Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Staphylococcus merupakan penyebab penting penyakit pada manusia.

Dalam keadaan normal terdapat di saluran pernafasan atas, kulit, saluran cerna

dan vagina. Staphylococcus dapat dihembuskan dari saluran pernafasan atas pada

waktu bersin, benda-benda mati, debu dinding dan lantai ruangan dapat menjadi

sumber penularan ke orang lain. Staphylococcus dapat ditularkan melalui tangan

pengidap yang bergejala. Pegawai di rumah sakit adalah yang terutama paling

mungkin menularkan cara ini. Orang yang sehat juga dapat menyebarkan

Staphylococcus ke kulit dan pakaiannya sendiri dengan cara bersin atau melalui

tangan yang terkontaminasi.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang bersifat patogen. Infeksi

yang disebabkan oleh bakteri ini biasanya timbul dengan tanda – tanda khas yaitu

peradangan, nekrosis, dan pembentukan abses. Staphylococcus aureus

bertanggung jawab atas 80% penyakit supuratif dengan permukaan kulit sebagai

habitat alaminya. Infeksi kulit dan luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan

luka bekas operasi memperbesar kemungkinan terinfeksi bakteri dan berakibat

infeksi sistemik. Infeksi oleh bakteri menimbulkan peradangan disertai rasa sakit

dan terjadi supurasi sehingga perlu adanya suatu tindakan untuk mengeluarkan

pus tersebut dan membatasi pertumbuhan serta penyebaran bakteri.

Infeksi Staphylococcus aureus dapat sendi pada tingkat yang berat. Sendi

prostetik menempatkan seseorang pada risiko tertentu untuk arthritis septik, dan

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 1


endokarditis staphylococcal (infeksi pada katup jantung) dan pneumonia, yang

dapat dengan cepat menyebar

. Jenis staphylococcus yang dapat menyebabkan penyakit, ialah :

1. Micrococcus pyogenes var.aureus. (Nama lama : Staphylococcus aureus).

2. Micrococcus pyogenes var.albus (Nama lama : Staphylococcus albus).

Staphylococcus ini dapat menyebabkan :

infeksi-infeksi pada luka.

furunkel (bisul, radang kulit), karbunkel (bisul-bisul yang berkumpul).

abses (rongga berisi nanah).

osteomyelitis akut (radang sumsum tulang).

infeksi saluran kencing.

mastitis (radang payudara).

catarrhe urinary (radang selaput lendir dari saluran kencing).

sepsis, septicaemia, pyaemia, dll.

Bila suatu bakteri masuk ke dalam darah dan belum berkembang biak disebut

bacteriaemia. Jika bakteri sudah berkembang biak sehingga tuan rumah sakit

disebut septicaemia. Jika bakteri yang masuk ke dalam darah disertai dengan

pembentukan nanah yang turut beredar dalam aliran darah, keadaan ini disebut

pyaemia. Seandainya septicaemia dan pyaemia menjadi satu, keadaan ini disebut

septicopyaemia, umumnya dinamakan sepsis saja (peracunan darah). Sepsis

sangat berbahaya, tetapi dalam keadaan infeksi tidak selalu terjadi sepsis.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 2


B. Maksud Praktikum

Maksud dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi

bakteri Staphylococcus sp. dalam sampel yang digunakan yaitu swab mata. Selain

itu, praktikum juga dimaksudkan untuk mengetahui jenis dari bakteri

Staphylococcus sp. dalam sampel.

C. Tujuan Praktikum

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan

mengidentifaki bakteri Staphylococcus sp. dalam swab mata dan penyakit-

penyakit yang ditimbulkannya.

D. Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu, 21 September 2016 dimulai pada

pukul 08.00 WITA sampai dengan selesai di Laboratorium Bakteriologi Politeknik

Kesehatan Makassar.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 3


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Staphylococcus berasal dari kata staphylos berarti kelompok buah anggur dan

coccus berarti bulat.Kuman ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit

dan selaput lendir manusia.Pada tahun 1880; Pasteur mengenal mengisolir

micrococcu yang membentuk kelompok.Pada tahun 1881; Oyston berhasil

mengisolir micrococci dari abces. Pada tahun 1884; Rosenbach untuk pertama

kalinya mempelajari Staphylococcus secara mendalam sehingga berhasil

mengenal varietas aureus, albus dari micrococcus pyogenes.

B. Klasifikasi Staphylococcus

Kingdom : monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Sthapylococcacae

Genus : Staphyloccocus

Spesies :

1. Staphylococcus aureus

2. Staphylococcus citerus

3. Staphylococcus albus

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 4


4. Staphylococcus epidermidis

5. Staphylococcus saprophyticus

C. Morfologi

Bentuk: bulat, ukuran 1 mikron. Tidak membentuk spora. Tidak mempunyai

flagela. Letak sel satu sama lain yang karakteristik bergerombol seperti buah

anggur. Sifat karakteristik ini dipakai sebagai pemberian nama Staphylococcus.

Tetapi kadang-kadang ada yang letaknya tersebar atau terpencar. Pengelompokan

ini akan terlihat baik pada pengamatan penanaman dalam media padat. Pasangan

atau rantai pendek lebih sering terlihat dalam smear nanah dan kultur dalam kaldu.

Sifat pewarnaan: pada kultur muda bersifat Gram (+), sedang pada kultur tua

bersifat Gram (-).

Koloni micrococci tumbuh cepat pada media agar pada suhu normal (370), dan

biasanya bergaris tengah 1-2 mm setelah inkubasi 24 jam. Koloni tadi halus,

basah, menonjol dengan tepi bulat dan berwarna, yaitu pada varietas albus

berwarna putih, varietas citreus berwarna kuning jernih dan varietas aureus

berwarna kuning emas.

D. Fisiologi dan morfologi

Micrococci tumbuh paling baik pada suhu 220 – 370. Umumnya dapat tumbuh

dalam lingkungan aerob maupun anaerob. Produksi warna terlihat baik pada

situasi aerob dan terlihat paling baik pada kultur yang tumbuh pada suhu rendah.

Produksi toksin pada semua strain terlihat pada penanaman dalam media

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 5


sederhana yang berisi asam-asam amino, garam glukosa dan faktor pertumbuhan

yaitu thiamin dan asam nicotinat. Dalam garis besarnya strain aureus lebih aktif

metabolismenya dari pada strain albus. Dalam media kaldu yang berisi dekstrosa,

sukrosa, maltosa, dan manitol akan terjadi pemecahan karbohidrat menjadi asam

tanpa gas.

E. Patogenitas

1. Staphylococcus aureus

Bakteri ini diteukan pada berbagai jenis infeksi seperti furunkel,

karbunkel, abses, infeksi luka, osteomyelitis, dan infeksi lainnya, maka dari lokasi

inilah S. aureus dapat masuk kedalam aliran darah sehingga dapat mengakibatkan

abses pada berbagai organ tubuh termasuk endokarditis, bahkan dapat

menyebabkan keracunan makanan. S. aureus memproduksi berbagai macam

enzim seperti koagulase, fosfatase, lipase, gelatinase, protease, fibrolisin, dan

hialuronidase.

2. Staphylococcus epidermidis

Bakteri ini merupakan penyebab infeksi yang ringan pada kulit yang

disertai dengan abses yang ringan, bahkan bakteri ini sering disolasi dari specimen

klinik seperti urine, darah dan lain-lain. Terutama penderita yang diopname yang

telah mengalami perlakuan medis tertentu misalnya pemasangan kateter.

3. Staphylococcus saprophyticus

Biasanya dihubungkan dengan infeks pada saluran kencing, tetapi dapat pula

menyebabkan infeksi pada kulit dan selaput membrane.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 6


4. Staphylococcus haemolyticus

Biasanya ditemukan dalam darah. Menyebabkan endokarditis, infeksi luka dan

saluran kencing.

Staphylococcus patogen mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Dapat menghemolisa eritrosit

2. Menghasilkan koagulasi’dapat membentuk pigmen (kuning keemasan)

3. Dapat memecah manitol menjadi asam

4. Diantara staphylococcus yang mempunyai kemampuan besar untuk

menimbulkan penyakit ialah Staphylococcus aureus.

Staphylococcus nonpatogen bersifat:

1. Non hemolitik

2. Tidak menghasilkan koagulasi

3. Koloni berwarna putih

4. Tidak memecah manitol

F. Toksin dan Enzim

Staphylococcus dapat menyebabkan penyakit karena kemampuannya

berkembang biak dan menyebarluas dalam jaringan tubuh serta adanya beberapa

zat yang dapat diproduksi olehnya, zat tersebut ialah:

1. Eksotoksin

Bahan ini dapat diketemukan di dalam filtrat hasil pemisahan dari kuman

dengan jalan menyaring kultur. Bahan ini bersifat tidak tahan pemanasan dan bila

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 7


disuntikkan kepada hewan percobaan dapat menimbulkan kematian dan nekrose

kulit. Eksotoksin ini mengandung hemolisin, yang dikenal dalam beberapa jenis:

a. Alfa hemolisin : ialah putih telur yang dapat menghancurkan eritrosit

kelinci dan dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah.

b. Beta hemolisin : ialah suatu putih telur yang dapat menghancurkan eritrosit

kambing (tetapi tidak pada eritrosit kelinci) dalam 1 jam pada suhu 37o

c. Gama hemolisin : bersifat antigen.

d. Eksotoksin ini bila ditambah formalin akan kehilangan sifat toksinnya dan

terbentuk toksoid yang dapat digunakan untuk imunisasi, walaupun akhirnya

tidak dipakai karena nilai imunitasnya tidak ternilai.

2. Leukosidin

Yaitu suatu suspensi yang dihasilkan oleh Staphylococcus yang bersifat

membinasakan atau mematikan leukosit dari berbagai macam spesies binatang.

Leukosidin juga suatu antigen tetapi lebih termolabil daripada eksotoksin.

3. Enterotoksin

Yaitu suatu suspensi yang dihasilkan oleh jenis Staphylococcus tertentu,

terutama bila ditanam pada media setengah padat dengan konsentrasi CO2 yang

tinggi (30 %).

Sifat-sifat enterotoksin:

- Bersifat antigen

- Termostabil, tidak mengalami perubahan pada perebusan selama 30 menit.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 8


- Merupakan salah satu penyebab gejala keracunan makanan dengan gejala

berupa: lesu, kejang perut, berak-berak (diare), muntah-muntah, yang terjadi

1-6 jam setelah makan makanan yang mengandung enterotoksin.

4. Koagulase

Yaitu suspensi seperti enzim yang terdiri atas putih telur yang dapat

mengendapkan plasma sitrat atau plasma oksalat. Staphylococcus patogen

kebanyakan menghasilkan bahan ini.

G. Infeksi

Infeksi-infeksi utama Staphylococcus aureus

1. Tipe infeksi kulit:

- Lebam besar dan kecil pada kulit, kadang berbentuk seperti abscesses

(bentuknya seperti kulit bekas suntikan vaksin).

- Besar, dalam, bisul yang disebabkan radang pada bawah kulit disebabkan

bakteriemia.

2. Tipe Infeksi kulit yang menyebar:

- Impetigo (sejenis bisul karena infeksi bakteri).

3. Tipe infeksi yang lebih dalam dan terlokalisasi:

- Osteomyelitis (infeksi pada tulang) akut dan kronis.

- Septic arthritis.

4. Tipe Infeksi lain:

- Acute infective endocarditis (Radang akut endocarditis/lapisan jantung).

- Septicemia.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 9


- Necrotizing pneumonia (Radang pada paru-paru).

5. Tipe Keracunan:

- Toxic shock syndrome (sindrom racun yang dikeluarkan bakteri).

- Gastroenteritis (Radang pada saluran pencernaan).

- Scalded skin syndrome .

6. Infeksi lainnya termasuk:

- Paronychia.

Staphylococcus albus

Staphylococcus albus disebut juga dengan S. epidermidis ,sebuah spesies

coagulase-negatif Staphylococcus , adalah teman dari kulit, namun dapat

menyebabkan infeksi parah pada kondisi kekebalan pasien rendah dan dapat

masuk ke dalam pembuluh darah halus bawah kulit. Morfologi dan sifat

pewarnaan:

- Berbentuk bola.

- Diameter kira-kira 1 µm.

- Hasil pewarnaan dari media padat memperlihatkan susunan bakteri dalam

kelompok yang tidak teratur.

- Dengan pewarnaan gram bersifat Gram positif. Namun dalam biakan tua

dapat berubah menjadi gram negatif.

- Tidak bergerak dan tidak membentuk spora.

- Tumbuh paling cepat pada suhu 370C tetapi paling baik membentuk

pigmen pada suhu 370C.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 10


- Perubahan warna koloni S. aureus pada media Agar Darah dan NAS

adalah putih.

- Pada tes koagulase menghasilkan hasil yang negatif.

Infeksi

Merupakan flora normal dari kulit akan tetapi dapat menjadi patogen dan

menyebabkan infeksi pada kulit bila sistem imune tubuh menurun dan

bakteri berkembang dalam jumlah yang abnormal.

Staphylococcus saprophyticus

S. saprophyticus, merupakan spesies coagulase-negatif lain yang merupakan

bagian dari flora normal di vagina, pada umumnya menyebabkan infeksi

sistem genitourinary pada perempuan muda seksual-aktif.

H. Pemeriksaan Laboratoris

Untuk pemeriksaan staphylococcus secara laboratorium dapat dilakukan dengan

bermacam-macam cara.

Bahan pemeriksaannya dapat berupa:

1. Darah

2. Cerebrospinal fluit

3. Sputum

4. Pus

5. Luka

6. Kerokan kulit

7. Akar rambut

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 11


8. Ear sweabb

9. Eye sweab

10. Swab faring

11. Swab vagina

12. Makanan

13. Minuman

Cara pemeriksaan

1. Pemeriksaan langsung

Dari bahan dibuat sediaan/preparat, kemudian diadakan pewarnaan.

Dapat dipakai zat warna sederhana, tetapi lebih baik dengan zat warna Gram.

Umumnya bersifat gram positif. Secara mikroskopis tidak dapat dibedakan antara

staphylococcus patogen dan yang non patogen.

2. Penanaman

Kalau ditanam pada media agar darah selama 18 jam suhu 37O C akan

tumbuh koloni. Untuk melihat ada tidaknya hemolisin, atau terbentuknya pigmen.

Pengeraman harus lebih lama lagi. Pada infeksi campuran penanaman pada media

ditambah 75 % NaCl agar flora lain sukar tumbuh.

3. Tes Koagulase

Plasma sitrat yang telah diencerkan 1:5 dicampur dengan pertumbuhan

Staphylococcus dalam media cair dalam jumlah yang sama. Kemudian ditunggu

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 12


selama 3 jam, apabila terjadi perjendelan berarti bahwa Staphylococcus tersebut

menghasilkan koagulase. Semua staphylococcus aureus yang tes koagulase positif

adalah bersifat patogen terhadap manusia, kecuali staphylococcus albus yang

dapat menyebabkan endocarditis (radang selaput dalam jantung).

4. Tes Manitol

Staphylococcus ditanam pada media cair (air pepton) + 5 % manitol +

phenol merah (sebagai indikator). Setelah dieramkan 18-24 jam akan terjadi

perubahan warna menjadi kuning; karena terbentuk asam.

I. Pengobatan

Obat-obatan antibiotika mempunyai khasiat yang baik terhadap

Staphylococcus secara invitro. Tetapi secara invivo sering obat tersebut tidak

dapat menerobos dinding fibrin untuk mencapai daerah pusat infeksi. Oleh karena

itu dalam pengobatan disamping pemberian obat perlu adanya drainase

(pengaliran) atau insisi (penyedotan).

J. Epidemi dan pengawasan

Sumber infeksi Staphylococcus adalah kulit, saluran pernafasan, hasil

muntahan. Infeksi Staphylococcus di rumah sakit lebih membahayakan, sebab

Staphylococcus yang berasal dari petugas rumah sakit, dan para penderita

biasanya sudah kebal (resisten) terhadap beberapa antibiotika. Kebersihan dan

pengaturan pencegahan infeksi yang baik akan mengurangi meluasnya infeksi ini.

Kamar bersalin, kamar operasi harus dijaga kemungkinan adanya kuman ini

dengan pemberian desinfektan secara teratur serta penyinaran

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 13


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat Praktikum

1. Ose

2. Nal

3. Bunsen

4. Incubator

5. Rak tabung dan tabung reaksi

6. Object glass

B. Bahan Praktikum

1. Sampel kerokan leher

2. Media Brain heart infusion broth

3. Media blood agar plate

4. Media mannitol salt agar

5. Media triple sugar iron agar

6. Plasma citrate

7. H2O2 3%

8. Media gula-gula

9. Sukrosa

10. Laktosa

11. Media sulfur indol motility

12. Reagen oksidase

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 14


13. KOH 40%

14. Alpha nafthol

15. Reagen kovax

16. Reagen untuk pewarnaan gram

17. Carbol gentian violet

18. Lugol

19. Alcohol 96%

20. Safranin

C. Cara kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan sampel (swab mata) kedalam media brain heart infusion

broth (BHIB)

3. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C

Hari 1

1. Dibuat preparat dari suspensi bakteri pada media brain heart infusion broth.

Dilakukan pewarnaan sederhana dengan cara:

- Preparat di fiksasi

- Lalu diletakkan pada bak pewarnaan.

- Diteteskan zat warna safranin hingga sediaan tergenangi pewarna safranin.

Setelah itu diamkan selama 3 menit.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 15


- Dibuang kelebihan zat warna lalu bilas sediaan dengan menggunakan air

mengalir.

- Kemudian dikeringkan dan amati dengan menggunakan mikroskop

pembesaran 100x kali yang sebelumnya sediaan telah ditetesi oil imersi.

2. Diambil suspense bakteri dengan menggunakan ose lalu ditanam pada media

Blood agar plate dan media mannitol salt agar

3. Di inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam

Hari II

1. Diamati pertumbuhan koloni pada media Blooad agar dan mannitol salt agar

2. Diambil koloni yang sesuai dengan ciri-ciri staphylococcus

3. Dibuat preparat dari media mannitol salt agar dan dilakukan pewarnaan

gram dengan cara:

- Disediakan objek glass yang bersih dan bebas dari lemak

- Dipijarkan ose dan diambil suspensi bakteri dari media, diletakkan diatas

objek glass yang telah ditetesi nacl kemudian diputar dengan gerakan satu

arah.

- Sediaan dikeringkan di udara

- Setelah kering kemudian difiksasi

- Sediaan diletakkan diatas bak pewarnaan

- Diteteskan carbol gentian violet hingga menggenangi sediaan. Diamkan

selama 2 menit

- Kelebihan zat warna dibuang lalu bilas dengan menggunakan air mengalir

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 16


- Ditetesi lugol dan diamkan hingga 1 menit

- Kelebihan zat warna dibuang dan dibilas dengan air mengalir

- Lalu dilunturkan dengan alcohol diamkan selam 30 detik

- Dibilas sediaan dengan menggunakan air mengalir

- Ditetesi zat warna safranin pada sediaan dan diamkan selama 2 menit

- Dibuang kelebihan zat warna dan bilas sediaan dengan menggunakan air

mengalir

- Dikeringkan dan amati menggunakan mikroskop pembesaran 100 kali yang

sebelumnya telah ditetesi oil imersi.

4. Ditanam koloni pada media triple sugar iron agar. Dengan cara

- Dipijarkan Nal

- Setelah nal dingin, diambil koloni dari media mannitol salt agar

- ditanam pada media triple sugar iron agar dengan cara ditusukkan lalu

digores pada lereng secara sigsag

- Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam

5. Ditanam pada media gula-gula

- Dipijarkan ose

- Setelah ose dingin diambil koloni dari media mannitol salt agar

- Ditanam pada media sukrosa dan laktosa

6. Ditanam pada media sulfur indol motility

- dipijarkan nal

- setelah nal dingin diambil koloni dari media mannitol salt agar

- lalu ditusukkan pada media Sulfur indol motility

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 17


7. Dilakukan uji serologi. Dengan cara

- Plasma citra+koloni(pada media mannitol salt agar)

8. Dilakukan uji katalase. Dengan cara:

- Koloni(pada media mannitol salt agar)+H2O2 3%

Hari III

1. Dibuat preparat dan dilakukan pewarnaan gram. Caranya sperti diatas

2. Dilakukan uji oksidase

3. Diamati pertumbuhan bakteri pada media triple sugar iron agar

4. Diamati pertumbuhan bakteri pada media gula-gula

5. Diamati pertumbuhan bakteri pada media sulfur indol motility. Dan diuji

indolnya. Dengan cara diteteskan(1-2 tetes) reagen kovax

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 18


Bagan Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 19


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Hari 1

Pemeriksaan mikroskopik

Bahan pemeriksaan dibuat preparat, kemudian diwarnai dengan pewarnaan

sederhana .

Bentuk : Basil

Susunan : Tersebar

Sifat : gram negatif

Tersangka :-

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 20


Hari II

Blood agar plate Blood agar plate

Tampak dari depan Tampak dari belakang

Bentuk koloni Bulat

Warna koloni Putih susu

Elevasi

Sifat Alpha Hemolisis

Manitol salt agar

Bentuk koloni Bulat

Warna koloni Kuning

Elevasi

Sifat Tidak Memfermentasikan mannitol

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 21


Koagulase :

Karena ditemukan bakteri berbentuk basil maka tidak diuji koagulase dan
katalase.

Hari III

Lereng:

Dasar :acid

Gas :+(ada
gelembung)

H2S : negative
(tidak ada endapan
hitam)

Triple sugar iron agar

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 22


Sebelum diinkubasi Setelah diinkubasi

positif

Sukrosa

Positif

laktosa

Citrat Negatif

Glukosa Positif

Maltosa Positif

Manitol Positif

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 23


Pembahasan

Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik pada berbagai media

bakteriologi dibawah suasana aerobic atau mikroaerofilik. Koloni akan tumbuh

dnegan cepat pada temperature 37 derajat celcius namun pembentukan pigmen

yang terbaik adalah pada temperature kamar (sekitar antara 20 sampai 35 derajat

celcius). Koloni bakteri ini pada media padat akan berbentuk bulat, lembut, dan

mengkilat.

Pada pembenihan cair menyebabkan kekeruhan yang tidak merata dan

tidak membentuk pigmen. Pada agar darah atau media BAP sekeliling koloni akan

terlihat zona beta hemolisa/ zona jernih yang lebar.

Media yang digunakan dalam identifikasi Staphylococcus

a. Brain-Heart infusion (BHI) / perbenihan cair.

BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai

macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa

jaringan hewan ditambah pepton, buffer posfat, dan sedikit dekstrosa.

Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung

sebagai sumber energi. BHI biasanya digunakan untuk media pertumbuhan

spesimen darah

b. Pewarnaan gram

Salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas

digunakan untuk bakteri ialah pewarnaan gram. Telah dikembangkan prosedur-

prosedur pewarnaan untuk :

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 24


1. Mengamati dengan lebih baik tampang morfologi mikroorganisme secara

kasar.

2. Mengidentifikasi bagian-bagian struktural sel mikroorganisme.

3. Membantu mengidentifikasi dan membedakan organisme yang serupa.

(Pelczar dan Chan, 1986).

Pewarnaan atau pengecatan terhadap mikroba banyak dilakukan baik secara

langsung (bersama bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui

biakan murni). Tujuan dari pewarnaan tersebut ialah untuk :

1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, ataupun fungi.

2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.

3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.

4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik

dan kimia yang ada akan dapat diketahui.

c. Blood agar plate

Blod agar atau agar darah biasanya dibuat dari Tryptic Soy Agar atau

Columbia Agar base dengan darah domba 5%. atau bisajuga darah Kelinci atau

kuda dapat digunakan untuk pertumbuhan organisme yang membutuhkan NAD,

seperti spesies Haemophilus. Pengunaan darah manusia tidak disarankan karena

kemungkinan paparan patogen melalui darah manusia seperti HIV atau

hepatitis.namun karena susah untuk mendapatkan darah domba biasanya

digunakan darah manusia dengan golongan darah O. kenapa tidak menggunakan

jenis golongan darah yang lain karena diperkirakan golongan darah O memiliki 2

antibodi sehingga meminimalisir adanya paparan pathogen Untuk membaca reaksi

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 25


hemolitik pada lempeng Blod agar (agar darah), petri harus mengangkat ke

sumber cahaya dan diamati dengan cahaya yang datang dari belakang (cahaya

yang ditransmisikan). Ada 3 jenis hemolisis yaitu beta hemolisis (β), alpha

hemolisis (α), dan gamma hemolisis (γ):

1. Beta hemolisis (β) atau biasa disebut hemolisis total

didefinisikan sebagai lisis seluruh sel darah merah. Sebuah zona yang jelas,

mendekati warna dan transparansi media dasar, mengelilingi koloni. Banyak

spesies bakteri menghasilkan toksin atau racun yang mampu menghancurkan sel-

sel darah merah. Beberapa spesies menghasilkan beberapa racun atau

menampilkan berbagai tingkat beta hemolisis.

Salah satu contoh adalah strain sesekali Streptococcus pyogenes yang hanya

menghasilkan hemolisin yang labil oksigen (anaerob fakultatif) yang disebut

"streptolysin O". Dengan kata lain, hemolisin hanya aktif dalam kondisi oksigen

rendah. Hemolisis dapat ditunjukkan dengan teknik pour plate atau teknik overlay

agar, atau inkubasi dalam lingkungan anaerobik. Salahsatu cara sederhana dan

mudah untuk menghasilkan kondisi anaerob pada plate agar adalah "menusuk"

loop inokulasi secara vertikal ke dalam agar setelah menggores.

2. Alpha hemolisis (α) disebut juga hemolisis sebagian

Yaitu penurunan hemoglobin sel darah merah untuk methemoglobin dalam

medium sekitar koloni. Hal ini menyebabkan perubahan warna hijau atau coklat

dalam medium. Warna dapat disamakan dengan "memar" sel. Pemeriksaan

mikroskopis sel darah merah alpha-hemolyzed menunjukkan bahwa membran sel

yang utuh, sehingga tidak, pada kenyataannya, lisis benar.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 26


Beberapa penulis buku teks mengacu pada alpha sebagai "hemolisis parsial,"

yang mungkin membingungkan kepada peneliti. Hal yang paling penting agar

tidak membingungkan hemolisis "parsial" atau "tidak sempurna" ini berbeda

dengan hemolisis "lemah" atau "halus" seperti Streptococcus agalactiae atau

Listeria monocytogenes yang terlihat di atas. Warna coklat atau hijau Beta

hemolisis tidak akan meliputi atau menutupi sel-sel didalam medium sekitarnya.

Pada inkubasi berkepanjangan, banyak organisme alpha hemolitik akan mulai

muncul lebih jelas, tetapi jika media sekitarnya mengandunga atau tertutup salah

satu warna coklat atau hijau "hemolisis" maka masih dianggap alpha hemolisis.

3. Gamma hemolisis (γ) disebut juga non hemolisis

Gamma menunjukkan kurangnya hemolisis. Seharusnya tidak ada reaksi

dalam medium sekitarnya. "Gamma Streptococcus" atau Enterococcus faecalis

(pada inkubasi 24 jam, non-hemolitik). "Gamma streptococcus" biasanya non-

hemolitik setelah 24 jam inkubasi, namun banyak yang akhirnya menampilkan

hemolisis alpha lemah.

Pada media blood agar plate koloni memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

- bulat dengan diameter 2-4 mm

- licin mengkilat

- smooth

- pinggiran rata

- membentuk pigmentasi putih susu(Staphylococcus albus), kuning emas

(Staphylococcus aureus), keruh(Staphylococcus citreus)

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 27


Alpha hemolisis

Beta hemolisis

Gamma hemolisis

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 28


d. Manitol salt agar

Manitol Salt Agar (MSA) merupakan media pertumbuhan khusus bakteri

halophiles dan dapat membedakan Staphylococcus patogen dan nonpathogenic.

Manitol Salt merupakan media selektif karena memiliki konsentrasi yang

sangat tinggi NaCl (7,5%).Kebanyakan bakteri tidak dapat bertahan hidup di

lingkungan kadar garam sangat tinggi ( hipertonik). Tapi genus Staphylococcus

mungkin sudah beradaptasi dengan lingkungan tinggi kadar garam dan tumbuh

baik di media ini. Produk yang dihasilkan bakteri adalah asam organik,

mengubah indikator pH di MSA dari merah ke kuning cerah. Staph patogen,

seperti Staphylococcus aureus, adalah fermentor manitol, dan ketika tumbuh pada

Manitol Salt Agar, dapat merubah warna merah media MSA menjadi kuning

cerah.

Media MSA juga tergolong media diferensial karena mengandung indikator

yang mengidentifikasi jenis Staphylococcus yang menghasilkan asam organik dari

fermentasi manitol (metabolisme manitol, sejenis alkohol). Sebaliknya, Staph

nonpathogenic seperti Staphylococcus epidermidis (Staph epi) flora normal yang

tumbuh pada kulit manusia, tidak fermentasi manitol,.dan apabila S. epi tumbuh

di MSA maka warna alami dari agar-agar tidak berubah (tetap oranye-pink)

karena S. epidermidis tidak makan manitol sehingga tidak memproduksi asam

organik.

Pada media Manitol salt agar bila terjadi peragian manit koloni dan perbenihan

menjadi kuning maka yang tumbuh adalah Staphylococcus aureus. Namun,

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 29


apabila tidak terjadi pertumbuhan atau pertumbuhan kurang subur berarti

Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus.

e. Triple sugar iron agar

Uji Triple Sugar Iron agar (TSIA) merupakan metode yang digunakan untuk

melihat kemampuan mikroorganisme dalam memfermentasikan gula. Medium

TSIA mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa, terdapat

juga indikator fenol merah, serta FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan H2S

yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam. Konsentrasi glukosa adalah 1/10

dari konsentrasi laktosa atau sukrosa agar fermentasi glukosa saja yang terlihat.

Medium TSIA diinokulasikan dengan menusukkan ose sedalam ¾ medium lalu

menggoreskannya pada bagian slant media.

Bila mikroorganisme hanya dapat memfermentasikan glukosa, maka bagian

butt media akan berwarna kuning (bersifat asam) dan bagian slant-nya akan

berwarna merah (bersifat basa). Bila mikroorganisme dapat memfermentasikan

laktosa atau sukrosa atau keduanya, maka bagian slant dan butt media akan

berwarna kuning (bersifat asam) serta bagian butt media kadangkala terpecah

akibat pembentukan gas seperti H2 dan CO2

f. Media gula-gula

Media gula-gula digunakan Untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme

mendegradasi dan memfermentasi karbohidrat dengan menghasilkan asam atau

asam dan gas dan Untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme menghasilkan

enzim dalam melakukan reaksi bioksidasi

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 30


Pada percobaan ini digunakan medium kaldu nutrisi yang ditambahkan sumber

karbohidrat (glukosa, sukrosa, dan laktosa) dan brom timol blue sebagai indikator,

serta tabung Durham untuk menangkap gas yang terbentuk. Hasil positif bila btom

timol blue berubah menjadi kuning dan kemungkinan terbentuk gas. Hasil negatif

bila warna tetap biru dan tidak terbentuk gas. Percobaan harus diamati setelah 18-

24jam, karena perpanjangan inkubasi akan menyembunyikan hasil produksi asam.

g. Uji oksidase

berfungsi untuk menentukan adanya sitokrom oksidase yang dapat ditemukan

pada mikroorganisme tertentu

h. Koagulase

Staphylococcus aureus menghasilkan koagulase suatu protein yang mirip

enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat

dengan bantuan suatu faktor yang terdapat dalam banyak serum. Faktor serum

bereaksi dnegan koagulase untuk menghasilkan enterase dan menyebabkan

aktifitas pembekuan. Koagulase dapat mengendapkan fibrin pada pemrukaan

Staphylococcus. Bakteri ini membentuk koagulase positif dan dianggap

mempunyai potensi invasif.

i. Uji katalase

Staphylococcus menghasilkan katales yang mengubah hydrogen

peroksida(h2o2) menjadi air dan oksigen. Tes katalase membedakan

Staphylococcus posistif dari Streptococcus yang negatif.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 31


Sampel yang digunakan untuk identifikasi Staphylococcus yaitu kerokan

leher. Pada identifikasi dilakukan berbagai tahapan yaitu pemeriksaan

mikroskopik, pembiakan, uji plasma koagulase, uji biokimia, dan uji resistensi.

a. Pewarnaan gram

Pemeriksaan mikroskopik cukup menunjang dalam kesimpulan sebuah

identifikasi dikarenakan bentuk dari bakteri tersebut sangat memengaruhi. Pada

pemeriksaan ini ditemukan bakteri berbetuk bulat dengan susunan bergerombol

dan sifatnya gram positif. Pada pemeriksaan ini disangka bakteri Staphylococcus

Sp. Seperti kita ketahui bahwa Staphylococcus merupakan bakteri berbentuk bulat

dan susunannya seperti buah anggur sesuai dengan namanya. Dari sinilah

diketahui pentingnya sebuah pewarnaan.

b. Pada media blood agar plate

ciri-ciri koloninya mengarah ke bakteri Staphylococcus. Pada media blood agar

plate koloninya bentuk bulat, warnanya putih susu, elevasinya melengkung, dan

sifatnya gamma hemolitik. Untuk bakteri Staphylococcus sifatnya itu ada

hemolitik dan anhemolitik artinya bisa kedua-duanya. Dan disini hasil yang

diperoleh memang sesuai dengan tabel yang ada.

c. Media manitol salt agar

Pada media mannitol salt agar ditemukan koloni berbentuk bulat, warnanya

kuning, elevasinya melengkung, dan memfermentasikan mannitol. Dikatakan

memfermentasikan mannitol karena warna koloninya dan zona disekitarnya

berubah warnanya menjadi kuning.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 32


d. Uji koagulase

Pada uji plasma citrate dikatakan positif karena ketika koloni dari media

mannitol salt agar dtambahkan plasma citrate terbentuk koagulase/terjadi

gumpalan.

e. Uji katalase

pada uji katalase hasilnya pun positif ketika koloni ditambahkan H2O2 3%

terbentuk gelembung. Dan pada uji oksidase hasilnya positif. Ketika koloni dari

media mannitol salt agar ditambahkan/ ditetesi reagen oksidase terbentuk warna

ungu kebiruan.

f. Pada uji karbohidrat

Pada sukrosa hasilnya positif dengan bukti terjadinya perubahan warna dari

biru menjadi kuning. Artinya terjadi perubahan PH pada media tersebut dari basa

menjadi asam yang berarti bakteri tersebut memiliki kemampuan

memferentasikan karbohidrat.

Pada media laktosa bakteri tidak mampu memfermentasikan karbohidrat

karena tidak terjadi perubahan warna pada media artinya tidak terjadi perubahan

PH pada media tersebut.

g. Triple sugar iron agar

Pada media triple sugar iron agar media sifatnya acid acid. Terjadi perubahan

warna baik pada dasar maupun lereng media. Ketika lereng menjadi warna kuning

artinya bakteri mampu memfermentasikan laktosa dan sukrosa dan dasarnya pun

berubah warnanya menjadi kuning artinya bakteri mampu memfermentasikan

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 33


glukosa. bakteri mengeluarkan gas dengan adanya gelembung pada media dan

H2S nya negative karena pada media tidak terdapat endapan berwarna hitam.

h. Sulfur indol motility

Pada media sulfur indol motility. Bakteri memiliki pergerakan ditandai adanya

kekeruhan pada media ini. Dan sama halnya pada media triple sugar iron agar H2S

nya negative karena pada dasar media tidak ada endapan berwarna hitam. Untuk

uji indolnya pun negative. Ketika ditetesi dengan reagen kovax tidak terbentuk

lingkaran cincin berwarna merah.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 34


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada

sampel swab mata, kami tidak menemukan bakteri Staphylococcus Sp. Akan

tetapi, kami menemukan bakteri lain.

B. Saran

Dalam sebuah praktikum banyak hal yang perlu diperhatikan. Apalagi

disini kita akan menumbuhkan bakteri. Sekecil apapun kemungkinan terburuk

harus dihindari. Apalagi kontaminan akibatnya bisa fatal kita bisa tidak

menemukan bakteri yang menjadi sasaran atau target kita, tentunya selain

menjaga pertumbuhan bakteri kita juga perlu menjaga diri kita agar terhindar dari

kontaminan yang akibatnya lebih fatal karena kita bisa menjadi sakit atau terkena

infeksi akibat bakteri tersebut.

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 35


DAFTAR PUSTAKA

http://adhysuparsa.blogspot.co.id/2013/01/laporan-identifikasi-bakteri.html

http://yazhid28bashar.blogspot.co.id/2014/11/makalah-staphylococcus-

epidermis.html

http://rekammedis-kesmas.blogspot.co.id/2014/04/makalah-bakteriologi-

staphylococcus_9280.html

http://mazzagus.blogspot.co.id/2011/12/makalah-staphylococcus-sp.html

http://rockapolka.blogspot.co.id/2012/05/staphylococcus-aureus.html

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Staphylococcus 36

Anda mungkin juga menyukai