Anda di halaman 1dari 14

Nama : Figiani

Nim : 142140061

Resume Accounting Theory

THEORY AND METHOD

Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik
tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Godfrey dkk (1992)
membuat periodisasi teori akuntansi sebagai berikut:

1. Pre-theory period (1492-1800)

Peragalo mengemukakan bahwa tidak ada teori akuntansi yang dirumuskan sejak
Pacioli sampai pada awal abad ke-19. kalaupun ada saran-saran atau pertanyaan-pertanyaan
belum dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis.

2. General scientific period (1800-1955)

Dalam periode ini sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa
penjelasan terhadap praktek akuntansi. Di sini sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan
dan mengembangkan praktek akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metode
empiris yang mengutamakan pengamatan atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan
didasarkan pada logika. Laporan AAA ”A Tentative Statement of Accounting Principles
Affecting Corporate Reports pada tahun 1938 serta laporan AICPA tentang A Statement of
Accounting Principle (Sanders, Hatfield dan Moore) merupakan dua contoh perumusan teori
akuntansi berdasarkan metode empiris atau disebut era general scientific ini.

3. Normative period (1956-1970)

Dalam periode ini perumus teori akuntansi mencoba merumuskan “norma-norma”


atau “praktek akuntansi yang baik”. Kalau dalam periode sebelumnya menekankan kepada
”APA” yang terjadi dalamperiode ini ”Bagaimana seharusnya” dilakukan, ”What should be”.
Pada periode ini muncul kritik terhadap konsep ”historical cost” dan pendukung adanya
”conceptual framework”. Beberapa terbitan laporan pada era ini adalah: An Inquiry into the
Nature of Accounting oleh Goldberg yang diterbitkan pada tahun 1965, AAA menerbitkan A
Statement of Basic Accounting Theory.

4. Specific Scientific Period (1970-sekarang)

Periode ini disebut juga “positive era”. Di sini teori akuntansi tidak cukup hanya
dengan sifat normatif tetapi harus bisa diuji kebenarannya. Norma dinilai subyektif jadi harus
diuji secara positif. Pendekatan normatif dikritik karena:

 Teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesa.


 Teori normatif didasarkan pada pertimbangan subyektif.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyektif maka
tidak bisa diterima begitu saja harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang
kuat. Pada periode ini data empiris sudah banyak tersedia kemudian teknik-teknik statistik
dan teknik yang menggunakan disiplin lain untuk melakukan pengujian sudah demikian
banyak sehingga memudahkan melakukan pengujian. Tujuan dari pendekatan teori akuntansi
positif adalah untuk menerangkan dan meramalkan praktek akuntansi. Salah satu contoh
dalam penggunaan teori positif ini adalah hipotesa ”bonus plan”. Hipotesa ini menunjukkan
bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus maka mereka akan berusaha
memaksimasi pendapatannya melalui pendekatan akuntansi yang dapat menaikkan laba
sehingga bonusnya tinggi. Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen tentu akan
memilih standar akuntansi yang dapat menaikkan laba atau bonus mereka. Teori ini akan
dapat menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam mana bonus plan
diberlakukan.

Watts dan Zimmerman pendukung konsep ini dalam bukunya Positive Accounting
Theory menyatakan bahwa keuntungan pendekatan ini adalah bahwa regulator bisa
meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktek akuntansi.

Menurut Godfrey dkk pada akhir-akhir ini ada kecenderungan munculnya perbedaan
antara Riset Academics dan Riset Profesional yang sebelumnya dinilai seragam. Riset
Academics tetap dalam pendekatan positif yang umumnya menekankan pada peran dan
pengaruh informasi akuntansi sedangkan Profesional agak condong pada pendekatan
normatif yang umumnya menekankan upaya untuk menyeragamkan praktek akuntansi agar
lebih bermanfaat bagi praktisi.

Metode Perumusan Teori

Merumuskan teori akuntansi atau dengan kata lain melakukan penelitian akuntansi
harus memiliki metode. Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literature dikena
beberapa metode berikut ini.

1. Metode Deskriptif (Pragmatic)

Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan,
maka metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive dan
menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang.

2. Psychological Pragmatic

Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi
laporan keuangan yang disusun dari berbagai aturan, standar, prinsip atau pedoman. Bidang
ini dapat juga disebut behavioral accounting.

3. Metode Normatif (1950-1960)

Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli
apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.

4. Metode Positive (1970)

Suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku atau
diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untk mengamati
perilaku atau fenmena nyata yang tidak ada dalam teori.

v Pendekatan Dalam Perumusan Teori

Menurut Godfrey, dalam mengaitkan antara teori dengan kenyataan , dikenal tiga
jenis hubungan, yaitu
 Syntactic

Teori dirumuskan dengan garis logis. Hubungan itu dirumuskan dalam bentuk aturan seperti
aturan bahasa, aturan matematik, dan lain sebagainya.

 Semantic

Teori menghubungkan konsep dasar dari suatu teori ke objek nyata.hubungan ini dituangkan
dalam bentuk aturan yang sesuai atau definisi operasional. Semantic menyangkut hubungan
kata, tanda, atau symbol dari kenyataan sehingga teori itu lebih mudah dipahami, realistic,
dan berarti.

 Pragmatic

Tidak semua teori memiliki aspek pragmatis. Disini pragmatis itu berkaitan dengan pengaruh
kata-kata, symbol terhadap manusia. Akuntansi dianggap memiliki kemampuan
mempengaruhi perilaku manusia.

Teori harus mampu merumuskan kebenaran. Oleh karena itu teori harus selalu diuji.
Ada 3 kriteria atau pihak atau sumber yang memiliki wewenang dalam mennetukan
kebenaran atas suatu teori, yaitu:

- Dogmatic

Kebenaran dikatakan benar karena disampaikan oleh ahli yang memenang memiliki
wewenang untuk menyampaikan kebenaran dan ini tidak perlu diuji lagi. Keyakinan pada
kebenaran ini hanya berdasar pada kepercayaan, keyakinan, atau iman seseorang. Misalnya
keyakinan beragama, charisma seseorang, jabatan, dan lain sebagainya.

- Self evidence

Kebenaran disampaikan dari suatu teori yang dibuktikan oleh pengetahuan umum,
pengamatan, atau pengalaman.

- Scientific
Kebenaran disampaikan dari suatu teori yg dibuktikan lewat metode ilmiah. Teori
dirumuskan, diuji, dan seterusnya berulang secara terus-menerus.

v Perumusan Teori Akuntansi

Dalam literature dikenal beberapa pendekatan dalam menrumuskan teori akuntansi.


Masing-masing penulis memberikan metode yang diikutinya. Beberapa pendekatan dalam
perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui adalah sebagai berikut :

 Pendekatan informal terbagi atas :

a) Pragmatis, praktis, dan non teoritis

Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik di
lapangan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan
persoalan secara praktis.

b) Pendekatan otoriter

Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang
mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.

 Pendekatan Teoritis terbagi atas :

1. Deduktif

Perumusan dimulai dari perumusan dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip
akuntansi) dan selanjutnya diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal
yang dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam penyusunan struktur akuntansi dimana
dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan postulat, kemudian prinsip, dan
akhirnya lebih khusus menyusun teknik atau standar akuntansi.

2. Induktif

Penyusunan teori akuntansi didasarkan pada beberapa observasi dan pengukuran khusus
dan akhirnya dari berbagai sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang
(informasi akuntansi) dan diambil kesimpulan umum (postulat dan prinsip akuntansi).
Tahapan yang dilalui adalah:

 Mengumpulkan semua observasi


 Menganalisis golongan observasi
 Penarikan kesimpulan umum
 Pengujian kesimpulan umum
 Etik

Dalam pendekatan perumusan akunansi ini digunakan konsep kewajaran, keadilan,


pemilikan dan kebenaran. Menurut D.R. Scottkriteria yang harus digunakan dalam
perumusan teori akuntansi adalah keadilan dengan memperlakukan pihak yang berkaitan
secara adil.

 Sosiologis

Yang menjadi perhatian utama dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak
social dari teknik akuntansi. Jadi yang menjadi perhatian bukan pemakai langsung, tetapi juga
masyarakat secra keseluruhan.

 Makro Ekonomi

Pendekatan ekonomi dalam perumusan teori akuntansi menekankan pada control


perilaku indikator makro ekonomi yang menghasilkan perumusan teori akuntansi. Dengan
demikian, pemilihan teknik akuntansi didasarkan pada dampaknya pada ekonomi nasional.
Dapat disimpulkan bahawa teknik dan kebijakan akuntansi harus dapat menggambarkan
realitas ekonomi dan pilihan terhadap teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi
ekonomi.

ACCOUNTING THEORY CONSTRUCTION

Salah satu cara untuk mempelajari dan menilai teori akuntansi adalah menggolongkan
mereka berdasarkan asumsi, bagaimana mereka dirumuskan, dan pendekatan untuk
menjelaskan dan meramalkan peristiwa yang sebenarnya. Beberapa klasifikasi yang telah
terbukti sangat berguna adalah pragmatic, syntactic, semantic, normative, positive, dan
naturalistic.

LO1 Pragmatic Theories


Descriptive Pragmatic Approach

Mungkin metode tertua dan paling universal pengembangan teori akuntansi adalah
dengan menggunakan deskriptif pragmatik. Dengan metode ini, kami terus mengamati
perilaku akuntan untuk menyalin prosedur akuntansi dan prinsip-prinsip. Dengan demikian,
itu adalah pendekatan induktif untuk pengembangan teori akuntansi adalah cara yang populer
untuk belajar keterampilan akuntansi sampai cukup akhir-akhir ini, seorang akuntan yang
telah dilatih dengan magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan selama beberapa tahun.
Sterling mengacu pada hal ini sebagai metode antropologi dan komentar seperti berikut:

”Misalnya, jika seorang antropolog akuntansi telah mengamati bahwa akuntansi manusia
biasanya mencatattokoh ‘konservatif’ dan secara umum hal ini sebagai prinsip
`konservatisme ‘, maka kita dapat menguji prinsip ini dengan mengamati apakah atau tidak’
seorang akuntansi dalam catatan fakta tokoh konservatif jika seorang antropolog akuntansi
menetapkan prinsip “keragaman ‘, maka kita dapat menguji prinsip ini dengan mengamati
apakah ada atau tidak seorang akuntansi dalam kejadian catatan sebenarnya yang serupa
dalam cara yang berbeda. Dan sebagainya”

Pendekatan pragmatic ini mungkin adalah pendekatan yang paling tua dan paling
universal digunakan dalam teori akuntansi. Bagaimanapun, ada beberapa kritikan dari
pendekatan ini untuk teori akuntansi, yaitu:
a) Pendekatan pragmatic tidak termasuk analisis penilaian kualitas tindakan seorang
akuntan.
b) Pendekatan pragmatic ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang menantang,
karena itu tidak memungkinkan untuk berubah.
c) Pendekatan pragmatic memfokuskan perhatian pada perilaku akuntan, bukan dalam
mengukur atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.

“…itu adalah pertimbangan nilai saya bahwa teori akuntansi seharusnya berkaitan dengan
fenomena akuntansi, tidak berlatih akuntan, dengan cara yang sama bahwa teori-teori fisika
yang berkaitan dengan fenomena fisik, tidak berlatih seorang fisikawan.”

Sterling menyimpulkan bahwa pendekatan pragmatis yang pantas untuk teori konstruksi
akuntansi. Kesimpulannya adalah, tentu saja dalam kaitannya dengan teori normatif tentang
bagaimana. Akuntansi harus menjadidilakukan daripada teori pragmatis yang
menggambarkan praktek dunia nyata.

Psychological Pragmatic Approach

Berbeda dengan Descriptive Pragmatic Approach di mana ahli teori mengamati perilaku
akuntan, Psychological Pragmatic Approach memerlukan ahli teori untuk mengamati
pengguna dari hasil pekerjaan akuntan seperti laporan keuangan. Reaksi pengguna diambil
sebagai bukti bahwa laporan keuangan berguna dan berisi informasi yang relevan. Masalah
dari Psychological Pragmatic Approach adalah bahwa beberapa orang mungkin bereaksi
secara logis, namun beberapa mungkin memiliki sebuah respon yang sudah dipersiapkan, dan
yang lain mungkin tidak bereaksi ketika mereka harus bereaksi. Sebuah perbaikan dari
pendekatan ini menyesuaikan untuk alasan ini dengan berkonsentrasi pada teori keputusan
dan bukan tanggapan dari pengambil keputusan individu.

LO2 Syntatic And Semantic Theories


Salah satu interpretasi teoritis dari sejarah Akuntansi biaya tradisional adalah bahwa hal
itu hampir sepenuhnya merupakan sintaksis. Interpretasi teori akuntansi dapat digambarkan
sebagai berikut masukan semantik untuk sistem ini adalah transaksi dan pertukaran yang
dicatat dalam voucher, jurnal dan buku besar dari bisnis. Hal ini kemudian dimanipulasi
(dipartisi dan dijumlahkan) atas dasar tempat dan asumsi dari akuntansi biaya historis.
Sebagai contoh, kita mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan dicatat dan nilai pasar dari aset
dan liabilitas diabaikan. Kami kemudian menggunakan akuntansi double entry dan prinsip-
prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba rugi dan neraca sisa. Proposisi
individu diverifikasi setiap kali laporan yang diaudit dengan memeriksa perhitungan dan
manipulasi. Dengan cara ini teori biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali. Jika kita
asumsikan program penelitian prinsip akuntansi Biaya Historis Lakatosian membentuk
heuristik negatif dan, dalam sudut pandang paradigma Khunian yang dominan.

Beberapa teori akuntansi sangat penting dari pendekatan ini. Mereka berpendapat
bahwa teori tersebut memiliki konten semantik hanya atas dasar inputnya. Tidak ada operasi
empiris bebas untuk memverifikasi perhitungan keluaran, sebagaicontoh ‘penghasilan’ atau
‘total aset’. Angka-angka ini tidak diamati, mereka adalah penjumlahan sederhana saldo
rekening dan proses audit ini, yang pada dasarnya, hanya sebuah kalkukasi kembali. Proses
audit memverifikasi masukan dengan memeriksa dokumen yang digaris bawahi dan
mengecek perhitungan matematika tetapi tidak memverifikasi output akhir. Ini berarti bahwa
akan ada sejumlah besar teknik akuntansi yang berbeda namun masih dapat diterima,
berdasarkan prinsip akuntansiumum dari praktek. Sterling berkomentar:
“Ketidakcukupan prosedur ini untuk mengkonfirmasi teori ini segera secara jelas. Seorang
mencoba untuk mengkonfirmasi teori astronomi, yang sebagaimana dicontohkan oleh
planetarium tertentu, maka kita bisa mulai dengan memeriksa pada keakuratan input
observasional dan seseorang mungkin juga memeriksa kesalahan dalam perhitungan. Namun,
di beberapa titik output dari sistem akan diverifikasi. Seseorang akan melihat langit untuk
melihat apakah bintang-bintang yang sebenarnya dalam posisiyang ditunjukkan oleh
planetarium. Dengan tidak adanya langkah terakhir ini, beberapa kemustahilan dapat terjadi.
Pertama, himpunan persamaan dapat menggambarkan situasi apapun, misalnya orbit segi
empat, orbit persegi panjang. Jika salah satu dibatasi prosedur klarifikasi ‘untuk memeriksa
keakuratan input dan perhitungan kembali, maka orang akan menyatakan bahwa planetarium
ini menyajikan secara wajar posisi bintang-bintang. Satu-satunya cara untuk menemukan
bahwa orbit harus atau seharusnya tidak menjadi persegi panjang adalah dengan melakukan
operasi terpisah dan membandingkan hasil operasi itu dengan output dari sistem.Jika cukup
banyak output menjadisasaran verifikasi yang bebas, teori orbit persegi panjang akan baik
dikonfirmasi atau tidak. Kedua, jika ada dua planetarium yang diperhatikan dengan fenomena
yang sama tetapi dengan set yang berbeda ‘persamaan menghasilkan output yang
bertentangan, maka prosedur audit akan mengharuskan mereka berdua akan disertifikasi
sebagai benar ketika setidaknya satu dari, semua selalu salah. Akhirnya, jumlah set yang
berbeda dari persamaan dengan Keluaran yang berbeda tak terbatas”.

LO3 Normative Theories


Perumusan teori normative ini mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan 1960.
Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa
yang seharusnya dilakukan. Dalam pendekatan ini, akuntansi dianggap sebagai norma
peraturan yang harus diikuti, tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau
tidak. Teori ini berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan.
Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya
dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Teori normatif ini berfokus pada dua hal, yaitu
true income dan decision usefulness.
1. True Income
True income berfokus pada suatu pengukuran tunggal untuk aset dan suatu bentuk sifat laba
yang unik. Namun, tidak ada kesepakatan tentang apa yang benar atau pengukuran yang
benar dari nilai dan keuntungan. Banyak literatur selama periode ini diisi oleh perdebatan
mengenai manfaat dari sistem pengukuran alternatif.
2. Decision Usefulness
Pendekatan ini berasumsi bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah membantu dalam proses
pembuatan keputusan terhadap pengguna laporan keuangan tertentu dengan menyediakan
data akuntansi yang relevan dan bermanfaat. Teori decision-usefulness bersifat normatif
karena didasarkan pada beberapa asumsi berikut:
a) Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran
b) Laba dan rantai nilai dapat terukur dengan tepat
c) Akuntansi keuangan bermanfaat dalam membuat keputusan ekonomi
d) Pasar yang tidak efisien
e) Akuntansi konvensional adalah tidak efisien
f) Terdapat satu pengukuran laba yang unik

Karena teori normative dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, maka
tidak bisa diterima begitu saja, akan tetapi harus diuji secara empiris agar memiliki dasar
teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang
dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, dan merekomendasikan penggantian system historis
cost dan peamakaian teori normative oleh semua pihak.

LO4 Positive Theories


Selama tahun 1970-an, teori akuntansi melihat langkah kembali ke metodologi empiris
atau positif. Positivisme atau empirisme berarti menguji hipotesis yang berkaitan atau
akuntansi atau teori kembali ke ‘pengalaman’ atau ‘fakta’ dari dunia nyata. Penelitian
akuntansi positif pertama difokuskan pada pengujian empiris dari beberapa asumsi yang
dibuat oleh teori akuntansi normatif. Misalnya, dengan menggunakan kuesioner dan teknik
survey lainnya, sikap untuk kegunaan teknik akuntansi yang berbeda ditentukan. Pendekatan
yang khas adalah untuk surveipendapat darimenganalisis keuangan, petugas bank atau
akuntan pada kegunaan metode akuntansi inflasi yang berbeda dalam pengambilan keputusan
mereka tugas (seperti memprediksikebangkrutan atau memutuskan apakah akan membeli
atau menjual saham). Pendekatan lain adalah untuk menguji pentingnya diasumsikan dari
output akuntansi di pasar. Pengujian dilakukan untuk mencoba menentukan apakah akuntansi
inflasi meningkatkan efisiensi informasi pasar saham, apakah pendapatan merupakan faktor
penentu penting dalam penilaian saham, apakah biaya data akuntansi ‘halus’ pertemuan
keluar menimbang manfaat, atau apakah penggunaan yang berbeda teknik akuntansi
mempengaruhi nilai (hipotesis mekanistik).
Sekarang ini yang lebih penting dari teori akuntansi adalah berfokus pada menjelaskan
alasan dari praktek yang sekarang terjadi dan memprediksikan peran akuntansi serta
informasi terkait keputusan ekonomi dari perusahaan perseorangan, firma, dan pihak lain
yang berkontribusi pada operasi pasar dan ekonomi. Penelitian ini menguji teori-teori yang
menganggap bahwa informasi akuntansi merupakan komoditas ekonomi dan komoditas
politik dan orang-orang akan bertindak untuk kepentingan diri sendiri.
Perbedaan antara Teori Normative dan Positive adalah pada: Normative ; teori yang
berdasarkan perspektif, dan teori positive adalah deskriptif, atau prediksi. Faktanya, teori
normative dan teori positif dapat saling berdampingan dan saling melengkapi. Teori positif
dapat membantu memberikan pemahaman tentang peran akuntansi yang pada gilirannya
dapat membentuk dasar untuk mengembangkan teori normatif untuk meningkatkan praktek
akuntansi.

LO5 Different Perspectives


Dalam pandangan ini kita lebih berfokus pada pendekatan yang sangat terstruktur
dengan perumusan teori- pendekatan ilmiah. Kita mulai dengan teori yang didasarkan
pengetahuan sebelumnya atau diterima secara ‘ilmiah’ konstruksi
teorinya.Langkahselanjutnya adalah dengan menggunakan teori untuk membangun masalah
penelitian ketika kita mengamati dunia nyata perilaku yang tidak setuju dengan teori. Pada
tahap ini, kami mengembangkan teori untuk menjelaskan perilaku yang diamati dan
menggunakan teori untuk menghasilkan hipotesis diuji yang akan dikuatkan hanya jika teori
memegang. Kami kemudian mengikuti prosedur yang tepat dan sangat terstruktur atau
ditentukan untuk pengumpulan data dan setelah menundukkan data (biasanya) dengan teknik
matematika atau statistik, kita memvalidasi atau menolak hipotesis diuji. Pendekatan ini
memiliki asumsi yang melekat lebih lanjut bahwa melihat dunia untuk diteliti sebagai realitas
obyektif yang mampu memeriksa dalam hal skala besar atau statistik rata-rata. Jenis
penelitian ini dilakukan oleh hipotesis tambahan yang kemudian dikumpulkan. Asumsi
tersirat adalah bahwa variabel diteliti memiliki beberapa stabilitas di perusahaan, industri dan
waktu.
Pendekatan penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ‘ilmiah’ dan
merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang
akuntansi, khususnya diAmerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu didasarkan pada
asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang
berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang
berbeda. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan
hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas
mengenai asumsi yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan
apakah pendekatan penelitian alternatif yang lebih tepat. Ada tubuh tumbuh sastra, longgar
dicap sebagai penelitian naturalistik, yang sangat penting dari pendekatan yang sangat
terstruktur diadopsi oleh ‘ilmiah’ peneliti. Kami meninjau secara singkat beberapa kritik
mereka dibagian ini.
Pendekatan naturalistik menganggap akuntansi dibangun sebagai realitas daripada
realita objektif dan penelitian naturalistik memungkinkan untuk menggunakan study kasus
dan pengalaman individu dibandingkan dengan pendekatan ilmiah dari formulasi model
sintaktis.
Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan
penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan
asumsi ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan
penelitian diajukan dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat melihat akuntansi sebagai
konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa diri gambar orang memegang, atau apa
yang mendasari asumsi mempertahankan pandangan bahwa, atau apa bagian persepsi ini
bermain dalam mengendalikan cara mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah
jenis pertanyaan yang mungkin akan diteliti menggunakan ontology subjektif.

LO6 Scientific Approach Applied To Accounting


Misconceptions of purpose
Banyak kesalahpahaman tentang ada upaya untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk
akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya ini adalah untuk membuat para ilmuwan dari
praktisi akuntansi. Pandangan ini, tentu saja, adalah konyol. Seorang ilmuwan adalah salah
satu yang menggunakan metode ilmiah dan, oleh karena itu, terutama peneliti. Profesi medis
memberikan analogi yang baik dari perbedaan antara peneliti dan praktisi dan penggunaan
dan efek dari metode ilmiah.
Para peneliti medis adalah seorang ilmuwan, tetapi praktisi medis (dokter) adalah tidak.
Yang terakhir adalah seorang teknisi, orang yang menerapkan alat-alat kedokteran. Dia
adalah orang yang professional yang diharapkan untuk menggunakan penilaian untuk
mendiagnosis penyakit dan merekomendasikan pengobatan. Alat ‘kedokteran yang berlaku
terutama terdiri, dari pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian ilmiah oleh peneliti
medis. Namun, seperti di beberapa bidang lain, penelitian ilmiah tidak menemukan semua
jawaban atas pertanyaan medis dan beberapa kesimpulan yang lain tidak persuasif.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah generalisasi, tapi praktisi dihadapkan dengan kasus-
kasus tertentu yang mungkin tidak sesuai persis dengan kesimpulan umum.
Kesalahpahaman umum lain tentang penerapan pandangan ilmiah dalam akuntansi
adalah bahwa ‘kebenaran mutlak’ yang diinginkan, yang tentu saja tidak mungkin. Oleh
karena itu berpendapat bahwa itu adalah sia-sia untuk mencari apa yang tidak mungkin.
Argumen seperti itu didasarkan pada kesalahpahaman bahwa ilmu pengetahuan mengetahui
kebenaran mutlak. Metode ilmiah yang tidak sempurna.Ini adalah penemuan manusia untuk
membantu kami memastikan apakah pernyataan harus dianggap benar atau tidak. Struktur
dari proses di mana penentuan ini dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat
mengklaim kebenaran mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kebenaran ilmiah
bersifat sementara. Sebuah pernyataan atau teori keuntungan status `kebenaran ‘hanya setelah
para ilmuwan di daerah dari mana teori berkembang memutuskan bahwa bukti cukup
persuasif. Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa substitusi, penyesuaian dan
modifikasi dari teori yang dibuat terang dalam bukti baru. Misalnya, teori Newton memberi
jalan untuk teori relativitas Einstein. Dalam pandangan dari apa yang kita katakan, kita harus
memiliki konsepsi yang kurang idealis dari syarat ‘kebenaran’ dan ‘fakta, dalam ilmu
pengetahuan.

LO7 Issues For Auditing Theory Construction


Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, audit adalah sebuah proses verifikasi yang
digunakan dalam input dan proses akuntansi. Auditor bukanlah memverifikasi output yang
sesuai dengan keuntungan pengukuran ekonomi, tapi memberikan pendapat apakah laporan
keunagan sesuai dengan kerangka kerja pelaporan yang berlaku.
Perkembangan teori auditing diikuti secara perlahan oleh pendekatan teori akuntansi.
Penulis awal berusaha untuk mendokumentasikan proses audit dan tugas yang diharapkan
dari auditor. Upaya untuk pengembangan teori audit secara umum sudah mulai dari tahun
1960 dan dijelaskan serta dipakai pada praktik audit terbaik. Baru baru ini, penelitian telah
mempelajari bagaimana seorang auditor membuat keputusan dalam upaya untuk
memprediksi perilaku auditor, dan positive teori menjelaskan permintaan atas audit dan biaya
audit menggunakan model ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai