Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan ibu post partum.
Nyeri post partum dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain : kontraksi uterus
selama periode involusi uterus, pembengkakan payudara karena laktasi yang belum adekuat,
perlukaan jalan lahir, dan perlukaan insisi bedah pada ibu post section caesarea (SC). Nyeri
dapat dirasakan pada berbagai macam tingkatan mulai dari nyeri ringan-sedang samapai nyeri
berat. Tingkatan nyeri yang di rasakan pasien post partum tergantung dari banyaknya
summber penyebab nyeri, tolenrasi pasien terhadap nyeri, dan factor psikologis dan
lingkungan (Carpenito, 2000; Potter dan Perry, 2006; Bobak, 2005; Rohman.N. dan Walid.S,
2008).
Nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinnya
rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan di dukung
oleh reaksi fisik, fisiologi, maupun emosional (Musrifatul, 2008)
B. Fisiologis Nyeri
Reseptor nyeri disebut nociceptor merupakan ujung-ujung saraf bebas, tidak
bermeilin atau sedikit bermeilin dari neuron afferent. Nociceptor-nociceptor tersebar luas
pada kulitdan mukosa dan terdapat ada struktur yang lebih dalam seperti visera, persendian,
dinding arteri, hati dan kandung empedu. Nociceptor memberi responyang terpilih terhadap
stimulasi yang membahayakan seperti stimulasi kimia, thermal, listrik atau mekanis. Yang
tergolong stimulasi kimia terhadap nyeri adalah histamine, brakidinin, prostaglandin,
bermacam-macam asam. Sebagian bahan tersebut dilepaskan oleh jaringan yang rusak.
Anoksia yang menimbulkan nyeri adalah oleh kimia yang dilepaskan jaringan anoksia yang
rusak. Spasme otot menimbbulkan nyeri karena menekan pembuluh darah yang menjadi
anoksia. Pembengkakan jaringan menjadi nyeri karena tekanan (stimulasi) mekanik, kepada
nociceptor yang menhubungkan jaringan (Long, B.C, 1996)
Pada persalinan kala I sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul
lender bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini disebabkan
oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher Rahim, karena serviks mulai
membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasala dari pembuluh darah kapiler yang
berada disekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergeseran yang terjadi sewaktu serviks
membuka. Masa kala I pada ibu primigavida terjadi sekitar 13 jam sedangkan pada ibu
multigravida sekitar 7 jam. Kala I selesai apabila pembukaan serviks lengkap. Intensitas

4
kontraksi uterus meningkat sampai kala I dan frekuensi menjadi 2-4 kontraksi dalam 5-10
menit, juga lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai mencapai
60-90 detik pada kala I (Winkjosastro, 2002).
Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung bawah yang
biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya berlangsung singkat dan lemah.
Datangnya kira-kira setiap 15-20 menit. Namun, beberapa persalinan dimulai dengan
kontraksi-kontraksi kuat yang lebih dekat jarak waktunya. Banyak wanita yang awalnya
merasa sakit dibagian punggung mereka, yang kemudian merambat kebagian depan. Bila
kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya berlangsung kkurang dari 30 detik, atau jika
tidak begitu kuat, dan jika tidak berdekatan waktunya, berarti masih dalam tahap pra
persalinan atau memasuki persalinan awal. Dalam persalinan sejati, kontraksi akan bertambah
kuat, panjang dan makin berdekatan waktunya (Whalley, Simkin & Keppler, 2008).
C. Etiologi
1. Persepsi nyeri

Persepsi tentang nyeri bergantung pada jaringan kerja neurologis yang utuh.
Neurofisiologi nyeri mengikuti proses yang dapat diperkirakan.

a. Ransangan bahaya diketahui melalui reseptor yang ditemukan dikulit, jaringan


subkutan, sendi, otot, periosteum, fascia, dan visera. Nosiseptor (reseptor nyeri)
adalah terminal serat delta A kecil yang diaktivasi oleh ransanagan mekanis
atau panas dan serat eferen C yang diaktivasi oleh ransangan mekanis, ternal,
dan kimiawi (Boncia dan McDonald. 1995 )
b. Ransangan kemudian ditransmisikan melalui struktur yang sangat rumit yang
mengandung berbagai susunan neuron dan sinaptik yang memfasilitasi derajat
tinggi pemprosesan input sensori. Beberapa impuls kemusian ditransmisikan
melalui neuron internunsial ke sel kornu anterior dan anterolateral, tempatnya
merangsang neuron simpatik yang mempersarafi pembuluh darah, visera, dan
kelenjar keringat. Impuls nonsiseftif lain ditransmisikan ke system asenden
yang berarktikulasi dengan batang otak.
c. Impuls yang ke otak kemudian masuk ke hipotalamus yang mengatur system
aotonomik dan respons neuroendokrin terhadap setres dank e korteks serebral
yang memberi fungsi kognitif yang didasarkan pada pengalaman masa lalu,
penilaian, dan emosi.
Banyak penelitian yang mendukung bahwa nyeri persalinan kala-satu adalah
akibat dilatasi serviks dan segmen uterus bawah, dengan distensi lanjut,

5
peregangan, dan trauma pada serat otot dan ligament yang menyongkong
struktur-struktur ini (Bonika dan McDonald), menyatakan bahwa factor
berikut mendukung teori tersebut :
1) Peregangan otot polos telah ditujukan menjadi ransangan pada nyeri
versal,. Intensitas yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan
derajatdan kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah.
2) Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan
intrauterine yang menambah dilatasi structural tersebut. Pada awal
persalinan, terdapat pembentukan tekanan perlahan, dan nyeri
dirasakan kira-kira 20 detik setelah mulai kontraksi uterus.
3) Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan,
mereka mengalami nyeri serupa dengan yang dirasakan selama
kontraksi uterus.

2. Ekspresi nyeri
Rasa nyeri muncul akibat respons psikis dan refleks fisik. Kualitas rasa nyeri
fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit, denyutan, sensasi
tajam, rasa mual, dank ram, rasa nyeri dalam persalinan menimbulkan gejala yang
dapat dikenali. Peningkatan system saraf simpatik timbul sebagai respon terhadap
nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan
dan warna kulit. Serangan mual muntah, dan kerinagat berlebihan juga sangat sering
terjadi (Bobak, 2004).

D. Klasifikasi Nyeri
1. Menurut Tempatnya
a) Perifer pain
Yaitu pada daerah perifer biasanya di rasakan pada permukaan tubuh seperti
kulit dan mukosa.
b) Deep pain
Yaitu nyeri yan dirasakan dari struktur somatic dalam meliputi periosteum,
otot, tendon, sendi, pembuluh darah.
c) Visceral / splanik pain
Nyeri terjadi pada organ visceral seperti renal colic, cholesistitis, apendiksitis,
ulkus gaster.
d) Reffered pain (nyeri alihan)
Nyeri yang diakibatkan penyakit organ atau struktur dalam tubuh (vertebrata,
alat-alat visceral, otot) yang ditransmisikan kebagian tubuh didaerah yang jauh
sehingga dirasakan nyeri pada bagian tubuh tertentu tetapi sebetulnya bukan
asal nyeri.

6
e) Psikogenic pain
Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab organic tetapi akibat trauma psikologis
yang mempengaruhi keadaan fisik.
f) Phantom Pain
Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang sebenarnya bagian tubuh
tersebut sudah tidak ada. Contoh nyeri pada ujung kaki yang sebetulnya sudah
diamputasi.
g) Interactable Pain : nyeri yang resistan (kusnanto,2000)
2. Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Nyeri akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang. Tidak melebuh 6 bulan, sera di tandai dengan adanya peningkatan
tegangan otot.
b) Nyeri kronis
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang
termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri
kronis, dan nyeri psikosomatis (Musrifatul,Hidayat. 2008)
3. Klasifikasi nyeri menurut sifatnya :
a) Incidental
Nyeri timbul sewaktu-waktu kemudian menghilang. Misalnya pada trauma
ringan.
b) Stedy
Nyeri yang timbul menetap dan dirasakan dalam waktu lama, misalnya abses.
c) Paroxymal
Nyeri yang dirasakan dengan intensitas tinggi dan kuat, biasanya menetap
kurang lebih 10-15 menit kemudian hilang dan timbul lagi. (Kusnanto, 2000)
E. Skala Nyeri
Salah satu cara untuk mengukur tingkat nyeri adalah dengan menggunakan
skala nyeri Bourbonnais berdasarkan objektif Ellen (2000), yaitu :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan :

Semakin besar nilai, maka semakin berat intensitas nyerinya :

1. Skala 0 = tidak nyeri


2. Skala 1-3 = nyeri ringan
Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, tindakan manual
dirasakan sangat membantu.
7
3. Skala 4-6 = nyeri sedang
Secara objektif klien mendesis, menyeringi, dapat menunjukan lokasi nyeri
dengan tepat dan dapat mendeskripsikan nyeri, klien dapat mengikuti perintah
dengan baik dan responsif terhadap tindakan normal.
4. Skala 7-9 = nyeri berat
Secara objektif terkadang klien dapat mengikuti perintah tapi masih responsive
terhadap tindakan manual, dapat menunjukan lokasi nyeri tapi tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, tanpa nafas panjang,
destruksi dll.
5. Skala 10 = nyeri sangat berat (panic tidak terkontrol)
Secara objektif klien tidak mau berkomunikasi dengan baik berteriak dan histeris,
klien tidak dapat mengikuti perintah lagi. Selalu mengejan tanpa dapat
dikendalikan, menarik-narik apa saja yang menggapai, dan tak dapat menunjukan
lokasi nyeri. (Barbara, 1998).
F. Factor yang Mempengaruhi Nyeri
Nyeri yang dialami oleh pasien dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk
pengalaman masalalu dengan nyeri, usia, budaya dan pengharapan tentang penghilang
nyeri. Faktor –faktor ini dapat meningkatkan dan menurunkan nyeri pasien,
meningkatkan dan menurunkan toleransi terhadap nyeri dan pengaruh sikap respon
terhadap nyeri ( suddarth, brunner. 2001)
G. Penyebab Nyeri dalam Persalinan
1. Membukanya mulut harim
Nyeri pada kala pembukaan terutama disebabkan oleh membukanya
mulut Rahim misalnya peregangan otot polos merupakan rangsangan yang
cukup menimbulkan nyeri. Terdapat hubungan erat antara besar pembukaan
mulut Rahim dengan intensitas nyeri ( makin membuka makin nyeri ) dan
antara timbulnya rasa nyeri dengan timbulnya kontraksi Rahim ( rasa nyeri
terasa tidak sama dengan 15 sampai 30 detik setelah mulainya kontraksi.
2. Kontraksi dan peregangan Rahim
Rangsang nyeri disebabkan oleh tertekannya ujung saraf sewaktu
Rahim berkontraksi danteregangnya Rahim bagian bawah.
3. Kontraksi mulut Rahim
Teori ini kurang dapat diterima oleh karena jaringan mulut Rahim
hanya sedikit mengandung jaringan otot.
4. Peregangan jalan lahir bagian bawah
5. Peregangan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan
selama kala pengeluaran menimbulkan rasa nyeri paling hebat dalam proses
persalinan.
H. Manejeman Nyeri dalam Persalinan

8
Teori yang mendasari penurunan nyeri persalinan :
1. Teori gate control
Teori ini mendasari banyak teknik untuk maneman nyeri terutama pada nyeri
persalinan. Berdasarkan teori ini pengiriman nyeri dapat dimodifikasi atau blok
dengan stimulasi pusat. Selam persalinan, perjalanan impuls nyeri dari uterus
sepanjang serabut neura kecil ( serabut C) pada bagian ascending kesubstansia
gelatinosa pada bagian columna spinal. Sel kemudian menghantarkan rangsang
nyeri kotak. Stimulasi taktil seperti masase dapat menghasilkan pesan yang
berlawanan yang menghantarkan sepanjang serabut neura terbesar dan tercepat
( serabut delta A). pesan yang berlawanan ini menutup gerbang masuk’ gate
disubstansia glatinosa sehingga dapat mengeblok pesan nyeri
2. Teori endogen opiyat
Pada awal tahun 1970, para peneliti menidentifikasi reseptor opiyate pada otak
dan spinal corde. Mereka menemukan bahwa system sarafpusat melepas substansi
seperto morphin yang dinamakan endorphin dan ekepalin ketika terjadi nyeri
opiate endorkin ini mengikat bagian septor yang peka dan mengubah presepsi
nyeri dengan cara tidak pernah mengerti. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
kimbals tahun 1979 menunjukkan pada wanita saat persalinan mengalami jumlah
peningkatan endorphin. Salah satu cara yang dilakukan untuk memicu timbulnya
endorphin ini adalah dengan teknik akupuntur dan acupresul. (cohey, s.1998)
a) Tindakan Medis
1) Analgesik : obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
tanpamengganggu kesadaran ibu yang mendapatkannya.
2) Suntikan Etidoral : suntikan etidoral ini disebut juga pembiusan.
Pembiusan ini meblok rasa sakit dirahim, leher Rahim, dan bagian atas
vagiana. Meskipun demikian otot panggul tetap dapat melakukan gerakan
rotasi kepala bayi untuk keluar melalui jalan lahir. Ibu tetap sadar dan
dapat mengejar meski dibius
3) Spinal
Merupakan suntikan bius local dipunggung ibu dengan menggunakan
jarum yang sangat kecil. Suntikan diarahkan ke area epidural.
4) Intracdecal labor analgesia (ILA) : teknik ILA dilakukan dengan cara
penyuntikan obat menghilangkan rasa sakit kepada ibu yang bersalin
normal.
5) Parasefikal block : metode ini digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
pada persalinan tahap pertama.

9
6) Block saraf parineal dan kudendal : block sara parineal dalah pemberian
suntikan ke jaringan yang terobek yaitu antara jalan masuk vagina dan
anus. Block saraf pudendal adalah suntikan untuk mengebalkan saraf yang
mengirim informasi sakit kepada area vulva ketika bayi melewati pinggul
7) Trancutaneous electrical nerve sitimulation ( TENS ) : mesin TENS
merangsang tubuh untuk memproduksi senyawa penghilang rasa sakit
ilmiah.
b) Tindakannon medis yang dapat digunakan dalam implementasi keperawatan :
1) Homeopati : metode penyembuhan menggunakan bahan alami yang dikemas
dalam bentuk farmasi.
2) Masase :
a. Pengertian
Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot, tendon atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau
perubahaan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi
atau memperbaiki dapat sirkulasi. ( Marde, R.2004).
b. Teknik
1. Effleurage

Teknik pemijatan usapan lembut, lambat dan panjang, tidak


putus dengan menggunakan ujung – ujung jari yang ditekan lembut
dan ringan diusahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit.

2. Conterpressure
Teknik pijatan kuat dengan cara letakkan tumit tangan atau juga
menggunakan pola tenis tekanan dapat diberikan dalam gerakan
lurus atau lingkaran kecil. ( Danu Admaja, B. 2004)
c. Masase yang digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan :
1. Masase kaki :
2. Masase tangan :
3. Masase punggung : masase efluerage dapat dilakukan di
punggung yang tujuan utamanya adalah relaksasi. Sebuah
penelitin dan tahun 1997 menyebutkan, 3 hingga 10 menit
effleurage punggung dapat menurunkan tekanan darah,
memperlambat denyut jantung, meningkatkan pernafasan dan
merangsang produksi hormone endorphin yang menghilangkan
sakit secara alamiah. Waktu dilakukan masase punggung adalah
pada saat kontraksi Rahim pada kala pembukaan karena saraf
penghantar nyeri saat itu berada pada bagian punggu dan
10
penyebaran nyeri pada kala satu atau kala pembukaan yang
dominan adalah dibagian punggung bawah
4. Masase bahu :
5. Masase perenium :
d. Hypnosis
Upaya membawa pasien dalam keadaaan rileks sehingga otak bekerja
digelombang alfa. Gelombang alfa memberikan kemampuan kepada
pasien untuk menghilangkan rasa sakit. Hal itu dikarenakan sensor
penghantar rasa sakit ke otak terhalang oleh gelombang alfa sehingga ibu
yang hipnosisnnya berhasil dapat melahirkan tanpa merasakan sakit
e. Visualisasi persalinan
Pemberdayaan otak kanan untuk persalinan yang bebas sakit pada
dasarnya menanamkan keyakinan bahwa melahirkan itu tidak sakit
f. Teknin auditori dam imaj visual persalinan
Menggunakan sensasi kelahiran untuk menciptakan imaj atau hayalan
yang terjadi di dalam tubuhnya.
g. Relaksasi
Menarik nafas dalam dan menghembuskan denga relax dapat
mengurangi stress melahirkan
h. Posisis melahirkan : litotomi bukan satu – satunya posisi melahirkan.
i. Terapi bola – bola persalinan : bola – bola persalinan membantu bayi
bergerak menuju mulut Rahim.
j. Persalinan dalam air : persalinan dalam air membantu bayi beradaptasi
dengan lingkungan baru
k. Gerakan dan teknik pernafasan zilgrei : terapi zilge terdiri dari latihan
pernafasan dan gerakan dimana zilgre berefek meringankan ibu hamil dan
memperbaiki asimetri tubuh sehingga ibu dapat’ bebas seperti burung’.
l. Metode hypobirthing
Memasukkan pikiran – pikiran positif Kediri ibu dan membayangkan
dan mengucapkan hal-hal positif dan menyenangkan.
m. Terapi akupuntur
Akupuntur dapat mengatasi persalinan yang panjang, sulit dnan sakit
karena sejumlah factor.
n. Metode alif atau zikir : ibu duduk dan brbaring denfan menutup aurot dan
dalam keadaan berwudhu, ibu membaca doa sesuai dengan agama dan
keyakinan masing-masing.
o. Yoga dan peregangan : saat melakukan peregangan di dalam yoga, otot-
otot menjadi lembut dan lentur. Selain itu juga membantu ibu bernapas dan
rileks, yaitu dua hal yang membantu meredakan sakit.
p. Metode pernapasan

11
Pernapasan yang benar saat persalinan adalah dengan tidak
menghabiskan tenaga, ibu juga harus mensuplai banyak oksigen pada bayi
untuk mengatasi depresi persalinan.
q. Pemanasan

Metode pemanasan adalah dengan memberikan rangsang hangat di


punggung ibu.

r. Metode persalinan aktif


Persalinan aktif dewngan mengikuti insting dan panggilan pesikologis
tubuhnya untuk melalui persalinan dan mengurangi rasa sakit.
s. Metode reiki
Salah satu teknik eksotik (mengambil energy dari luar tubuh),
mengakses energy alam semesta dan memanfaatkannya untuk berbagai
keperluan. (danuatmaja, B.2004

Pathway penatalaksanaan nyeri dengan Masase dan

Nyeri

masase Distraksi

Stimulasi produksi opiate Efek distraksi


endogen dalam system
control desenden

Focus perhatian pindah ke bayi

Melepaskan serotonin,
endorphin, dinorphin
didorsal medulla spinalis
Impuls yang masuk didominasi
oleh serabut A.betha 12

Menurunkan respon pada


otak, medulla spinalis Menutup mekanisme
Blok transmisi nyeri Impuls
Nyeri
nyeri
menurun
pertahanandihambat
SOP (STANDART OPERASIONAL PELAKSANAAN)

Cara melakukan manegemen nyeri dengan cara masase dan interaksi dengan bayi
(Ditraksi)

1. Masase
A. Pengertian : Melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon
atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau perubahaan posisi sendi untuk
meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi atau memperbaiki dapat sirkulasi.
B. Tujuan : mengurangi nyeri post partum
C. Alat : leaflet, minyak secukupnya (baby oil)
D. Persiapan lingkungan :
a. Menutup tirai atau sketsel untuk menjaga privasi klien
b. Atur suhu dan penerangan sesuai kebutuhan
E. Persiapan pasien dan keluarga :
c. Penjelasan tujuan, manfaat, prosedur dan inform consent
d. Demontrasikan tahap demi tahap
e. Keluarga pasien dapat melakukan redemontrasi
F. Procedure Pelaksanaan
a. Letakkan kedua ibu jari dewngan posisi saling berhadapan diantara kedua alis
pasien
13
b. Lakukan masase secar perlahan kea rah luar sampai di pelipis, berikan sedikit
tekanan pada pelipis
c. Tekan dengan ringan (dapat di sesuaikan dengan keadaan pasien) pada tulang
di pangkal hidung. Tekan 3-5 kali, kemudian masase sepanjang os nasal kaan
dan kiri sampai os jigometikus lakukan sebanyak 3-5 kali
d. Masase daerah mandibula sebanyak 3-5 kali
e. berikan tekanan agak kuat di sekitar kepala bagian atas, akhiri dengan
memberikan tekanan pada kepala bagian belakang sebanyak 3-5 kali
f. lakukan pada punggung bagian atas yang di akhiri dengan tekanan pada bahu
lakukan sebanyak 3-5 kali

2. Interaksi dengan Bayi


A. Pengertian : Melakukan teknik distraksi atau pengalihan pola fikir ibu post partum
pada bayi
B. Tujuan : mengurangi nyeri post partum
C. Persiapan lingkungan :
a. Menutup tirai atau sketsel untuk menjaga privasi klien
b. Atur suhu dan penerangan sesuai kebutuhan
D. Persiapan pasien dan keluarga :
a. Penjelasan tujuan, manfaat, prosedur dan inform consent
b. Demontrasikan tahap demi tahap
c. Keluarga pasien dapat melakukan redemontrasi
E. Prosedur pelaksanaan :
a. Kolaborasi dengan perinatology untuk rawat gabung bayi
b. Rawat gabung bayi
c. Observasi proses integrasi infant dalam keluarga
d. Ajari ibu cara meneteki yang benar
e. Ibu mampu meneteki dengan benar, bayi menghisap kuat dan tertidur setelah
menetek.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan ibu post partum.
Nyeri post partum dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain : kontraksi uterus
selama periode involusi uterus, pembengkakan payudara karena laktasi yang belum adekuat,
perlukaan jalan lahir, dan perlukaan insisi bedah pada ibu post section caesarea (SC). Nyeri
dapat dirasakan pada berbagai macam tingkatan mulai dari nyeri ringan-sedang samapai nyeri
berat. Tingkatan nyeri yang di rasakan pasien post partum tergantung dari banyaknya
summber penyebab nyeri, tolenrasi pasien terhadap nyeri, dan factor psikologis dan
lingkungan (Carpenito, 2000; Potter dan Perry, 2006; Bobak, 2005; Rohman.N. dan Walid.S,
2008).

Pengukuran skala nyeri dapat diukur dengan cara numeric dan ekspresi wajah. Teknik
untuk mengurangi nyeri ibu post partum dapat dilakukan salah satunya dengan caramasase
dan interaksi dengan bayi.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan


Manfaat makalah ini bagi Institusi pendidikan kesehatan adalah untuk
mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam meneliti
suatu fenomena kesehatan yang spesifik tentang manajemen nyeri pada
persalinan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)
Manfaat makalah ini bagi tenaga kesehatan khususnya untuk perawat adalah
untuk mengetahui pentingnya bagaimana pelayanan yang tepat kepada penderita
manajemen nyeri pada persalinan.
3. Bagi Mahasiswa

15
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun maupun pembaca adalah
untuk menambah wawasan tentang manajemen nyeri pada persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdwermilk, and Jensen. 2005. Maternity nursing Ed 4, diterjemahkan oleh :


Wijayarini. Buku ajar keperawatan maternitas. ED 4. Jakarta : EGC
Journal of nurse vol. 6 no. 2 oktober 2011: 201-209
Kusnanto. 2000. Asuhan keperawatan pada klien dnegan gangguan pemenuhan
kebutuhanrasa nyeri. Surabay : fakultas kedokteran Universitas Airlangga.
Padila. 2014. Keperawatan maternitas. Nuha medika. Yogyakarta.
Potter and perry. Buku ajar keperawatan konsep proses dan praktik. Ed. 4 vol. 2. Jakarta :
EGC
Rohmah, N dan Walid S. 2008. Asuhan Keperawatan dalam memenuhi Kebutuhan
Kenyaman.

16

Anda mungkin juga menyukai