Anda di halaman 1dari 5

I.

INDEKS EFEK
Dalam konteks pasar modal, indeks efek adalah portfolio teoretis (imajiner)
yang berisi sejumlah efek yang dikumpulkan atas tema dan kriteria tertentu, untuk
mengukur sebuah pasar. Indeks Komposit adalah indeks yang mengukur pasar secara
keseluruhan.
Indeks efek memiliki dua fungsi, yaitu pertama sebagai tolok ukur
(benchmark) dimana sebagai portfolio imajiner, indeks efek dapat menjadi acuan
kinerja portfolio investor. Dan fungsi yang kedua adalah sebagai underlying dari
produk pasar modal, dimana indeks dapat menjadi dasar dari pembentukan produk
pasar modal, seperti produk investasi yang mengikuti indeks secara pasif.

I.1 Jenis Indeks Efek Indeks Saham yang ada di Indonesia antara lain:

I.2. Metodologi Indeks

1. Penetapan universe/tema, Tema adalah gaya dari investasi (investment style)


yang direplikasi dan diukur oleh indeks.
2. Kriteria seleksi efek, Setelah tema indeks ditentukan, langkah berikutnya
dalam penyusunan indeks adalah menentukan kriteria seleksi efek konstituen
indeks.
3. Pembobotan dan Penyesuaian. Terdapat 3 metode dasar dalam pembobotan
konstituen indeks, yaitu (1) Price weighted, (2) Market capitalization
weighted (3) Equal weighted
4. Tanggal dasar dan nilai dasar. Tanggal dasar: tanggal pada saat indeks berada
di nilai dasar. Tanggal dasar ≠ tanggal peluncuran. Nilai dasar: nilai indeks
yang telah ditetapkan (100, 1.000, dst), sebagai “awal” dari indeks.
5. Kalkulasi return, terdapat dua metode umum, yaitu price return dan total
return index.

1
6. Backtesting adalah penghitungan nilai indeks dengan metodologi konsisten
sebelum tanggal peluncuran.
7. Index maintenance. Dilakukan review secara periodik, baik tahunan, 6
bulanan, maupun 3 bulanan.

II. AKSI KORPORASI


Aksi Korporasi adalah tindakan strategis yang dilakukan oleh Emiten yang
secara signifikan mempengaruhi jumlah dan harga Efek (saham atau obligasi) yang
dikeluarkan oleh Emiten.

II.1. Equity Rights Issue Rights issue


(Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD) merupakan pelaksanaan dari
Pre-emptive right, yaitu hak yang memungkinkan para pemegang saham untuk
menjaga porsi kepemilikan dan hak suara dalam RUPS berupa prioritas untuk
membeli efek yang baru diterbitkan oleh emiten sebelum ditawarkan kepada pihak
lain.
Tujuan rights issue
1. Menghimpun dana dari publik;
2. Memperkuat struktur permodalan;
3. Menambah jumlah saham beredar sehingga meningkatkan likuiditas.

Harga Teoretis

(𝐴𝑥𝑃)+(𝐵𝑥𝑋)
HT = (𝐴+𝐵 )

Rasio = A : B, dimana sejumlah A saham lama mendapat hak untuk membeli sejumlah B
saham baru. Harga Pelaksanaan HMETD (exercise price) = X

P = Harga Pasar sebelum tanggal pelaksanaan


HT = Harga Teoretis saham

Nilai intrinsik dari HMETD adalah selisih dari Harga Teoretis (HT) dengan Harga
Pelaksanaan HMETD (X).

Dilusi Efek
HMETD disebut efek dilutif karena pelaksanaan dari HMETD dapat menyebabkan dilusi
kepemilikan efek, dapat dilihat dari perbedaan harga teoretis dan harga cum.

2
Pengaruh rights issue terhadap harga saham

Rights issue merupakan sinyal bahwa perusahaan membutuhkan dana tambahan dari
investor. Maka dari itu, tanggapan dari investor dalam setiap transaksi rights issue beragam,
tergantung dari latar belakang dan pelaksanaan rights issue sendiri.

II.2. Waran

Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak
kepada pemegang waran untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga
tertentu untuk jangka waktu 6 bulan atau lebih sejak diterbitkannya waran tersebut.

Penghitungan saham baru akibat eksekusi waran menggunakan metode yang


sama dengan penghitungan HMETD. Pada saat waran dikonversi menjadi saham, maka
terdapat beberapa penyesuaian, antara lain:
1. Jumlah saham yang beredar bertambah
2. Dividen per saham menurun
3. Rasio price-to-earning (P/E) meningkat
4. Modal perusahaan bertambah Hal ini secara umum juga berlaku pada pelaksanaan
rights dan aksi korporasi lain yang mengubah jumlah saham beredar (dilusi).

II.3. Stock Split dan Reverse

Stock Split Stock split adalah pemecahan nominal saham menjadi saham dengan
nominal yang lebih kecil dengan rasio tertentu. Reverse stock split adalah kebalikan dari
stock split, yaitu penggabungan beberapa saham menjadi saham dengan nominal lebih
besar, dengan rasio tertentu.

Harga teoretis dan penyesuaian jumlah saham beredar dihitung dengan mengalikan harga
sebelum aksi korporasi dengan rasio split/reverse split yang dipakai.

𝑆𝑏
𝐻𝑇 = 𝐻𝐶 𝑥 𝑆𝑙

HT = harga teoretis sesudah split/reverse split


HC = harga terakhir sebelum split/reverse split
𝑆𝑏
= rasio saham baru terhadap saham lamaTujuan
𝑆𝑙

3
II.4. Dividen

Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham. Menurut UU PT no.


40/2007, dividen hanya dapat dibagikan emiten dengan saldo laba positif. Berbagai
bentuk dividen:
1. Dividen tunai dibagikan dalam bentuk tunai dan dikenakan pajak dividen.
2. Dividen saham dibagikan dalam bentuk saham, berasal dari reklasifikasi laba ditahan
menjadi modal disetor.
3. Dividen properti dibagikan dalam bentuk aset perusahaan selain tunai atau saham,
misalnya aktiva tetap. Jarang dilakukan perusahaan publik.

Dividen saham

1. Dividen saham mengkibatkan terjadinya peningkatan jumlah saham yang beredar


2. Seperti stock split, terjadi penyesuaian terhadap harga dan jumlah saham beredar,
namun tidak terjadi dilusi kepemilikan.

II.5. Shares Buyback Shares

Buyback/Stock Repurchase adalah pembelian kembali saham yang beredar di


pasar oleh perusahaan penerbit. Kebijakan ini merupakan salah satu cara perusahaan untuk
mendistribusikan kas yang dimiliki oleh perusahaan kepada pemegang saham selain dalam
bentuk dividen.

II.6. Obligasi Konversi dan Obligasi Tukar

Obligasi konversi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversi


obligasi menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi dengan rasio yang sudah
ditentukan. Sedangkan Obligasi tukar memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menukar obligasi menjadi sejumlah saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain.

II.7. Callable Bonds

Callable bond adalah obligasi yang dapat dilunasi lebih awal (“call”) oleh penerbit
obligasi sebelum masa jatuh tempo obligasi. Callable bond memberikan hak kepada

4
penerbit untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu (strike price/call price) dalam
periode tertentu.

Faktor yang mendorong penerbit, untuk melaksanakan opsi call antara lain adalah:
1. Terjadi penurunan suku bunga di pasar, sehingga terdapat kesempatan refinancing
dengan bunga lebih rendah.
2. Perusahaan memiliki kas yang cukup besar yang dapat berasal dari penerbitan saham,
penjualan aset atau anak perusahaan.

II.8. Kombinasi Bisnis

Merger/Penggabungan adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana


perusahaan yang me-merger tetap bertahan dan perusahaan yang di-merger (sasaran)
berhenti beroperasi. Peleburan adalah bergabungnya 2 atau lebih perusahaan yang
membentuk 1 perusahaan baru yang memiliki harta dan kewajiban dari seluruh
perusahaan pembentuknya.

Akuisisi/Pengambilalihan adalah pembelian saham/aset perusahaan sasaran


akuisisi yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Ada dua
metode akuisisi, yaitu Akuisisi saham dan akuisisi aset. Divestasi/Pemisahan adalah
pengalihan sebagian atau seluruh harta dan kewajiban perusahaan kepada pihak lain.

Pembulatan harga teoretis

Aksi korporasi seringkali menyebabkan perubahan harga efek, sehingga diperlukan


penghitungan harga teoretis. Harga teoretis mengikuti fraksi harga yang berlaku. Jika harga
teoretis tidak sesuai fraksi harga, maka akan diterapkan pembulatan atas harga teoretis.

PT Bursa Efek Indonesia menetapkan 5 kelompok fraksi harga. Kelompok fraksi harga
tersebut adalah:

Anda mungkin juga menyukai