Anda di halaman 1dari 18

BAB I

1.3 Tujuan Penelitian


PENDAHULUAN
1.3.1 Untuk mengaplikasikan teori-teori perancangan kota yang telah diberikan di bangku
perkuliahan untuk meneropong kasus-kasus di lapangan. (misal teori hamid

1.1 Latar Belakang Masalah shirvani/kevin lynch dll)

Kampus UNDIP adalah sebuat ‘distrik’ yang memiliki fungsi lembaga pendidikan tinggi. 1.3.2 Untuk mendapatkan data empirik tentang kondisi Kawasan Kampus UNDIP tembalang

Sebuah kampus yang baik adalah secara fungsional baik, sehingga kampus menjadi tempat (Place) pada saat ini dengan melakukan survey.

yang baik bagi mahasiswa dalam beraktivitas, memberikan rasa keamanan & nyaman. Kampus
juga harus tetap menjaga keseimbangan dengan lingkungan. Selain itu kampus tetap memiliki
1.4 Lingkup Pembahasan
jatidiri (darimana asalnya, dimana keberadaannya dan untuk apa tujuannya), hal ini penting agar
Pembahasan pada makalah ini terfokus pada potensi dan permasalahan di Kawasan UNDIP
bisa tetap berperan dalam serbuan globalisasi, hanya dengan demikian kampus akan berkarater dan
Tembalang dengan mengacu pada teori-teori Perancangan Kota.
mendapatkan kontrol sosial dari identitas tersebut.
Morfologi kampus UNDIP bersama dengan feature alamnya berkembang dengan unik dan
1.5 Metodologi
didasarkan pada tata hirarki kawasan pendidikan tinggi. Unit-unit, Fakultas yang ada & bangunan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis mempergunakan metode
pendukung terintegrasi dalam sebuah lembaga pendidikan tinggi dan tetap menampilkan karakter
observasi atau teknik pengamatan langsung atau survei ke lapangan, teknik studi kepustakaan
masing-masing yang khas. Dinamika kehidupan kampus melatar belakangi perkembangan
atau studi pustaka. Tidak hanya itu, penulis juga mencari bahan dan sumber-sumber informasi
morfologi kota. Untuk itu sangat menarik untuk dikaji bagaimana Potensi & Masalah Perancangan
melalui media masa elektronik yang berjangkauan internasional, yaitu internet.
Kota Kampus UNDIP Tembalang.

1.2 Rumusan Masalah


Seiring dengan berjalannya waktu, kampus UNDIP semakin ramai & hidup, beberapa
kawasan baru nampak dikembangkan menyesuaikan diri dengan bangunan yang sudah ada.
Permasalahan juga terjadi karena semakin meningkatnya aktivitas dan pembangunan sering
mendesak dan mengabaikan rencana yang sudah ada. Di sisi lain secara visual banyak bangunan-
bangunan didirikan dengan karakternya masing-masing, tanpa mempertimbangkan kesan secara
keseluruhan. Belum tersedianya transportasi masal yang memadai. Jalur pejalan kaki yang kurang
manusiawi, dsb.
Terkait dengan hal ini, maka rumusan masalah adalah,
Bagaimana potensi dan permasalahan di Kawasan Kampus UNDIP terutama dikaitkan
dengan kaidah-kaidah perancangan kota?

1
BAB II Berdasarkan fisik,
KAJIAN PUSTAKA Paths adalah merupakan salah satu unsur pembentuk kota. Path sangat beranaka
ragam sesuai dengan tingkat perkembangan kota, lokasi geografisnya, aksesibilitasnya
dengan wilayah lain dan sebagainya.
2.1 Image of The City
Citra kota dapat didefinisikan sebagai gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata- Berdasarkan elemen pendukungnya
rata pandangan masyarakatnya. Menurut Kevin Lynch dalam risetnya, ia menemukan betapa Paths dikota meliputi jaringan jalan sebagai prasarana pergerakan dan angkutan darat, sungai,
pentingnya citra mental itu karena citra yang jelas akan memberikan banyak hal yang sangat laut, udara, terminal/pelabuhan, sebagai sarana perangkutan. Jaringan perangkutan ini cukup
penting bagi masyarakatnya, seperti kemampuan untuk berorientasi dengan mudah dan cepat penting khususnya sebagai alat peningkatan perkembangan daerah pedesaan dan jalur
disertai perasaan nyaman karena tidak tersesat, identitas yang kuat terhadap suatu tempat, dan penghubung baik produksi maupun komunikasi lainnya.
keselarasan hubungan dengan tempat-tempat yang lain.
Secara garis besar Kevin Lynch menemukan dan mengumpulkan ada lima elemen pokok Berdasarkan frekuensi,
atau dasar yang oleh orang digunakan untuk membangun gambaran mental mereka terhadap Kecepatan dan kepentingannya jaringan penghubung di kota dikelompokan menjadi :
sebuah kota, adalah sebagai berikut: o Jalan arteri primer
2.1.1 Pathways o Jalan arteri sekunder
Pathways (jalur) adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Kevin Lynch o Jalan kolektor primer
menemukan dalam risetnya bahwa jika identitas elemen ini tidak jelas, maka kebanyakan o Jalan kolektor sekunder
orang meragukan citra kota secara keseluruhan. o Jalan utama lingkungan
Menjadi elemen utama karena pengamat bergerak melaluinya pada saat mengamati kota dan o Jalan lingkungan
disepanjang jalur tersebut elemen-elemen lingkungan lainnya tersusun dan dihubungkan.
Fungsi :
Path merupakan elemen yang paling penting dalam image kota yang menunjukkan rute-rute Paths ini akan terdiri dari eksternal akses dan internal akses, yaitu jalan-jalan penghubung
sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni antar kota dengan wilayah lain yang lebih luas. Jaringan jalan adalah pengikat dalam suatu
jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Path kota, yang merupakan suatu tindakan dimana kita menyatukan semua aktivitas dan
mempunyai identitas yang lebih baik kalau memiliki identitas yang besar (misalnya ke menghasilkan bentuk fisik suatu kota.
stasiun, tugu, alun-alun,dan lain-lain), serta ada/ penampakan yang kuat (misalnya fasade, Path adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Kevin Lynch menemukan dalam
pohon, dan lain-lain), atau belokan yang jelas. risetnya bahwa jika identitas elemen ini tidak jelas, maka kebanyakan orang meragukan citra
kota secara keseluruhan. Path merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang
untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit,
lintasan kereta api, saluran, dan sebagainya. Path merupakan identitas yang lebih baik kalau
memiliki tujuan yang besar, serta ada penampakan yang kuat (misalnya fasad, pohon, dan
Gambar 2.1
lain-lain), atau ada belokan yang jelas. (Markus Zahnd, 1999, p.158)
Sumber: Digambar ulang menurut Lynch, Kevin dalam Perancangan Kota Secara Terpadu ole Umumnya jalur atau lorong berbentuk pedestrian dan jalan raya. Jalur merupakan
Markus Zand penghubung dan jalur sirkulasi manusia serta kendaraan dari sebuah ruang ke ruang lain di

2
dalam kota. Atau dengan kata lain, paths adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan f. Adanya pedestrian yaitu suatu zona yang dikhususkan untuk pejalan kaki karena sering
orang bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, terjadi kemacetan lalu lintas. Tetapi zona ini baru ada di negara-negara maju.
dan yang lainnya. g. Adanya “multi storey” yaitu perdagangan yang bermacam-macam dan ditandai dengan
adanya supermarket/mall.
2.1.2 Edges h. Sering terjadi masalah penggusuran untuk redevelopment/renovasi bangunan.
Edges (tepian) adalah elemen linear yang tidak dipakai/dilihat sebagai path. Edges berada pada Karakteristik masing-masing distrik pada kawasan kota itu sendiri merupakan batas distrik
batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linear, misalnya pantai, tersebut.
tembok, batasan lintasan kereta api, topografi dan sebagainya. Edge lebih bersifat sebagai
referensi daripada misalnya elemen sumbu yang bersifat koordinasi (linkage). Edge merupakan 2.1.4 Nodes
penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat masuk. Edge merupakan pengakhiran dari Nodes (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau aktifitasnya
sebuah kawasan atau batasan sebuah kawasan dengan kawasan lain. Edge memiliki identitas saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktifitas lain, misalnya persimpangan lalu lintas,
yang lebih baik jika kontunyuitas tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus lapangan terbang, jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro, pasar, square, dan
jelas: membagi atau menyatukan. sebagainya. Tidak setiap persimpangan jalan adalah node. Yang menentukan adalah citra place
terhadapnya. Node adalah suatu tempat di mana orang mempunyai perasaan ‘masuk’ dan
2.1.3 Districts ‘keluar’ pada tempat yang sama. Nodes merupakan suatu pusat kegiatan fungsional dimana
Menurut Lynch, District merupakan suatu bagian kota yang mempunyai karakter atau aktivitas disini terjadi suatu pusat inti / core region dimana penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidup
khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk pola dan wujud yang semuanya bertumpu di nodes. Nodes ini juga juga melayani penduduk di sekitar wilayahnya
khas begitu juga pada batas district sehingga orang tahu akhir atau awal kawasan tersebut. atau daerah hiterlandnya. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika memiliki bentuk yang
District memiliki ciri dan karakteristik kawasan yang berbeda dengan kawasan disekitarnya. jelas karena lebih mudah diingat, serta tampilan berbeda dari lingkungannya secara fungsi dan
District juga mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas atau bentuk.
tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan komposisinya jelas. Contoh: kawasan
perdagangan, kawasan permukiman, daerah pinggiran kota, daerah pusat kota. 2.1.5 Landmark
Fungsi distrik pada lingkup kota, membagi kawasan kota menurut karakteristik atau jenis Landmark merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk ke
aktivitasnya. Contohnya, Central Business District (CBD) atau Daerah Pusat Kegiatan (DPK) dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eksternal dan
yang merupakan bagian kecil dari kota yang merupakan pusat dari segala kegiatan politik, sosial merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi,
budaya, ekonomi dan teknologi. Memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari bagian kota yang menara, tanda tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan sebagainya. Beberapa landmark hanya
lain, yaitu; memiliki arti di daerah kecil dan dapat dilihat hanya di daerah itu, sedangkan landmark lain
a. Adanya pusat perdagangan, terutama sektor retail. mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmark adalah
b. Banyak kantor-kantor institusi perkotaan. elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam
c. Tidak dijumpai adanya industri berat/manufaktur. kota dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih
d. Permukiman jarang, dan kalaupun ada merupakan permukiman baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya dan ada sekuens dari beberapa
mewah(apartemen)sehingga populasinya jarang landmark (merasa nyaman dalam berorientasi), serta ada perbedaan skala masing-masing.
e. Ditandai adanya zonasi vertikal yaitu banyak bangunan bertingkat yang memiliki Menurut buku Perancangan Kota Secara Terpadu (Markus Zahnd, 2006) : “Landmark adalah
diferensiasi fungsi. titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk ke dalamnya karena bisa dilihat
3
dari luar letaknya. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang nilai ruangnya menjadi hilang dan pengaruh timbal balik antara bangunan sukar dirasakan
menonjol dari kota.” (Ashihara, 1970). Berdasarkan pernyataan Ashihara, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya
Kriteria Landmark jarak pengamat (D) sampai landmark merupakan ruang terbuka publik tanpa adanya
Terdapat beberapa kriteria untuk menjadikan suatu obyek sebagai landmark (Lynch, 1960): benda/ bangunan lain yang menutupi landmark. Hal ini bertujuan untuk sebuah landmark
a. Memiliki hirarki fisik secara visual. lebih terlihat jelas dan memberikan persepsi pandangan yang ideal menurut Ashihara.
Hirarki menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu urutan tingkatan/ jabatan.
Sedangkan visual berarti dapat dilihat dengan indra penglihat (mata), berupa bentuk. Kevin Lynch dalam buku The Image of City (1960: 79) menyatakan “Control of the
Dapat disimpulkan bahwa bangunan yang memiliki hirarki fisik secara visual adalah landmark and its context may be needed: the restriction of signs to specified surfaces,
bangunan yang memiliki perbedaan bentuk untuk mencapai dominasi terhadap height limits which apply to all but one building. If in addition it has some richness of
lingkungan sekitarnya. detail or texture, it will surely invite the eye”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa persepsi
Menurut Lynch (1960: 80), ―Spatial prominence can establish elements as landmarks in pandangan yang ideal terhadap ketinggian suatu bangunan menurut Ashihara
either of two ways: by making the element visible from many locations, or by setting up mempengaruhi suatu landmark.
a local contrast with nearby elements, i.e., a variation in setback and height‖. Dapat
disimpulkan bahwa suatu landmark dapat mencapai dominasi atau menonjol terhadap Unique memorable
suatu ruangan jika landmark tersebut dapat dilihat dari berbagai lokasi atau memiliki Kevin Lynch dalam buku The Image of City (1960: 79) menyatakan “The key physical
kekontrasan dengan elemen sekitar yaitu dengan variasi halangan dan ketinggian characteristic of this class is singularity, some aspect that is unique or memorable in the
bangunan disekitar lingkungan. context‖. Arti dari singularity di atas adalah keistimewaan atau kekhususan, sehingga
Menurut Ashihara (1982), persepsi ketinggian bangunan tergantung pada sudut pandang dapat disimpulkan suatu keunikan dapat dicapai apabila landmark tersebut memiliki
manusia dengan ketinggian permukaan jalan. Pada dasarnya sudut pandangan mata keistimewaan atau kekhususan yang tidak terdapat pada bangunan lain.
manusia secara normal pada bidang vertikal adalah 60°, tetapi bila melihat secara intensif
maka sudut pandangan mata berkurang 1° (Ashihara, 1970). Sekitar 20°dari 60° Kevin Lynch (1960: 1) menyatakan, ”At every instant, there is more than the eye can see,
merupakan sudut pandangan seseorang sesuai dengan persepsi tingkat yang lebih rendah more than the ear can hear, a setting or a view waiting to be explored. Nothing is
(di bawah garis horizontal visi). Sedangkan 40° merupakan sudut pandangan seseorang experienced by itself, but always in relation to its surroundings, the sequences of events
untuk persepsi tingkat yang lebih tinggi (di atas garis horizontal visi). Ashihara (1982) leading up to it, the memory of past experiences”. Berdasarkan pernyataan diatas, maka
juga merekomendasikan bahwa tinggi bangunan tidak boleh melebihi 2/3 dari garis visual dapat disimpulkan bahwa diperlukan sebuah kejadian atau peristiwa yang mendukung
yang superior (sekitar 27°). Sama dengan pendapat Lynch dalam Rapoport (1971), bahwa sebuah landmark sehingga terbentuknya memori masa lalu. Acara tersebut akan dijadikan
sudut pandang yang normal adalah 27°. Jadi untuk perbandingan, digunakan D/H = 27°. sebagai ritual ataupun upacara yang berfungsi untuk mengenang kembali kenangan
Apabila seseorang mengamati keseluruhan bangunan dengan sudut 27°, jika tinggi sebuah penting yang terkandung dalam landmark. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat
bangunan = H, dan jarak pengamat = D, maka untuk melihat sebuah bangunan dibutuhkan Schulz dalam buku Towards a Phenomenology of Architecture (1979: 32), “Man's
2 ≥ D/H ≤ 4, D/H =3 merupakan perbandingan yang paling ideal. Hal ini akan participation in the natural totality is concretized in rituals, in which "cosmic events", such
menyebabkan bentuk atau rupa bangunan, teksturtekstur dinding, ukuran dan penempatan as creation, death and resurrection are re-enacted. As such, rituals do not however belong
lubang-lubang, serta sudut tangkap terhadap pintu masuk menjadi perhatian utama bagi lo the natural environment, and will be discussed in the next chapter, together with the
arsitek. Jika D/H< 1, maka kita hanya melihat detail bangunan bukan bangunan tersebut. general problem of representing time.
Sedangkan D/H =1,maka bangunan tidak terlihat dengan jelas. Apabila D/H< 4, maka tata
4
Secara etimologi, informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387)
yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”.
Identifiable Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan
Kevin Lynch dalam buku The Image of City menyatakan ―Figure- background contrast yang dikomunikasikan”
seems to be the principal factor. The background against which an element stands out need Pengertian informasi secara umum adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau
not be limited to immediate surroundings.” (1960: 81) dan “Its location is crucial: if large or kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat
tall, the spatial setting must allow it to be seen; if small, there are certain zones that receive ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan.
more perceptual attention than others: floor surfaces, or nearby facades at, or slightly below,  Visual
eyelevel. Any breaks in transportation—nodes, decision points—are places of intensified Menurut KBBI, visual/vi·su·al/ a dapat dilihat dengan indra penglihat (mata);
perception.” (1960: 101). Berdasarkan kedua pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan berdasarkan penglihatan: bentuk -- sebuah metode pengajaran bahasa;
bahwa landmark diletakan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau, ataupun memiliki latar Pengertian visual secara umum adalah informasi atau pesan kepada pihak lain dengan
belakang kontras sehingga mencapai dominasi. Jika landmark tersebut tidak memiliki penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Visual mengkombinasikan
ketinggian yang menonjol maka diperlukan sesuatu yang menarik perhatian pengamat, salah seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna.
satunya adalah perbedaan permukaan tanah.  Informasi Visual
Penyampaian pengetahuan atau pesan kepada pihak lain dengan penggunaan dengan
Kevin Lynch (1960: 83) menyatakan,“Landmarks may be isolated, single events without penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Informasi visual
reinforcement. Except for large or very singular marks, these are weak references, since they menkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna
are easy to miss and require sustained searching”. Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dalam penyampaiannya.
disimpulkan dengan sebuah landmark dapat dikenal dan diakui oleh orang banyak jika adanya
kejadian atau peristiwa yang terkandung dalam landmark tersebut. 2.2.1 Informasi Visual dalam arsitektur
Tipologi bentuk bangunan menjadi informasi visual yang kuat bagi sebuah kota. Dalam
Bentuk yang jelas atau nyata (Clear Form) tipologi ruang kota, informasi visual ini menjadi penanda untuk membangun orientasi dan
Kevin Lynch dalam buku The Image of City (1960: 81), menyatakan ―The gold dome of persepsi spatial. Penemuan terhadap orientasi menjadi penting ketika para pelaku kota
Boston's State House, the visibility from long distances of its bright gold dome, all make it a membutuhkan mobilitas dari suatu tempat menuju ketempat lain. Pengenalan terhadap suatu
key sign for central Boston‖. Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mempunyai penanda memudahkan untuk mengenali dan mengingat kembali tujuan dan arahnya.
bentuk yang jelas, dapat dicapai apabila suatu landmark memiliki konsep dan tujuan yang Selanjutnya penanda akan menjadi patokan dalam penggambaran terhadap jarak dan
jelas. keterjangkauan dalam numerik maupun dalam waktu. Pengenalan akan tanda tanda ini tidak
hanya meliputi pengenalan terhadap tanda tanda visual dari tipologi bangunan , tetapi juga
2.2 Informasi Visual terhadap tanda tanda dari lingkungan alam. Penanda penanda dari lingkungan alam berupa
 Informasi mulai dari jajaran pepohonan, batu besar, bukit, ruang (taman) terbuka, dan aliran sungai,
Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), “Informasi dapat bahkan arah angin dan matahari (bintang ).
didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna Dalam pengertian diatas informasi visual dalam arsitektur dan pemahaman spatial
dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) berguna dalam menemukan jalan atau wayfinding. Dalam pengertian ini wayfinding bukanlah
yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”
5
signage atau penanda jalan, tetapi dalam pengertiannya yang lebih luas. Wayfinding tidak harus process was influenced by many environmental factors, such as building symmetry, user
dengan sign berupa tanda rambu atau symbol, pictogram. expectation, language, information from signs, other people, and old memories of being in the
Tipologi bangunan, elemen elemen bangunan mampu mengkomunikasikan tentang environment.
wayfinding terhadap dirinya sendiri penunjuk arah berupa kata dan arah panah tetapi juga dapat
berupa perbedaan bentuk ruang, adanya benda atau objek yang menandai dan membedakan, Perencanaan terhadap rupa ruang kota tidak hanya melibatkan bangunan dalam kesatuan
perbedaan warna, yang mempengaruhi psikologis pelaku ruang, perbedaan tekstur yang besar ruang kota (townscape) tetapi juga perbagian dari bangunan itu sendiri yang juga
mengarahkan kepada perubahan situasi. Perubahan situasi merupakan petunjuk adanya membutuhkan desain untuk informasi para pengguna menemukan jalannya, dikarenakan
perubahan tempat, menuju ke tempat lain. Perubahan ketinggian , besar kecil, sempit luas dan kompleksitas bangunannya.
jauh dekat juga merupakan petunjuk adanya perbedaan yang mengarahkan ke sebuah tempat Wayfinding dirancang sebagai kesatuan dengan obyek lingkungan eksistingnya, seperti
lain yang berbeda. misalnya bangunan yang menjadi landmark atau monumen. Di perencanaan arsitektur,
bangunan dirancang untuk memenuhi fungsi tertentu. Perencanaan yang akurat tentang
2.2.2 Informasi Visual di Perancangan Kota pemfungsian ruang di dalamnya maka bangunan akan mampu menginformasikan secara visual
Ruang kota yang semakin berkembang dengan bangunan- bangunan modern kadang dengan karakter dan tipologi bangunan yang direncanakan dan dirancangkan.
mengalahkan kepentingan rupa ruang kota secara global. Masing – masing bangunan ingin Penggunaan dan penempatan elemen bangunan akan memeperlihatkan secara langsung
menonjolkan identitasnya dan kurang melibatkan dengan keterkaitan visual bangunan existing. memberi informasi tentang kegiatan yang akan diwadahinya. Pengguna bangunan akan dengan
Rupa ruang kota tidak hanya ditentukan dari bangunan – bangunan yang membentuk mudah menemukan jalan dan akan bertindak sesuai dengan maksud bangunan tersebut tanpa
wajah kota, tetapi juga termasuk landmark dan campuran fungsi guna lahan untuk permukiman memerlukan penjelasan tambahan atau penanda (rambu). Penempatan elemen bangunan seperti
maupun komersial, kawasan publik maupun privat. pintu utama akan memiliki penjelasan tentang fungsinya ketika bentuk , ukuran dan
Informasi ruang kota juga dibentuk dari elemen – elemen kota, seperti street furniture, penempatannya sesuai. Penempatan menjadi penting karena fungsinya sebagai akses
perbedaan jenis material, dan advertisement. Burke, Gerald dalam bukunya Townscape, 1976, membutuhkan konteks terhadap orientasi lingkungannya, misalnya jalan diluar bangunan.
mengatakan bahwa pemakaian pembatas jalan, perbedaan ketinggian pedestrian merupakan Desain wayfinding berkaitan dengan hubungan dengan setiap peruangan, setiap tempat,
bahasa dari suatu kebutuhan pemisahan fungsi. Dalam hal ini memberikan informasi kepada dan konektivitas antara bangunan dengan lingkungannya.Lebih luas lagi pengertian
pengguna untuk bertindak sesuai dengan maksudnya. Kevin Lynch dalam bukunya, Image of konektivitas antara bangunan dengan kotanya dengan kota lain bahkan dengan wilayah lain.
the City ,(1960) memperkenalkan istilah wayfinding dan pemikiran terhadap pemahaman Bangunan yang dibangun dengan karakter khusus akan berfungsi sebagai penanda untuk
terhadap lingkungan ruang kota. Lynch mendefinisikan bahwa ruang urban dideskripsikan menunjukkan arah orientasi dan untuk menjadi penanda untuk mengenali suatu tempat. Selain
sebagai ; paths, edges, nodes,landmarks, dan ditrict. Hal – hal inilah yang dapat digunakan oleh bangunan, obyek lain seperti patung, monumen, air mancur,danau, lapangan, taman atau
para pelaku tentang hal yang dapat mereka lihat, mereka ingat, dan mereka gunakan dalam bahkan jaringan utilitas atau street furniture dapat dijadikan sebagai panduan untuk
rangka menemukan jalan. Elemen-elemen ruang urban inilah yang menjadi pedoman bagi berorientasi.
arsitek , perencana urban, desain grafis dan klien untuk mendesain informasi visual dalam
ruang urban.

In the 1970's researchers begin to study how we navigate complex spaces by staging tests of
orientation and memory in large building complexes, building interiors and malls. These
studies revealed that there were many different levels of ability in "wayfinding" and that the
6
2.2.3 Pola Sirkulasi 2.2.3.2 Radial
2.2.3.1 Linier

Gambar 2.4 Pola sirkulasi radial


Sumber: Google Image
Gambar 2.2 Pola sirkulasi linear
Sumber: Google Image Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat dan linier.Organisasi
Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang.Ruang-ruang ini dapat ini terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah organisasi linier berkembang
berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier menurut arah jari-jarinya.
yang berbeda dan terpisah.Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang Contoh :
berulang,serupa dalam ukuran,bentuk,dan fungsi.
Contoh :

Gambar 2.3 Contoh Pola sirkulasi linear


Sumber: Google Image
Gambar 2.5 Contoh Pola sirkulasi linear
Sumber: Google Image

7
2.2.3.3 Spiral
Suatu bangunan biasanya memiliki suatu kombinasi dari pola-pola di atas. Untuk
menghindari terbentuknya orientasi yang membingungkan , di bentuk aturan urutan utama
dalam sirkulasi tersebut.

2.2.4 Aktivitas
Aktivitas sosial dapat diartikan sebagai kegiatan yang membutuhkan kehadiran orang
Gambar 2.6 Contoh Pola sirkulasi spiral lain (Zhang dan Lawson, 2009). Kegiatan ini dapat berupa perbincangan santai di pinggir jalan,
Sumber: Google Image bertatap muka maupun kegiatan anak-anak bermain di taman kota. Penanganan ruang publik
Pola spiral adalah suatu jalan menerus berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya yang kreatif dapat mendukung terbentuknya aktivitas sosial antara orang-orang yang tidak
dan bertambah jauh darinya. saling mengenal sebelumnya. Adanya pementasan kesenian di taman kota dapat menjadi
2.2.3.4 Network contoh. Kegiatan-kegiatan kreatif yang diselenggarakan di ruang-ruang terbuka (baik yang
bertujuan komersial maupun non-komersial) dapat mendorong warga untuk saling berbincang
atau sekedar saling mengomentari kegiatan kreatif tersebut, demikian juga dengan pemasangan
karya seni instalasi di ruang publik.
Menurut Jan Gehl dan bukunya Life Between Buildings (1987) ragam aktivitas luar
ruangan dibagi menjadi tiga kategori inti, antara lain:
a. Necessary Activity (aktivitas penting) yaitu orang
yang memiliki kegiatan rutin atau kegiatan inti yang
Gambar 2.7 Pola sirkulasi Network
Sumber: Google Image
harus dilaksanakan dalam segala kondisi, seperti

Pola network (jaringan) terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik-titik terpadu berbelanja, bekerja, bersekolah dan juga kegiatan

dalam ruang. penting lainnya seperti pergerakan menuju halte bus,


berjalan menuju tempat kerja dan lain sebagainya.

2.2.3.5 Campuran

Gambar 2.9 Ilustrasi Necessary Activity


Sumber: Google Image

Gambar 2.8 Pola sirkulasi Campuran


Sumber: Google Image

8
b. Optional Activity (aktivitas pilihan). Aktivitas ini pengalaman ini terjadi sebagai akibat adanya proses interaksi tersebut, dimana pengguna ruang
memiliki tingkat prioritas di bawah aktivitas penting atau publik dapat melakukan interaksi dengan cara yang berbeda. Ruang sebagai wadah harus
necessary activity. Aktivitas ini terjadi bergantung mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi terpenuhinya syarat interaksi, yaitu
terhadap lingkungan fisik disekitar pengguna seperti memberi peluang bagi terjadinya kontak dan komunikasi sosial. Interaksi sosial dapat terjadi
contoh kita dapat berjalan-jalan pada sore hari ataupun dalam bentuk aktivitas yang pasif seperti sekedar duduk menikmati suasana atau mengamati
membaca koran di teras rumah, namun kita dapat situasi dan dapat pula terjadi secara aktif dengan berbincang bersama orang lain membicarakan
membatalkannya jika cuaca tidak mendukung. suatu topik atau bahkan melakukan kegiatan bersama.

Gambar 2.10 Ilustrasi Optional Activity 2.3 Elemen Perancangan Kota


Sumber: Google Image Menurut Hamid Shirvani dalam bukunya “Urban Design Process”, terdapat delapan macam
elemen yang membentuk sebuah kota (terutama pusat kota), yakni tata guna lahan (land use),
c. Social Activity (aktivitas sosial). Aktivitas ini lebih bentuk dan kelompok bangunan (building and mass building), ruang terbuka (open space), parkir
menekankan pada kejadian-kejadian atau kegiatan- dan sirkulasi (parking and circulation), tanda-tanda (signages), jalur pejalan kaki (pedestrian
kegiatan terkait dengan interaksi sosial baik dalam bentuk ways), pendukung kegiatan (activity support), dan preservasi (preservation).
kontak fisik maupun kontak pasif. Kegiatan ini pada 2.3.1 Tata guna lahan (land use)
umumnya dapat terjadi secara bersamaan dengan aktivitas 2.3.1.1 Pengertian Tata Guna Lahan (Land Use)
penting dan juga aktivitas pilihan. Land use atau tata guna lahan adalah pengaturan mengenai penggunaan lahan
dimana memerlukan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Terdiri dari lahan
terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatan “figure ground”
Gambar 2.11 Ilustrasi Social Activity adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola “existing figure
Sumber: Google Image
ground” dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan
juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka
Dalam kajiannya, Zhang dan Lawson (2009) mempergunakan tiga klasifikasi aktivitas pada
Figure ground menekankan adanya “public civics space” atau “open space” pada kota
ruang publik, antara lain :
sebagai figur. Melalui “figure ground plan” dapat diketahui antara lain pola atau
 Aktivitas proses. Aktivitas ini dilakukan sebagai peralihan dari dua atau lebih aktivitas
tipologi, konfigurasi “solid void” yang merupakan elemental kawasan atau pattern
utama.Bentuk dari aktivitas ini biasanya pergerakan dari suatu tempat (misalnya rumah) ke
kawasan penelitian, kualitas ruang luar sangat dipengaruhi oleh figur bangunan-
kios (aktivitas konsumsi).
bangunan yang melingkupinya, dimana tampak bangunan merupakan dinding ruang
 Kontak fisik. Aktivitas ini dilakukan dalam bentuk interaksi antara dua orang atau lebih luar, oleh karena itu tata letak, bentuk dan fasade (bagian muka) sistem bangunan harus
yang secara langsung melakukan komunikasi atau aktivitas sosial lainnya. berada dalam sistem ruang luar yang membentuknya. Komunikasi antara privat dan
 Aktivitas transisi. Aktivitas ini dilakukan tanpa tujuan yang spesifik yang biasanya publik tercipta secara langsung. Ruang yang mengurung (enclosure) merupakan void
dilakukan seorang diri, seperti duduk mengamati pemandangan dan lain sebagainya. yang paling dominan, berskala manusia (dalam lingkup sudut pandang mata 25-30

Carr dalam Carmona, et al (2003) mengemukakan adanya keterlibatan pasif (passive derajat) void adalah ruang luar yang berskala interior, dimana ruang tersebut seperti di

engagement) dan aktif (active engagement) dalam pemanfaatan ruang publik. Kedua bentuk dalam bangunan, sehingga ruang luar yang “enclosure” terasa seperti interior.

9
Diperlukan keakraban antara bangunan sebagai private domain dan ruang luar sebagai  Daerah konservasi adalah daerah yang maengandung arti perlindungan
public dominan yang menyatu. sumberdaya alam dan tanah tebuka serta pelestarian daerah perkotaan.
a. Urban solid Kawasan lindung diatur dalam keppres RI Nomor 32 tahun 1990.
Solid adalah bentukan fisik dari kota, yaitu berupa bangunan-bangunan dan blok-
blok kosong. Tipe urban solid terdiri dari: 2.3.1.3 Teori Keterkaitan (Lingkage)
 Massa bangunan, monument Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu
 Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu
 Edges yang berupa bangunan dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka
b. Urban void yang berbentuk segaris dan sebagainya. Menurut Fumuhiko Maki, Linkage adalah
Void adalah ruang kosong yang terdapat diantara bangunan-bangunan atau tatanan semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan
bangunan yang terbentuk oleh adanya ruang terbuka, misalnya jalan yang seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Menurut
merupakan ruang penghubung antar bangunan. Tipe urban void terdiri dari: Shirvani (1985), linkage menggambarkan keterkaitan elemen bentuk dan tatanan masa
 Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat bangunan, dimana pengertian bentuk dan tatanan massa bangunan tersebut akan

 Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat meningkatkan fungsi kehidupan dan makna dari tempat tersebut. Karena konfigurasi

sampai privat. dan penampilan massa bangunan dapat membentuk, mengarahkan, menjadi orientasi

 Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas yang mendukung elemen linkage tersebut.

publik berskala kota


 Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi 2.3.1.4 Tipe-Tipe Teori Linkage Urban Space

preservasi kawasan hijau Teori ini terbagi menjadi 3 tipe yaitu:


a. Compositional form
 Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa
Bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi. Dalam
daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.
tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung
b. Mega form
2.3.1.2 Pembagian Tata Guna Lahan (Land Use)
Susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus
Tata guna lahan (land use) terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
dan hirarkis.
a. Kawasan terbangun, meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas
c. Group form
peribadatan, fasilitas perumahan fasilitas perkantoran, fasilitas rekreasi dan olah
Bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka.
raga, fasilitas perdagangan dan jasa serta fasilitas umum.
Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola ini.
b. Kawasan terbuka/tak terbangun,
 RTH (Ruang Terbuka Hijau) adalah ruang dalam kota atau wilayah yang
2.3.1.5 Teori Lokasi (Place)
lebih luas baik dalam bentuk areal memanjang/ jalur maupun dalam bentuk
Bila pada figure ground theory dan linkage theory ditekankan pada konfigurasi
lain, dimana dalam penggunaanya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya
massa fisik , dalam place theory ditekankan bahwa integrasi kota tidak hanya terletak
tanpa bangunan dan pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman
pada konfigurasi fisik morfologi, tetapi integrasi antara aspek fisik morfologi ruang
atau tumbuhan.
dengan masyarakat atau manusia yang merupakan tujuan utama dari teori ini, melalui
10
pandangan bahwa urban design pada dasarnya bertujuan untuk memberikan wadah Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen
kehidupan yang baik untuk penggunaan ruang kota baik publik maupun privat. pembentuk wajah kota, yaitu:
Pentingnya place theory dalam spasial design yaitu pemahaman tentang culture dan  Paths
karakteristik suatu daerah yang ada menjadi ciri khas untuk digunakan sebagai salah Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan
satu pertimbangan agar penghuni (masyarakat) tidak merasa asing di dalam mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang
lingkungannya. Sebagaimana tempat mempunyai masa lalu (linkage history), tempat lainnya.
juga terus berkembang pada masa berikutnya. Artinya, nilai sejarah sangat penting  Edges
dalam suatu kawasan kota. Aspek spesifik lingkungan menjadi indikator yang sangat Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang
penting dalam menggali potensi, mengatur tingkat perubahan serta kemungkinan merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai
pengembangan di masa datang. hutan kota, dan lain-lain.
Teori ini berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian  Districts
terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan
yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place dari luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena
apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
 Nodes
2.3.1.6 Teori Desain Ruang Kota Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts
Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths
dikemukakan Kevin Lynch untuk desain ruang kota: menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.
a. Legibillity (kejelasan)  Landmark
Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan
kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga
cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau
langsung dilihat pola keseluruhannya. kawasan.
b. Identitas dan susunan d. Visual and symbol conection
Identitas artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu obyek  Visual conection
dimana didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang Visual conection adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan visual
lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya adanya antara satu bangunan dengan bangunan lain dalam suatu kawasan, sehingga
kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan menimbulkan image tertentu. Visual conection ini lebih mencangkup ke non
dan ruang terbukanya visual atau ke hal yang lebih bersifat konsepsi dan simbolik, namun dapat
c. Imageability memberikan kesan kuat dari kerangka kawasan
Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang besar Dalam pengaturan suatu landuse atau tata guna lahan, relasi suatu kawasan
untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada memegang peranan penting karena pada dasarnya menyangkut aspek
kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas fungsional dan efektivitas. Seperti misalnya pada daerah perkantoran pada
dengan strukturnya.
11
umumya dengan perdagangan atau fungsi-fungsi lain yang kiranya memiliki
hubungan yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.
 Symbolic conection
Symbolic conection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural
anthropology meliputi:
 Vitality
Melalui prinsip-prinsip sustainance yang mempengaruhi sistem fisik, safety
yang mengontrol perencanaan urban struktur, sense seringkali diartikan sebagai
sense of place yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat
yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang memiliki
keunikan dan karakteristik suatu kota.
 Fit
Gambar 2.12 Skema Ketinggian Bangunan
Menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem fisikal dari struktur kawasan Sumber: nytimes.com
yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan yang berlaku b. Kepejalan Bangunan
Pengertian dari kepejalan adalah penampilan gedung dalam konteks kota.
2.3.2 Bentuk dan kelompok bangunan (building form and mass building) Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh perbandingan tinggi : luas : lebar : panjang,
Membahas mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat olahan massa (desai bentuk), dan variasi penggunaan material.
membentuk suatu kota serta bagaiman hubungan antar-massa (banyak bangunan) yang ada.
Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa seperti ketinggian bangunan,
jarak anatar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus
diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit-
horizon (skyline) yang dinamis serta menghindari adanya ruang tidak terpakai (lost space).
Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan dengan penampilan
bangunan yaitu:
a. Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang manusia, baik yang berada
dalam bangunan maupun yang berada pada jalur pejalan kaki (luar bangunan).
Krtinggian bangunan suatu kawasan membentuk sebuah garis horizon (skyline).
Ketinggian bangunan ditiap fungsi ruang perkotaan akan berbeda, tergantung dari tata
guna lahan. Sebagai contoh, bangunan di sekitar bandara akan memilik ketinggian
lebih rendah disbanding bangunan dikawasan perekonomian.
Gambar 2.13 Skema Kepejalan Bangunan
Sumber: nytimes.com

12
e. Garis Sepadan Bangunan (GSB)
c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) f. Garis Sepadan Bangunan merupakan jarak bangunan terhadap as jalan. Garis ini sangat
Koefisien Lantai Bangunan adalah jumlah luas lantai bangunan berbanding luas tapak penting dalam mengatur keteraturan bangunan di tepi jalan kota. Selain itu juga
(jika KLB = 200%, maka di tapak seluas 100 m2 dapat dibangun bangunan dengan luas berfungsi sebagai jarak keselamatan pengguna jalan, terutama jika terjadi kecelakaan.
lantai 200 m2 – lantai banyak). g. Langgam
Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi oleh daya dukung tanah, daya dukung Langgam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu kumpulan karakteristik bangunan
lingkungan, nilai harga tanah, dan factor-faktor khusus tertentu dengan peraturan atau dimana struktur, kesatuan dan ekspresi digabungkan di dalam satu periode atau wilayah
kepercayaan daerah setempat. tertentu. Pean dari langgam ini dalam skal urban jika direncanakan dengan baik dapat
menjadi guide line yang dapat menyatukan fragmen-fragmen dan bentuk bagnan di
kota.
h. Skala
Rasa akan skala dan perubahan –perubahan dalam ketinggian ruang atau bangunan
dapat memainkan peranan dalam menciptakan kontras visual yang dapat
membangkitkan daya hidup dan kedinamisan.
i. Material
Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam perancangan. Komposisi
yang dimaksud diwujudkan oleh hubungan antarelemen visual.
j. Tekstur
k. Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban) sesuatu yang dilihat dari
jarak tertentu maka elemen yang lebih besar dapat menimbulkan efek-efek tekstur.
l. Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), dapat memperluas
kemungkinan ragam komposisi yang dihasilkan. Menurut Spreegen (1965), prinsip
dasar perancangan kota mensintesis berbagai hal penting berkaitan bentuk dan massa
2.14 Skema Koefisien Lantai Bangunan
bangunan, meliputi berbagai hal sebagai berikut:
Sumber: nytimes.com
- Skala, dalam hubungannya dengan sudut pandang manusia, sirkulasi, bangunan
d. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage)
disekitarnya dan ukuran kawasan.
Adalah luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas tapak keseluruhan.
- Ruang kota, yang merupakan elemen dasar dalam perencanaan kota yang harus
Koefisien Dasar Bangunan dimaksudkan untuk menyediakan area terbuka yang cukup
memperhatikan bentuk (urban form), skala, sense of enclosure dan tipe urban
dikawasan perkotaan agar tidak keseluruhan tapak diisi dengan bangunan. Hal ini
space.
dimaksudkan agar daur lingkungan tidak terhambat, terutama penyerapan air ke dalam
- Massa Kota (urban mass), yang didalamnya meliputi banguna, permukaan tanah,
tanah.
objek-objek yang membentuk ruang kota dan pola aktivitas.

13
2.3.2.1 Manfaat : - Kejelasan orientasi dan kontinuitas (kontinuitas ruang public berupa
1. Mewujudkan kawasan yang selaras dengan morfologi kawasan tersebut serta arcade)
keserasian dan keterpaduan pengaturan konfigurasi blok, kaveling, dan bangunan. - Menghindari eksklusivitas
2. Meningkatkan kualitas ruang kota yang aman, nyaman, sehat, menarik, dan b. Fisik dan non-fisik
berwawasan ekologis, serta akomodatif terhadap keragaman kegiatan. - Pola, dimensi, dan standar umum (penetapan GSB, GSpB/GSbB, GMB,
3. Optimalisasi keserasian antara ruang luar bangunan dan lingkungan public. garis sepadan sungai/pantai, set back bangunan langgam bangunan)
4. Penciptaan berbagai citra dan karakter khas dari berbagai sub-kawasan yang - Estetika, karakter, dan citra kawasan (desain khas/jati diri, kualitas visual,
direncanakan. nilai budaya dan makna, karakter visual garis langit)
5. Terciptanya keseimbangan dan keterpaduan elemen tata bangunan (kinerja, fungsi, - Kualitas fisik (memperhatikan iklim tropis)
estetika) - Ekspresi bangunan dan lingkungan (ekspresi arsitektur local, berkolerasi
dengan kultur perilaku/budaya, nilai-nilai historis, kontekstualitas
2.3.2.2 Komponen Perencanaan dan Perancangan lingkungan sekitar)
1. Pengaturan blok bangunan (bentuk dan ukuran blok, pengelompokkan dan c. Aspek lingkungan
konfigurasi blok, ruang terbuka dan tata hijau) - Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar
2. Pengaturan kaveling/petak lahan (bentuk dan ukuran kaveling, pengelompokkan - Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan
dan konfigurasi kaveling, ruang terbuka dan tata hijau) - Kelesatarian ekologis kawasan
3. Pengaturan bangunan (pengelompokkan bangunan, letak dan orientasi bangunan,
sosok masa bangunan, ekspresi arsitektur bangunan) 2.3.3 Ruang terbuka (open space)
4. Pengaturan ketinggian dan elevasi lantai bangunan (ketinggian bangunan, Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
komposisi garis langit bangunan, ketinggian lantai bangunan) penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
2.3.2.3 Prinsip-prinsip Perencanaan dan Perancangan Ruang terbuka menurut Rustam Hakim (1897), adalah suatu bentuk dasar dari ruang terbuka
a. Fungsional : bangunan dan dapat digunakan semua orang untuk melakukan berbagai macam kegiatan. Ruang
- Optimalisasi dan efisiensi (desain dan bentuk kaveling, ukuran) terbuka berdasarkan kegiatan yang terbagi sebagai berikut :
- Kejelasan pendefinisian ruang yang diciptakan (ruang public dimuka bangunan  Ruang Terbuka Aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur- unsur kegiatan di
dan ruang privat, enclosure) dalamnya.
- Keragaman fungsi dan aktivitas yang diwadahi (adaptasi dan adopsi kebutuhan  Ruang Terbuka Pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengundang
keragaman fungsi/ peruntukkan dalam blok/kaveling bangunan. kegiatan manusia.
- Skala dan proporsi ruang yang berorientasi pada pejalan kaki (skala dan Elemen ruang terbuka kota meliputi, lansekap, jalan, pedestarian, taman dan ruang-ruang
proporsi mempertimbangkan aspek visual dan skala manusiawi) rekreasi. Berikut adalah, langkah-langkah perencanaan ruang terbuka:
- Fleksibilitas (akomodatif terhadap pengembangan)
 Survey pada daerah yang direncanakan untuk menentukan kemampuan daerah tersebut
- Pola hubungan/konekvitas (jaringan penguhubung menjamin terciptanyan
untuk berkembang.
interaksi social)
 Rencana jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi alami (natural) kawasan

14
sebagai ruang publik.  Privat Domain
 Pemanfaatan potensi alami kawasan dengan menyediakan sarana yang sesuai. Ruang terbuka yang berada dalam suatu lingkup bangunan yang sekaligus menjadi bagian dari

 Studi mengenai ruang terbuka untuk sirkulasi (open space circulation) mengarah pada bangunan tersebut yang dibatasi oleh kepemilikan

kebutuhan akan pemanfaatan yang manusiawi. Suatu ruang tebuka sangat berkaitan dengan derajat keterlingkupan atau tingkat enclosure
Perencanaan open space harus merupakan bagian yang intergal dengan perancangan yang berpengaruh terhadap makna suatu tempat. Berkaitan dengan ruang terbuka, Spreiregen
kota. dalam bukunya ”Urban Design, The Architecture of Town and Cities” (1965),
mengemukakan; ....ada empat macam kualitas enclosure yang berpengaruh terhadap makna
Elemen-elemen Open space terbagi dalam dua kelompok, yaitu:
suatu tempat. Adapun kualitas enclosure ditentukan oleh perbandingan H:D (dengan H=tinggi
a. Solid : merupakan elemen konkret, karena dibangun secara fisik (dengan bahan
dan D=lebar) yang meliputi :
massa)
Terdiri dari 3 elemen yaitu,  H=D, membentuk sudut 45º
1. Blok tunggal: bersifat agak individual
Rasa keterlingkupan tinggi (full enclosure)
2. Blok yang mendefinisi : Berfungsi sebagai pembatas secara linier
3. Blok medan: memiliki berbagai macam massa dan bentuk  H=D, membentuk sudut 30º
Masih terasa terlingkupi (treshold enclosure)
b. Void : Elemen yang bersifat abstrak atau kosong (spesial) karena sukar untuk dilihat.
Terdiri dari 4 elemen, yaitu:
1. Elemen sistem tertutup yang linier : memperhatikan ruang yang bersifat linier, 2.3.4 Parkir dan sirkulasi (parking and circulation)
tetapi kesannya tertutup..
2. Elemen sistem yang memusat : berkesan tertutup dan terfokus. Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan
3. Elemen sistem terbukayang sentral : terbuka namun tampak masih mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi
terfokus.
4. Elemen sistem terbuka yang linier : berkesan terbuka dengan linier. dari jalan publik, pedestrian way, dan tempat-tempat transit yang saling berhubungan akan
membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat

Menurut Rob Krier dalam buku Urban Space (1979) ada dua yang paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk,

bentuk ruang terbuka yaitu : mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat
membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya.
a. Berbentuk Memanjang, yaitu ruang terbuka yang hanya memiliki batas-batas disisi-
Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan
sisinya misalnya jalan, sungai, pedestrian, dan lain-lain.
komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah
b. Berbentuk Cluster, yaitu ruang terbuka yang memilki batas-batas disekelilingnya.
perkotaan. Penyediaan ruangparkir yang paling sedikit memberi efek visual yang merupakan
Misalnya plaza, square, lapangan , bundaran dan lain-lain. Ruang terbuka bentuk
suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota.
ini membentuk kantong- kantong yang berfungsi sebagai ruang-ruang akumulasi
Menurut Cryill M.Haris (1975) menyebutkan bahwa sirkulasi merupakan suatu pola lalu
aktivitas kegiatan.
lintas atau pergerakan yang terdapat dalam suatu area atau bangunan. Didalam bangunan,
Berdasarkan letak dan macam kegiatannya, terdapat dua macam ruang terbuka :
suatu pola pergerakan memberikan keluwesan,pertimbangan ekonomis, dan fungsional.
 Publik Domain Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan
Ruang terbuka yang berada diluar lingkup bangunan sehingga dapat dimanfaatkan secara mengkontrol pola kegiatan kota.Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling
umum untuk generasi sosial.
kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk , mengarahkan,

15
dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk 4. Pencapaian ke dalam meyebabkan penerimaan bangunan secara keseluruhan akan
karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya. Jenis-jenis Sirkulasi : menarik, menyenangkan dan mengejutkan.
Logi Tofani (2011) dalam laporan tugas akhirnya, menyebutkan pada dasarnya sirkulasi dapat 5. Pola sirkulasi yang tidak efisien tidak hanya mempertimbangkan ukuran, ruang,
dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu: skala monumental, terbuka dan indah secara visual. tetapi pola sirkulasi harus jelas
1. Sirkulasi Manusia: Pergerakan manusia akan mempengaruhi sistem sirkulasi dalam tapak. tanpa penambahan tanda-tanda pengarah orang berjalan.
Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau plaza yang membentuk hubungan erat 6. Pencapaian ke dalam hall yang luas dan menarik dengan melalui sebuah pintu yang tinggi
dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain lebar kemudian ke dalam koridor selasar yang bagus akan mengakibatkan nilai bangunan secara
jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu jalan, dan fasilitas penyeberangan (Hari, keseluruhan menjadi menarik,menyenangkan dan mengejutkan.
2009). Selain itu ada beberapa ciri dari sirkulasi manusia, yakni: 1) kelonggaran dan Menurut Pasal 1 nomor 15 Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan
flaxsibel dalam bergerak, 2) berkecepatan rendah, dan 3) sesuai dengan skala manusia angkutan jalan, parkir adalah keadaan berhenti atau tidk bergerak untuk beberapa saat dan
(Tofani, 2011). ditinggalkan pengemudinya. Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu
2. Sirkulasi Kendaraan: Aditya Hari (2008) mengungkapkan bahwa secara hierarki lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh
sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur, yakni antara lain: 1) jalur distribusi, visual pada beberapa daerah perkotaan. Penyediaan ruang parkiryang paling sedikit memberi
jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat), dan 2) jalur akses, jalur yang melayani efek visual yang merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota.
hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan. Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas lingkungan,yaitu :
3. Sirkulasi Barang: Sirkulsi barang umumnya disatukan atau menumpang pada sistem  Kelangsungan aktivitas komersial.
sirkulasi lainnya. Namun, pada perancangan tapak dengan fungsi tertentu sistem  Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan kota.
sirkulasi barang menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Contoh sitem sirkulasi
Dalam merencanakan tempat parkir yang benar,hendaknya memenuhi persyaratan:
barang secara hovizontal dan vertikal adalah lift barang, conveyor belt, jalur troli, dan
lain-lain (Rahmah, 2010).  Keberadaan strukturnya tidak mengganggu aktivitas di sekitar kawasan
Sistem sirkulasi memiliki dua tujuan, diantaranya yakni (Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):  Pendekatan program penggunaan berganda
1. Mempunyai maksud tertentu dan berorientasi ke tempat tujuan, lebih bersifat  Tempat parkir khusus
langsung. Pemakai mengharapkan bahwa perjalanan dalam system ini akan lebih  Tempat parkir di pinggiran kota
singkat dan cepat dengan jarak seminimal mungkin.
2. Bersifat rekreasi dengan waktu tidak menjadi batasan. Kenyamanan dan 2.3.5 Tanda-tanda (signages)
kenikmatan lebih diutamakan. Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media iklan,

Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam merancang suatu sistem dan berbagai bentuk penandaan lain. Pemasangan penandaan haruslah dapat mampu

sirkulasi pada bangunan yaitu (Tofani, 2011): menjaga keindahan visual bangunan perkotaan.
Penandaan yang dimaksud adalah petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media iklan,
1. Aspek-aspek estetis yang dapat menimbulkan aspek emosional.
dan berbagai bentuk penandaan lain. Keberadaan penandaan akan sangat mempengaruhi
2. Perencanaan yang lebih baik pada tingkat keamanannya.
visualisasi kota. Sebagai contoh, jika banyak terdapat penandaan dan tidak diatur
3. Kesan estetis pertama yang diperoleh pada daerah sirkulasi banyak berpengaruh
perletakannya, maka akan dapat menutupi fasad bangunan di belakangnya. Dengan begitu,
terhadap banguna secara keseluruhan.
visual bangunan tersebut akan terganggu. Namun, jika dilakukan penataan dengan baik, ada

16
kemungkinan penandaan tersebut dapat menambah keindahan visual bangunan di b. Street furniture berupa pohon-pohon, rambu-rambu, lampu, tempat duduk, dan
belakangnya. Oleh karena itu, pemasangan penandaan haruslah dapat mampu menjaga sebagainya.
keindahan visual bangunan perkotaan. Dalam pemasangan penandaan harus Dalam perancangannya, jalur pedestrian harus mempunyai syarat-syarat untuk dapat
memperhatikan pedoman teknis sebagai berikut digunakan dengan optimal dan memberi kenyamanan pada penggunanya. Syarat-syarat
a. Penggunaan penandaan harus merefleksikan karakter kawasan. tersebut adalah :
b. Jarak dan ukuran harus memadahi dan diatur sedemikian rupa agar menjamin jarak a. Aman dan leluasa dari kendaraan bermotor.
penglihatan dan menghindari kepadatan. b. Menyenangkan, dengan rute yang mudah dan jelas yang disesuaikan dengan hambatan
c. Penggunaan dan keberadaannya harus harmonis dengan bangunan arsitektur di sekitar kepadatan pejalan kaki.
lokasi. c. Mudah menuju segala arah tanpa hambatan yang disebabkan gangguan naik-turun,
d. Pembatasan penggunaan lampu hias kecuali penggunaan khusus untuk theatre dan ruang yang sempit, dan penyerobotan fungsi lain.
tempat pertunjukkan (tingkat terangnya harus diatur agar tidak mengganggu). d. Punya nilai estetikadan daya tarik, dengan penyediaan sarana dan prasarana jalan
e. Pembatasan penandaan yang berukuran besar yang mendominir di lokasi pemandangan seperti: taman, bangku, tempat sampah dan lainnya.
kota.

Penandaan mempunyai pengaruh penting pada desain tata kota sehingga pengaturan
2.3.7 Pendukung kegiatan (activity support)
bentuk dan perletakan papan-papan petunjuk sebaiknya tidak menimbulkan pengaruh
Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang
visual negatif dan tidak mengganggu rambu-rambu lalu lintas
mendukung ruang publik suatu kawasan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan
2.3.6 Jalur pejalan kaki (pedestrian ways) yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan
Jalur pejalan kaki adalah ruang yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda kegiatan pendukungnya. Pendukung aktivitas atau activity support adalah semua fungsi
bagi penyandang disabilitas secara mandiri dan dirancang berdasarkan kebutuhan orang bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota.
untuk bergerak aman, mudah, nyaman dan tanpa hambatan. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri khusus akan berpengaruh
Jalur pejalan kaki adalah ruang yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda terhadapfungsi, penggunaan lahan dan kegiatan pendukungnya. Activity support
bagi penyandang disabilitas secara mandiri dan dirancang berdasarkan kebutuhan orang mempertimbangkan fungsi utama dan penggunaan elemen-elemen kota yang dapat
untuk bergerak aman, mudah, nyaman dan tanpa hambatan. Elemen pejalan kaki harus menggerakkan aktivitas.
dibantu dengan interaksinya pada elemen-elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan Meliputi segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang terbuka publik,karena
dengan lingkungan kota dan pola-pola aktivitas sertas sesuai dengan rencana perubahan aktivitas dan ruang fisik saling melengkapi satu sama lain. Pendukung aktivitas tidak hanya
atau pembangunan fisik kota di masa mendatang. berupa sarana pendukung jalur pejalan kaki atau plaza tapi juga pertimbangan guna dan
Perubahan-perubahan rasio penggunaan jalan raya yang dapat mengimbangi dan fungsi elemen kota yang dapat membangkitkan aktivitas.
meningkatkan arus pejalan kaki dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek Bentuk activity support antara lain taman kota,taman rekreasi,pusat
sebagai berikut: perbelanjaan,taman budaya,perpustakaan,pusat perkantoran,kawasan PKL,alun-alun,dan
sebagainya.
a. Pendukung aktivitas di sepanjang jalan, misalnya diberikan sarana komersial seperti
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penerapan desain activity support adalah :
toko,restoran, café.
c. Adanya koordinasi antara kegiatan dengan lingkungan binaan yang dirancang.

17
d. Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam suatu ruang
tertentu.
e. Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual.
f. Pengadaan fasilitas lingkungan.
g. Sesuatu yang terukur,menyangkut ukuran,bentuk dan lokasi dan fasilitas yang
menampung activity support yang bertitik tolak dari skala manusia.

2.3.8 Preservasi (preservation).


Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan
tempat tinggal (permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang
ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
Preservasi adalah upaya pelestarian atau upaya mempertahankan warisan arsitektur suatu
kawasan kota dengan tujuan agar warisan sejarah arsitektur tidak musnah oleh karena
pembangunan baru.
Preservasi harus diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban
space, hal ini untuk mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu. (Sumber:
Perancangan Kota, Urban Desain)
Preservasi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan
tempat tinggal (permukiman) dan urban places (alun-alun, plasa, area perbelanjaan) yang
ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah.
Manfaat dari adanya preservasi antara lain:
- Peningkatan nilai lahan.
- Peningkatan nilai lingkungan.
- Menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial.
- Menjaga identitas kawasan perkotaan.
- Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi

18

Anda mungkin juga menyukai