Anda di halaman 1dari 11

OBSERVASI PELAKSANAAN POSKESDES DI MASYARAKAT

Dosen Pengampu: Arum Lusiana, S.SiT, M. Keb

Disusun Oleh:

Dina Wahyu Setiyani (P1337424515002)

Isna Nur Rohmah (P1337424515011)

Dwi Kartikawati (P1337424515013)

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mengenai Observasi
Pelaksanaan Poskesdes Di Masyarakat yang merupakan tugas untuk melengkapi mata
kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat di Sarjana Terapan Kebidanan
Magelang Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
a. Dekan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Magelang Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang.
b. Dosen Pengampu mata kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Terapan Kebidanan Magelang Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
c. Orang tua yang selalu memberi doa.
d. Teman – teman seperjuangan yang memberikan dukungan dan semangat.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Magelang, 27 Februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................. 2

C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 7

BAB IV PENUTUP................................................................................................... 18

A. SIMPULAN ................................................................................................... 18

B. SARAN .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat dilihat dari status
kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan,
prevalensi gizi kurang dan umur angka harapan hidup.Angka kematian bayi menurun
dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (2002–2003) dan angka kematian
ibu melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup
(2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 66,2
tahun (2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi
66,2 tahun (2003).Prevalensi gizi kurang (underweight) pada anak balita, telah
menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 27,5 persen (2004).
Bila dilihat permasalahan gizi antar provinsi terlihat sangat bervariasi yaitu
terdapat 10 provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30% dan bahkan ada yang
diatas 40% yaitu di provinsi Gorontalo, NTB, NTT dan Papua. Kasus gizi buruk
umumnya menimpa penduduk miskin/tidak mampu. Di sisi lain masalah baru gizi
seperti kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung meningkat karena
perubahan gaya hidup masyarakat. Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada anak-
anak dan usia di atas 55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih tinggi pada wanita
dibanding pria.
Kondisi umum kesehatan seperti dijelaskan di atas dipengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas
pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang
diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di
hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia
adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132
unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua
kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih
menjadi kendala.Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat,
terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi.Fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun
sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan optimal.

B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II

TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR POS KESEHATAN DESA

A. PENGERTIAN
Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disingkat dengan Poskesdes, adalah
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam
rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa.
Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara
upaya masyarakat dan dukungan Pemerintah.
Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan keder atau
tenaga sukarela ainnya.
Pengertian “Desa” dapat berarti desa atau kelurahan atau nagari atau sebutan
lainnya bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desanya.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya Promosi Kesehatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
b. Terselenggranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan keadian luar
biasa (KLB) serta factor risikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang
berisiko).
c. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang
kesehatan.
d. Terselenggranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga professional kesehatan.
e. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan yang menyeluruh
mencakup upaya promotif preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
Kegiatan poskesdes utamanya adalah pengamatan dan kewaspadaan dini
(surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko dan surveilans
lingkungan, dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan
kesehatan, dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan Poskesdes lainnya merupakan pusat pengembangan atau revitalisasi
sebagai UKBM, menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat, kemitraan dengan
berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) terkait.
Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau kemasyarakatan yang
dilakukan melalui musyawarah dan mufakat yang disesuaikan dengan kondisi dan
potensi masyarakat setempat.

D. FUNGSI POSKESDES
1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah
kesehatan
3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat serta untuk meningkatkan jangkauan dan cakupan
pelayanan kesehatan
4. Sebagai wahana pembentukan ejaring berbagai UKBM yang ada di desa.

E. PRIORITAS PENGEMBANGAN
Meningkatkan Poskesdes merupakan salah satu upaya memerankan pelayanan
kesehatan yang sekaligus wahana partisipasi masyarakat, maka prioritas
pengembangannya adalah:
1. Desa/ kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan (Puskesmas dan Rumah
Sakit). Adapun desa yang terdapat Puskesmas Pembantu masih memungkinkan
untuk dikembangkan Poskesdes.
2. Desa di lokasi terisolir,terpencil, tertinggal, perbatasan atau kepulauan
Sebagai langkah awal pengembangan dapat diutamakan pada desa yang sudah
terdapat Polindes.

F. MANFAAT
1. Bagi Masyarakat Desa
a. Permasalahan kesehatan di Desa dapat dideteksi secara dini,
sehingga bisa ditangani dengan cepat dan diselesaikan, sesuai
kondisi, potensi dan kemampuan yang ada
b. Masyarakat desa dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang
dapat dijangkau (secara geografis).
2. Bagi Kader
a. Kader mendapatkan informasi awal di bidang kesehatan
b. Kader mendapatkan kebanggaan, bahwa dirinya lebih berkarya bagi
warga desanya
3. Bagi Puskesmas
a. Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan
segala sumberdaya secara efektif dan efisien.
b. Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat,
dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Bagi sector lain
a. Dapat memadukan kegiatan sektornya dengan bidang kesehatan
b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih efektif dan
efisien.

G. PENGORGNISASIAN
Prinsip pengorganisasian Poskesdes adalah dikelola oleh masyarakat yang dalam
hail ini kader dengan bimbingan tenaga kesehatan.
1. Tenaga Poskesdes
Agar poskesdes dapat terselenggara, maka perlu didukung dengan tenaga
sebagai berikut:
a. Tenaga Masyarakat
- Kader
- Tenaga sukarela lainnya
Tenaga masyarakat sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) orang yang
mendapatkan pelatihan khusus.
b. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan di Poskesdes minimal
seorang bidan.
Pemenuhan tenaga kesehatan Poskesdes awalnya dapat dilakukan atas
bantuan Pemerintah, dan selanjutnya diharapkan bisa dilakukan secara
bertahap oleh masyarakat sendiri. Diharapkan tenaga kesehatan yang akan
membantu Poskesdes berdomisili di desa/ kelurahan setempat.
2. Kepengurusan
Kepengurusan Poskesdes dipilih melalui musyawarah dan mufakat masyarakat
desa, serta ditetapkan oleh Kepala Desa. Struktur pengurus minimal terdiri dari
Pembina, ketua, sekretaris, bendahara dan anggota susunan pengurus Poskesdes
bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan,
kondisi dan permasalahan setempat.
3. Kedudukan dan Hubungan Kerja
Kedudukan dan hubungan kerja antara Poskesdes dengan unit-unit masyarakat,
dapat digambarkan sebagai berikut:
Dinkes Kabupaten/ RSUD Kabupaten/
Kota Kota

Puskesmas

PUSTU PUSTU

POSKESDES

POSYANDU UKBM Lain

Keluarga/
Masyarakat
Keterangan:

1. Poskesdes merupakan coordinator dari UKBM yang ada (misalnya: Posyandu, Poskestren,
ambulan desa). Dengan demikian maka Poskesdes bertugas pula membina kelestarian
UKBM tersebut.
2. Poskesdes berada di bawah pengawasan dan bimbingan Puskesmas setempat. Pelaksana
Poskesdes wajib melaporkan kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sector terkait
sesuai dengan bidangnya. Laporan kesehatan disampaikan kepada Puskesmas, adapun
laporan yang menyangkut pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada kepala
Desa.
3. Jika wilayah desa tersebut terdapat Puskesmas Pembantu, maka Poskesdes berkoordinasi
dengan Puskesmas Pembantu tersebut.
4. Poskesdes dibawah pembinaan Kabupaten/ Kota melalui Puskesmas. Pembinaan dalam
aspek upaya kesehatan perorangan. Apabila Poskesdes tidak mampu memberikan
pelayanan maka perlu melakukan rujukan ke Puskesmas, antara lain pelayanan
kegawatdaruratan. Pada keadaan tertentu Poskesdes dapat melakukan rujukan langsung ke
Rumah Sakit dengan sepengetahuan Puskesmas.

LANGKAH PENGEMBANGAN POS KESEHATAN DESA


A. PERSIAPAN INTERNAL
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya
dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para provider, atau petugas
kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis mapun petugas
administrasi. Persiapan para provider ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan dan pelatihan
yang bersifat konsolidasi yang tentunya disesuaikan dengan kondisi setempat.
Luaran langkahini diharapkan para provider telah memahami tugas dan fungsinya, dan
siap untuk melakukan pendekatan pada pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat.

B. PESRIAPAN EKSTERNAL
Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat, terutama tokoh masyarakat
agar mereka tahu, mau dan mampu mendukung pengembangan Poskesdes.
Pendekatan kepada para tokoh masyarakat, diharapkan agar mereka memahami dan
mendukung dalam pembentukan opini public untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi
pengembangan Poskesdes. Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, financial dan
materiil seperti kesepatakan dan persetujuan mayarakat untuk pengembangan Poskesdes.

Anda mungkin juga menyukai