PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam keadaan normal terdapat di saluran pernafasan atas, kulit, saluran cerna
dan vagina. Staphylococcus dapat dihembuskan dari saluran pernafasan atas pada
waktu bersin, benda-benda mati, debu dinding dan lantai ruangan dapat menjadi
pengidap yang bergejala. Pegawai di rumah sakit adalah yang terutama paling
mungkin menularkan cara ini. Orang yang sehat juga dapat menyebarkan
Staphylococcus ke kulit dan pakaiannya sendiri dengan cara bersin atau melalui
yang disebabkan oleh bakteri ini biasanya timbul dengan tanda – tanda khas yaitu
bertanggung jawab atas 80% penyakit supuratif dengan permukaan kulit sebagai
habitat alaminya. Infeksi kulit dan luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan
infeksi sistemik. Infeksi oleh bakteri menimbulkan peradangan disertai rasa sakit
dan terjadi supurasi sehingga perlu adanya suatu tindakan untuk mengeluarkan
Infeksi Staphylococcus aureus dapat sendi pada tingkat yang berat. Sendi
prostetik menempatkan seseorang pada risiko tertentu untuk arthritis septik, dan
Bila suatu bakteri masuk ke dalam darah dan belum berkembang biak disebut
bacteriaemia. Jika bakteri sudah berkembang biak sehingga tuan rumah sakit
disebut septicaemia. Jika bakteri yang masuk ke dalam darah disertai dengan
pembentukan nanah yang turut beredar dalam aliran darah, keadaan ini disebut
pyaemia. Seandainya septicaemia dan pyaemia menjadi satu, keadaan ini disebut
sangat berbahaya, tetapi dalam keadaan infeksi tidak selalu terjadi sepsis.
bakteri Staphylococcus sp. dalam sampel yang digunakan yaitu swab mata. Selain
C. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, 21 September 2016 dimulai pada
Kesehatan Makassar.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Staphylococcus berasal dari kata staphylos berarti kelompok buah anggur dan
coccus berarti bulat.Kuman ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit
mengisolir micrococci dari abces. Pada tahun 1884; Rosenbach untuk pertama
B. Klasifikasi Staphylococcus
Kingdom : monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Sthapylococcacae
Genus : Staphyloccocus
Spesies :
1. Staphylococcus aureus
2. Staphylococcus citerus
3. Staphylococcus albus
5. Staphylococcus saprophyticus
C. Morfologi
flagela. Letak sel satu sama lain yang karakteristik bergerombol seperti buah
ini akan terlihat baik pada pengamatan penanaman dalam media padat. Pasangan
atau rantai pendek lebih sering terlihat dalam smear nanah dan kultur dalam kaldu.
Sifat pewarnaan: pada kultur muda bersifat Gram (+), sedang pada kultur tua
Koloni micrococci tumbuh cepat pada media agar pada suhu normal (370), dan
biasanya bergaris tengah 1-2 mm setelah inkubasi 24 jam. Koloni tadi halus,
basah, menonjol dengan tepi bulat dan berwarna, yaitu pada varietas albus
berwarna putih, varietas citreus berwarna kuning jernih dan varietas aureus
Micrococci tumbuh paling baik pada suhu 220 – 370. Umumnya dapat tumbuh
dalam lingkungan aerob maupun anaerob. Produksi warna terlihat baik pada
situasi aerob dan terlihat paling baik pada kultur yang tumbuh pada suhu rendah.
Produksi toksin pada semua strain terlihat pada penanaman dalam media
yaitu thiamin dan asam nicotinat. Dalam garis besarnya strain aureus lebih aktif
metabolismenya dari pada strain albus. Dalam media kaldu yang berisi dekstrosa,
sukrosa, maltosa, dan manitol akan terjadi pemecahan karbohidrat menjadi asam
tanpa gas.
E. Patogenitas
1. Staphylococcus aureus
karbunkel, abses, infeksi luka, osteomyelitis, dan infeksi lainnya, maka dari lokasi
inilah S. aureus dapat masuk kedalam aliran darah sehingga dapat mengakibatkan
hialuronidase.
2. Staphylococcus epidermidis
Bakteri ini merupakan penyebab infeksi yang ringan pada kulit yang
disertai dengan abses yang ringan, bahkan bakteri ini sering disolasi dari specimen
klinik seperti urine, darah dan lain-lain. Terutama penderita yang diopname yang
3. Staphylococcus saprophyticus
Biasanya dihubungkan dengan infeks pada saluran kencing, tetapi dapat pula
saluran kencing.
1. Non hemolitik
berkembang biak dan menyebarluas dalam jaringan tubuh serta adanya beberapa
1. Eksotoksin
Bahan ini dapat diketemukan di dalam filtrat hasil pemisahan dari kuman
dengan jalan menyaring kultur. Bahan ini bersifat tidak tahan pemanasan dan bila
kulit. Eksotoksin ini mengandung hemolisin, yang dikenal dalam beberapa jenis:
b. Beta hemolisin : ialah suatu putih telur yang dapat menghancurkan eritrosit
kambing (tetapi tidak pada eritrosit kelinci) dalam 1 jam pada suhu 37o
d. Eksotoksin ini bila ditambah formalin akan kehilangan sifat toksinnya dan
2. Leukosidin
3. Enterotoksin
terutama bila ditanam pada media setengah padat dengan konsentrasi CO2 yang
Sifat-sifat enterotoksin:
- Bersifat antigen
4. Koagulase
Yaitu suspensi seperti enzim yang terdiri atas putih telur yang dapat
G. Infeksi
- Lebam besar dan kecil pada kulit, kadang berbentuk seperti abscesses
- Besar, dalam, bisul yang disebabkan radang pada bawah kulit disebabkan
bakteriemia.
- Septic arthritis.
- Septicemia.
5. Tipe Keracunan:
- Paronychia.
Staphylococcus albus
menyebabkan infeksi parah pada kondisi kekebalan pasien rendah dan dapat
masuk ke dalam pembuluh darah halus bawah kulit. Morfologi dan sifat
pewarnaan:
- Berbentuk bola.
- Dengan pewarnaan gram bersifat Gram positif. Namun dalam biakan tua
- Tumbuh paling cepat pada suhu 370C tetapi paling baik membentuk
adalah putih.
Infeksi
Merupakan flora normal dari kulit akan tetapi dapat menjadi patogen dan
menyebabkan infeksi pada kulit bila sistem imune tubuh menurun dan
Staphylococcus saprophyticus
H. Pemeriksaan Laboratoris
bermacam-macam cara.
1. Darah
2. Cerebrospinal fluit
3. Sputum
4. Pus
5. Luka
6. Kerokan kulit
7. Akar rambut
9. Eye sweab
12. Makanan
13. Minuman
Cara pemeriksaan
1. Pemeriksaan langsung
Dapat dipakai zat warna sederhana, tetapi lebih baik dengan zat warna Gram.
Umumnya bersifat gram positif. Secara mikroskopis tidak dapat dibedakan antara
2. Penanaman
Kalau ditanam pada media agar darah selama 18 jam suhu 37O C akan
tumbuh koloni. Untuk melihat ada tidaknya hemolisin, atau terbentuknya pigmen.
Pengeraman harus lebih lama lagi. Pada infeksi campuran penanaman pada media
3. Tes Koagulase
Staphylococcus dalam media cair dalam jumlah yang sama. Kemudian ditunggu
4. Tes Manitol
phenol merah (sebagai indikator). Setelah dieramkan 18-24 jam akan terjadi
I. Pengobatan
Staphylococcus secara invitro. Tetapi secara invivo sering obat tersebut tidak
dapat menerobos dinding fibrin untuk mencapai daerah pusat infeksi. Oleh karena
Staphylococcus yang berasal dari petugas rumah sakit, dan para penderita
pengaturan pencegahan infeksi yang baik akan mengurangi meluasnya infeksi ini.
Kamar bersalin, kamar operasi harus dijaga kemungkinan adanya kuman ini
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat Praktikum
1. Ose
2. Nal
3. Bunsen
4. Incubator
6. Object glass
B. Bahan Praktikum
6. Plasma citrate
7. H2O2 3%
8. Media gula-gula
9. Sukrosa
10. Laktosa
18. Lugol
20. Safranin
C. Cara kerja
broth (BHIB)
Hari 1
1. Dibuat preparat dari suspensi bakteri pada media brain heart infusion broth.
- Preparat di fiksasi
mengalir.
pembesaran 100x kali yang sebelumnya sediaan telah ditetesi oil imersi.
2. Diambil suspense bakteri dengan menggunakan ose lalu ditanam pada media
Hari II
1. Diamati pertumbuhan koloni pada media Blooad agar dan mannitol salt agar
3. Dibuat preparat dari media mannitol salt agar dan dilakukan pewarnaan
- Dipijarkan ose dan diambil suspensi bakteri dari media, diletakkan diatas
objek glass yang telah ditetesi nacl kemudian diputar dengan gerakan satu
arah.
selama 2 menit
- Kelebihan zat warna dibuang lalu bilas dengan menggunakan air mengalir
- Ditetesi zat warna safranin pada sediaan dan diamkan selama 2 menit
- Dibuang kelebihan zat warna dan bilas sediaan dengan menggunakan air
mengalir
4. Ditanam koloni pada media triple sugar iron agar. Dengan cara
- Dipijarkan Nal
- Setelah nal dingin, diambil koloni dari media mannitol salt agar
- ditanam pada media triple sugar iron agar dengan cara ditusukkan lalu
- Dipijarkan ose
- Setelah ose dingin diambil koloni dari media mannitol salt agar
- dipijarkan nal
- setelah nal dingin diambil koloni dari media mannitol salt agar
Hari III
5. Diamati pertumbuhan bakteri pada media sulfur indol motility. Dan diuji
Hari 1
Pemeriksaan mikroskopik
sederhana .
Bentuk : Basil
Susunan : Tersebar
Tersangka :-
Elevasi
Elevasi
Karena ditemukan bakteri berbentuk basil maka tidak diuji koagulase dan
katalase.
Hari III
Lereng:
Dasar :acid
Gas :+(ada
gelembung)
H2S : negative
(tidak ada endapan
hitam)
positif
Sukrosa
Positif
laktosa
Citrat Negatif
Glukosa Positif
Maltosa Positif
Manitol Positif
yang terbaik adalah pada temperature kamar (sekitar antara 20 sampai 35 derajat
celcius). Koloni bakteri ini pada media padat akan berbentuk bulat, lembut, dan
mengkilat.
tidak membentuk pigmen. Pada agar darah atau media BAP sekeliling koloni akan
macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa
spesimen darah
b. Pewarnaan gram
Salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas
kasar.
langsung (bersama bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik
Blod agar atau agar darah biasanya dibuat dari Tryptic Soy Agar atau
Columbia Agar base dengan darah domba 5%. atau bisajuga darah Kelinci atau
jenis golongan darah yang lain karena diperkirakan golongan darah O memiliki 2
sumber cahaya dan diamati dengan cahaya yang datang dari belakang (cahaya
yang ditransmisikan). Ada 3 jenis hemolisis yaitu beta hemolisis (β), alpha
didefinisikan sebagai lisis seluruh sel darah merah. Sebuah zona yang jelas,
spesies bakteri menghasilkan toksin atau racun yang mampu menghancurkan sel-
Salah satu contoh adalah strain sesekali Streptococcus pyogenes yang hanya
"streptolysin O". Dengan kata lain, hemolisin hanya aktif dalam kondisi oksigen
rendah. Hemolisis dapat ditunjukkan dengan teknik pour plate atau teknik overlay
agar, atau inkubasi dalam lingkungan anaerobik. Salahsatu cara sederhana dan
mudah untuk menghasilkan kondisi anaerob pada plate agar adalah "menusuk"
medium sekitar koloni. Hal ini menyebabkan perubahan warna hijau atau coklat
yang mungkin membingungkan kepada peneliti. Hal yang paling penting agar
Listeria monocytogenes yang terlihat di atas. Warna coklat atau hijau Beta
hemolisis tidak akan meliputi atau menutupi sel-sel didalam medium sekitarnya.
muncul lebih jelas, tetapi jika media sekitarnya mengandunga atau tertutup salah
satu warna coklat atau hijau "hemolisis" maka masih dianggap alpha hemolisis.
Pada media blood agar plate koloni memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
- licin mengkilat
- smooth
- pinggiran rata
Beta hemolisis
Gamma hemolisis
mungkin sudah beradaptasi dengan lingkungan tinggi kadar garam dan tumbuh
baik di media ini. Produk yang dihasilkan bakteri adalah asam organik,
seperti Staphylococcus aureus, adalah fermentor manitol, dan ketika tumbuh pada
Manitol Salt Agar, dapat merubah warna merah media MSA menjadi kuning
cerah.
tumbuh pada kulit manusia, tidak fermentasi manitol,.dan apabila S. epi tumbuh
di MSA maka warna alami dari agar-agar tidak berubah (tetap oranye-pink)
organik.
Pada media Manitol salt agar bila terjadi peragian manit koloni dan perbenihan
Uji Triple Sugar Iron agar (TSIA) merupakan metode yang digunakan untuk
TSIA mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa, terdapat
juga indikator fenol merah, serta FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan H2S
yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam. Konsentrasi glukosa adalah 1/10
dari konsentrasi laktosa atau sukrosa agar fermentasi glukosa saja yang terlihat.
butt media akan berwarna kuning (bersifat asam) dan bagian slant-nya akan
laktosa atau sukrosa atau keduanya, maka bagian slant dan butt media akan
berwarna kuning (bersifat asam) serta bagian butt media kadangkala terpecah
f. Media gula-gula
karbohidrat (glukosa, sukrosa, dan laktosa) dan brom timol blue sebagai indikator,
serta tabung Durham untuk menangkap gas yang terbentuk. Hasil positif bila btom
timol blue berubah menjadi kuning dan kemungkinan terbentuk gas. Hasil negatif
bila warna tetap biru dan tidak terbentuk gas. Percobaan harus diamati setelah 18-
g. Uji oksidase
h. Koagulase
enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat
dengan bantuan suatu faktor yang terdapat dalam banyak serum. Faktor serum
i. Uji katalase
mikroskopik, pembiakan, uji plasma koagulase, uji biokimia, dan uji resistensi.
a. Pewarnaan gram
dan sifatnya gram positif. Pada pemeriksaan ini disangka bakteri Staphylococcus
Sp. Seperti kita ketahui bahwa Staphylococcus merupakan bakteri berbentuk bulat
dan susunannya seperti buah anggur sesuai dengan namanya. Dari sinilah
plate koloninya bentuk bulat, warnanya putih susu, elevasinya melengkung, dan
hemolitik dan anhemolitik artinya bisa kedua-duanya. Dan disini hasil yang
Pada media mannitol salt agar ditemukan koloni berbentuk bulat, warnanya
Pada uji plasma citrate dikatakan positif karena ketika koloni dari media
gumpalan.
e. Uji katalase
pada uji katalase hasilnya pun positif ketika koloni ditambahkan H2O2 3%
terbentuk gelembung. Dan pada uji oksidase hasilnya positif. Ketika koloni dari
media mannitol salt agar ditambahkan/ ditetesi reagen oksidase terbentuk warna
ungu kebiruan.
Pada sukrosa hasilnya positif dengan bukti terjadinya perubahan warna dari
biru menjadi kuning. Artinya terjadi perubahan PH pada media tersebut dari basa
memferentasikan karbohidrat.
karena tidak terjadi perubahan warna pada media artinya tidak terjadi perubahan
Pada media triple sugar iron agar media sifatnya acid acid. Terjadi perubahan
warna baik pada dasar maupun lereng media. Ketika lereng menjadi warna kuning
artinya bakteri mampu memfermentasikan laktosa dan sukrosa dan dasarnya pun
H2S nya negative karena pada media tidak terdapat endapan berwarna hitam.
Pada media sulfur indol motility. Bakteri memiliki pergerakan ditandai adanya
kekeruhan pada media ini. Dan sama halnya pada media triple sugar iron agar H2S
nya negative karena pada dasar media tidak ada endapan berwarna hitam. Untuk
uji indolnya pun negative. Ketika ditetesi dengan reagen kovax tidak terbentuk
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada
sampel swab mata, kami tidak menemukan bakteri Staphylococcus Sp. Akan
B. Saran
harus dihindari. Apalagi kontaminan akibatnya bisa fatal kita bisa tidak
menemukan bakteri yang menjadi sasaran atau target kita, tentunya selain
menjaga pertumbuhan bakteri kita juga perlu menjaga diri kita agar terhindar dari
kontaminan yang akibatnya lebih fatal karena kita bisa menjadi sakit atau terkena
http://adhysuparsa.blogspot.co.id/2013/01/laporan-identifikasi-bakteri.html
http://yazhid28bashar.blogspot.co.id/2014/11/makalah-staphylococcus-
epidermis.html
http://rekammedis-kesmas.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bakteriologi-
staphylococcus_9280.html
http://mazzagus.blogspot.co.id/2011/12/makalah-staphylococcus-sp.html
http://rockapolka.blogspot.co.id/2012/05/staphylococcus-aureus.html