Anda di halaman 1dari 28

Pengertian dan Konsep

Produktivitas Kerja
Solichul HA. BAKRI, et al
Ergonomi untuk Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas
ISBN: 979-98339-0-6
To make work more human

Pada hakekatnya pembangunan yang sedang


kita laksanakan adalah bertujuan untuk
memanusiakan manusia, seperti halnya telah
ditekankan dalam soglan ILO yaitu ‘To make
work more human’.
Manusia sebagai unsur utama pelaku
pembangunan, harus merupakan titik sentral
dari pembangunan itu sendiri.
Produktivitas
• Dengan demikian, setiap kebolehan, kemampuan
dan keterbatasan yang dimiliki haruslah selalu
diperhitungkan, untuk selanjutnya
dibenargunakan dalam setiap aktivitas
pembangunan sehingga daripadanya diperoleh
produktivitas yang setinggi-tingginya.
• Produktivitas pada dasarnya merupakan sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin, dan hari ini dikerjakan untuk
kebaikan hari esok (Sodomo, 1991 dikutip dari
DPNI).
output
• Produktivitas telah menjadi kata rumah tangga dan
sangat populer karena hampir semua orang berbicara
tentang hal tersebut. Namun demikian, istilah
'produktivitas' mempunyai makna dan hal yang
berbeda-beda antara orang satu dengan yang lainnya.
• Sebagai sebuah fenomena, produktivitas berkisar dari
efisiensi untuk efektivitas, untuk tingkat turnover dan
ketidakhadiran, untuk mengukur output, untuk
mengukur klien atau kepuasan konsumen, untuk
mengukur sesuatu yang tidak nampak secara jelas,
seperti gangguan dalam alur kerja dan juga mengukur
seperti moral, loyalitas dan kepuasan kerja.
produktivitas
• Definisi produktivitas pada dasarnya sangat kompleks dan
karena melibatkan konsep baik teknis maupun manajerial.
• Produktivitas merupakan masalah yang telah menjadi
perhatian oleh berbagai pihak, seperti instansi pemerintah,
perhimpunan pengusaha dan serikat pekerja serta lembaga
sosial lainnya.
• Oleh karena itu, membahas masalah produktivitas di semua
tingkatan adalah secara umum, karena menyangkut
hubungan langsung antara produktivitas dan standar hidup
manusia. Maka semakin berbeda tujuan dari individu,
lembaga dan institusi, maka semakin berbeda pula dalam
pendefinisian tentang produktivitas.
kualitas
• Konsep
produktivitas
juga terkait
dengan kualitas
(output, input
dan proses itu
sendiri).

• Sebuah elemen kunci penting yaitu berkaitan dengan


kualitas tenaga kerja, manajemen dan
• Kondisi kerja dan secara umum telah diakui bahwa
peningkatan kualitas hidup pekerja dan peningkatan
produktivitas cenderung berjalan seiring.
Efisiensi dan Efektivitas
Produktivitas dapat dianggap sebagai suatu ukuran yang
komprehensif tentang bagaimana organisasi dapat
memenuhi kriteria berikut ini (Prokopenko, 1987)
• Tujuan: Sejauh mana produktivitas dapat tercapai.
• Efisiensi: Seberapa efektif sumber daya yang digunakan
yaitu dengan melakukan hal yang benar (Doing things
right).
• Efektivitas: Hal apa yang telah dicapai dibandingkan
dengan apa yang mungkin dicapai dengan melakukan
hal yang benar (Doing the right things).
• Komparatif: Bagaimana kinerja produktivitas dicatat
dari waktu ke waktu.
Pedoman Pelayanan Produktivitas

Di dalam Permenakertrans No.PER.21/MEN/IX/2009 tentang


dinyatakan bahwa produktivitas adalah sikap mental yang
selalu berusaha untuk melakukan perbaikan mutu kehidupan
secara berkelanjutan melalui peningkatan efisiensi,
efektivitas, dan kualitas.
– Efisiensi adalah suatu ukuran tingkat penghematan
penggunaan masukan dalam suatu proses produksi
barang atau jasa.
– Efektivitas adalah suatu ukuran tingkat pencapaian
sasaran dari suatu proses produksi barang atau jasa,
baik dalam arti kuantitas maupun kualitas.
Pedoman Pelayanan Produktivitas
Bahkan sebelumnya,
di dalam Doktrin
Konvensi Oslo 1984,
dinyatakan bahwa
Produktivitas adalah
suatu konsep yang
universal yang
bertujuan

untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk


lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-
sumber riil yang makin sedikit. Prodiktivitas merupakan
interaksi terpadu dari investasi (iptek dan riset), menejemen
dan tenaga kerja.
output dan input
Definisi paling kontroversial tentang produktivitas adalah
hubungan kuantitatif antara output dan input (Iyaniwura
dan Osoba, 1983, Antle dan Capalbo, 1988).
Definisi ini menikmati adanya penerimaan umum karena
dua pertimbangan yang terkait.
Pertama, adalah definisi yang menunjukkan bahwa
produktivitas dianggap menjadi suatu konteks perusahaan,
industri atau nilai ekonomi secara keseluruhan.
Kedua, terlepas dari jenis produksi, sistem ekonomi atau
politik, definisi produktivitas tetap sama selama konsep
dasarnya adalah hubungan antara kuantitas dan kualitas
barang dan jasa yang diproduksi dan jumlah sumber daya
yang digunakan untuk menghasilkan produk (Prokopenko,
1987).
produktivitas
•Eatwell dan Newman
(1991) mendefinisikan
produktivitas sebagai
suatu perbandingan dari
beberapa ukuran output
terhadap beberapa indeks
penggunaan input.
•Dengan kata lain, produktivitas tidak lebih dari suatu rasio
aritmatika antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap
sumber daya yang digunakan dalam proses produksi.
•Konsep produktivitas selanjutnya menyiratkan bahwa hal
tersebut memang dapat dianggap sebagai suatu output per unit
input atau efisiensi dengan berbagai sumber daya yang
digunakan (Samuelson dan Nordhaus, 1995).
produktivitas
Pengertian lain dari
produktivitas adalah suatu
konsep universal yang
menciptakan lebih banyak
barang dan jasa bagi kebutuhan
manusia, dengan menggunakan
sumber daya yang serba
terbatas.
Untuk mencapai tingkat produktivitas yang optimal, maka
perlu dilakukan melalui pendekatan multidisipliner yang
melibatkan semua usaha, kecakapan, keahlian, modal,
teknologi, manajeman, informasi dan sumber-sumber daya
lain secara terpadu untuk melakukan perbaikan dalam upaya
peningkatan kualitas hidup manusia.
produktivitas
Seperti telah kita ketahui,
bahwa konsep umum dari
produktivitas adalah suatu
perbandingan antara keluaran
(output) dan masukan (input)
per satuan waktu.
Produktivitas dapat dikatakan
meningkat apabila:
1) jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah
masukan/ sumber daya yang sama;
2) jumlah produksi/keluaran sama atau meningkat dengan
jumlah masukan/sumber daya lebih kecil dan
3) produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan
penambahan sumber daya yang relatif kecil (Chew, 1991 dan
Pheasant, 1991). Konsep tersebut tentunya dapat dipakai di
dalam menghitung produktivitas di semua sektor kegiatan.
Efisiensi & Efektifitas
Menurut Manuaba
(1992a) peningkatan
produktivitas dapat
dicapai dengan
menekan sekecil-
kecilnya segala
macam biaya

termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia


(do the right thing) dan meningkatkan keluaran
sebesar-besarnya (do the thing right).
Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan
pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektifitas kerja
secara total.
analogi
Dengan suatu analogi, kita dapat
menggambarkan bahwa suatu
contoh dari rasio produktivitas
adalah kilometer perjalanan per
galon bensin, dimana bensin
adalah input dan kilometer
merupakan output.

Namun, input banyaknya bensin tidak digunakan untuk menentukan


efisiensi kinerja mobil. Faktor-faktor yang terkait lainnya seperti
kecepatan, arus lalu lintas, efisiensi mesin dan efisiensi bahan bakar
adalah sama-sama terlibat dalam perhitungan indeks input. Ukuran
output kilometer perjalanan dapat menjadi ukuran dari efektivitas atau
besarnya hasil yang dicapai. Dengan demikian, produktivitas menjadi
suatu pencapaian tingkat kinerja tertinggi dengan pengeluaran sumber
daya terendah. Hal ini merupakan suatu rasio kualitas dan kuantitas
produk terhadap berbagai sumber daya yang digunakan.
mengukur produktivitas
Konsep dalam mengukur
produktivitas perlu
memperhatikan beberapa
kesalahpahaman umum
yang sering terjadi.
Kesalahpahaman tersebut
adalah sebagai berikut:

• Pertama, bahwa produktivitas tidak hanya sekedar masalah


efisiensi tenaga kerja atau produktivitas tenaga kerja. Meskipun
statistik produktivitas tenaga kerja pada dasarnya merupakan data
yang penting untuk digunakan dalam pembuatan kebijakan.
Produktivitas jauh lebih dari hanya sekedar produksi yang
dihasilkan oleh tenaga kerja dan perlu untuk mempertimbangkan
input lain yang terlibat dalam proses produksi.
mengukur
produktivitas •Kedua, produktivitas tidak sama
dengan peningkatan output atau
kinerja. Sumanth (l984)
menjelaskan kesalahpahaman
ini sebagai suatu konfuse atau
kebingungan antara
produktivitas dan hasil produksi.

• Output mungkin meningkat tanpa peningkatan produktivitas jika,


misalnya, biaya input meningkat secara tidak proporsional. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk menghindari
kesalahpahaman ini adalah mengupayakan trend biaya input
terutama dengan menghubungkan peningkatan output dengan
kenaikan harga dan inflasi. Pendekatan ini sering merupakan
orientasi proses yang tidak memperhatikan hasil akhir.
confuse
• Ketiga, produktivitas sering
menimbulkan kebingungan,
untuk membedakan antara
produktivitas dan
profitabilitas. Profitabilitas
adalah suatu fungsi dari
tingkat pemulihan harga,
bahkan ketika terjadi
penurunan produktivitas.

• Produktivitas yang tinggi tidak selalu diikuti dengan keuntungan yang


tinggi jika barang dan jasa yang dihasilkan secara efisien dan efektif
tidak sesuai permintaan. Produktivitas juga dapat membingungkan
dengan istilah efisiensi atau effektivitas yang dapat dimaknai sama
artinya dengan produktivitas itu sendiri.
• Di sektor swasta misalnya, efektivitas dapat berarti menghasilkan
keuntungan dan dapat melestarikan pangsa pasar di masa depan.
Menurut Scott (l983), bahwa efisiensi dan efektivitas sebenarnya
merupakan ukuran kinerja.
cutting cost
• Keempat, banyak yang
mempercayai bahwa pemotongan
biaya selalu meningkatkan
produktivitas. Ketika hal ini
dilakukan tanpa pandang bulu,
maka akan dapat membawa
penurunan produktivitas dalam
jangka panjang.
Kita tidak dapat begitu saja mempercayai bahwa produktivitas hanya
dapat diterapkan untuk produksi. Pada kenyataannya, produktivitas
relevan dengan segala jenis organisasi atau sistem termasuk jasa,
khususnya informasi.
Sebagai contoh, peningkatan teknologi informasi sendiri dapat
memberikan dimensi baru untuk konsep produktivitas dan
pengukuran tenaga kerja dan ROI.
konsep produktivitas
•Konsep produktivitas dapat
dikaitkan dengan kualitas
output; input dan interaksi
proses antara keduanya.
•Suatu elemen penting
adalah kualitas tenaga
kerja, manajemen dan
kondisi kerjanya,

karena elemen tersebut yang dapat mendorong kenaikan


produktivitas kerja dan peningkatan kualitas hidup secara
beriringan.
•Lawlor (l985) menyatakan bahwa produktivitas sebagai suatu
pengukuran yang komprehensif tentang bagaimana efisiensi dan
efektifitas sebuah organisasi atau pemenuhan ekonomi
berdasarkan 5 (lima) sasaran, yaitu: tujuan, efisiensi, efektifitas,
komparatif dan tren progresif.
penyakit akibat kerja
Menurut modul training ILO
dengan judul Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di
tempat kerja (ILO, 2013),
kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja menghabiskan
biaya yang sangat besar dan
memiliki dampak secara
langsung dan tidak langsung
yang sangat serius dan
outcome-nya berdampak pada
kehidupan pekerja dan
keluarganya serta bagi status
finansial perusahaan.
pemborosan kerja
Bagi pengusaha,
beberapa biaya
sebagai pemborosan
dapat dijelaskan
sebagai berikut:

• Pembayaran upah untuk pekerjaan yang tidak dilakukan;


• Pembayaran biaya medikal dan kompensasi;
• Perbaikan dan penggantian peralatan kerja dan mesin-mesin
yang rusak;
• Pengurangan produksi;
• Biaya training dan administrasi, biaya asuransi meningkat;
• Penurunan kualitas kerja;
• Efek negatif pada moral pekerja lainnya, dan lain sebagainya.
biaya-biaya lain
Sebagai tambahan dari biaya tersebut, perlu pula diperhitungkan
biaya-biaya yang berkaitan dengan hal-hal berikut:
• Pekerja yang mengalami kecelakaan atau sakit mungkin harus
dipindahkan ke tempat kerja lain;
• Pekerja baru harus dilatih dan diberikan waktu untuk dapat
melaksanakan pekerja dengan baik;
• Waktu yang diperlukan agar pekerja pengganti tersebut dapat
melaksanakan pekerjaaan sama kualitasnya dengan pekerja
sebelumnya;
• Waktu yang diperlukan untuk melakukan investigasi kecelakaan kerja,
membuat laporan dan sejenisnya;
• Kecelakaan sering dapat mempengaruhi dan mengganggu
konsentrasi pekerja lain;
• Kondisi K3 yang tidak baik di tempat kerja dapat juga menyebabkan
hubungan publik yang tidak baik, dan lain sebagainya.
Dampak kecelakaan di tempat kerja dan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan
Sumber: De Greef et al, 2011
Tidak nyata kelihatan Lebih atau kurang nyata kelihatan
Si korban  Kesakitan, penderitaan moral dan  Kehilangan pendapatan
penderitaan psikologis (khususnya  Penurunan kemampuan profesionalisme
untuk kasus permanen)  Biaya medikal
 Kehilangan kepercayaan diri  Kehilangan waktu (untuk penyembuhan)
 Keterbatasan dalam hubungan sosial
 Perubahan gaya hidup
Keluarga dan  Penderitaan moral dan psikologis  Kehilangan pendapatan finansial
Teman  Beban keluarga dan medikal  Biaya ekstra
 Keterbatasan dalam hubungan sosial
Rekan kerja  Kesedihan secara psikologis dan fisik  Kehilangan waktu dan mungkin juga premium
 Kegelisahan atau kepanikan (dalam  Peningkatan beban kerja
kasus kecelakaan dan penyakit akibat  Melatih tenaga kerja sementara
kerja yang serius atau sering)
Perusahaan  Presenteeism (pekerja hadir di  Internal audit
tempat kerja tetapi terdapat
keterbatasan terhadap kinerja
 ,
Absenteeism Penurunan produksi
pekerjaannya oleh karena masalah  Kerusakan peralatan dan material
fisik dan atau mental)  Penurunan kualitas produk
 Image perusahaan  ,
Training pekerja baru Gangguan teknis
 Penurunan hubungan pekerjaan dan  Kesulitan secara organisasi
sosial
 ,
Peningkatan biaya produksi Peningkatan asuransi

 ,
Biaya administrasi dan Sanksi hukum
biaya perawatan kesehatan
• Sebagaimana Kirsten (2010)
mencatat, Survei dengan topik
“Working Well: A Global Survey of
Health Promotion and Workplace
Wellness Strategies” yang
direspon oleh lebih dari 10 juta
responden dari 45 negara yang
berbeda menemukan bahwa

tujuan strategis yang paling penting untuk menawarkan suatu promosi


kesehatan di sebagian besar wilayah di dunia adalah dengan
meningkatkan produktivitas dan presenteeism (hadir di tempat kerja
tetapi tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya karena keterbatasan
fisik maupun mental).
Mengurangi biaya perawatan kesehatan tetap menjadi tujuan utama
bagi pengusaha-pengusaha di Amerika Serikat, sementara itu
meningkatkan semangat kerja dan keterlibatan pekerja merupakan
prioritas bagi pengusaha-pengusaha di negara-negara Asia.
K3 di tempat kerja
Argumen bisnis yang dapat
diturunkan dari model tersebut juga
didukung oleh banyak studi, seperti;
Kuusela, 1997; Aldana, 2001;. Barling
et. al., 2003; Ervasti dan Elo, 2006;
Sockoll et.al., 2009;. Pot dan
Koningsveld, 2009 yang
menunjukkan adanya efek positif
dari investasi dalam K3 di tempat
kerja.

Investasi K3 yang telah banyak dilakukan tersebut menghasilkan


keuntungan bisnis antara lain sebagai berikut:
• Penurunan tingkat penyakit akibat kerja dan ketidakhadiran pekerja;
• Penurunan angka turnover;
• Peningkatan produktivitas;
• Peningkatan image perusahaan yang disajikan kepada kustomer;
• Mempertahankan personel yang berkualifikasi untuk jangka panjang.
Sekian

• terimakasih

Anda mungkin juga menyukai