TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
SURAKARTA
2007
Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorin Kapasitas 10.000 Ton/tahun
oleh :
Dosen pembimbing
Mengetahui
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar vi
Daftar Tabel x
Intisari xiii
BAB I PENDAHULUAN
Pendukung Proses 67
4.2. Laboratorium 79
Lampiran
DAFTAR TABEL
o
Tabel 2.1 Harga ΔG f masing-masing komponen 17
DAFTAR GAMBAR
INTISARI
Ricky Aryanto & Ike Widyawati, 2007, Prarancangan Pabrik Allyl Chloride Dari Propylene dan Chlorine Kapasitas
10.000 ton/tahun, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
sebagai dasar epoxy resins. Selain itu allyl chloride juga berperan dalam
pembuatan gliserol sintetis. Bahan baku yang digunakan adalah propylene dan
chlorine.
Allyl chloride dibuat dengan proses klorinasi propylene dengan bantuan
katalis FeCl3 pada suhu 500 oC dan tekanan 10 atm di dalam suatu reaktor fixed
bed multitube dengan kondisi isotermal non adiabatik. Reaksi yang terjadi bersifat
eksotermis, sehingga untuk mempertahankan suhu ditambahkan pendingin jenis
Dowtherm ATM.
Pabrik allyl chloride ini dirancang dengan kapasitas 10.000
ton/tahun. Bahan baku yang dibutuhkan adalah propylene dengan kemurnian
99,5% berat sebanyak 6.824,9982 ton/tahun dengan impuritas propane, dan
chlorine dengan kemurnian 99,7% berat sebanyak 11.755,8548 ton/tahun dengan
impuritas asam klorida. Produk yang dihasilkan memiliki kemurnian 99% berat
dengan pengotor adalah hasil reaksi samping, yaitu 2-chloropropene dan
dichloropropene. Selain itu dihasilkan pula hasil samping berupa HCl yang dijual
sebagai produk samping.
Kebutuhan utilitas meliputi air sebanyak 3.756,0547 m3/jam, steam
sebanyak 130.042,0319 kg/jam, bahan bakar (solar) sebanyak 7.280,4663 L/jam
dan kebutuhan listrik sebesar 278,0423 kW.
Lokasi pabrik direncanakan di Cilegon, Banten, dan dibangun di
atas tanah dengan luas 25.000 m2. Pabrik beroperasi selama 24 jam per hari dan
330 hari per tahun. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 257 orang.
Pabrik direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2010. Modal
tetap pabrik sebesar Rp 68.224.192.666, sedangkan modal kerjanya sebesar Rp
37.907.597.863. Biaya produksi total per tahun adalah sebesar Rp.
77.260.323.340. Evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa Percent Return On
Investment (ROI) sebelum pajak 43,08 %, sesudah pajak 34,46 %, Pay Out Time
(POT) sebelum pajak 1,88 tahun, sesudah pajak 2,25 tahun, Break Event Point
(BEP) 44,72 %, Shut Down Point (SDP) 27,07 % dan Discounted Cash Flow
(DCF) 26,82 %.
Dari hasil evaluasi ekonomi tersebut, pabrik allyl chloride dari
propylene dan chlorine dengan kapasitas 10.000 ton / tahun cukup menarik untuk
dipertimbangkan pendiriannya di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, hanya karena rahmat dan penyertaan-Nya, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul “Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan
Chlorine dengan 10.000 ton/tahun”. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan baik berupa
dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Ir. Nunik Sri Wahjuni, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Ir. Endah Retno D, M.T., selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan bantuannya dalam penulisan tugas
akhir.
3. Bp. Bregas Siswahjono TS, S.T, M.T selaku Pembimbing Akademik, atas bimbingan dan arahannya.
4. Seluruh staf dosen Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret atas bimbingan dan
5. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga untuk doa, dorongan material dan non material kepada penulis.
6. Teman-teman mahasiswa dan seluruh civitas akademika Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan banyak bantuan selama penyusunan tugas akhir ini.
7. Seluruh Staf Administrasi Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta terima kasih untuk
kemudahan birokrasinya.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis membuka
diri terhadap segala saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Perkembangan yang cukup pesat ini dapat dilihat dari meningkatnya jenis bahan kimia yang diproduksi dan kuantitasnya.
Dengan peningkatan ini, berarti meningkat pula kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang produksinya.
Allyl chloride atau 3-chloropropene, dengan rumus molekul C3H5Cl merupakan senyawa chlorohidrocarbon
yang berupa cairan tak berwarna, berbau tajam dan menyengat, larut dalam alkohol, chloroform, ether, aseton, benzene,
carbon tetrachloride, heptane, serta toluene. Dalam industri kimia, allyl chloride merupakan bahan intermediate. Allyl
chloride sangat penting dalam pembuatan epichlorohydrin, dan glycerin. Allyl chloride merupakan produk yang dihasilkan
dari proses chlorination propylene pada suhu tinggi, cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia mengingat semakin
banyak industri yang menggunakannya. Hingga saat ini di Indonesia belum didirikan pabrik yang memproduksi allyl
Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri kimia di Indonesia maka permintaan akan allyl chloride
pada tahun-tahun mendatang diperkirakan juga akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu pabrik allyl chloride perlu
· Dapat menghemat devisa negara, dengan adanya pabrik allyl chloride di dalam negeri maka impor dapat
· Proses alih teknologi, dengan adanya industri dengan teknologi tinggi diharapkan tenaga kerja Indonesia
· Membuka lapangan kerja kepada penduduk di sekitar wilayah industri yang akan didirikan.
1997 1.665,956
1998 2.094,257
1999 4.633,791
2000 5.044,071
Dari tabel di atas diperoleh persamaan garis lurus antara data tahun sebagai sumbu x dan data impor sebagai
sumbu y yaitu :
y = 633,6938x – 1.2631E-06
9000
8000
7000
Kapasitas (ton)
6000
5000
4000
3000
y = 553,6938x - 1,1034E+06
2000
1000
0
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
BAB VI Analisa Ekonomi
Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine 116
Kapasitas produksi 10.000 ton / tahun
Kapasitas pabrik yang akan didirikan harus berada di atas kapasitas atau sama dengan kebutuhan impor
maksimum. Berdasarkan hasil regresi di atas pada tahun 2010 perkiraan kebutuhan allyl chloride di Indonesia mencapai
9.526,9965 ton/tahun.
Pabrik allyl chloride yang sudah berproduksi salah satunya adalah Beaumont Texas dengan kapasitas produksi
10.000 ton/tahun. Oleh karena itu berdasarkan data di atas maka ditentukan kapasitas pabrik allyl chloride yang akan
Lokasi pabrik dapat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan maupun penentuan kelangsungan
produksinya. Pemilihan lokasi pabrik yang tepat, ekonomis dan menguntungkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor primer
- transportasi
2. Faktor sekunder
- iklim
- keadaan tanah
Dengan pertimbangan-pertimbangan hal tersebut di atas maka lokasi pabrik direncanakan didirikan di daerah
Bahan baku propylene didapat dari PT. Chandra Asri Petrochemical Centre, Cilegon. Sedangkan bahan baku
2. Daerah pemasaran
Cilegon merupakan kawasan industri, sebagai bahan intermediate banyak dibutuhkan pada kawasan industri.
Kebutuhan air dipenuhi oleh industri penyedia air PT. Krakatau Tirta Indonesia, yang terletak dekat dengan
lokasi pabrik.
4. Sumber tenaga
Kebutuhan listrik didapatkan dari PLN unit PLTU Suralaya dan generator sebagai cadangan apabila listrik
5. Kebijaksanaan pemerintah
Pajak, karakter tanah, pengolahan limbah, perlindungan terhadap banjir dan pengadaan energi telah
Investasi akan mendapat dukungan dari pemerintah daerah, karena otonomi daerah dan Banten sebagai
provinsi baru.
Cara ini merupakan cara yang sering digunakan pada pembuatan allyl chloride secara komersial.
Reaksi utama
Reaksi samping
Proses ini terjadi pada reaktor fixed bed pada suhu 440-520˚C tekanan 1000-1400 kPa.
(www.che.cemr.wvu.edu)
2. Thermal dehidrochlorination
o
Cara ini dilakukan dengan cara klorinasi 1,2-dichloropropane pada suhu 500-600 C. Hasil samping yang
terjadi antara lain 1-chloropropene dan 2-chloropropene. Dari proses ini diperoleh selektivitas allyl chloride
3. Oxychlorinasi
Yang dimaksud dengan oxychlorinasi yaitu pembuatan allyl chloride dengan cara mereaksikan propylene
Pada perancangan ini dipilih proses pertama yaitu chlorinasi propylene pada suhu tinggi. Hal ini disebabkan
karena selektivitas yang diperoleh tinggi, proses lebih sederhana, serta sudah banyak berdiri industri komersial
Dalam industri kimia, allyl chloride merupakan bahan intermediate. Allyl chloride sangat penting dalam
pembuatan epichlorohydryn, yang digunakan sebagai dasar pembuatan epoxy resins, dan juga berperan dalam
pembuatan glycerol sintetis. Selain itu allyl chloride juga berperan sebagai starting material untuk allyl ether
dari phenol, bisphenol A, dan novolak phenolic resins. Allyl chloride juga digunakan dalam pembuatan sodium
a. Bahan baku
1. Propylene
o
§ bentuk @ 25 C, 1 atm : gas
2. Chlorine
o
§ bentuk @ 25 C, 1 atm : gas
b. Bahan pembantu
§ bentuk : pellet
c. Produk
1. Allyl Chloride
o
§ bentuk @ 25 C, 1 atm : cair
2. Asam klorida
o
§ bentuk @ 25 C, 1 atm : gas
Allyl chloride dihasilkan dari proses chlorinasi propylene dengan bantuan katalis ferri chloride. Reaksi ini
mempunyai konversi 100% terhadap gas chlorine sebagai reaktan pembatas, dengan propylene berlebih 100%. Pada reaksi
ini juga terbentuk 2-chloropropene dan dichloropropene. Selekivitas reaksi terbentuknya allyl chloride, 2-chloropropene,
Reaksi pembentukan allyl chloride berlangsung dalam fase gas. Reaksi bersifat eksotermis sehingga
memerlukan tambahan pendingin dan beroperasi pada kondisi non adiabatis isothermal. Reaktor yang digunakan adalah
reaktor fixed bed multitube. Produk yang dihasilkan terdiri dari allyl chloride dan hasil samping asam klorida.
Reaksi berlangsung pada tekanan 10 atm dan suhu 500 ˚C. Pada suhu tersebut tidak terjadi reaksi pembentukan
(www.che.cemr.wvu.edu)
BAB II
DESKRIPSI PROSES
1. Propylene
- Wujud : gas
- Kemurnian : 99,5 % wt
2. Chlorine
- Wujud : gas
- Kemurnian : 99,7 % wt
1. Allyl chloride
- Wujud : gas
- Kemurnian : 99 % wt
0,7% wt C3H4Cl2
2. Asam klorida
- Wujud : gas
Proses pembuatan allyl chloride dengan menggunakan katalis ferri chloride pada fase gas, berlangsung di dalam
reaktor fixed bed multitube pada kondisi suhu 500°C tekanan 10 atm.
(www.che.cemr.wvu.edu)
Pembentukan allyl chloride mengikuti reaksi elementer yang irreversible dan eksotermis dan memberikan hasil
samping asam klorida. Selain itu juga terjadi reaksi samping membentuk 2-chloropropene dan dichloropropene.
Selektivitas reaksi pembentukan allyl chloride, 2-chloropropene, dan dichloropropene berturut-turut adalah 79,23%,
Reaksi utama :
Reaksi samping :
(www.che.cemr.wvu.edu)
Reaksi klorinasi propylene dengan katalis FeCl3 merupakan reaksi heterogen dalam fase gas (pereaktan) dan
fase padat (katalis). Reaksi yang terjadi pada permukaan katalis adalah sebagai berikut :
· Adsorpsi
A+s As
B+s Bs
Adsorpsi pereaktan pada permukaan katalis dipergunakan oleh difusivitas pereaktan dari bulk ke
permukaan katalis.
Koefisien perpindahan massa sebanding dengan tekanan total reaktor dan berbanding terbalik dengan
suhu.
· Aktivasi
Reaktan yang telah teradsorbsi akan bersifat aktif di permukaan katalis karena melibatkan gaya tarik yang
As As*
Bs Bs*
Reaktan yang telah teradsorpsi di permukaan katalis akan bersifat aktif sehingga digunakan suhu tinggi
dalam aktivasi ini, karena dapat memperbanyak tumbukan antara molekul gas yang telah teradsorpsi dan energi yang
· Reaksi Permukaan
Reaktan-reaktan yang telah teraktivasi akan bereaksi membentuk produk di permukaan aktif katalis.
rB = k (CAS.CBS – (CCS.CDS)/Ks)
Kecepatan reaksi permukaan ditentukan oleh suhu reaksi sesuai dengan hukum Archenius. Kenaikan suhu
yang tinggi akan mengakibatkan tumbukan semakin besar sehingga kecepatan reaksi permukaan akan bertambah
besar, di mana reaksi akan bergeser ke arah produk dan akan memperbesar produk.
· Deaktivasi
Cs* Cs
Ds* Ds
Produk yang telah dihasilkan dari permukaan katalis akan menurunkan energi aktivasi dan melepas situs
aktifnya dari katalis. Kecepatan deaktivasi sama seperti dengan aktivasi tetapi melibatkan produk yang teradsorpsi
Agar produk dapat terlepas dari situs aktifnya maka langkah ini diperlukan suhu tinggi. Selain itu suhu
· Desorpsi
Hasil reaksi yang telah terdeaktivasi kemudian terlepas dari permukaan katalis menuju bulk katalis.
Cs C+s
Ds D+s
Proses desorpsi juga dipengaruhi oleh difusivitas gas zat hasil reaksi dari permukaan katalis ke bulk gas.
Difusivitas zat hasil reaksi ditentukan oleh koefisien perpindahan massa seperti pada proses adsorpsi.
Reaksi akan dipengaruhi oleh reaksi permukaan. Karena itu reaksi dilakukan pada tekanan tinggi untuk
memperbesar konstanta kecepatan reaksi permukaan. Suhu reaksi harus berada pada daerah suhu aktivasi katalis.
dimana :
E = energi aktivasi
T = temperatur operasi ( K )
Harga konstanta kecepatan reaksi kimia diperoleh dari www.che.cemr.wvu.edu adalah sebagai berikut :
Reaksi utama :
k1
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl (1)
Reaksi samping :
k2
C3H6 + Cl2 C3H5Cl + HCl (2)
k3
C3H6 + 2 Cl2 C3H4Cl2 + 2 HCl (3)
2
k1= 0,322exp(-63.200/(R.T)) kmol/kg cat s kPa
-5 2
k2= 1,83x10 exp(-16.000/(R.T)) kmol/kg cat s kPa
-3 3
k3= 1,27x10 exp(-72.100/(R.T)) kmol/kg cat s kPa
(www.che.cemr.wvu.edu)
Reaksi utama :
Reaksi samping :
Melalui tinjauan termodinamika dapat diketahui apakah reaksi dapat berlangsung atau tidak. Reaksi dapat
o o
berlangsung jika ΔG f ≤ 0. Harga ΔG f masing-masing komponen pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada tabel 2.1 di
bawah ini.
o
Tabel 2.1. Harga ΔG f masing-masing komponen
o
Komponen Harga ΔG f (kJ/kmol)
Propylene
62,5019
Chlorine 0
Allyl chloride
43,6307
2-Chloropropene
24,5472
Dichloropropene
1,2785
HCl
-95,3
(Yaws, 1999)
o o o
ΔG f = ΔG fproduk – ΔG freaktan
o o o o o
ΔG f = (ΔG f allyl chloride + ΔG f HCl)– (ΔG f chlorine + ΔG f propylene)
= (43,6307+(-95,3)) – (0+62,5019)
= -114,1712 kJ/mol
é - ΔG o f ù
Ln Ko =ê ú
ë RT û
é 114171,2 kJ/kmol ù
=ê ú
ë 8,314 kJ/kmol . K x 298,15 K û
= 46,0587
20
Ko = 1,007.10 kJ/kmol
K - ΔH o é 1 1 ù
ln = -
R êë T To úû
(Smith & VanNess, 1987)
Ko
T = suhu tertentu
o
Sedangkan harga ΔH f untuk reaksi (1) pada suhu 298,15 K adalah -112 kJ/mol propylene
o
Pada suhu 500 C (773,15 K) besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung sebagai berikut :
K - ΔH o é1 1 ù
ln = êë T - To úû
Ko R
K 112000 kJ/kmol é 1 1 ù
= -
8,314 kJ/kmol . K ë 773,15 K 298,15 K úû
ê
ln
1,007.10 20
7
K = 9,6731.10 kJ/kmol
Karena harga K= k1/k2 besar, berarti harga k2 jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan harga k1, sehingga k2
o o o o o
ΔG f = (ΔG f 2-chloropropene + ΔG f HCl)– (ΔG f chlorine + ΔG f propylene)
= (24,5472+(-95,3)) – (0+62,5019)
= -133,2547 kJ/mol
é - ΔG o f ù
Ln Ko =ê ú
ë RT û
é 133254,7 kJ/kmol ù
=ê ú
ë 8,314 kJ/kmol . K x 298,15 K û
= 53,7573
23
Ko = 2,2208.10 kJ/kmol
K - ΔH o é 1 1 ù
ln = -
R êë T To úû
(Smith & VanNess, 1987)
Ko
T = suhu tertentu
o
Sedangkan harga ΔH f untuk reaksi (1) pada suhu 298,15 K adalah -121 kJ/mol propylene.
o
Pada suhu 500 C (773,15 K) besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung sebagai berikut :
K - ΔH o é 1 1 ù
ln = -
Ko R êë T To úû
K 121000 kJ/kmol é 1 1 ù
= -
8,314 kJ/kmol . K ë 773,15 K 298,15 K úû
ê
ln
2,2208.10 23
10
K = 2,0999.10 kJ/kmol
Karena harga K= k1/k2 besar, berarti harga k2 jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan harga k1 sehingga k2
o o o o o
ΔG f = (ΔG f dichloropropene + ΔG f HCl)– (ΔG f chlorine + ΔG f propylene)
= (1,2785+(-95,3)) – (0+62,5019)
= -156,5234 kJ/mol
é - ΔG o f ù
Ln Ko =ê ú
ë RT û
é 156523,4 kJ/kmol ù
=ê ú
ë 8,314 kJ/kmol . K x 298,15 K û
= 63,1443
27
Ko = 2,6499.10 kJ/kmol
K - ΔH o é 1 1 ù
ln = -
R êë T To úû
(Smith & VanNess, 1987)
Ko
T = suhu tertentu
o
Sedangkan harga ΔH f untuk reaksi (1) pada suhu 298,15 K adalah -222 kJ/mol propylene
o
Pada suhu 500 C (773,15 K) besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung sebagai berikut :
K - ΔH o é 1 1 ù
ln = -
Ko R êë T To úû
K 222000 kJ/kmol é 1 1 ù
= -
8,314 kJ/kmol . K ë 773,15 K 298,15 K úû
ê
ln
2,6499.10 27
K = 3368,1351 kJ/kmol
Karena harga K= k1/k2 besar, berarti harga k2 jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan harga k1 sehingga k2
Bahan baku dalam pembuatan allyl chloride ini terdiri dari propylene dan
chlorine. Propylene disimpan dalam bentuk cair pada temperatur 30 oC dan
tekanan 13 atm dalam tangki silinder horizontal dengan elliptical head T-01,
komposisi propylene adalah 99,5% wt dengan impuritas propana 0,5% wt.
Sedangkan chlorine disimpan dalam bentuk cair pada temperatur 30 oC dan
tekanan 10 atm dalam tangki silinder horizontal dengan eliptical head T-02,
komposisi chlorine 99,7% wt dengan impuritas asam klorida 0,3% wt.
Cairan propylene dipompa dari tangki T-01 dengan pompa P-01 masuk ke
dalam vaporizer V-01 untuk diuapkan dalam kondisi 13 atm dan suhu
303,2242 K, sehingga didapatkan uap jenuh propylene pada suhu 303,5207 K.
Sebagai media pemanas digunakan steam. Kemudian uap jenuh propylene
tersebut diturunkan tekanannya oleh expander E-01 hingga 10 atm dan suhu
293,7183 K dan dicampur dengan recycle pada mixer tee M-01.
Cairan chlorine dipompa dari tangki T-02 dengan pompa P-02 masuk ke
dalam vaporizer V-02 untuk diuapkan dalam kondisi 10 atm dan suhu
304,0854 K, sehingga didapatkan uap jenuh chlorine pada suhu 307,0213 K.
Sebagai media pemanas digunakan steam. Kemudian uap jenuh chlorine
dicampur dengan hasil mixer tee M-03 pada mixer tee M-04. Hasil campuran
mixer tee M-04 dengan tekanan 10 atm dan suhu 306,267 K dipanaskan
BAB VI Analisa Ekonomi
Prarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Chlorine 133
Kapasitas produksi 10.000 ton / tahun
dengan penukar panas HE-01 hingga suhu 616,6175 K dan dilanjutkan dengan
HE-02 hingga suhu 773,15 K pada tekanan tetap, 10 atm.
2. Tahap pembentukan allyl chloride
Bahan baku propylene dan chlorine yang telah dipanaskan kemudian
diumpankan ke dalam reaktor R-01 yang berisi katalis padat ferri chloride
FeCl3. Di dalam reaktor terjadi proses klorinasi propylene menjadi allyl
chloride, 2-chloropropene, dichloropropene, dan asam klorida.
Reaktor yang digunakan adalah reaktor jenis Fixed Bed (multi tube) dengan kondisi isotermal non adiabatik.
Reaksi yang berlangsung bersifat eksotermis sehingga diperlukan pendingin. Panas yang dihasilkan selama reaksi
diserap oleh media pendingin Dowtherm A ™. Reaktor dioperasikan pada suhu 500 ˚C dengan tekanan 10 atm
Hasil reaksi keluar reaktor pada suhu 773,15 K masuk ekspander E-02 untuk menurunkan tekanan dari 10 atm
menjadi 8 atm. Campuran keluar E-02 dengan suhu 757,2332 K dan tekanan 8 atm masuk ke dalam waste heat boiler
3. Tahap pemurnian
a. Tahap Distilasi
Dari C-01 campuran gas di-recycle dan dicampur dengan bahan baku
propylene pada mixer tee M-01.
1. Reaktor (R-01)
1580,6297
6. Absorber (A-01)
Tabel 2.7. Neraca massa A-01
Output (kg/jam)
Komponen Input (kg/jam)
Liquid Gas
HCl 805,7238 765,4376 40,2862
Propylene 899,1281 0 899,1281
Propana 25,3349 0 25,3349
Chlorine 0 0 0
2-Chloropropene 20,0230 0 20,0230
Allyl chloride 262,9581 0 262,9581
Dichloropropene 11,3255 0 11,3255
Air 1664,5231 1664,5231 0
1. Reaktor ( R )
Tabel 2.8. Neraca panas Reaktor
Komponen Keterangan Input (Kj/jam) Output (Kj/jam)
Qin Panas yang dibawa umpan 2,5373E+06
Qout Panas yang dibawa produk 2,5985E+06
5. Absorber (A-01)
Tabel 2.12. Neraca panas A-01
Komponen Keterangan Input (Kj/jam) Output (Kj/jam)
Hl Panas dibawa cairan 377,4864 876,4889
a. Mempermudah akses keluar masuk pabrik, baik untuk manusia maupun barang.
c. Membuat proses pengolahan dari bahan baku hingga menjadi produk berlangsung secara efisien.
d. Mengantisipasi dampak yang mungkin timbul apabila terjadi musibah, seperti ledakan, kebakaran, dsb.
e. Mengoptimalkan keuntungan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan tata letak
a. Pabrik allyl chloride akan didirikan di atas tanah yang masih kosong, sehingga tata letak pabrik tidak
c. Area utilitas sebaiknya ditempatkan jauh dari area proses, untuk menjaga agar tidak terjadi kontak antara
d. Fasilitas karyawan seperti masjid, kantin, ditempatkan di lokasi yang mudah terjangkau dan tidak
mengganggu proses.
b. Alat kontrol diletakkan pada lokasi yang mudah diamati oleh operator.
d. Sistem pemipaan sebaiknya diberi warna sedemikian rupa sehingga mempermudah operator untuk
e. Tata letak peralatan harus menyediakan minimal dua arah bagi karyawan untuk menyelamatkan diri apabila
f. Peralatan yang sekiranya rawan terhadap kebakaran seperti tangki penyimpan, dilengkapi tanggul untuk
g. Sirkulasi udara yang baik dan cahaya yang cukup merupakan faktor penting yang mempengaruhi semangat dan hasil kerja karyawan
11
11
12
10 9
13
14
8
5
6
15
4 7
3 16
2
1 1
Keterangan :
T-03
RB-03
MD-03
T-01 T-01 V-02 S-02
CD-02 ACC-1
HE-01
RB-02
R-01 MD-02
HE-02
T-02 T-02
T-04
S-04 CD-1
WHB
RB-01
S-03 MD-01
T-02 T-02 CP-01
Keterangan :
CP : Kondenser Parsial
MD : Menara Destilasi
BAB III
Kode : T-01
dished head
Jumlah : 4 buah
Kondisi penyimpanan : T = 30 °C
P = 13 atm
Diameter : 25 ft
Panjang : 50 ft
Kode : T-02
selama 1 bulan.
dished head
Jumlah : 4 buah
Kondisi penyimpanan : T = 30 °C
P = 10 atm
Diameter : 22 ft
Panjang : 55,7917 ft
Kode : T-03
Jumlah : 1 buah
Kondisi penyimpanan : T = 30 °C
P = 1 atm
Diameter : 60 ft
Tinggi : 36 ft
Tebal shell
· Course 1 : 1 in
· Course 2 : 0,9375 in
· Course 3 : 0,9375 in
· Course 4 : 0,8750 in
· Course 5 : 0,8750 in
· Course 6 : 0,8125 in
Kode : T-04
Jumlah : 1 buah
Kondisi penyimpanan : T = 30 °C
P = 1 atm
Diameter : 60 ft
Tinggi : 60 ft
Tebal shell
· Course 1 : 0,6875 in
· Course 2 : 0,6250 in
· Course 3 : 0,6250 in
· Course 4 : 0,6250 in
· Course 5 : 0,5625 in
· Course 6 : 0,5625 in
· Course 7 : 0,5625 in
· Course 8 : 0,5000 in
· Course 9 : 0,5000 in
· Course 10 : 0,5000 in
3.5 VAPORIZER
Kode : V-01
(R-01)
Tipe HE : 1-1
Dimensi
shell
· Diameter dalam : 10 in
tubes
· Panjang : 8 ft
Pemanas : steam
3.6 VAPORIZER
Kode : V-02
(R-01)
Tipe HE : 1-1
Dimensi
shell
· Diameter dalam : 8 in
· Jarak baffle : 6 in
tubes
· Panjang : 8 ft
Pemanas : steam
3.7 SEPARATOR 1
Kode : S-01
Fungsi : Memisahkan fase cair dan gas yang dihasilkan dari V-01
Jumlah : 1 buah
1. Kondisi operasi
Suhu = 30,3707 oC
Tekanan = 13 atm
3. Spesifikasi
· Drum/shell
- Diameter = 2 ft = 0,6096 m
- Tinggi = 2 ft = 0,6096 m
· Head
3.8 SEPARATOR 2
Kode : S-02
Fungsi : Memisahkan fase cair dan gas yang dihasilkan dari V-02
Jumlah : 1 buah
1. Kondisi operasi
Suhu = 33,8713 oC
Tekanan = 10 atm
3. Spesifikasi
· Drum/shell
· Head
3.9 SEPARATOR 3
Kode : S-03
Fungsi : Memisahkan fase cair dan gas yang dihasilkan dari CP-01
Jumlah : 1 buah
1. Kondisi operasi
Suhu = 50 oC
Tekanan = 8 atm
3. Spesifikasi
· Drum/shell
· Head
3.10 SEPARATOR 4
Kode : S-04
Jumlah : 1 buah
1. Kondisi operasi
Suhu = 2,2471 oC
Tekanan = 8 atm
3. Spesifikasi
· Drum/shell
· Head
3.11 KOMPRESOR
Kode : C-01
Daya : 7 HP
3.12 REAKTOR
Kode : R-01
katalis FeCl3
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi
· Suhu : 500 oC
· Tekanan : 10 atm
Spesifikasi :
a. Katalisator
Bahan : FeCl3
Bentuk : Pellet
Diameter : 0,003 mm
Porositas : 0,5
b. Tube
IDT : 0,023368 m
ODT : 0,03175 m
at : 4,2903.10-4 m
Jumlah : 1137
Jumlah pass :1
c. Shell
IDT : 1,524 m
Jumlah :1
Jumlah pass :1
d. Pendingin
Bahan : Dowtherm A TM
e. Head
Tinggi : 0,34735 m
Tebal : 1 in
Volume : 0,29971 m3
f. Reaktor
Tinggi : 7,0247 m
Volume : 12,14042 m3
3.13 POMPA 1
Kode : P-01
(V-01)
Jumlah : 1 buah
· No. Schedule : 40
· ID : 1,61 in
· OD : 1,9 in
3.14 POMPA 2
Kode : P-02
02)
Jumlah : 1 buah
· No. Schedule : 40
· ID : 1,61 in
· OD : 1,9 in
3.15 POMPA 3
Kode : P-03
(M-01)
Jumlah : 1 buah
· No. Schedule : 40
· ID : 0,824 in
· OD : 1,05 in
3.16 POMPA 4
Kode : P-04
tee (M-02)
Jumlah : 1 buah
· No. Schedule : 40
· ID : 0,824 in
· OD : 1,05 in
3.17 POMPA 5
Kode : P-05
MD-01
Jumlah : 1 buah
· D nominal size : 2 in
· No. Schedule : 40
· ID : 2,067 in
· OD : 2,375 in
3.18 POMPA 6
Kode : P-06
dimasukkan ke refluks
Jumlah : 1 buah
· D nominal size : 1 in
· No. Schedule : 40
· ID : 1,049 in
· OD : 1,315 in
3.19 POMPA 7
Kode : P-07
diumpankan ke MD-02
Jumlah : 1 buah
· D nominal size : 5 in
· No. Schedule : 40
· ID : 5,047 in
· OD : 5,563 in
3.20 POMPA 8
Kode : P-08
limbah
Jumlah : 2 buah
· No. Schedule : 40
· ID : 1,38 in
· OD : 1,66 in
3.21 POMPA 9
Kode : P-09
diumpankan ke MD-03
Jumlah : 1 buah
· No. Schedule : 40
· ID : 1,61 in
· OD : 1,9in
3.22 POMPA 10
Kode : P-10
Jumlah : 1 buah
· D nominal size : 3 in
· No. Schedule : 40
· ID : 3,068 in
· OD : 3,5 in
Kode : CP-01
Bahan konstruksi
Spesifikasi Tube
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,56 in
· BWG : 13
· Jumlah tube : 30
· Passes :1
Spesifikasi Shell
· ID shell : 8 in
· Passes :2
3.24 HEATER 1
Kode : HE-01
343,4675 ºC
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi
Spesifikasi Tube
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,51 in
· BWG : 11
· Jumlah tube : 92
· Passes :1
· Panjang tube : 8 ft
Spesifikasi Shell
· ID shell : 12 in
· Passes :1
3.25 HEATER 2
Kode : HE-02
500 ºC
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi
Spesifikasi Tube
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,482 in
· BWG : 10
· Jumlah tube : 74
· Passes :1
· Panjang tube : 8 ft
Spesifikasi Shell
· ID shell : 13,25 in
· Passes :8
3.26 ACCUMULATOR 1
Kode : ACC-01
Jumlah : 1 buah
Diameter : 1,1376 ft
Panjang : 1,1418 ft
3.27 ACCUMULATOR 2
Kode : ACC-02
Jumlah : 1 buah
Diameter : 4,2344 ft
Panjang : 15,5793 ft
Kode : CD-01
MD-01
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi
Spesifikasi Shell
· ID Shell : 17,25 in
· Passes :1
Spesifikasi tube
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,581 in
· BWG : 14
· Passes : 1
· Panjang tube : 16 ft
Kode : CD-02
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi
Spesifikasi Shell
· ID Shell : 12 in
· Baffle spacing : 9 in
· Passes :1
Spesifikasi tube
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,62 in
· BWG : 16
· Jumlah tube : 92
· Passes : 1
· Panjang tube : 8 ft
Kode : CD-03
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi
Spesifikasi Shell
· ID Shell : 17,25 in
· Passes :1
Spesifikasi tube
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,584 in
· BWG : 14
· Passes : 1
· Panjang tube : 8 ft
3.31 ABSORBER
Kode : A-01
Diameter Packing : 25 mm
Jumlah : 1 buah
Diameter : 0,5642 m
Kode : MD-01
campuran.
Jumlah plate :9
Diameter : 0,2807 m
Kondisi Operasi
· Puncak : T = 275,3971 K
P = 8 atm
· Dasar : T = 379,6832 K
P = 8 atm
Kode : MD-02
Jumlah plate : 10
Diameter : 0,2647 m
Kondisi Operasi
· Puncak : 341,8952 K
P = 8 atm
· Dasar : T = 415,6122 K
P = 8 atm
Kode : MD-03
Jumlah plate : 19
Diameter : 1,4558 ft
Kondisi Operasi
· Puncak : 412,6305 K
P = 8 atm
· Dasar : T = 456,4421 K
P = 8 atm
3.35 REBOILER 1
Kode : REB-01
Spesifikasi :
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,482 in
· BWG : 10
· Passes :1
· Panjang : 8 ft
3.36 REBOILER 2
Kode : REB-02
Bahan konstruksi
Spesifikasi Tube
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,482 in
· BWG : 10
· Jumlah tube : 24
· Passes :4
· Panjang tube : 8 ft
Spesifikasi Shell
· ID shell : 8 in
· Passes :4
3.37 REBOILER 3
Kode : REB-03
Bahan konstruksi
Spesifikasi Tube
· OD tube : 0,75 in
· ID tube : 0,584 in
· BWG : 14
· Passes :1
· Panjang tube : 16 ft
Spesifikasi Shell
· ID shell : 17,25 in
· Passes :1
Kode : WHB-01
sekaligus
ODT : 0,75 in
IDT : 0,584 in
BWG : 14
Panjang : 8 ft
BAB IV
Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan unit penunjang proses
produksi yang merupakan bagian penting untuk menunjang berlangsungnya proses suatu pabrik. Utilitas di pabrik allyl
chloride dirancang antara lain meliputi unit pengadaaan air, unit pengadaan steam, unit pengadaan listrik, unit pengadaan
a. Air pendingin
Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan steam sebagai media pemanas untuk alat–alat heat
exchanger.
maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari PLN dan dari generator
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan
generator.
samping reaksi .
Air yang digunakan dalam pabrik allyl chloride ini berasal dari
perusahaan air industri, yaitu PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten dengan
Alasan digunakannya air sebagai media pendingin adalah karena faktor-faktor sebagai berikut :
a. Air dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah.
d. Tidak terdekomposisi.
Air pendingin ini digunakan sebagai pendingin pada kondensor. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Pada penggunaan air pendingin melibatkan penggunaan cooling tower yaitu untuk mendinginkan kembali air
2. Jumlah : 1 buah
3
3. Jumlah air yang didinginkan : 1379,5634 m /jam
Jumlah air yang dibutuhkan sebagai media pendingin untuk kondenser adalah sebesar :
= 1398570,3339 kg/jam
3
= 1379,5634 m /jam
3
= 33109,5211 m /hari
Ø Pengolahan air
Air yang berasal perusahaan air industri pada umumnya telah memenuhi
Untuk kebutuhan umpan boiler sumber air yang digunakan berasal dari PT. Krakatau Tirta Industri. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah sebagai berikut :
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung larutan-larutan asam dan gas-gas
yang terlarut.
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan yang biasanya berupa garam-garam karbonat
dan silikat.
Air yang digunakan pada proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat
organik, anorganik, dan zat-zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada
alkalinitas tinggi.
Jumlah air ini digunakan hanya pada awal start up pabrik, untuk kebutuhan selanjutnya hanya air make up saja yang
diperlukan. Jumlah air untuk keperluan make up air umpan boiler adalah sebesar 28609,247 kg/jam atau laju alir 28,2204
3
m /jam. Air umpan boiler biasanya digunakan lagi setelah digunakan.
Air yang ada perlu menjalani proses pengolahan terlebih dahulu agar dapat memenuhi persyaratan air umpan
boiler.
Proses pengolahannya yaitu dengan demineralisasi (ion exchanger), yaitu penghilangan mineral-mineral dalam
2+ 2+ + - 2- -
air seperti Ca , Mg , Na , HCO3 , SO4 , Cl , lalu dilanjutkan proses penghilangan gas-gas terlarut (pada deaerator),
terutama O2 dan CO2, karena gas-gas tersebut dapat mengakibatkan terjadinya korosi. Proses demineralisasi menggunakan
suatu cation exchanger (untuk menghilangkan kation-kation mineralnya) dan suatu anion exchanger (untuk menghilangkan
anion-anion mineralnya). Sedangkan proses penghilangan gas terlarut menggunakan suatu deaerator.
kantor, perumahan dan pertamanan. Air konsumsi dan sanitasi harus memenuhi
beberapa syarat, yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis.
Syarat fisik:
b. warna jernih
Syarat kimia:
b. tidak beracun
Syarat bakteriologis :
Jumlah air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi dapat dirinci sebagai
berikut :
3
Jumlah kebutuhan air total keperluan kantor = 7,71 m /hari
3
= 0,3213 m /jam
3
2. Air untuk laboratorium = 2,5 m /hari
3
Air untuk kebutuhan ini diperkirakan = 0,1042 m /jam
3
3. Air untuk pembersihan, pertamanan dan lain-lain. = 10 m /hari
3
Air untuk kebutuhan ini diperkirakan = 0,4167 m /jam
3
Total kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi = 0,8421 m /jam
= 53,2939 kg/jam
Jumlah total air yang dibutuhkan adalah sebesar 53,2939 kg/jam atau laju
Air yang berasal dari PT. Krakatau Tirta Industri ini telah memenuhi
Air proses yang dimaksud di sini adalah air yang digunakan untuk
Air umpan WHB-01 adalah air yang akan diubah menjadi steam
kualitas dan spesifikasi air umpan WHB-01 ini seperti air umpan
boiler.
b. Chilled water
Chilled water adalah air yang sengaja didinginkan (di bawah suhu
Dengan demikian dapat dihitung total jumlah kebutuhan air proses, yaitu
Skema pengolahan air yang digunakan di pabrik allyl chloride dapat dilihat pada gambar 4.1.
Steam yang diproduksi pada pabrik allyl chloride ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan panas pada vaporizer , reboiler, dan heat exchanger. Untuk
memenuhi kebutuhan steam digunakan boiler. Kebutuhan steam pada pabrik allyl
Tekanan = 1 atm
Suhu = 675 °C
Untuk menjaga kemungkinan kebocoran steam pada saat distribusi, jumlah steam dilebihkan sebanyak 10 %.
Jadi jumlah total steam yang dibutuhkan adalah sebanyak 143046,23513 kg/jam.
Spesifikasi Boiler :
2. Jumlah : 1 buah
2
3. Heating surface : 79083,48 ft
Kebutuhan tenaga listrik di pabrik allyl chloride ini dipenuhi oleh PLN
dan generator pabrik, hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat
berlangsung kontinyu meskipun ada gangguan pasokan dari PLN. Generator yang
transformer.
3. Listrik untuk AC = 10 kW
Jumlah kebutuhan listrik sebesar ini disuplai oleh PLN. Jika diasumsikan
yang dibutuhkan untuk menyuplai kebutuhan listrik diatas jika terjadi gangguan
Tipe : AC generator
Kapasitas : 750 kW
Efisiensi : 80 %
Jumlah : 1 buah
kebutuhan bahan bakar pada boiler dan generator. Jenis bahan bakar yang
1. mudah didapat
2. kesetimbangan terjamin
- Efisiensi : 80 %
diperkirakan sebesar 200 m3/jam, tekanan 100 psi dan suhu 30 oC. Alat untuk
menyediakan udara tekan berupa kompresor yang dilengkapi dengan dryer yang
berisi silica gel untuk menyerap kandungan air sampai diperoleh kandungan air
maksimal 84 ppm.
Suhu udara : 30 oC
Efisiensi : 80 %
Daya kompresor : 13 HP
Jumlah : 1 buah
Limbah pabrik allyl chloride yang berupa cairan yang terdiri dari propylene, 2chloropropene, dichloropropene,
4.2. Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi dan
menjaga mutu produk. Dengan data yang diperoleh dari laboratorium maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol dan
dijaga mutu produk sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Di samping itu juga berperan dalam pengendalian
pencemaran lingkungan.
Laboratorium berada dibawah bidang produksi yang mempunyai tugas pokok antara lain :
2. Sebagai pengontrol terhadap proses produksi dengan melakukan analisa terhadap pencemaran lingkungan.
3. Sebagai pengontrol terhadap mutu air pendingin, air umpan boiler dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan
proses produksi.
Laboratorium melaksanakan kerja 24 jam sehari dalam kelompok kerja shift dan non shift :
1. Kelompok shift
Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa–analisa rutin terhadap proses produksi. Dalam
melaksanakan tugasnya, kelompok ini menggunakan sistem bergilir, yaitu sistem kerja shift selama 24 jam
Kelompok ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu analisa yang sifatnya tidak rutin dan
menyediakan reagen kimia yang diperlukan di laboratorium. Dalam rangka membantu kelancaran pekerjaan
kelompok shift, kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama dengan tugas antara lain :
a. Laboratorium fisik
b. Laboratorium analitik
Bagian ini bertugas mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifat-sifat bahan baku dan produk.
§ Gas Chromatography ( GC )
§ Analisa asam (HCl), dengan cara titrasi 90% isopropyl alcohol dengan menggunakan potassium hidroksida.
( Kirk Othmer)
Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, contohnya perlindungan terhadap lingkungan. Di samping
mengadakan penelitian rutin, laboratorium ini juga mengadakan penelitian yang sifatnya non rutin, misalnya penelitian
terhadap produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian guna mendapatkan alternatif lain terhadap
BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik perusahaan
adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan adalah direksi beserta
berhentinya :
a. Pemegang saham
c. Karyawan perusahaan
Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai Dewan
Suatu Perseroan Terbatas (PT) dapat menarik modal yang sangat besar dari
· Pendelegasian wewenang
organisasi yang baik yaitu sistem Line and Staff. Pada sistem ini garis kekuasaan
kelancaran produksi maka perlu dibentuk staf ahli yang terdiri dari orang-orang
ahli dibidangnya. Staf ahli akan memberi bantuan pemikiran dan nasehat kepada
1. Sebagai garis atau line yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas pokok
keahliannya dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran kepada unit
operasional.
kepala bagian yang akan bertanggung jawab membawahi atas bagian dalam
regu yang setiap kepala regu akan bertanggung jawab kepada pengawas masing-
masing seksi.
saham.
Utama bertanggung jawab terhadap Dewan Komisaris atas segala tindakan dan
karyawan
pelayanan umum
Staf Ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu Direktur
administrasi. Staf Ahli bertanggung jawab kepada Direktur Utama sesuai dengan
perusahaan
produksi
kelancaran produksi.
· Seksi Proses
· Seksi Pengendalian
· Seksi Laboratorium
Bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam bidang bahan baku dan
· Seksi Pembelian
· Seksi Penjualan
perusahaan
· Mengetahui harga pasaran dan mutu bahan baku serta mengatur keluar
· Seksi Pemeliharaan
· Seksi Utilitas
· Seksi Administrasi
· Seksi Kas
· Seksi Personalia
· Seksi Humas
· Seksi Keamanan
yang dinamis
perusahaan
7. Kepala Seksi
rencana yang telah diatur oleh kepala bagian masing-masing, agar diperoleh
Pabrik allyl chloride direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam satu
tahun dan proses produksi berlangsung 24 jam per hari. Sisa hari yang bukan hari
Karyawan non shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses
Staf Ahli, Kepala Bagian, Kepala Seksi serta bawahan yang ada di kantor.
Karyawan harian dalam satu minggu akan bekerja selama 5 hari dengan
Jam kerja :
Jam istirahat :
2. Karyawan shift
produksi atau mengatur bagian – bagian tertentu dari pabrik yang mempunyai
karyawan shift antara lain : operator produksi, sebagian dari bagian teknik,
Untuk karyawan shift ini dibagi dalam 4 regu (A,B,C,D) dimana 3 regu
bekerja dan 1 regu istirahat, dan dikenakan secara bergantian. Tiap regu akan
mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur dan masuk lagi untuk shift
berikutnya.
Senin A B C D
Selasa D A B C
Rabu C D A B
Kamis B C D A
Jum’at A B C D
Sabtu D A B C
Minggu C D A B
1. Karyawan tetap
(SK) direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian
2. Karyawan harian
Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi tanpa SK direksi dan
3. Karyawan borongan
Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan
1. Direktur Utama 1
2. Direktur Produksi 1
4. Staf Ahli 3
5. Litbang 3
6. Sekretaris 3
36. Dokter 1
37. Perawat 2
38. Sopir 7
39. Pesuruh 7
Total 257
IV Litbang 10.000.000,00 S1
1. Tunjangan
karyawan
2. Cuti
· Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja dalam
1 tahun
keterangan dokter
3. Pakaian Kerja
Pakaian kerja diberikan pada setiap karyawan sejumlah 3 pasang untuk setiap
tahunnya.
4. Pengobatan
BAB VI
ANALISA EKONOMI
dirancang ini dapat menguntungkan atau tidak. Yang terpenting dari prarancangan
ini adalah estimasi harga dari alat-alat, karena harga ini dipakai sebagai dasar
kegiatan produksi suatu pabrik, besarnya laba yang diperoleh, lamanya modal
investasi dapat dikembalikan dan terjadinya titik impas. Selain itu analisa
ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui apakah pabrik yang akan didirikan dapat
Untuk itu pada prarancangan pabrik allyl chloride ini, kelayakan investasi
a. Profitability
Adalah selisih antara total penjualan produk dengan total biaya produksi
yang dikeluarkan.
yang diperoleh.
Profit
POS = x 100 %
Harga jual produk
Pb ra
Prb =
IF
Pa ra
Pra =
IF
dengan :
IF
D=
Pb ra + 0,1 I F
dengan :
(Fa + 0,3 R a )Z
Ra =
Sa - Va - 0,7 R a
dengan :
0,3 R a Z
ra =
Sa - Va - 0,7 R a
dengan :
terhadap waktu dan dirasakan atas investasi yang tak kembali pada akhir
tahun selama umur pabrik. DCF biasanya satu setengah kali bunga
pinjaman bank.
a. Manufacturing Cost
b. General Expense
dikonversikan dengan keadaan yang ada sekarang ini. Penentuan harga peralatan
1990 357,6
1991 361,3
1992 358,2
1993 359,2
1994 368,1
1995 381,1
1996 381,7
1997 386,5
1998 389,5
1999 390,6
2000 394,1
2001 394,3
2002 390,4
(Timmerhaus, p.238)
Nx
Ex = Ey.
Ny
1. Pembangunan fisik pabrik akan dilaksanakan pada tahun 2008 dengan masa
konstruksi dan instalasi selama 2 tahun dan pabrik dapat beroperasi secara
6. Shut down pabrik dilaksanakan selama 30 hari dalam satu tahun untuk
9. Situasi pasar, biaya dan lain-lain diperkirakan stabil selama pabrik beroperasi.
2. Instalasi 4.360.844.898
3. Pemipaan 8.721.689.796
4. Instrumentasi 1.521.224.964
5. Isolasi 811.319.981
6. Listrik 1.014.149.976
7. Bangunan 3.042.449.929
9. Utilitas 4.056.599.905
TCI = FC + WC
= Rp. 106.151.790.529
2. Labor 1.620.000.000
3. Supervisi 405.000.000
4. Maintenance 6.824.419.267
7. Utilitas 17.721.581.164
2. Laboratory 324.000.000
1. Depresiasi 6.824.419.267
3. Asuransi 682.441.927
= Rp. 104.369.125.888
1. Administrasi 5.033.717.251
2. Sales 20.134.869.002
3. Riset 3.355.811.500
4. Finance 5.469.864.603
= Rp. 138.390.388.244
Penjualan produk :
BEP = 44,72 %
SDP = 27,07%
DCF = 26,82%
Dari hasil analisa kelayakan tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi pendirian
Pabrik Allyl Chloride ini lebih menarik untuk dilakukan daripada menyimpan
uang di bank.
150
Ra
100
Sa
BEP
50
SDP Va
Fa
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% Kapasitas
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S. and Newton, R.D. 1955. Chemical Engineering Cost Estimation. McGraw Hill International Book Company. New York
Backhurst, J.R., & Harker, J.H., 1983, Process Plant Design. Heinemann Educational Books, London
Branan,C.R. 1994. Rules of Thumb for Chemical Engineers. Gulf Publishing Company. Houston
ed
Brown, G.G. 1978. Unit Operation. 3 editions. McGraw Hill International Book Company. Tokyo
st
Brownell, L.E. and Young, E.H. 1959. Process Equipment Design. 1 editions. John Wiley and Sons Inc. New York
nd
Chopey, N.P. 1994. Handbook of Chemical Engineering Calculations. 2 edition. McGraw-Hill, Inc. United States of America
Coulson, J.M. and Richardson, J.F. 1983. An Introduction to Chemical Engineering. Allyn and Bacon Inc. Massachusetts
rd
Fogler, H.S. 1999. Element of Chemical Reaction engineering 3 Edition. Prentice Hall. New Jersey
Faith, W.L. and Keyes, D.B, 1957, Industrial Chemicals, John Wiley & Sons, Inc., USA
Geankoplis, C.J. and J.F. Richardson. Design Transport Process and Unit Operation. 1989. Pegamon Press. Singapore
Geiringer, Paul L. Handbokk of Heat Transfer Media. 1962. Reinhold Publishing Corporation. New York
th
Groggins, P.H., 1958, Unit Process in Organics Synthesis, 5 edition, Mc. Graw Hill Book Company Inc. Japan
Hill, Charles. G., 1977, An IntroductionTo Chemical Enggineering Kinetcs & Reactor Design, John Wiley & Sons, Inc. USA
Hougen, Olaf A. and Watson, Kenneth M. Chemical Process Principles part three, 1957. John Wiley and Sons Inc, London
Kern, D.Q. 1983. Process Heat Transfer. McGraw Hill International Book Company. Tokyo
rd
Kirk, R.E. & Othmer, D.F. 1983. Encyclopedia of Chemical Technology. 3 edition. A Wiley Inter Science Publisher Inc. New York
nd
Levenspiel, O. 1972. Chemical Reaction Engineering. 2 edition. John Wiley and Sons Inc. Singapore
th
McCabe, W.I. and Smith, J.C. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering. 4 edition. McGraw Hill Book Company. Singapore
th
Perry, R.H. and Green, D.W. 1999. Perry’s Chemical Engineer’s Handbook. 7 edition. McGraw Hill Book Company. Singapore
Peters, M.S and Timmerhause K.D. 2003. Plant design and Economics for Chemical Engineers. Mc Graw Hill Book Company. New York
ed
Rase, Howard F. 1981. Chemical Reactor Design for Process Plant. 3 editions. McGraw Hill International Book Company. Tokyo
th
Smith, J.M and Van Ness, H.C. 1987. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics. 4 edition. McGraw Hill International Book Company.
Tokyo.
Ulrich, G.D. 1984. A Guide To Chemical Engineering Process Design and Economics. John Wiley and Sons Inc. Canada
th
Vilbrandt, F.C and Dryden, C.E. 1959. Chemical Engineering Plant Design. 4 edition. McGraw Hill International Book Company. Kogakusha ltd.
Tokyo
ed
Wallas, S.M. 1988. Chemical Process Equipment (Selection and Design). 3 editions. Butterworth. United States of America
Wankat, P.C. 1944. Equilibrium Staged Separations. Prentice Hall. New Jersey
Yaws, C.L. 1999. Chemical Properties Handbook. McGraw Hill Company. New York
www.che.cemr.wvu.edu
www.freepatentsonline.com
www.nikki-chem.co.jp
www.chemogas.com
www.tocc.co.th