyawa baku. Akan tetapi apabila kromatografi gas
digabung dengan instrumen yang multipleks misalnya GC/FT-IR/MS, kromatogram
akan disajikan dalam bentuk lain.
Beberapa sifat detektor yang digunakan dalam kromatografi gas adalah sebagai
berikut :
Jenis Detektor Jenis Sampel Batas Kecepatan Alir (ml/menit)
Deteksi Gas H2 Udara
Pembawa
Hantaran Senyawa umum 5-100 ng 15-30 - -
panas
Ionisasi nyawa Hidrokarbon 10-100 pg 20-60 30-60 200-500
Penangkap Halogen organic, 0,05-1 pg 30-60 - -
elektron pestisida
Nitrogen-fosfor Senyawa nitrogen 0,1-10 g 20-40 1-5 700-100
organik dan
fospat organic
Fotometri Senyawa-senyawa 10-100 pg 20-40 50-70 60-80
nyala (393 nm) sulfur
Fotometri Senyawa-senyawa 1-10 pg 20-40 120-170 100-150
nyala (526 nm) fosfor
Foto ionisasi Senyawa yang 2 pg 30-40 - -
terionisasi dg UV C/detik
Konduktivitas Halogen, N, S 0,5 pg C 20-40 80 -
elektrolitik 12 pg S
4 pg N
Fourier Senyawa-senyawa 1000 pg 3-10 - -
Transform- organic
inframerah
(FTIR)
Selektif massa Sesuai untuk 10 pg-10 0,5-30 - -
senyawa apapun ng
Emisi atom Sesuai untuk 0,1-20 pg 60-70 -
elemen apapun
5. Komputer
Komponen GC selanjutnya adalah komputer. GC modern menggunakan komputer
yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya (software) untuk digitalisasi signal
detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain:
Caranya :
Sirup dekongestan dibasakan dengan amonia dan diekstraksi ke dalam etil asetat
sehingga akan menjamin bahwa semua komponen yang terekstraksi berada dalam
bentuk basa bebasnya daripada bentuk garamnya. Bentuk basa inilah yang
bertanggungjawab pada bagusnya bentuk puncak kromatografi. Garam-garam atau
basa-basa akan terurai karena adanya panas pada lubang suntik GC, sehingga
dengan adanya proses ini akan dapat menyebabkan terjadinya peruraian.
Jika ekstrak pada sirup dekongestan di lakukan kromatografi gas secara langsung
maka kromatogram yang dihasilkan seperti gambar dibawah. Basa bebas triprolidin
dan dekstrometorfan menunjukkan bentuk puncak yang bagus, akan tetapi
pesudoefedrin yang merupakan basa yang lebih kuat karena adanya gugus hidroksil
dan gugus amin memberikan bentuk puncak yang kurang bagus. Hal ini dapat
diatasi dengan menutup gugus polar (gugus hidroksi dan amin) pada pseudoefedrin
dengan cara mereaksikannya menggunakan trifluoroasetat anhidrida (TFA).
Perlakuan dengan TFA ini tidak menghasilkan senyawa derivatif terhadap senyawa-
senyawa basa tersier dalam ekstrak (sirup dekongestan) ini. Reagen TFA ini sangat
bermanfaat karena reagen ini sangat reaktif dan bertitik didih rendah (400C)
sehingga kelebihan reagen TFA ini mudah dihilangkan dengan cara evaporasi
sebelum dilakukan kromatografi gas.