ada warping, penyusutan, dan distorsi. Deformasi ini berhubungan dengan variasi
dalam struktur jaringan, dehidrasi, dan teknik fotografi. Meskipun pengukuran
yang dilakukan pada bite mark terdapat variasi, hasil yang ditimbulkan sama.
Karena posisi gigi tetap konstan, identifikasi ini diperbolehkan. Konsep ini dapat
diterapkan untuk diastema, gigi goyang, gigi yang hilang, gigi gingsul, lebar inter,
lekuk gigi insisal, atau fitur gigi yang dikenali lainnya.
Langkah yang paling penting dalam analisis bite mark adalah untuk mengenali
cedera bermotif sebagai bite mark diikuti dengan analisis pola bite mark yang
memberikan informasi individu tentang tersangka atau pelaku dan berhubungan
dengan orang yang terlibat dalam kejahatan.
Daftar Pustaka :
Sandeep Kaur , Kewal Krishan , Preetika M Chatterjee and Tanuj Kanchan. Analysis and
Identification of Bite Marks in Forensic Casework . 2013. Department of Anthropology,
Panjab University, Chandigarh–160 014, India.