Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
6) Relay.
Berfungsi sebagai saklar elektronik yang menghubungkan sumber arus dari baterai
untuk disalurkan ke unit kopling mangnet yang melekat pada kompresor. Pemasangan
relay bertujuan supaya kerja saklar untuk menghidupkan kopling magnet tidak terlalu
berat karena sistem tersebut membutuhkan arus yang besar.
7) Iddle Up
Alat ini berfungsi menaikkan puaran mesin ketika AC mobil dihidupkan (saat putaran
mesin masih idling/stasioner) sehingga mesin mobil terhindar dari beban yang berlebihan
(overload).
Ada dua jenis Iddle up, yaitu jenis Vacuum Switch Valve (VSV) dan Throttle Position
(TP).
a. Vacuum Switch Valve (VSV)
Pada vacuum switch valve terdapat komponen coil magnet, compression spring, dan
moving core. Coil magnet pada VSV terhubung secara parallel dengan magnetic clutch
pada kompresor, sehingga apabila magnetic clutch bekerja, coil magnet pada VSV akan
menimbulkan tenaga magnet.
b. Throttle Position
Throttle Position (TP) terdiri atas diafragma dan throttle valve. Dalam hal ini VSV
berfungsi mengatur ruang diafragma pada TP, sehingga ruang diafragma tersebut dapat
terhubung dengan sumber vacuum (vacuum tank) dan di saat tertentu terhubung dengan
udara luar. Pada saat AC mobil dihidupkan dan mesin mobil dalam keadaan stasioner,
maka koil magnet pada VSV akan bekerja dan menimbulkan tenaga magnet. Tenaga
magnet tersebut akan menggerakkan moving core untuk menghubungkan ruang
diafragma dengan vacuum tank.
Sistem kerja TP dimulai ketika terjadi kevakuman pada vacuum tank. Throttle set
akan bergerak dan mengubah posisi venture karburator ke arah penambahan bahan bakar,
sehingga putaran mesin akan meningkat. Namun ada juga yang tidak mengandalkan
tingkat kevakuman, yaitu saat koil magnet pada VSV menimbulkan tenaga magnet,
moving core pada VSV menghubungkan ruang diafragma dengan ruang atmosfer yang
sebelumnya terhubung dengan vacuum tank. Karena tidak ada kevacuman pada ruang
diafragma, maka kekuatan spring pada ruang diafragma akan mempengaruhi kerja
throttle set pada TP.
2
Dengan demikian posisi venture pada karburator akan berubah ke arah penambahan
bahan bakar, sehingga putaran mesin akan naik. Meskipun cara kerja keduanya sama,
namun mengingat konstruksi karburator pada masing-masing mobil berbeda, maka
dibuat dua macam system kerja untuk mempermudah system pemasangannya.
8) Pressure Switch
Pressure switch merupakan komponen kelistrikan AC mobil yang berfungsi memutus
dan menghubungkan aliran listrik yang menuju ke kompresor yang bekerja berdasarkan
tekanan refrigerant. Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, pressure switch akan
bekerja. Pressure switch yang banyak digunakan pada system AC mobil adalah tipe dual
pressure switch. Pressure switch dipasang pada pipa yang berisi cairan diantara receiver
dan katup ekspansi. Alat ini mampu mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam
system dan akan memutus aliran listrik yang menuju kopling magnet jika terjadi tekanan
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga kompresor berhenti bekerja. Pressure
switch akan bekerja pada tekanan 448 psi untuk R-134a dan 378 psi untuk R-12.
Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antar komponen sehingga
tekanan dalam system cukup rendah, sekitar 28 psi untuk R-134a dan 378 psi untuk R-
12, pressure switch akan mematikan kopling magnet.
3
9) Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja AC mobil
agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan pemakai. Pada prinsipnya
amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang menghubungkan dan memutus aliran
listrik dari baterai yang menuju ke kopling magnet. Terdapat dua jenis amplifier yang
digunakan pada AC mobil, yaitu temperature control amplifier dan temperature control
idling stabilizer amplifier.
a. Pengatur suhu (Temperature Control)
Amplifier jenis ini bekerja mengatur suhu dari ruangan yang didinginkan sehingga
selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperature control adalah thermistor dan
resistor pengatur temperature. Resistor pengatur temperature adalah suatu resistor yang
nilai tahananya dapat diubah-ubah secara manual. Jika tahanan resistor ditetapkan pada
nilai tertentu, ini berarti sama dengan menetapkan suhu ruangan yang didinginkan pada
batas-batas tertentu.
Thermistor pada rangkaian control temperature berfungsi sebagai sensor suhu
berdasarkan perubahan nilai tahanannya digabungkan dengan nilai tahanan dari resistor
pengatur temperature. Hasilnya dikirim ke amplifier berupa sinyal listrik. Pada amplifier
sensor suhu diolah lagi secara elektronik yang hasilnya dapat menutup dan membuka
kontaktif relay di amplifier.
b. Idling stabilizer amplifier
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja
pada batas minimal putaran mesin mobil. Ini dimaksudkan agar pada putaran rendah
mesin tidak mengalami kelebihan beban (overload) ketika system AC bekerja. Sumber
sensor putaran mesin diambil dari system pengapian, yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal
listrik yang didapat kemudian diolah secara elektronik di dalam amplifier yang hasilnya
dapat membuka dan menutup kontak relay amplifier.
Selanjutnya sinyal listrik yang menghubungkan baterai dengan kopling magnet diatur
agar hanya bekerja mengalirkan arus listrik dari baterai ke kopling magnet pada batas
putaran minimal (umumnya 850 – 1050 rpm).
4
Gambar 2 Amplifier
Gambar 3 Thermostat
5
dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada suhu
tinggi, tahanan thermistor rendah, amplifier akan mengalirkan arus listrik dari baterai ke
kopling magnet, sehingga kompresor bekerja. Pada saat suhu rendah, tahanan thermistor
tinggi, amplifier akan memutus arus listrik dari baterai ke kopling magnet, sehingga
kompresor tidak bekerja.
Gambar 4 Thermistor
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Urutan cara kerja kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Ignition switch “ON”
2) Blower switch “ON” (motor blower berputar) mengakibatkan heater relay bekerja
mengalirkan arus listrik dan memutar motor blower.
3) Saat switch AC di “ON” kan, amplifier akan bekerja mengeluarkan arus ke relay
kopling magnet dan ECU mesin.
4) Dual pressure switch “ON” pada kondisi refrigerant (2,1 kg cm2 (30 psi, 206 kPa))
kurang dari 27 kg cm2 (384 psi, 2648 kPa).
5) Thermistor akan memberikan informasi suhu pada evaporator ke amplifier. Saat suhu
evaporator di bawah 3°C – 10°C, kopling magnet akan mati dan kompresor berhenti
bekerja.
6) Saat kopling magnet bekerja, amplifier akan mengirim sinyal ke ECU mesin agar
VSV (E/G idle up) bekerja dan meningkatkan putaran mesin.
7) Saat kendaraan berjalan, ECU mesin akan memberikan informasi berupa sinyal ke
amplifier sehingga relay kopling magnet akan “OFF” dan kompresor berhenti bekerja.
8
1. Periksa sekring (fuse)
2. Periksa tekanan refrigerant, apakah ada kebocoran refrigerant. Cari lokasi kebocoran
dan perbaiki. Setelah itu, lakukan vacuum, tambah oli pelumas, dan isi kembali
dengan refrigerant baru.
3. Periksa kompresor. Perbaiki atau ganti kompresor jika rusak.
4. Bersihkan evaporator dari kotoran, sebab dapat menyebabkan pembekuan pada
evaporator. Setelah itu, periksa kondisi thermostat dan thermistor. Ganti thermostat
dan thermistor jika rusak.
5. Periksa kondisi magnetic cluth. Kerusakan magnetic cluth dapat menyebabkan AC
tidak dingin. Perbaiki atau ganti jika rusak.
6. Filter Dryer tersumbat. Caranya, bersihkan dengan cara meniupnya. Ganti filter dryer
dengan yang baru.
7. Pressure switch tidak normal. Periksa kondisi pressure switch apakah masih bekerja
dengan baik atau tidak. Segera ganti jika rusak.
8. Blower tidak berputar, sehingga sirkulasi udara kabin dari evaporator tidak
sempurna. Periksa kondisi motor blower, apakah masih bekerja dengan baik atau
tidak. Perbaiki jika rusak.
c. AC Mobil Kurang Dingin
AC mobil yang kurang dingin disebabkan oleh beberapa hal, seperti masalah pada
thermostat, evaporator, kondensor, dan adanya kebocoran. Berikut langkah-langkah
pengecekan pada Ac mobil yang kurang dingin.
1. Periksa stelan dan kondisi thermistor atau thermostat. Apakah masih bekerja dengan
baik atau tidak. Jika tidak, lakukan penggantian.
2. Bersihkan evaporator dari kotoran yang menenmpel.
3. Kondensor tertutup benda lain, misalnya plastik yang menempel di permukaannya,
sehingga kondensor tidak mampu melepaskan panas refrigerant dari kompresor.
Bersihkan kotoran dan benda lain yang menempel. Jika diperlukan, beri kipas
tambahan untuk proses pendinginan.
4. Terdapat celah dan kerusakan isolasi di sekitar kabin, sehingga udara dari luar ikut
masuk dan bercampur dengan udara dingin dalam kabin.
d. Angin Tidak Berembus dari Grill Kabin
Ketika dinyalakan, AC mobil yang normal akan mengembuskan udara dingin dari
grill kabin. Jika tidak, berarti terdapat maslah pada beberapa komponen, seperti blower,
sistem kelistrikan, dan relay motor blower. Berikut langkah-langkah pengecekannya.
9
1. Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran blower dengan menggunakan tangan.
Jika putaran tidak lancar, segera periksa kondisi bearing motor blower dan ganti jika
rusak.
2. Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, dan putus.
3. Periksa switch blower. Ganti jika relay sudah rusak.
4. Jika langkah diatas sudah dilakukan dan masih dalam kondisi baik, segera periksa
kondisi motor blower. Perbaiki atau ganti jika perlu.
e. Kecepatan Putaran Blower Tidak dapat Diubah
Untuk mendapatkan kenyamanan, terkadang kita perlu mengatur kecepatan putaran blower
(Low, Medium, High). Namun, jika putaran blower tidak dapat di ubah, berarti terdapat
masalah pada beberapa komponen, terutama pada switch blower dan sistem kelistrikan.
Berikut langkah-langkah pemeriksaannya.
1. Periksa switch blower satu per satu dengan cara memindahkan switch pada tingkatan
yang berbeda(blower off) atau kecepatan embusan angin tidak berubah, segera ganti
switch blower.
2. Cek kabel-kabel, sekering, socket kabel , dan konektor kelistrikan blower . Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, atau terputus.
f. Kipas Kondensor (Ekstra Fan) Tidak bekerja
Jika kondensor yang tidak bekerja dapat mengakibatkan sistem AC tidak normal atau
dingin. Sebab, panas yang dilepaskan kondensor dengan bantuan extra fan menjadi tidak
maksimal. Terlebih jika kendaraan berhenti atau saat terjebak kemacetan, meskipun saat
melaju, kondensor mendapatkan sirkulasi angin dari depan. Oleh sebab itu, agar sistem AC
dapat bekerja maksimal perlu kipas kondensor yang baik. Berikut penanganan kipas
kondensor yang tidak bekerja.
1. Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran kipas menggunakan tangan. Jika
dirasakan tidak lancar atau seret, langkah selanjutnya adalah memeriksa kondisi
bearing motor kipas. Ganti jika sudah rusak.
2. Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, atau putus.
3. Periksa relay motor kipas, ganti jika relay sudah rusak.
4. Jika semua pemeriksaan telah dilakukan, langkah terakhir adalah mengecek kondisi
motor kipas.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
1. Sistem kelistrikan pada sistem AC berfungsi untuk mengaktifkan kerja dari komponen
blower dan pengaktifan magnetic clutch.
2. Magnetic clutch akan menggabungkan dengan kompresor apabila blower terlebih
dulu dapat berputar dan jika tidak berputar maka magnetic clutch tidak akan bekerja
walaupun ada arus listrik yang mengalir.
3. Sistem kelistrikan tidak ada yang mengalami kerusakan sehingga tidak diperlukan
adanya perbaikan atau penggantian komponen.
11
DAFTAR PUSTAKA
Toyota Astra Motor. (1994). Fundamentals of Electricity. Training Manual. Step 2. Jakarta.
http://unyftotomotifacpljrn.blogspot.com/2009/06/kelistrikan-utama-sistem-ac_17.html
http://otogembel.wordpress.com/2012/09/22/komponen-ac-mobil/
12