Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat
manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencapai kebutuhan hidup
dan berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian, perkembangan jalan
saling berkaitan dengan perkembangan umat manusia. Perkembangan teknik
jalan seiring dengan berkembangnya teknologi yang ditemukan umat
manusia.
Pada awalnya jalan hanyalah berupa jejak manusia yang mencari
kebutuhan hidup ataupun sumber air. Setelah manusia hidup berkelompok,
jejak-jejak itu berubah menjadi jalan setapak. Dengan dimulainya manusia
mempergunakan hewan sebagai alat-alat transportasi, jalan mulai dibuat rata.
Berkaitan dengan ditemukannya roda sekitar 3500 tahun sebelum masehi di
Mesopotamia, untuk pertama kalinya jalan mulai diperkeras.
Sejarah terus berlalu, transportasi jalan semakin menuntut kebutuhan
jalan yang permanen. John Louden Mac Adam (1756-1836) M, orang
Skotlandia menemukan konstruksi perkerasan yang terdiri batu pecah atau
batu kali, bagian atasnya tertutup dengan batuan yang lebih halus. Jenis
perkerasan ini dikenal di Indonesia dengan nama perkerasan Macadam.
Pierre Marie Jerome Tresaquest (1753-1834) M dari Perancis
mengembangkan sistem lapisan batu pecah yang dilengkapi drainase,
kemiringan melintang serta mulai menggunakan pondasi dari batu.
Thomas Telford seorang Skotlandia membangun persis seperti
Tresaquest, konstruksi perkerasannya menggunakan batu pecah berukuran
15/20 disusun tegak, sedangkan batu-batu kecil diratakan diatasnya untuk
menutupi pori-porinya sehingga permukaannya menjadi rata. Sistem Telford
ini sering digunakan di Indonesia pada zaman dahulu.
Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat
telah ditemukan pertama kali di Babylon pada 625 M, tetapi perkerasan jenis
Laporan Praktikum Perancangan Perkerasan Jalan
Laboratorium Transportasi dan Perkerasan Jalan Raya
Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

ini tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh


Gottlieb Daimler dan Karl Benz pada tahun 1880. Mulai tahun 1920 sampai
sekarang teknologi konstruksi perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat maju pesat, sedangkan penggunaan semen sebagai bahan
pengikat untuk konstruksi jalan ditemukan sekitar tahun 1828 di London dan
berkembang pesat di awal 1900-an.
Mengenai sejarah perkembangan jalan di Indonesia tidak banyak
diketahui. Pembangunan jalan yang tercatat seperti masa pemerintahan
Daendels yang membangun jalan dari Anyer ke Panarukan. Pada awal tahun
1970 mulai di bangun jalan di Indonesia dengan klasifikasi yang lebih baik.
Jalan Tol pertama kali dibangun sepanjang 53 km pada 9 Maret 1978 untuk
menghubungkan kota Jakarta, Bogor, dan Ciawi. Jalan ini terkenal dengan
nama jalan tol Jagorawi.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Sebagai salah satu syarat lulus mata kuliah Perancangan Perkerasan Jalan.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari agregat apakah sesuai dengan syarat
untuk bahan perkerasan dengan melakukan percobaan sebagai berikut:
a. Analisa saringan
b. Berat isi
c. Keausan dengan mesin Los Angeles
d. Berat jenis dan penyerapan agregat halus
e. Berat jenis dan penyerapan agregat kasar
f. Kelekatan agregat terhadap aspal
g. Kekuatan agregat terhadap tekanan (Aggregate Crushing Value)
h. Kekuatan agregat terhadap tumbukan (Aggregate Impact Value)
3. Untuk mengetahui sifat-sifat dari aspal apakah memenuhi syarat sebagai
bahan perkerasan dengan melakukan percobaan berikut:
a. Pemeriksaan penetrasi
b. Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dengan Cleveland Open Cup
c. Pemeriksaan daktilitas
d. Pemeriksaan kehilangan berat

Kelompok V I-2
Laporan Praktikum Perancangan Perkerasan Jalan
Laboratorium Transportasi dan Perkerasan Jalan Raya
Jurusan Teknik Sipil – Universitas Andalas

e. Pemeriksaan berat jenis bitumen


f. Pemeriksaan kelekatan aspal terhadap batuan
g. Pemeriksaan titik lembek aspal
h. Pemeriksaan ekstraksi
4. Untuk mengetahui komposisi campuran aspal.
5. Untuk mengetahui kadar aspal optimum yang akan digunakan untuk
perkerasan jalan di lapangan setelah dilakukan Mix Design Test.
6. Tuntutan prasarana yang baik pada masa pembangunan dewasa ini
mengakibatkan perlu adanya tenaga ahli yang terampil dan
berpengalaman.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat yang didapatkan setelah melaksanakan praktikum
Perancangan Perkerasan Jalan, adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui metode pengujian agregat dan aspal.
2. Mengetahui sifat dan karakteristik agregat dan aspal
3. Menjadi acuan dalam Perancangan Perkerasan Jalan.

Kelompok V I-3

Anda mungkin juga menyukai