PENDAHULUAN
Gambar 1.1
Struktur bumi
Menurut sejarah geologi dahulu bumi kita ini hanya mempunyai satu pulau
besar yaitu pulau Pangaea. Oleh peristiwa geologi pulau tersebut kemudian pecah
menjadi beberapa bagian dan masing-masing bagian itu kemudian dan sampai
sekarang dikenal sebagai plat tektonik seperti yang telah disebutkan di atas. Plat-plat
Gambar 1.2
Gerakan plat tektonik
Contoh :
Gempa yang terjadi di Chili dan Agadir keduanya terjadi pada th 1960
dimana gempa di Chili 7,5 skala Richter tidak mengakibatkan kerusakan besar
karena sumber gempa terletak 100 km di bawah permukaan tanah sedangkan
gempa di Agadir 5,7 skala Richter mengakibatkan kerusakan hebat karena
sumber gempa hanya 6 km di bawah permukaan tanah.
Jadi pengaruh gempa di permukaan tanah tidak hanya ditentukan oleh besar
energi yang dilepaskan oleh sumber gempa saja tetapi juga ditentukan oleh jarak
sumber gempa.
Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali I-4
Teknik Gempa
2. Intensitas Lokal
Ukuran gempa yang dapat langsung mempengaruhi struktur ialah
intensitas lokal gempa yaitu besar kecilnya getaran permukaan tanah di daerah
yang dilanda gempa. Karena besar atau intensitas getaran tanah pada saat
dilanda gempa tidak sama di satu tempat dengan tempat yang lain (makin jauh
dari sumber gempa getarannya makin kecil) maka disebut intensitas lokal.
Intensitas lokal berhubungan langsung dengan percepatan tanah
maksimum yang berarti berhubungan pula dengan besar kecilnya kerusakan
bangunan. Dewasa ini yang dipakai sebagai skala standar internasional ialah
skala Modified Mercalli dan dinyatakan dalam simbul MM. Skala Modified
Mercalli ini ada 12 tingkatan yaitu :
1. Tidak terasa oleh orang hanya tercatat oleh pencatat yang peka.
2. Terasa oleh orang yang sedang istirahat terutama oleh orang yang berada
dilantai dua dan diatasnya.
3. Benda-benda yang tergantung bergoyang dan bergetar ringan.
4. Getaran seperti truk lewat, jendela, pintu dan barang pecah belah
bergemerincing.
5. Terasa oleh orang diluar gedung, orang tidur terbangun, benda-benda tidak
stabil diatas meja terguling atau jatuh, pintu bergerak menutup dan
membuka.
6. Terasa oleh semua orang, banyak orang takut dan keluar rumah, berjalan
kian sulit, kaca jendela dan pintu pecah, meja kursi bergerak, plester dan
tembok mutu D retak-retak.
7. Sulit berdiri, terasa oleh pengendara sepeda motor dan mobil, tembok mutu
D retak dan rusak, plester lepas, genteng diatap jatuh, tembok mutu C retak,
rawa dan kolam bergelombang, longsor kecil pada lereng-lereng pasir dan
kerikil.
8. Pengemudi mobil terganggu, tembok mutu C rusak, tembok muta B retak-
retak, tetapi tembok mutu A masih baik, muara air jatuh, gedung berportal
bergerak bila tidak diangker dengan pondasinya, tanah basah retak-retak
terutama pada lereng yang curam.
Dari dasar acuan tersebut di atas akhirnya dapat juga diperkirakan biaya dari
suatu bangunan dimana dalam memperkirakan biaya bangunan harus memperhatikan
biaya pembuatan bangunan dan biaya perbaikan akibat kerusakan yang disebabkan
oleh gempa selama bangunan itu berdiri
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kekuatan
bangunan semakin besar biaya pembuatannya tetapi semakin murah biaya
perbaikannya.