Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknik pertambangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana cara menggali mineral dan cara mengolahnya. Keberadaan
suatu tambang tidak dimulai pada hari pertama produksi, tetapi beberapa
tahun sebelumnya, yaitu pada saat perusahaan tambang tersebut
memutuskan untuk memulai kegiatan eksplorasi. Melakukan kegiatan
eksplorasi dilakukan selama lima atau sepuluh tahun. Tidak ada artinya
jika suatu yang akan ditemukan atau sesuatu yang telah ditemukan tidak
ditambang. Kegiatan pertambangan memiliki beberapa tahapan. Tahapan
tersebut diantaranya penyelidikan umum, eksplorasi, pengembangan,
produksi, pengolahan, dan reklamasi.
Eksplorasi adalah kata yang sudah tidak asing lagi bagi kegiatan
pertambangan. Istilah eksplorasi memiliki kaitan yang sangat erat jika
dikaitkan dengan kegiatan pertambangan. Eksplorasi merupakan suatu
bentuk kegiatan penggalian informasi atau kumpulan data-data yang
dilakukan dengan tujuan mengumpulkan beberapa data maupun informasi-
informasi yang nantinya akan diteliti atau diinformasikan kepada pihak-
pihak lain yang membutuhkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian eksplorasi?
2. Apa saja tujuan eksplorasi?
3. Apa saja metode eksplorasi?
4. Apa saja jenis bahan galian?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis menulis makalah ini sebagai berikut.
1. Mengetahui lebih jauh tentang eksplorasi.
2. Mengetahui tujuan eksplorasi.
3. Mengetahui metode eksplorasi.
4. Mengetahui jenis bahan galian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Eksplorasi
1. Pengertian Menurut Ahli
Pengertian eksplorasi menurut Bates dan Jackso (1980) adalah
pencarian endapan mineral berharga atau bahan bakar fosil. Kegiatan ini
meliputi penyelidikan geologi seperti penginderaan jauh, geologi foto,
geofisika, geokimia, serta penyelidikan di permukaan dan bawah tanah.
Dalam arti itu, tampak bahwa eksplorasi memiliki arti pencarian endapan
bahan galian mineral. Pengertian kedua dari eksplorasi adalah
pengungkapan bentuk endapan mineral yang telah diketahui, persiapan
untuk pengembangannya. Dalam hal ini, eksplorasi bukan diartikan
sebagai penemuan, tetapi berarti lebih lanjut lagi. Dalam arti kedua ini,
eksplorasi lebih cenderung memiliki arti untuk penentuan beberapa
besarnya cadangan.
2. Pengertian Secara Umum
Pengertian umum dari eksplorasi adalah suatu proses atau
serangkaian penyelidikan yang diawali dengan pencarian endapan bahan
galian, diteruskan dengan penyelidikan untuk mengetahui bagaimana
sebaran baik secara lateral maupun vertikal, bagaimana bentuk dan ukuran,
sehingga pada akhirnya dapat di estimasikan berapa besar sumberdaya,
cadangan, dan mutu serta kadarnya. Eksplorasi merupakan kegiatan
lanjutan dari penyelidikan umum yang bertujuan untuk mendapat
kepastian tentang endapan bahan galian tersebut yang meliputi bentuk,
ukuran, letak kedudukan, kualitas/kadar, endapan bahan galian, serta
karakteristik fisik bahan galian dan batuan samping.
Eksplorasi bahan galian tidak hanya berupa kegiatan sesudah
penyelidikan umum itu secara positif menemukan tanda-tanda adanya

3
bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh
urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari:
1. Peninjauan dengan tujuan mencari prospek,
2. Penilaian ekonomi prospek yang telah ditemukan, dan
3. Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.

Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum


pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan
bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara
yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi
sebaran, kualitas, dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya
diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan
modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian
materi, kecelakaan kerja, dan kerusakan lingkungan. Suatu kegiatan
eksplorasi harus direncanakan sebaik-baiknya dengan
memperhitungkan untung-ruginya, efisiensi, ekonomis, serta
kelestarian lingkungan daerah eksplorasi tersebut.

B. Tujuan Eksplorasi
Tujuan eksplorasi adalah sebagai berikut.
1. Mencari/menemukan jenis pemineralan,
2. Mendapatkan gambaran sebaran bahan galian berharga,
3. Mendeliniasi sebaran dan kemenerusan secara lateral,
4. Mendapatkan gambaran bentuk dan dimensi tubuh bijih,
5. Mengestimasi kuantitas dan kualitas bijih/bahan galian,
6. Mengestimasi nilai ekonomi/cadangan.

Jika kegiatan eksplorasi menjanjikan adanya suatu harapan bagi


pelaku bisnis pertambangan, barulah kegiatan industri pertambangan dapat
dilaksanakan. Kegiatan eksplorasi dilakukan karena ada tujuan yang
diharapkan oleh badan/pihak perencana tersebut. Sebagai contoh:

4
 Pada badan pemerintah, dengan tujuan pengembangan
wilayah(daerah), maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk
pendataan potensi sumberdaya bahan galian, sehingga kegiatan
eksplorasi tersebut lebih bersifat inventarisasi sumberdaya mineral.
 Pada perusahaan eksplorasi, dengan tujuan pengembangan potensi
mineral tertentu, maka kegiatan eksplorasi diarahkan untuk dapat
mengumpulkan data endapan tersebut selengkap-lengkapnya,
sehingga data endapan yang dihasilkan mempunyai nilai yang
dapat dijual kepada pihak lain.
 Pada perusahaan pertambangan, dengan tujuan pengembangan dan
penambangan mineral tertentu, maka kegiatan eksplorasi diarahkan
untuk dapat mengumpulkan data endapan tersebut untuk
mendapatkan nilai ekonominya sehingga layak untuk ditambang
dan dipasarkan sebagai komoditi tambang.

C. Metode Eksplorasi
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar,
yaitu:
1. Metoda langsung, terdiri dari :
a. Metoda langsung di permukaan. Metoda ini dapat dilakukan
dengan beberapa langkah, yaitu :
1) Penyelidikan Singkapan (Out Crop), umumnya dijumpai pada:

 Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada


lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga
lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang
menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai singkapan segar

 Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi


secara alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya
yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen
misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan
material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya

5
gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang
dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya
singkapan ke permukaan bumi yang dapat dijadikan petunjuk
letak tubuh batuan.

2) Tracing Float (Penjejakan)

Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji


yang berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya
disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya
dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus
berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai
float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian
kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float
yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara
membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran
sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat
memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat
sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang
terletak jauh dibawah over burden.

3) Tracing dengan Panning (Mendulang)

Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat


pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya cara ini
digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus
dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari
cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau
test pitting.

Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan


panning akan dilanjutkan dengan cara trenching atau test
pitting.

i. Trenching (Pembuatan Parit)

6
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa
dilakukan pada overburden yang tipis, karena pada
pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang
dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu
pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis.
Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore
body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai
maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus
sungai. Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui
tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur
tanah dan lain-lain.

ii. Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)

Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang


akurat maka sebaiknya dilakukan test pitting untuk
menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita
harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih
daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal
ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji
dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus
bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan
kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan
yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada
pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan
faktor keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan
penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh.
Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu
melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat
bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala
longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan
lain-lain.

7
b. Metoda langsung di bawah permukaan.
Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada
singkapan di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak
dapat memberikan informasi yang baik, karena pada eksplorasi
langsung permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai +
30 meter. Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat
dilakukan apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk
diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila permukaan
tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau
tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan
memberikan resiko yang besar jika dilakukan eksplorasi
permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus
diperhatikan misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam
badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan
proses sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-
daerah yang memiliki singkapan yang baik, karena dengan
singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan
strike atau dipnya, yang tidak kalah pentingnya yang harus
diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan
eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan
untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika
nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat
Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.

 Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau


hampir mendatar yang menembus kedua kaki bukit.
 Shaft =Suatu lubang bukaan yang menghubungkan
tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan

8
berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alat-
alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
 Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau
pada endapan bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau
dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam
pengeboran).
 Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang
dari “level” ke arah “level” yang dibawahnya.

Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran


inti. Pengeboran sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol.
Drake pada tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen
(tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya
menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini
kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m)
dengan bor lurus (vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary
drilling) dengan menara bor yang dapat dipindah-pindah
(portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara pengeboran
yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi.
Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau
off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal
saja tetapi dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat
mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan batuan
yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan
teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat
dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras
tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk
mengambil contoh (sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa
bertujuan untuk produksi atau konstruksi (misalnya air tanah,
minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan

9
proses peledakan (pada kegiatan penambangan material keras).
Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta
stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui
susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat
memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.

2. Metode tidak langsung, terdiri dari:


a. Metoda tidak langsung cara geokimia.

Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace


elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya
untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur
yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang
terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan
perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan
dengan titik lainnya.

Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk


menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang
terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk
membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan
pemilihan anggota serta apa-apa yang mesti dipersiapkan,
misalkan sbb :

1) Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli

 Geologis.

 Geofisik.

 Geologi eksplorasi

 Geokimia

 Operator Alat, dll.

10
2) Rencana Biaya

3) Pemilahan waktu yang tepat

4) Penyiapan Peralatan atau Perbekalan

 Peta Dasar.

 Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS.

 Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran,


Altimeter, Kantong sampel, Alat bor)

 Alat Tulis.

 Alat Komunikasi.

 Keperluan sehari - hari.

 Obat - obatan atau P3K.

5) Sesampai di Lapangan :

 Membuat base camp (perkemahan).

 Mencek peralatan atau perbekalan.

 Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan


langkah-langkah lebih lanjut.

 Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai


dengan keadaan sebenarnya (bila perlu).

b. Metoda tidak langsung cara geofisika.

Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk


memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara
pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi.
Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :

1) Metode Gravitasi

11
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di
alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik
benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung
dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merengganng
akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang
gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat
yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar.
Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah
tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-
macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.

Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang


disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan
presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun
bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang
kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah
penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya
ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan
(density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada
suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti
lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu
patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering
dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi.

2) Metode Magnetik

Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana


seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang membujur
sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan
bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang
mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung
secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi
medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di
dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.

12
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah
lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut
gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas
35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan
bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan
menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan
segera dapat diketahui.

Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam


pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut :

 Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai

 Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan

 Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral


magnetit sebagai mineral ikutan

 Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan


mengandung magnetit dalam jumlah cukup

 Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada


suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetik.

3) Metode Seismik

Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan


pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam
penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan
dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3
meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran
yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan
getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar
titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut
geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara
teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi.
Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan

13
gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan
rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan.
Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat
diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang
berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan
alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan,
hidrophone untuk gelombang di dasar laut. Cepat rambat
gelombang seismik pada batuan tergantung pada :

 Jenis batuan

 Derajat pelapukan

 Derajat pergerakan

 Tekanan

 Porositas (kadar air)

 Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

4) Metode Geolistrik

Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity)


dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah
tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter
dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik
dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat
Ohm-meter.

Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi


biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan
dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan
arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current
electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk
mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini
disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P.
ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut,

14
dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan
cara Shlumberger.

D. Jenis Bahan Galian.

1. Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan
pengolahan diambil logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan
berharga di dalamnyabermacam-macam, mulai dari sederhana sampai
sangat bervariasi.

2. Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan
pengolahan dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian
biasanya teratur.

3. Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi.
Bentuk tubuh bahan galiannya biasanya teratur.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Eksplorasi mineral tidak hanya berupa kegiatan sesudah penyeli-
dikan umum itu secara positif mempunyai tanda-tanda adanya letakan
bahan galian, tetapi pengertian eksplorasi itu merujuk kepada seluruh
urutan golongan besar pekerjaan yang terdiri dari: (1) peninjauan dengan
tujuan menjari prospek, (2) penilaian ekonomi prospek yang telah
ditemukan, dan (3) tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu
tambang.
Sumber daya merupakan anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha
Kuasa yang harus kita jaga, lestarikan, dan dimanfaatkan. Akan tetapi,
dimanfaatkan disini bukan berarti menguras habis sumberdaya alam yang
tersedia, namun kita juga harus memberdayakan untuk anak cucu kita
kelak dimasa yang akan datang.

B. SARAN
Penulis menyarankan kegiatan eksplorasi sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan tenaga yang ahli.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hartman , L. Howard.1987.Introductry Mining Engineering.Tucalosa:


Albana.

Sukandarrumidi.1999.Bahan Galian Industri.Yogyakarta:Gadjah Mada


University Press.

Yulhendra, Dedy.2014.Eksplorasi Tambang.Buku Ajar.Padang:FT UNP.

17

Anda mungkin juga menyukai