Anda di halaman 1dari 2

Spesifikasi dari teknik yang digunakan untuk menganalisis bite mark, akan selalu

ada warping, penyusutan, dan distorsi. Deformasi ini berhubungan dengan variasi
dalam struktur jaringan, dehidrasi, dan teknik fotografi. Meskipun pengukuran
yang dilakukan pada bite mark terdapat variasi, hasil yang ditimbulkan sama.
Karena posisi gigi tetap konstan, identifikasi ini diperbolehkan. Konsep ini dapat
diterapkan untuk diastema, gigi goyang, gigi yang hilang, gigi gingsul, lebar inter,
lekuk gigi insisal, atau fitur gigi yang dikenali lainnya.

Identifikasi yang tepat dari seseorang dengan menggunakan sifat-sifat individu


tersebut dan karakteristik gigi dan rahang merupakan dasar dari ilmu forensik.
Identifikasi bite mark didasarkan pada individualitas dari gigi, yang digunakan
untuk mencocokkan bite mark pada orang yang dicurigai.

Langkah yang paling penting dalam analisis bite mark adalah untuk mengenali
cedera bermotif sebagai bite mark diikuti dengan analisis pola bite mark yang
memberikan informasi individu tentang tersangka atau pelaku dan berhubungan
dengan orang yang terlibat dalam kejahatan.

Abrasi permukaan atau permukaan perdarahan yang disebabkan oleh gigitan


manusia muncul sebagai sebuah lengkungan. Disebabkan oleh gigi insisive, gigi
caninus dan premolar. Memar adalah jenis yang paling umum dari bekas gigitan.
Hal ini dapat ditentukan dari jenis perdarahan di bawah kulit apakah korban masih
hidup atau mati pada saat bite mark terjadi.

Penting untuk memiliki karakteristik individu dalam bite mark untuk


mengidentifikasi pelaku. Jika sifat-sifat individu tidak terdapat di bite mark, dapat
menyulitkan identifikasi forensik. Kadang-kadang, tampilan ruge palatal yang
diperoleh bersama dengan tampilan gigi, dapat membantu dalam identifikasi
individu yang terlibat dalam kejahatan. Dalam sebuah studi oleh analisis
retrospektif dari bite mark dari 119 kasus, telah diamati bahwa praktek analisis
bite mark tidak banyak memperkuat bukti odontologi serta posisi praktisi forensik
di pengadilan hukum. Disarankan bahwa praktisi forensik harus cukup berhati-
hati saat memberikan pendapat tentang asal usul bite mark dan identifikasi
kriminal atas dasar bukti-bukti bite mark. Keyakinan apakah terdakwa adalah
pelaku atau tidak didasarkan pada kesaksian ahli dari odontologist forensik setelah
pencocokan bite mark dengan yang dari gigi terdakwa.

Daftar Pustaka :

Sandeep Kaur , Kewal Krishan , Preetika M Chatterjee and Tanuj Kanchan. Analysis and
Identification of Bite Marks in Forensic Casework . 2013. Department of Anthropology,
Panjab University, Chandigarh–160 014, India.

Anda mungkin juga menyukai