Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Dasar Teori

Secara umum, obat harus diberikan melalui jalur yang biasa digunakan pada
manusia. Jalur oral paling sering digunakan. Jika akan diberikan per oral, zat
tersebut harus diberikam dengan sonde. Jelur dermal dan inhalasi kini makin
sering digunakan, bukan hanya untuk zat yang digunakan manusia lewat jalur ini,
tetapi juga untuk menilai bahaya terhadap kesehatan personel yang menangani
obat ini, sasaran bahan kimia dan akibat akibat khsusus peracunannya, serta
memberikan tuntunan seberapa besar dosis yang digunakan dalam studi yang
lebih lama. Tikus besar dan tikus kesil (mencit) umumnya memenuhi syarat
untuk digunakan dalam penentuan DL50. Pilihan ini bertolak dari kenyataan
bahwa hewan hewan tersebut ekonomis, mudah didapat, dan mudah dirawat.
Selain itu, data – data toksikologi hewan – hewan tersebut mudah tersedia
sehingga memudahkan pembandingan toksisitas zat kimia satu dengan yang lain
(Harnita, 2006)

Selain toksisitasnya, uji pada hewan dapat mempelajari sifat farmakokinetik obat
meliputi absorpsi, distribusi, metabolism dan eliminasi obat. Semua hasil
pengamatan pada hewan menentukan apakah dapat diteruskan dengan uji pada
manusia. Di samping itu uji pada hewan, untuk mengurangi penggunaan hewan
percobaan telah dikembangkan pada berbagai penelitian in vitro, untuk
menentukan khasiat obat, contohnya uji aktivitas enzim, uji antikanker
menggunaan cell line, uji anti mikroba pada pemberiaan mikroba, uji
antioksidan, uji anti inflamasi dan lain – lain untuk menggantikan uji khasiat
pada hewan, tetapi belum semua uji dapat dilakukan secara in vitro. Uji toksisitas
sampai saat ini masih tetap dilakukan pada hewan percobaan, belum ada metode
lain yang menjamin hasil yang menggambarkan toksisitas pada
manusia(Harmanto,N, 2007)

Farmakokinetik, meliputi perjalan obat, mulai dari saat pemberiannya,


bagaimana absorpsi dari usus, transport dalam darah dan distribusinya ke tempat
kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana perombakannya
(biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal. Singkatnya
farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan tubuh
terhadap obat. Farmakodinamik, memperlajari kegiatan obat terhadap organism
hidup, terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek
terapeutik yang ditimbulkannya. Singkatnya, farmakodinamika mencakup semua
efek yang dilakukan obat terhadap tubuh (Tjay,H,T, 2007)
2.2.Uraian Bahan
1. Asam Klorida (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 53)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam Klorida
RM / BM : HCl / 36,46
Rumus bangun : Na-Cl
Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam air.
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang jika
diencerkan asap dan bau hilang.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan

2. Aquadest (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus bangun :

Kelarutan :-
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Etanol (Farmakope Indonesia edisi III, hal : 65)
Nama Resmi : Etil Alkohol / etanol
Nama Lain : Etil alkohol; hidroksietana; alkohol; etil hidrat;
alkohol absolut
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus Molekul : C2H5OH
Rumus Bangun :

Pemerian : cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak


berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari
Kegunaan : sebagai pelarut
DAFTAR PUSTAKA

Depertemen kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Harmanto, N. 2007.Pilih Jamu Herbal Tanpa Efek Samping. Penerbit PT. Alex media
komputindo, Jakarta

Harmita., dan Radji, M. 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi 3. Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.

Tjay, H.T., Rahardja, K., 2007. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan. Efek-
efek Sampingnya, 5 th ed. PT Elexmedia Komputindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai