Anda di halaman 1dari 15

 Beranda

 Bahaya Merokok, bahaya bagi perokok pasif, zat yang


terkandung dalam rokok dan cara pencegahannya
 cara mengatasi agar tidak terjadi integrasi
suatu bangsa
 Meningkatkan keadilan dan kebenaran disekolah
 My album
 pemilu 2009
 Sejarah Sepak Bola
 Selamat Datang
 unGkaPaN VeLEntiNE
 Taksonomi Ikan

ARGAMAKMU
R’S WEBLOG
Just another WordPress.com weblog
stay updated via rss

 ARSIP
o Desember 2012
o April 2012
o Mei 2011
o Maret 2011
o Februari 2011
o Januari 2011
o Desember 2010
o November 2010
o Oktober 2010
o September 2010
o Agustus 2010
o Juli 2010
o April 2010
o Maret 2010
o Februari 2010
o November 2009
o Agustus 2009
o Juli 2009
o Mei 2009
o April 2009
o Maret 2009
o Februari 2009
o Januari 2009
o November 2008
o Oktober 2008
o September 2008
o Agustus 2008
o Juni 2008
o Mei 2008
o Maret 2008

 LAMAN
o Bahaya Merokok, bahaya bagi perokok pasif, zat yang terkandung dalam
rokok dan cara pencegahannya
o cara mengatasi agar tidak terjadi integrasi suatu bangsa
o Meningkatkan keadilan dan kebenaran disekolah
o My album
o pemilu 2009
o Sejarah Sepak Bola
o Selamat Datang
o Taksonomi Ikan
o unGkaPaN VeLEntiNE

 META
o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com

o argamakmur

M S S R K J S

« Des
M S S R K J S

1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25 26 27

28 29 30 31

Mei 2017

 BLOG STATS
o 665,462 hits

 KATEGORI
o 1
o artikel
o cerpen
o curahan hati
o pemberitahuan
o puisi
o sejarah

search this site

 APLIKASI LAMARAN
o Aplikasi Lamaran ke Axa Mandiri.rtf
o Graduate Development Program
o pedoman wawancara dan test fsikology

 ARTIKEL PRIBADI
o "Misteri abadi dunia adalah keterpahamannya."
o Bayi Tabung
o kloning
o Negara Maju dan Negara Berkembang

 DOWNLOAD
o audisi indonesian idol
o contoh karya ilmiah UT
o contoh laporan PKM
o Contoh Permohonan Surat Izin Usaha
o contoh ptk dan KTi SD
o contoh surat izin cuti
o contoh undangan
o Format Dokumen Portofolio 2009
o format untuk nama di undangan
o Keaksaraan Fungsional UT
o lap ptk1
o laporan ptk 3
o laporan ptk2
o Novel Laskar Pelangi
o rpp dan silabus SD berkarakter
o rpp sbk Sd berkarakter
o sistem VoLP
o try out 1 agama buddha
o try out 2 agama buddha
o try out 2 agama buddha

 DOWNLOAD LAGU TERBARU


o Cinta Laura_Ojek
o contoh karya ilmiah UT
o Mulan Jamila_jangan tusuk aku dari belakang
o tetap bertahan_wali
o tinggal kenangan_version

 ISLAMIC SOFTWARE
o kisah para nabi
o kisah-kisah Islam

 KUMPULAN SOAL TEST CPNS


o amandemen
o Bahasa Inggris
o Falsafah Ideologi
o kebijakan pemerintah
o practicepaperbased
o Sejarah Nasional Indonesia
o Tatanegara
o tatanegara falsafah ideologi
o Toefl Test

 LINK RELASI
o primakatung

cara mengatasi agar tidak


terjadi integrasi suatu bangsa
7
Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung
potensi kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama,
ras dan etnis golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan
meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya
rasa nasionalisme di dalam masyarakat.
Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang
bernuasa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan
diri dari NKRI akibat dari ketidak puasan dan perbedaan kepentingan,
apabila kondisi ini tidak dimanage dengan baik akhirnya akan berdampak
pada disintegrasi bangsa.
Masalah disintegrasi bangsa merupakan salah satu prioritas pokok dalam
program kerja kabinet gotong royong. Permasalahan ini sangat kompleks
sebagai akibat akumulasi permasalahan Ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan yang saling tumpang tindih, apabila tidak cepat
dilakukan tindakan-tindakan bijaksana untuk menanggulangi sampai pada
akar permasalahannya maka akan menjadi problem yang berkepanjangan.
Bentuk-bentuk pengumpulan massa yang dapat menciptakan konflik
horizontal maupun konflik vertikal harus dapat diantisipasi guna
mendapatkan solusi tepat dan dapat meredam segala bentuk konflik yang
terjadi. Kepemimpinan dari tingkat elit politik nasional hingga
kepemimpinan daerah sangat menentukan untuk menanggulangi konflik
pada skala dini.
Upaya mengatasi disintegrasi bangsa perlu diketahui terlebih dahulu
karakteristik proses terjadinya disintegrasi secara komprehensif serta dapat
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pada tahap selanjutnya.
Keutuhan NKRI merupakan suatu perwujudan dari kehendak seluruh
komponen bangsa diwujudkan secara optimal dengan mempertimbangkan
seluruh faktor-faktor yang berpengaruh secara terpadu, meliputi upaya-
upaya yang dipandang dari aspek asta gatra.
Fenomena Disintegrasi Bangsa
Bila dicermati adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering tidak
berangkat dari idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan
yang mendasar dari perlakuan pemerintah terhadap wilayah atau kelompok
minoritas seperti masalah otonomi daerah, keadilan sosial, keseimbangan
pembangunan, pemerataan dan hal-hal yang sejenis.
Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di tanah air
dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian,
gelombang reformasi yang tengah berjalan menimbulkan berbagai
kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang terkait dengan Orde
Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan dibongkar.
Bermunculan pula aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan
menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah
tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih
luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah problem,
manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan
segala permasalahannya.
Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena
perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber
daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut
mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang tinggi.
Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik
dewasa ini. Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari
statemen politik para elit maupun pimpinan nasional, yang sering
mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat masih
kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari kelompok, golongan,
kedaerahan bahkan agama. Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik
secara sadar maupun tidak sadar telah memprovokasi masyarakat.
Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar masyarakat Indonesia
sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya sehingga
dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus kearah terjadinya
kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan.
Faktor Disintegrasi Bangsa ditinjau dari Asta Gatra
a.Geografi. Indonesia yang terletak pada posisi silang dunia merupakan
letak yang sangat strategis untuk kepentingan lalu lintas perekonomian
dunia selain itu juga memiliki berbagai permasalahan yang sangat rawan
terhadap timbulnya disintegrasi bangsa. Dari ribuan pulau yang
dihubungkan oleh laut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan
kondisi alamnya yang juga sangat berbeda-beda pula menyebabkan
munculnya kerawanan sosial yang disebabkan oleh perbedaan daerah
misalnya daerah yang kaya akan sumber kekayaan alamnya dengan daerah
yang kering tidak memiliki kekayaan alam dimana sumber kehidupan
sehari-hari hanya disubsidi dari pemerintah dan daerah lain atau
tergantung dari daerah lain.
b. Demografi. Jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak
merata, sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah
berkurangnya lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya
tingkat kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi
mutu pendidikan yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya
kemampuan bersaing dan mudah dipengaruhi oleh tokoh elit
politik/intelektual untuk mendukung kepentingan pribadi atau golongan.
c. Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati
maupun non hayati akan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi negara
Industri, walaupun belum secara keseluruhan dapat digali dan di
kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu didayagunakan dan
dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat
dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung kepentingan
perekonomian nasional.
d. Ideologi. Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia dalam
penghayatan dan pengamalannya masih belum sepenuhnya sesuai dengan
nilai-nilai dasar Pancasila, bahkan saat ini sering diperdebatkan. Ideologi
pancasila cenderung tergugah dengan adanya kelompok-kelompok tertentu
yang mengedepankan faham liberal atau kebebasan tanpa batas, demikian
pula faham keagamaan yang bersifat ekstrim baik kiri maupun kanan.
e. Politik. Berbagai masalah politik yang masih harus dipecahkan bersama
oleh bangsa Indonesia saat ini seperti diberlakukannya Otonomi daerah,
sistem multi partai, pemisahan TNI dengan Polri serta penghapusan dwi
fungsi BRI, sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum dapat
diselesaikan secara tuntas karena berbagai masalah pokok inilah yang
paling rawan dengan konflik sosial berkepanjangan yang akhirnya dapat
menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa.
f. Ekonomi. Sistem perekonomian Indonesia yang masih mencari bentuk,
yang dapat pemberdayakan sebagian besar potensi sumber daya nasional,
serta bentuk-bentuk kemitraan dan kesejajaran yang diiringi dengan
pemberantasan terhadap KKN. Hal ini dihadapkan dengan krisis moneter
yang berkepanjangan, rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan
meningkatnya tingkat pengangguran serta terbatasnya lahan mata
pencaharian yang layak.
g. Sosial Budaya. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus
globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan
sikap pro dan kontra warga masyarakat yang terjadi adalah konflik tata
nilai. Konflik tata nilai akan membesar bila masing-masing
mempertahankan tata nilainya sendiri tanpa memperhatikan yang lain.
h. Pertahanan dan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap kedaulatan
negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang
berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi
dan
komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan
bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Proses Terjadinya Disintegrasi Bangsa.
Disintegrasi bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal dan
horizontal serta konflik komunal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang
melampaui batas, sikap primodialisme bernuansa SARA, konflik antara
elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum
dan HAM serta kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah.
Dari hasil penelitian diatas dapatlah dianalisis dengan menggunakan pisau
astra gatra sebagai berikut :
a. Geografi. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk
memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah
yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan,
daerah yang mempunyai pengaruh global yang besar, seperti daerah
wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.
b. Demografi. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan
atau penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari
terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya tingkat pendidikan
dan kemampuan SDM.
c. Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan
berlimpah dan penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan
kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-
hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi
kerusakan akibat dari pengelolaan.
d. Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah
didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena
kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain.
Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat
menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu
perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai
pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat
beragama secara berkesinambungan.
e. Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk
menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam
bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat
yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan
menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak
sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada
pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang
akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam
pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi
membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet
koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti
dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
f. Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan
sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan
sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya
dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan
kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
g. Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia
merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata
nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah
yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik
antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang
relatif terbelakang.
h. Pertahanan Keamanan. Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari
aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh permasalahan aspek
asta gatra itu sendiri. Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat
kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa
sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat
pertahanan dan keamanan negara.
Kebijakan Penanggulangan.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi
nasional adalah sebagai berikut :
a. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan
kehendak untuk bersatu.
b. Menciptakan kondisi yang mendukung komitmen, kesadaran dan
kehendak untuk bersatu dan membiasakan diri untuk selalu membangun
konsensus.
c. Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma
yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat
dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan
keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
e. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan
kepemimpinan yang arif dan efektif.
Strategi Penanggulangan
Adapun strategi yang digunakan dalam penanggulangan disintegrasi
bangsa antara lain :
a. Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan
rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan
rakyat Indonesia.
b. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme
sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan, agar tidak terjadi KKN.
c. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha
pemecahbelahan dari anasir luar dan kaki tangannya.
d. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan
implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan
menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
e. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal
kompromi.
f. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan
Polri dalam memerangi separatis.
g. Melarang, dengan melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha
untuk menggunakan kekuatan massa.
Upaya Penanggulangan.
Dari hasil analisis diperlukan suatu upaya pembinaan yang efektif dan
berhasil, diperlukan pula tatanan, perangkat dan kebijakan yang tepat guna
memperkukuh integrasi nasional antara lain :
a. Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan
kehendak untuk bersatu.
b. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun
consensus.
c. Membangun kelembagaan (pranata) yang berakarkan nilai dan norma
yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat
dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan
keadilan bagi semua pihak, semua wilayah.
e. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan
kepemimpinan yang arif dan bijaksana, serta efektif.
Kesimpulan
Dari hasil analisis penelitian tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan
sebagai berikut :
a. Disintegrasi bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks,
akibat akumulasi permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang
saling tumpang tindih sehingga perlu penanganan khusus dengan
pendekatan yang arif serta mengutamakan aspek hukum, keadilan, sosial
budaya.
b. Pemberlakuan Otonomi Daerah merupakan implikasi positif bagi masa
depan daerah di Indonesia namun juga berpotensi untuk menciptakan
mengentalnya heterogental dibidang SARA.
c. Pertarungan elit politik yang diimplementasikan kepada penggalangan
massa yang dapat menciptakan konflik horizintal maupun vertical harus
dapat diantisipasi.
d.Kepemimpinan dari elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah
sangat menentukan meredamnya konflik pada skala dini. Namun pada
skala kejadian diperlukan profesionalisme aparat kemanan secara terpadu.
e. Efek global, regional dengan faham demokrasi yang bergulir saat ini
perlu diantisipasi dengan penghayatan wawasan kebangsaan melalui
edukasi dan sosialisasi.
Saran.
Untuk mendukung terciptanya keberhasil suatu kebijaksanaan dan strategi
pertahanan disarankan :
a. Penyelesaian konflik vertikal yang bernuansa separatisme bersenjata
harus diselesaikan dengan pendekatan militer terbatas dan professional
guna menghindari korban dikalangan masyarakat dengan memperhatikan
aspek ekonomi dan sosial budaya serta keadilan yang bersandar pada
penegakan hukum.
b. Penyelesaian konflik horizontal yang bernuansa SARA diatasi melalui
pendekatan hukum dan HAM.
c. Penyelesaian konflik akibat peranan otonomi daerah yang menguatkan
faktor perbedaan, disarankan kepemimpinan daerah harus mampu
meredam dan memberlakukan reward and punishment dari strata pimpinan
diatasnya.
d. Guna mengantisipasi segala kegiatan separatisme ataupun kegiatan yang
berdampak disintegrasi bangsa perlu dibangun dan ditingkatkan institusi
inteligen yang handal.
Komentar
1. rizkalicious berkata:
24 Oktober 2010 pukul 11:48 PM

makasih banyak atas infonya ! it helps me a lot !

Balas

2. carlos torres berkata:


26 Agustus 2011 pukul 3:39 AM

thanxz for your information,,

Balas

3. emma berkata:
25 September 2011 pukul 11:44 AM

posting yang sangat membantu


million thanks ..

Balas

4. khykhy berkata:
5 Desember 2011 pukul 12:26 PM

makasih yach atas infonya ini sngat mmbantu tugas aq

Balas

5. wahyu putri berkata:


22 Juni 2012 pukul 1:14 PM

syukron katsir…
bantu bgt bwt perjuangan akhirQ… hehe

Balas

6. caca palawija berkata:


7 Agustus 2012 pukul 3:37 AM

buruk…..
terlalu panjang

Balas

7. didit berkata:
16 September 2012 pukul 2:18 AM

artikelnya sangat bermanfaat buat saya

Balas

Tinggalkan Balasan


Ikuti

Anda mungkin juga menyukai