PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu
hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya
ciptanya.
Dengan begitu obyek utama dari HaKI adalah karya, ciptaan, hasil buah
pikiran, atau intelektualita manusia. Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek
kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk
pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO, 1988:3). Setiap
manusia memiliki hak untuk melindungi atas karya hasil cipta, rasa dan karsa
setiap individu maupun kelompok.
a.
3
Penemuan-penemuan
b. Merek
c. Desain industry.
d. Indikasi geografis
2.1.1.1.5 Hak cipta dan hak-hak yg berkaitan adalah : kekayaan dibidang tulisan-tulisan,
ciptaan musik, ciptaan drama….rekaman.
2.2.1.1 Menurut octroiwet 1910 : hak khusus yg diberikan kepada seseorang atas
permohonannya kepada orang itu yg menciptakan sebuah produk baru, cara kerja
baru atau perbaikan baru dari produk atau cara kerja.
2.2.1.2 Menurut Andrian Sutedi ( 2009:64 – 65 ) : keadilan dan kelayakan jerih payah
sehingga patut memperoleh hak paten.[1]
2.2.1.4 Deskripsi atau uraian penemuan adalah penjelasan tertulis mengenai cara
melaksanakan suatu penemuan sehingga dapat dimengerti oleh seseorang yang
ahli dibidang penemuan tersebut.
2.2.1.5 Abstraksi adalah uraian singkat mengenai suatu penemuan yang merupakan
ringkasan dari pokok-pokok penjelasan deskripsi, klaim ataupun gambar.
2.2.1.6 Klaim adalah uraian tertulis mengenai inti penemuan atau bagian-bagian
tertentu dari suatu penemuan yang dimintakan perlindungan hukum dalam bentuk
paten.
2.2.1.7 Gambar adalah gambar teknik suatu penemuan yang memuat tanda-tanda,
symbol-simbol, angka, bagan, atau diagram yang menjelaskan bagian-bagian dari
penemuan.
2.2.1.8
4
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, Hak Paten adalah
hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu dalam
melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau dengan membuat persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakannya.[2]
2.2.2.1 Berkembang sejak abad 14 dan 15 di italia dan inggris , tujuan untuk menarik
para ahli negara lain supaya menetap dan mengembangkan keahlianya.
2.2.2.2 Tahun 1470 di venice, italia untuk pertama kalinya diatur hak patent : caxton,
galileo dan guttenberg tercatat sebagai penemu dan mempunyai hak monopoli atas
temuannya.
2.2.2.3 Abad 16 di venesia, inggris, belanda, jerman dan australia ada peraturan yg
memberi hak paten terhadap hasil temuan (uitvinding).
2.2.2.4 Dinggris pertama kali muncul statuta of monopolies tahun 1623 dan amerika
mempunyai UU paten tahun 1791.
2.2.2.5 Tahun 1883 ada upaya harmonisasi bidang HAKI dgn lahirnya paris convention
untuk masalah paten, merk dagang, dan desain. Tahun1886 masalah copy
right/hak cipta.
2.2.2.6 Tujuan convensi ini untuk standarisasi, pembahasan masalah, tukar informasi,
perlindungan minuman dan prosedur mendapatkan hak. Konvensi ini cikal bakal
dari WIPO (word intellectual property organization).
2.2.2.7 Di indonesia semasa penjajahan belanda masalah paten diatur dalam octroiwet
1910, setelah merdeka dibuat UU No.6 tahun 1989 yg telah diperbarui UU No. 13
tahun 1997 dan terakhir UU No.14 tahun 2001.[3]
2.2.3.1 Subjek paten adalah : inventor yg menerima lebih lanjut hak inventor yg
bersangkutan.
2.2.3.2
5
Jika invensi dihasilkan beberapa inventor maka hak atas invensi dimiliki secara
bersama-sama.
2.2.3.3 Apabila paten diperoleh dari hubungan kerja pihak yg memberi kerja yg disebut
inventor.
2.2.3.2 Penemuan itu harus merupakan pemecahan maslah tertentu di bidang teknologi.
2.2.3.4 Dalam hak paten dikenal istilah invensi : ide inventor yg dituangkan dlm
kegiatan masalah yg spesifik dibidang teknologi yg dapat berupa produk, proses,
penyempurnaan. ( Andrian suhendi ( 2009 : 67 ) )
2.2.3.1 Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaanya
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, ketertiban umum dan kesusilaan.
b. Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali
proses non-biologis atau proses mikrobiologi.[4]
2.2.4
6
Jenis-jenis paten
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga UU
Paten membagi paten ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan paten
produk dalam hal pelaksanaan paten. Tetapi dari bentuk penemuan yang
dipatenkan, paten dapat dibagi sebagai berikut:
2.2.4.1 Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan Pasal 108 UU
Paten.
2.2.4.2 Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang dibicarakan.Maka
sesuai kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau ditulis paten saja.
[5]
Pengetahuan itu harus dalam bentuk tulisan atau dalam pemikiran dan
harus diungkapkan atau dapat diungkapkan sehingga dapat di ketahui dan
dimengerti oleh orang lain. Serta pengetahuan itu dapat memberikan manfaat
pada industri, pertanian atau perdagangan. Pengatahuan tidak hanya berupa
menciptakan suatu produk belaka, tetapi bisa saja proses tetapi proses yang
berkaitan dengan teknologi, artinya penemuannya dapat dipatenkan tidak harus
merupakan hasil produk namun dapat berupa proses.
7
Hak paten bersifat khusus, karena hanya diberikan kepada penemu untuk
2.2.5.1 Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk melaksanakan
sendiri temuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain
untuk melaksanakannya (UU No.6 Tahun 1989). Karena hak khusus ini pula pada
awalnya paten, seperti halnya hak cipta, sering dianggap sebagai bagian dari
paham individualisme.[7]
2.2.5.3 Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya untuk
satu penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan lebih dari satu
paten.
2.2.5.4
8
Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam
industri. Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk yang
dipatenkan.
2.2.5.5 Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan
lainnya paten juga dapat dialihkan kepada orang atau pihak lain, yang menurut
Pasal 66 UU Paten paten dapat beralih untuk selruhnya ataupun sebagian.
2.2.5.6 Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah diberikan
terhadap suatu penemuan dapat dibatalkan berdasarkan pengajuan gugatan, baik
oleh pihak-pihak tertentu lain melalui Pengadilan Niaga maupun oleh pihak-pihak
tertentu karena hal-hal tertentu, seperti yang diatur dalam Pasal 91 UU
Paten. Selain itu paten dapat dinyatakan batal demi hukum oleh kantor paten
apabila pemegang paten tidak memenuhi kewajibannya membayar biaya-biaya
tahunan dalam jayat waktu yang telah ditentukan Pasal 88 UU Paten.
Paten sangat berkaitan erat dengan bidang teknologi, yang menjadi salah satu
faktor penting dalam menentukan masa depan bangsa dan negara. Untuk itu
negara mempunyai peran yang luas dan penting untuk mengatur paten.
2.2.6
9
Sistem Pendaftaran
2.2.6.1 Sistem kondusif (first to file system) yaitu hak intelektual seseorang hanya
diakui dan dilindungi oleh UU apabila didaftarkan (UU No. 15 tahun 2001 ttg
merek).
2.2.6.2 Sistem deklaratif (first to use system) Yaitu : perlindungan hukum kepada
pemegang/pemakai pertama harus membuktikan bahwa dialah sebagai
pemegang/pemakai pertama (UU No. 19 tahun 2002 ttg hak cipta)[8]
d. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa;
g. Judul invensi;
i. Deskripsi tentang invensi, yang secara lengkap memuat keterangan tentang cara
melaksanakan inveni.
k. Abstrak invensi.
10
Atas permohonan yang diajukan, Ditjen HAKI akan memberikan keputusan untuk
menyetujui atau menolak permohonan. Untuk paten dikeluarkan keputusan paling
lama 36 bulan.
2.2.8.2 Batal atas permohonan pemegang paten artinya tidak dapat dilakukan apabila
penerima lisensi tidak memberikan persetujuan secara tertulis yang dilampirkan
pada permohonan pembatalan tersebut.
2.2.8.3
11
Batal karena adanya gugatan artinya terjadi karena adanya gugatan yang diajukan
oleh pihak ketiga kepada pemegang paten melalui pengadilan niaga dalam hal
paten tersebut sama dengan paten lain yang telah diberikan kepada pihak lain
untuk invensi yang sama berdasarkan undang-undang.[9]
2.2.9.2 Mewujudkan iklim yang lebih baik bagi kegiatan invensi di bidang teknologi,
sebab teknologi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan
nasional secara umum dan khususnya di sektor industry.
2.2.9.3 Memberikan insentif bagi para inventor dalam melakukan inovasi baru melalui
hak eksklusif atas invensi yang dihasilkannya.
12
Hal ini senada dengan yang dikatakan Aaker bahwa merek adalah nama dan/ atau
simbol yang sifatnya membedakan (berupa logo atau simbol, cap atau kemasan)
untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok
penjual (Aaker, 1996).
Dengan demikian, merek lebih dari sekadar logo, nama, simbol, merek
dagang, atau sebutan yang melekat pada sebuah produk. Merek adalah sebuah
janji (Morel, 2003). Sebuah merek adalah jumlah dari suatu entitas, sebuah
koneksi psikis yang menciptakan sebuah ikatan kesetiaan dengan seorang
pembeli/ calon pembeli, dan hal tersebut meliputi nilai tambah yang
dipersepsikan. Nilson (1998) menyebutkan sejumlah kriteria untuk menyebut
merek bukan sekadar sebuah nama, di antaranya: merek tersebut harus memiliki
nilai-nilai yang jelas, dapat diidentifikasi perbedaannya dengan merek lain,
menarik, serta memiliki identitas yang menonjol.
13
Di indonesia hak merek pertama kali berlaku reglement industriele eigendom
kolonien 1912 ketentuan ini berlaku sampai tahun 1961 (UUNo.21 ttg merek
perusahaan dan perniagaan).
2. Tahun 1992 baru ada UU No. 19 dan di ubah dengan UU No,15 tahun 2001
Menurut UU No.15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 hak merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa.[12]
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan
karakteristik yang sama, yang diperdagangngkan oleh seseorang atau beberapa
orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang
dan atau jasa sejenis lainnya.
2.3.2.4
14
Merek sertifikasi
Merek sertifikasi adalah Merek yang digunakan untuk membedakan barang dan
jasa yang mengikuti serangkaian standar-standar dan telah disahkan oleh otoritas
yang memberikan sertifikat.
Merek terkenal adalah merek yang sudah dikenal dalam periode yang cukup lama
dan dianggap terkenal oleh pemegang otoritas yang berkompeten dari sebuah
negara yang dimintakan perlindungan untuk merek tersebut.
2.3.4.2 Sebuah badan hukum atau beberapa badan hukum secara bersama-sama
(kolektif)
2.3.6
15
Menciptakan Identitas Merek
Diharapkan audiens sasaran berpikir dan merasakan seperti apa ketika mereka
diekspos terhadap merek kita, Pada perasaanlah kita didorong untuk menuliskan
gambar,kata dan perasaan yang menurut dalam benak kita terhadap berbagaai
institusi,kota dan bangsa.
Apa yang membuat merek kita patut untuk dipilih dibandingkan dari merek
pesaing ? Dengan mengidentifikasi pesaing secara langsung maupun tidak
langsung.
Nama,slogan dan warna apa yang akan di asosiasikan dengan merek ? Apakah
terdapat penggunaan karakter atau kemasan yang konsisten yang akan menjadi
elemen inti dari merek. Dalam memilih elemen merek, pendekatan penilaian akan
sangat berguna, yang akan menunjang keputusan yang telah dibuat mengenai
tujuan merek, audiens sasaran,identitas merek,janji merek dam “positioning
merek”.
2.3.7
16
Mempertahankan Citra Merek
Pembuatan merek internal karena merek tidak dibangun hanya dengan promosi.
Pelanggan datang untuk mengetahui merek melalui rentang kontak dan titk
sentuhan : Interaksi dengan personel institusi dan rekan, pengalaman selama
online,telepon atau melakukan transaksi pada fasilitas yang disediakan, observasi
dan asosiasi personal ketika memanfaatkan program dan jasa.
Ketika meluncurkan merek baru atau menghidupkan kembali merek, paparan akan
elemen merek yang memadai akan menjadi penentu keberhasilan merek tersebut
dalam menempati posisi yang diinginkan pikiran pelanggan.
Pengawasan akan meliputi riset yang secara ideal mengukur citra merek pada saat
pra peluncuran dan membandingkannya dengan hasil setelah peluncuran.
2.3.8
17
Merek yang tidak Dapat Didaftar dan yang Ditolak.
Ada beberapa hal yang menyebabkan suatu merek tidak dapat didaftarkan,
yaitu apabila:
2.3.8.3 Telah menjadi milik umum. Misalnya tanda tengkorak diatas dua tulang yang
bersilang yang secara umum telah diketahui sebagai tanda bahaya. Tanda ini telah
menjadi milik umum.
2.3.8.4 Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya. Misalnya merek kopi atau gambar kopi untuk jenis
berbagai produk kopi .
2.3.8.4 Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto atau nama badan hukum
yang dimiliki orang lain, kecuali atas peretujuan tertulis dari yang berhak.
2.3.8.5
18
Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang
atau symbol atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.
2.3.8.6 Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang
digunakan oleh Negara atau lembaga pemerintahan, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.[15]
2.3.9.1 Permohonan
c. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan mengajukan merek melalui
kuasa.
e. Nama Negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam hal
permohonan diajukan dengan hak prioritas. Hak prioritas adalah hak pemohon
untuk mengajukan permohonan yang berasal dari Negara yang tergabung dalam
organisasi tertentu untuk memperoleh pengakuan bahwa tanggal penerimaan
dinegara asal merupakan tanggal prioritas di Negara tujuan yang juga anggota
salah satu dari kedua perjanjian itu, selama perjanjian itu dilakukan dalam waktu
yang telah di tentukan.
2.3.9.2
19
Pemeriksaan
2.3.9.3 Pengumuman
2.3.10
20
Penghapusan Merek
Merek yang telah terdaftar pada dasarnya dapat dihapuskan atas prakarsa
Ditjen HAKI atau berdasarkan permohonan pemilik merek. Penghapusan ini
dilakukan jika:
2.3.10.1 Merek tidak digunakan selama 3 tahun berturut-turut dalam perrdagangan barang
atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir.
2.3.10.2 Merek digunakan untuk jenis barang atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis
barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya. Termasuk pemakaian merek
yang tidak sesuai dengan merek yang didaftar.[17]
2.3.11.1 Perlindungan secara preventif dititk beratkan pada upaya untuk mencegah agar
merk terkenal tidak dapat dipakai oleh orang lain secara salah. Upaya itu dapat
berupa :
b. Pembatalan Merk terdaftar yang melanggar hak merk orang lain. Akibat
kesalahan pendaftaran yang dilakukan oleh petugas kantor merk, suatu merk yang
seharusnya tidak dapat didaftar tetapi akhirnya didaftar dalam daftar umum
merk(DUM) yang mengesahkan merk tersebut. Padahal merk tersebut jelas-jelas
melanggar merk orang lain, karena berbagai hal antara lain mirip atau sama
dengan merk lain yang telah terdaftar sebelumnya.
2.3.11.2
21
Perlindungan secara Represif dititikberatkan pada pemberian hukuman kepada
barang siapa yang telah melakukan kejahatan dan pelanggaran merk sebagaimana
diatur dalam pasal 90, 91, 94 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merk.
[18]
2.3.12.1 Fungsi pembeda, yakni membedakan produk yang satu dengan produk
perusahaan lain.
2.3.12.2 Fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga
secara pribadi menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan
produsennya, sekaligus memberikan jaminan kualitas akan produk tersebut.
2.3.12.3 Fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana memperkenalkan
dan mempertahankan reputasi produk lama yang diperdagangkan, sekaligus untuk
menguasai pasar.
2.3.12.4 Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat
menunjang pertumbuhan industri melalui penanaman modal, baik asing maupun
dalam negeri dalam menghadapi mekanisme pasar bebas.
2.3.12.5 Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang dan konsumen. Dari
segi produsen merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya, khususnya
mengenai kualitas, kemudian pemakaiannya. Pihak pedagang, merek digunakan
untuk promosi barang-barang dagangannya guna mencari dan meluaskan pasaran,
dari pihak konsumen, merek digunakan untuk mengadakan pilihan barang yang
akan dibeli.
22
Sedangkan, Menurut Imam Sjahputra, fungsi merek adalah sebagai berikut:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir yang cemerlang yang berguna
bagi manusia perlu di akui dan dilindungi. Untuk itu sistem HAKI diperlukan
sebagai bentuk penghargaan atas hasil karya.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Djumhana, Muhamad dan R Djubaedillah. 2003. Hak Milik Intelektual (sejarah, Teori
dan Prakteknya di Indonesia). Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
http://adityasiswantara.blogspot.co.id/2014/06/tugas-aspek-hukum-dalam-ekonomi-ke-
3.htmlv
http://www. paganinita27.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-hak-cipta-hak-paten-hak-
merek.html
https://www.academia.edu/11158738/ASPEK_HUKUM_DAN_INFORMASI?
auto=download
https://www.academia.edu/11775259/Menciptakan_dan_Mempertahankan_Merek.html
. diakses pada tanggal 9 Januari 2017
Margono, Suyud dan Amir Angkasa. 2003. Komersialisasi Aset Intelektual Aspek
Hukum Bisnis. Jakarta : Grasindo.
Pakpahan, Normin S. et all, edt. 2000. Kamus Hukum Ekonomi ELIPS. Jakarta: Proyek
ELIPS.
24
Simatupang,Richard Burton. 2003. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta:
PT.Rineka Cipta
[1]https://www.academia.edu/11158738/ASPEK_HUKUM_DAN_INFORMASI?
auto=download
[2] Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum dalam Bisnis (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 2003),hlm.77
[3] https://www.academia.edu/11158738/ASPEK_HUKUM_DAN_INFORMASI?
auto=download
[4] Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum dalam Bisnis (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 2003), hlm.79-80.
[6] Suyud Margono dan Amir Angkasa. Komersialisasi Aset Intelektual Aspek
Hukum Bisnis, (Jakarta : Grasindo, 2003), hal 24.
[7] Normin S. Pakpahan, et all, edt., Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, (Jakarta:
Proyek ELIPS, 2000), hal.126.
[8]https://www.academia.edu/11158738/ASPEK_HUKUM_DAN_INFORMASI?
auto=download
[9] Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2008),
hlm.80
[10] http://adityasiswantara.blogspot.co.id/2014/06/tugas-aspek-hukum-dalam-
ekonomi-ke-3.htmlv
[11] https://www.academia.edu/11775259/Menciptakan_dan_Mempertahankan_M
erek.html . diakses pada tanggal 9 Januari 2017
[12] https://www.academia.edu/11158738/ASPEK_HUKUM_DAN_INFORMAS
I?auto=download
[13] https://www.academia.edu/6717980/BRAND_Merek.html diakses pada
tanggal 9 Januari 2017
[14] https://www.academia.edu/11775259/Menciptakan_dan_Mempertahankan_
Merek.html . diakses pada tanggal 9 Januari 2017
[15] Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum dalam Bisnis (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 2003), hlm.88
[16] Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2008),
hlm.91-95