RESERVOIR
1
1. Adanya batuan Induk (Source Rock )
Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti sisa-
sisa hewan dan tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan dengan
waktu yang sangat lama sehingga menghasilkan minyak dan gas bumi.
2
3. Adanya struktur batuan perangkap (Trap)
Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya
minyak dan gas bumi lebih jauh. Adapun trap dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Trap Struktural
Trap ini dipengaruhi oleh kejadian deformasi dengan terbentuknya
struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian
tektonik.
b. Trap Stratigrafi
Trap reservoir ini dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan
lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan, serta variasi lateral
dalam litologi pada suatu lapisan reservoir dalam perpindahan minyak
bumi.
3
Gambar 1.4. Trap Stratigrafi
c. Trap Kombinasi
Trap ini merupakan gabungan antara struktural dan stratigrafi, dimana trap
ini merupakan faktor bersama dalam membatasi pergerakan dari minyak
bumi.
4
Gambar 1.6. Cap Rock atau Seal Rock
5
Sedangkan Petroleum system Process dibagi menjadi 5 tahap :
1. Generation, merupakan proses dimana batuan induk mengalami pemanasan
dan tekanan yang cukup untuk merubah material organik menjadi
hidrokarbon.
2. Migration, merupakan proses pergerakan atau perpindahan hidrokarbon keluar
dari batuan induk menuju dan masuk ke dalam perangkap.
3. Accumulation, merupakan proses terakumulasinya volume hidrokarbon setelah
bermigrasi menuju perangkap.
4. Preservation, merupakan sisa hidrokarbon dalam reservoir dan tidak terubah
oleh proses biodegradation atau pun water – washing.
5. Timing, merupakan waktu yang dibutuhkan perangkap untuk terbentuk
sebelum dan selama hidrokarbon bermigrasi.
6
1.2. Karakteristik Batuan Reservoir
Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa
batupasir, batuan karbonat dan shale atau kadang-kadang batuan vulkanik.
Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang berbeda,
begitu pula sifat fisiknya. Unsur atau atom-atom penyusun batuan reservoir perlu
diketahui mengingat macam dan jumlah atom-atom tersebut akan menentukan
sifat-sifat dari mineral yang terbentuk, baik sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat
kimiawinya.
7
b. Graywacke
Graywacke merupakan jenis batupasir yang tersusun dari mineral-mineral
berbutir kasar, terutama mineral kuarsa dan feldspar serta fragmen-fragmen
batuan lainnya, dengan mineral pengikatnya, yaitu clay dan karbonat.
Komposisi kimia batupasir jenis ini juga tersusun dari unsur silika yang cukup
tinggi, meskipun kadarnya lebih rendah dari batupasir orthoquarzite.
c. Arkose
Arkose merupakan jenis batupasir dengan mineral penyusun utama adalah
mineral kuarsa, meskipun kadang-kadang jumlah mineral feldspar lebih besar
dari mineral kuarsanya.
8
reservoir minyak. Oleh karena itu dalam penilaian batauan reservoir selanjutnya
akan banyak berhubungan dengan sifat-sifat fisik batuan sedimen, terutama yang
porous dan permeable.
Sifat fisik batuan reservoir merupakan sifat penting batuan reservoir dan
hubungannya dengan fluida reservoir yang mengisinya dalam kondisi statis dan
dinamis (jika ada aliran). Sifat fisik batuan reservoir meliputi : porositas,
wettabilitas, tekanan kapiler, permeabilitas, saturasi fluida dan kompressibilitas
batuan.
1.3.1. Porositas
Porositas ditinjau dari segi teknik reservoir merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan besar rongga dalam batuan atau perbandingan volume pori-pori
batuan (pore volume) terhadap volume total batuan (bulk volume). Besar-kecilnya
porositas suatu batu`an akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir.
Porositas secara matematis dapat ditulis :
Vp Vb Vg
100% 100% …………………………………… (1-1)
Vb Vb
Dimana :
= porositas, persen
Vp = volume pori-pori batuan
Vb = volume batuan total
Vg = volume butiran
9
Sedangkan ditinjau dari sudut teknik reservoir, porositas dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan volume pori-pori batuan terhadap
volume batuan total, yang dituliskan dengan persamaan:
Volume pori total
a x 100% ............................................................. (1-2)
bulk volume
2. Porositas efektif, adalah perbandingan volume pori-pori batuan yang
berhubungan terhadap volume batuan total, yang dapat dituliskan dengan
persamaan:
Volume pori yang berhubungan
eff x 100% ..................................... (1-3)
bulk volume
o
90
o
90
o
90
o
o 90
90
o
90
10
2. Susunan butir
Susunan butir berpengaruh besar terhadap porositas seperti butiran yang
tersusun berbentuk kubus akan mempunyai porositas yang lebih besar (47,6%)
dibandingkan dengan susunan butir berbentuk rhombohedral (25,96%).
1.3.2. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan
kemampuan dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida.Definisi kuantitatif
permeabilitas pertama kali dikembangkan oleh Henry Darcy (1856) dalam
hubungan empiris dengan bentuk differensial sebagai berikut:
k dP
V x ........................................................................................ (1-4)
dL
dimana:
V = kecepatan aliran, cm/sec
= viskositas fluida yang mengalir, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
k = permeabilitas media berpori, mD.
11
e) Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal.
f) Fluidanya incompressible.
12
Keterkaitan antara harga permeabilitas efektif minyak dan air terhadap
harga saturasinya digambarkan oleh suatu kurva grafik yang ditunjukkan gambar
dibawah.
1 1
Gambar 1.10
Hubungan antara Permeabilitas Efektif Miny ak dan Air dengan Saturasinya
13
4. Besarnya harga keff suatu fluida akan selalu lebih kecil dibandingkan
permeabilitas absolut (kecuali pada kondisi titik A dan B) sehingga berlaku
hubungan ko + kw.
1.3.3. Saturasi
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
pori-pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-
pori total pada suatu batuan berpori. Dalam batuan reservoir minyak umumnya
terdapat lebih dari satu macam fluida, kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas
yang tersebar ke seluruh bagian reservoir. Secara matematis, besarnya saturasi
untuk masing-masing fluida dituliskan dalam persamaan berikut :
Saturasi minyak (S o) adalah :
volume pori pori yang diisi oleh oil
So ................................... (1-10)
volume pori pori total
Saturasi air (S w) adalah :
volume pori pori yang diisi oleh air
Sw ..................................... (1-11)
volume pori pori total
Saturasi gas (Sg) adalah :
volume pori pori yang diisi oleh gas
Sg .................................. (1-
volume pori pori total
12)
14
porous. Bagian struktur reservoir yang lebih rendah relatif akan mempunyai
Sw yang tinggi dan S g yang relatif rendah, demikian juga untuk bagian atas
dari struktur reservoir berlaku sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh adanya
perbedaan densitas dari masing- masing fluida.
Saturasi fluida akan bervariasi dengan kumulatif produksi minyak. Jika
minyak diproduksikan maka tempatnya di reservoir akan digantikan oleh air
dan atau gas bebas, sehingga pada lapangan yang memproduksikan minyak,
saturasi fluida berubah secara kontinyu.
Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah pori-pori
yang diisi oleh hidrokarbon. Jika volume batuan adalah V, ruang pori-porinya
adalah .V, maka ruang pori-pori yang diisi oleh hidrokarbon adalah :
So V + Sg V = (1 – Sw ) V ............................................... (1-15)
1.3.4. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk
dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling campur
(immiscible). Wettabilitas dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan
minyak (atau gas) yang ada diantara matriks batuan.
Salah satu fluida akan bersifat lebih membasahi batuan daripada fluida
lainnya di dalam suatu reservoir. Kecenderungan suatu fluida untuk membasahi
batuan disebabkan adanya gaya adhesi, yaitu gaya tarik-menarik partikel yang
berlainan, yang merupakan faktor tegangan permukaan antara batuan dan fluida.
Wettabilitas ini penting peranannya dalam tingkah laku kerja reservoir,
sebab akan menimbulkan tekanan kapiler yang akan memberikan dorongan
sehingga minyak atau gas dapat bergerak. Besaran wettabilitas ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Jenis mineral yang terkandung dalam batuan reservoir
2. Ukuran butir batuan, semakin halus ukuran butir batuan maka semakin besar
gaya adhesi yang terjadi
3. Jenis kandungan hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak mentah (crude
oil)
15
Wettabilitas terbagi menjadi dua kategori berdasarkan pada jenis komponen
yang mempengaruhi, yaitu :
1. Water wet
Water wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak fluida
(minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri lebih kecil dari 90 o (θ < 90o ).
Kejadian ini terjadi sebagai akibat dari gaya adhesi yang lebih besar pada
sudut lancip yang dibentuk antara air dengan batuan dibandingkan gaya
adhesi pada sudut yang tumpul yang dibentuk antara minyak dengan batuan,
seperti gambar berikut.
2. Oil wet
Oil wet terjadi jika suatu batuan mempunyai sudut kontak antara fluida
(minyak dan air) terhadap batuan itu sendiri dengan sudut lebih besar dari 90 O
(θ > 90O), seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.4. Karakter oil wet pada
kondisi batuan reservoir tidak diharapkan terjadi sebab akan menyebabkan
jumlah minyak yang tertinggal pada batuan reservoir saat diproduksi lebih
besar daripada water wet.
16
Gambar 1.12. Sistem Oil Wet
Reservoir pada dasarnya mempunyai karakter water wet, sehingga air akan
lebih cenderung untuk melekat pada batuan, dimana posisi minyak akan berada
diantara fasa cair. Posisi ini mengakibatkan minyak tidak mempunyai gaya tarik -
menarik dengan batuan sehingga akan lebih mudah untuk bergerak (mengalir).
Tekanan permukaan fluida yang lebih rendah terjadi pada sisi pertemuan
permukaan fluida immiscible yang cembung. Di reservoir biasanya air sebagai
fasa yang membasahi (wetting phase), sedangkan minyak dan gas sebagai fasa
tidak membasahi (non-wetting phase).
17
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori-pori
dan macam fluidanya. Secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam hubungan
sebagai berikut:
2 cos
Pc g h ......................................................................(1-
r
17)
dimana :
Pc = tekanan kapiler.
= tegangan permukaan antara dua fluida.
cos = sudut kontak permukaan antara dua fluida.
r = jari-jari lengkung pori-pori, cm.
= perbedaan densitas dua fluida, gr/cm3 .
g = percepatan gravitasi, cm/sec2 .
h = tinggi kolom, cm.
18
Gambar 1.13. Kurva Tekanan Kapiler
19
akan mengalami perubahan yang serupa apabila mendapat tekanan hidrostatik
fluida yang dikandungnya.
Perubahan bentuk volume bulk batuan dapat dinyatakan sebagai
kompressibilitas C r atau :
1 dVr
Cr x ....................................................................................(1-19)
Vr dP
20
Kelarutan gas dalam minyak didefinisikan sebagai jumlah gas yang
terlarut (SCF) di dalam minyak (STB) pada kondisi dan tekanan temperatur
tertentu. Ciri utama kelakuan Rso terhadap tekanan pada saat tekanan
gelembung adalah bahwa harga Rso mencapai maksimum karena jumlah gas
yang terlarut pada saat tersebut belum ada gas yang keluar dari minyak atau
pada saat jumlah gas terbanyak berada dalam minyak. Secara matematis R so
21
Gambar 1.15. Grafik Bo
Pada saat tekanan lebih besar daripada p b, penurunan tekanan dari tekanan
menyebabkan gas keluar dari minyak yang secara kuantitatif lebih besar dari
pengembangan minyak akibat penurunan tekanan tersebut sehingga
didapatkan volume minyak di reservoir mengecil dan harga Bo mengecil.
Faktor volume formasi gas didefinisikan sebagai volume gas pada kondisi
reservoir (reservoir barrel) dibagi dengan pada kondisi standar (SCF).
22
Gambar 1.16. Grafik Bg
6. Kompressibilitas
Kompressibilitas dalam hubungannya dengan sifat fisik lain adalah
sebagai berikut:
a. Kompresibilitas Minyak (Co)
23
Gambar 1.17. Grafik Co
24
7. Densitas dan spesific gravity
Densitas untuk minyak yang dapat diwakili oleh API dirumuskan sebagai
berikut :
Terlihat jelas, makin tinggi API akan makin rendah P o . Untuk gas specific
8. Viskositas
Diatas pb, viskositas minyak menurun terhadap turunnya tekanan secara
25
dengan turunnya tekanan sehingga minmyak makin mengental atau makin
sulit mengalir.
Viskositas gas berkurang dengan turunnya tekanan, karena molekul-
molekulnya makin berjauhan dan bergerak lebih bebas. Pengaruh temperatur
berlawanan antara kondisi tekanan tinggi dan tekanan rendah. Pada tekanan
tinggi, viskositas gas turun dengan naikknya temperatur.
fisik tersebut pada dasarnya adalah sama dengan konsep sifat-sifat fisik
minyak.
26
Gambar 1.20. Klasifikasi Jenis-Jenis Reservoir
Pada saat Pr lebih tinggi dari Pb, fluida dalam kondisi tak jenuh
(undersaturated) dimana pada kondisi ini minyak dapat mengandung banyak gas.
27
Ketika tekanan reservoir (Pr) turun dan dibawah tekanan gelembung (Pb) maka
fluida akan melepaskan gas yang dikandungnya dalam reservoir hanya saja pada
separator jumlah cairan yang dihasilkan masih lebih besar. Ciri-ciri yang dapat
kita temui dalam black oil adalah :
a. Sebagian besar reservoir minyak berupa black oil.
b. temperatur reservoir selalu lebih kecil daripada temperatur minyak.
c. nama lainnya adalah low shrinkage oil yang berarti sedikit penurunan tekanan
menghasilkan sedikit penurunan persentase fasa cair.
28
a. Temperatur reservoir sedikit lebih rendah dibandingkan temperatur kritik
minyak.
b. Nama lainnya adalah high shrinkage oil yang berarti sedikit penurunan
tekanan menghasilkan besar penurunan persentase fasa cair.
c. Field identification : GOR 2000 - 3300 scf/stb, SG oil 30 - 50 API, warna
coklat tua.
Diagram fasa dari retrograde gas memiliki temperatur kritik lebih kecil
dari temperatur reservoir dan cricondentherm lebih besar daripada temperatur
reservoir. Cairan yang diproduksi inilah yang disebut dengan gas kondensat. Ciri-
ciri yang ada pada retrograde gas:
a. Komponen sebagian besar diisi dengan metana dan hidrokarbon intermediate.
b. Suhu reservoir berada pada suhu kritikal dan suhu cricondenterm (suhu
tertinggi yang dapat dicapai).
29
c. Di reservoir terjadi kondensat saat tekanan turun mencapai kurang dari dew
pressure. bila tekanan terus menurun maka liquid kembali menjadi gas.
d. Properties di reservoir dengan permukaan berbeda.
e. Field identification : GOR (8000 - 70.000 scf/stb), initial Specific Gravity
Stock Tank Oil > 40 API, lightly coloured.
f. Lab analysis : C7+ <12,5>.
Kata “wet” (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut
basah oleh air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi pada
kondisi permukaan.kandungan utama dari reservoir ini umumnya hampir sama
dengan dry gas hanya saja lebih banyak kandungan hidrokarbon intermediate (C2
- C4). keadaan hidrokarbon di reservoir adalah berupa gas namun pada saat di
permukaan, terjadi proses kondensasi akibat penurunan tekanan dan temperatur.
perlu diketahui bahwa setiap reservoir ketika sedang diproduksi minyaknya maka
baik tekanan maupun temperatur akan mengalami penurunan. dry gas juga
30
mengalami penurunan namun karakternya yang berbeda menjadikan fas gas tetap
terbentuk dari reservoir hingga ke permukaan. kondesat yang terbentuk di
permukaan pada wet gas terbilang bernilai mahal sebab dalam perminyakan kita
selalu menginginkan hidrokarbon berantai pendek yang memiliki heating value
yang lebih besar. Berdasarkan hasil data lapangan, reservoir ini memiliki GOR
sebesar 70.000 - 100.000 scf/stb dengan derajat API lebih dari 50.
Pada dry gas, komponen utamanya adalah metana sehingga fasa gas adalah
keadaan reservoirnya. bahkan, reservoir ini tetaplah berfasa gas mulai dari
reservoir hingga ke permukaannnya. segala properti di reservoir dan di permukaan
tidak berubah. berdasarkan data lapangan, reservoir ini memiliki initial GOR ≥
100.000 scf/stb dan kandungan heptana plus sebesar 0,7 % mol.
31
1.6. Drive Mechanism
Sesudah selesainya tahap komplesi, fluida akan mengalir ke lubang bor.
Fase awal dari produksi ini disebut fase produksi primer (primary production).
Dalam fase ini energi reservoir mendorong HC dari pori-pori reservoir ke dalam
lubang sumur dan naik ke permukaan. Mekanisme pendorong reservoir ini dibagi
empat, yaitu water drive reservoir, dissolved/solution gas drive, gas cap drive dan
combination drive.
Setiap reservoir minyak pasti memiliki mekanisme pendorong. Mekanisme
pendorong reservoir didefinisikan sebagai tenaga yang dimiliki oleh reservoir
secara alamiah, sehingga menyebabkan dapat mengalirnya fluida hidrokarbon dari
formasi menuju ke lubang sumur dan selanjutnya ke permukaan pada saat
produksi berlangsung. Sedangkan besarnya tenaga pendorong ini tergantung dari
kondisi P dan T formasi dimana reservoir tersebut berada, dan pelepasan
energinya dipengaruhi oleh proses dan sejarah produksi yang dilakukan.
Pada dasarnya ada empat sumber tenaga yang bekerja di reservoir, yaitu :
1. Tenaga dorong eksternal / tekanan hidrostatik, yang biasanya berupa
perembesan air (baik dari bawah maupun samping) dan pengembangan tudung
gas.
2. Tenaga penggerak internal, yang terjadi karena adanya pembebasan gas
terlarut dalam cairan.
3. Tenaga potensial, merupakan tenaga yang berasal dari formasi itu sendiri dan
biasanya dipengaruhi oleh adanya gravitasi dan perbedaan kerapatan antara
fluida formasi.
4. Tenaga permukaan fluida, berasal dari gaya-gaya kapiler dalam pori-pori
batuan.
32
1. Depletion Drive Reservoir.
2. Gas Cap Drive Reservoir.
3. Water Drive Reservoir.
4. Segregation Drive Reservoir.
5. Combination Drive Reservoir.
33
2. Produksi minyak bebas air
Karena reservoir terisolir dan dengan tidak adanya water drive maka
sangat sedikit atau hampir tidak ada yang ikut terproduksi bersama minyak
selama masa produksi reservoir. Meskipun terdapat connate water tetapi
hampir-hampir tidak dapat terproduksi. Saturasi air interestial tidak akan
terproduksi sampai tercapai harga saturasi minimum.
34
1.6.2. Gas Cap Drive Reservoir
Reservoir gas cap drive dapat dikenali oleh adanya tudung gas yang relatif
besar dengan water drive yang relatif kecil atau bahkan tidak ada, sedangkan
reservoir dalam keadaan jenuh. Pada gas cap drive reservoir tenaga pendorongnya
berupa pengembangan di dalam gas cap (tudung gas) akibat dari turunnya tekanan
di dalam reservoir.
Makin besar ukuran gas cap, maka efisiensi pendorong makin besar,
karena dengan penurunan tekanan sedikit saja sudah dapat mendorong minyak
yang cukup besar. Karakteristik reservoir dengan tenaga pendorong gas cap antara
lain :
1. Penurunan tekanan kecil, karena kemampuan dari tudung gas untuk
mengembang dengan cepat, maka penurunan tekanan reservoir tidak begitu
cepat jika dibandingkan dengan reservoir depletion drive dengan ukuran yang
sama.
2. Produksi air kecil.
3. Kenaikan GOR cepat pada sumur-sumur dengan struktur tinggi, selama
tudung gas mengembang ke zona minyak.
4. Recovery factor cukup tinggi yaitu berkisar antara 20 % - 40 %.Tenaga
dorong dari tudung gas yang ada di atas minyak.
35
ditinggalkan oleh minyak. Dengan adanya pendesakan air ini, mungkin akan
terjadi penyusutan ukuran pori. Proses pendesakkan air ini dapat pula terjadi
apabila aquifer berhubungan dengan sumber air di permukaan atau dilakukan
injeksi air. Untuk mendapatkan recovery yang besar, maka harus dihindari
terjadinya water coning. Sedangkan tekanan reservoir dipengaruhi oleh laju
produksi dan laju perembesan air.
Ditinjau dari arah gerakan perembesan air dari aquifer, reservoir water
drive ini dapat dibedakan menjadi :
1. Edge water drive, gerakan air disini sejajar dengan bidang perlapisan dan
masuk dari arah samping. Zona produktif lebih tebal dari aquifer.
2. Bottom water drive, gerakan air dari aquifer ke reservoir minyak adalah
vertikal lurus dari bawah ke atas. Tebal lapisan minyak relatif lebih tipis
dibandingkan dengan aquifernya. Batas air minyak terletak pada bidang datar
atau sedikit menyimpang dari bidang datar.
3. Bottom and edge water drive, gerakan air dari aquifer ke reservoir merupakan
gabungan dari samping dan bawah.
36
cap), dan hanya ada gas terlarut yang ikut terproduksi bersama dengan
minyaknya.
5. Harga PI relatif tetap, karena penurunan tekanan relatif kecil selama masa
produksi.
6. Selama masa produksi sering dijumpai tekanan tetap lebih besar dari tekanan
gelembung untuk waktu yang lama, sehingga produksi berupa satu fasa
minyak.
7. Biasanya dijumpai pada perangkap struktur.
8. Recovery oil (minyak yang dapat dikuras) dari reservoir adalah berkisar antara
40 % - 85 %.
37
4. Primary recovery lebih besar dibandingakan dengan reservoir depletion drive,
tetapi lebih kecil dibandingkan dengan water drive reservoir, yaitu berkisar
antara 20 – 40 %. Primary recovery ini tergantung pada ukuran gas cap mula-
mula, permeabilitas vertikal, viscositas gas dan derajat kekekalan gasnya
sendiri.Sedangkan besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak,
permeabilitas zona produktif dan juga dari kemiringan formasinya sendiri,
Penurunan tekanan lebih lama jika dibandingkan dengan depletion drive,
karena pengembangan gas akan memberikan tenaga yang cukup lama. Bila
gravity drainage baik atau bila laju produksi dibatasi untuk mendapatkan
keuntungan maksimal dari gaya gravity drainage ini maka recovery yang
didapat akan tinggi.
38
2. Segregation drive dengan counter flow
Disebut juga dengan gravity drainage. Gas yang dibebaskan dari dalam
larutan akan bergabung dengan gas cap bila permeabilitas vertikal
memungkinkan. Gas dari gas cap ikut terproduksikan bersama dengan minyak
dalam bentuk aliran kontinyu dua fasa.Gerakan ke atas dikontrol oleh besar
kecilnya mobilitas gas dan mobilitas minyak.
39
6. Performance reservoir selama masa produksi mirip dengan reservoir depletion
drive.
1.7. Cadangan
Cadangan (reserves) adalah perkiraan volume hidrokarbon (minyak,
kondesat dan gas alam) yang secara komersial dapat diambil dari volume
hidrokarbon yang terakumulasi di reservoir dengan metode operasi yang ada dan
bersifat ekonomis. Perkiraan cadangan didasarkan atas interpretasi data geologi
dan/atay engineering yang tersedia pada saat itu.
Cadangan biasanya direvisi begitu reservoir diproduksikan seiring
bertambahnya data geologi dan/atau engineering yang diperoleh atau karena
perubahan kondisi ekonomi.Perhitungan cadangan melibatkan ketidakpastian
yang tingkatnya sangat tergantung pada tersedianya jumlah data geologi dan
engineering yang dapat dipercaya. Atas dasar ketersediaan data tersebut maka
cadangan digolongkan menjadi dua, yaitu : Cadangan Pasti (proved reserves) dan
Cadangan Belum Pasti (unproved reserves). Unproved reserves memiliki tingkat
ketidakpastian yang lebih besar disbanding proved reserves dan digolongkan
menjadi Cadangan Mungkin (probable reserves) dan cadangan Harapan (possible
reserves).
Cadangan Pasti atau Cadangan Terbukti (proved reserves) adalah
cadangan yang sudah dibuktikan dengan uji produksi atau bahkan reservoir
sedang diproduksikan dan dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk dapat
diambil atas dasar ekonomi saat itu (current economic conditions). Kondisi
ekonomi tersebut termasuk harga dan biaya pada saat dilakukan perkiraan
(perhitungan) reserves.Proved reserves, berdasarkan statusnya, digolongkan
menjadi 2 yaitu developed dan undeveloped. Penggolongan status menetapkan
status pengembangan dan produksi dari sumur dan/atau reservoir.
a. Developed reserves diyakini dapat diambil dari sumur yang ada (termasuk
reserves behind pipe) dan memiliki fasilitas untuk pemrosesan dan
transportasi hidrokarbon, atau ada komponen pemasangan fasilitas ini.
Developed reserves terbagi lagi menjadi producing dan non-
40
producing.Developed Producing, Producing reserves diperkirakan dapat
diambil dari interval perforasi yang terbuka pada saat perhitungan reserves
dan sedang produksi.Developed non-producingmeliputi shut in dan behind
pipe reserves, Shut in reserves diperkirakan dapat diambil dai interval
perforasi yang terbuka pada saat perhitungan reserves, tetapi belum mulai
produksi, atau ditutup karena kondisi pasar atau sambungan pipa, atau tidak
dapat berproduksi karena alasan mekanik, alasan non teknis lainnya atau
uncertainty waktu jual. Behind pipe reserves diperkirakan dapat diambil dari
zona yang ditembus oleh sumur (behind casing) yang memerlukan kerja
komplesi sebelum dimulai produksi.
b. Undeveloped reserves diperkirakan dapat diambil dari sumur pada daerah
yang belum dibor (undrilled acreage), dari memperdalam sumur yang ada
sehingga menembus reservoir yang berbeda, atauJika diperlukan pembiayaan
yang relative besar untuk melakukan komplesi pada sumur yang ada atau
pemasangan fasilitas produksi dan tarnsportasi.
Terkadang kita juga mendengar istilah 1P, 2P dan 3P dalam cadangan, 1P,
yaitu Setara dengan Cadangan Terbukti; menunjukkan skenario “perkiraan
rendah” Cadangan. 2P, yaitu Setara dengan jumlah “Cadangan Terbukti”
ditambah dengan “Cadangan Mungkin”; menunjukkan skenario “perkiraan
terbaik” Cadangan. 3P, yaitu Setara dengan jumlah “Cadangan Terbukti”
ditambah “Cadangan Mungkin” ditambah “Cadangan Possible”; menunjukkan
skenario “perkiraan tinggi” Cadangan.
41
Gambar 1.26. Pembagian Cadangan
42
asumsi dari bidang dengan karakteristik serupa. O OIP dikalikan dengan factor
pemulihan untuk sampai pada nomor cadangan.
Metodologi ini di dasari pada asumsi bahwa bidang analog, reservoir, atau
baik adalah sebanding dengan field perihal, reservoir, atau baik, tentang
aspek-aspek yang recovery control utama minyak atau gas. Kelemahan
metode ini adalah bahwa validitas asumsi ini tidak dapat di tentukan sampai
bidang subjek atau reservoir telah di produksi berkelanjutan.Analogi
dilakukan apabila data minim(misalnya sebelum eksplorasi). Perlu di ingat
bahwa seminimum apapun datanya, pembuat keputusan memerlukan angka
cadangan dan keekonomian yang dapat di tentukan dengan mengguanakan
barrels per acre foot (BAF).
Ø x ( 1Boi
− Swi )
�
����=
Keterangan
Ø : porositas rata-rata ( % ).
Swi : Saturasi awal rata-rata ( % ).
Boi : Faktor formasi volume minyak awal( RB / STB ).
RF : Recovery Factor ( % ).
b. Metode Volumentrik
Pada metode ini perhitungan didasarkan pada persamaan volume, data-
data yang menunjang dalam perhitungan cadangan ini adalah porositas dan
saturasi hidrokarbon. Persamaan yang di gunakan dalam metode volumetric
adalah IGIP (initial gas in place) atau IOIP(initial oil in place). Yang di
gunakan dalam perhitungan ini adalah data dari peta isopach.
Peta isopach yaitu: salah satu peta geology yang menampilakan ketebalan
lapisan suatu daerah (reservoir). Peta ini juga di susun berdasarkan peta
kombinasi iso-struktur, sehingga ketebalan lapisan di bawah permukaan dapat
di hitung.
43
43560 x Ah x Ø ( 1 − Swi )
�������=
Bgi
Keterangan :
A : Luas pengeringan .(Acres)
h : Ketebalan rata-rata formasi (feet).
ø : Porositas rata-rata ( % ).
Swi : Saurasi awal ( % ).
Bgi : Faktor formasi volume gas ( cuft/SCF ).
7758 x Ah xBoi
Ø x ( 1 − Swi )
���
���=
Keterangan :
A : Luas pengeringan (Acres).
h : Ketebalan rata-rata formasi (feet).
ø : Porositas rata-rata ( % ).
Swi : Saturasi awal ( % ).
Boi : Faktor formasi volume minyak awal ( RB/STB ).
44
d. Metode material balance
Material balance dibagi menjadi 2 yaitu, Metode straight line material
balance ( havlene and odeh ) yang mempunyai persamaan :
45
mencapai tujuan yang di harapkan maka membutuhkan skripsi reservoir,
metodologi perhitungan hidrokarbon dan distribusi tekanan sebagai fungsi
waktu dan jarak yang tepat.Simulasi Reservoir merupakan salah satu cara
yang digunakan untuk :
1. Memperkirakan isi minyak gas awal dalam reservoir.
2. Indentifikasi besar dan pengaruh aquifer (cadangan air).
3. Identifikasi pengaruh patahan dalam reservoir.
4. Memperkirakan distribusi fluida.
5. Identifikasi adaya hubungan antar layer secara vertikal.
6. Peramalan produksi untuk masa yang akan datang.
7. Peramalan produksi dengan memasukkan alternatif pengembangan:
Jumlah penambahan sumur produksi
Jenis/cara menambah produksi
Jumlah penambahan sumur injeksi
Sistem/bentuk/luas pattern
8. Membuat bebarpa kasus untuk optimalisasi produksi minyak
46
Decline Data produksi Cepat dan murah Dibutuhkan kondisi
Curve konstan
47