Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PROFESI DAN TATA

KELOLA KORPORAT
Studi Kasus : Implementasi GCG dan Kode Etik dan Perilaku

di PT Bank Mandiri, Tbk.

Disusun Oleh :

AMALIA PRATIWI 01044881719013

YOLINA PERMATA JUNAIDI 01044881719014

AKUNTANSI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PROGRAM PPAk

2018

1
Latar Belakang
Implementasi prinsip GCG tidak terlepas dengan implementasi tata kelola
pemerintahan yang baik (good government governance). Di era globalisasi
tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat
dielakkan lagi. Istilah good governance sendiri dapat diartikan sebagai
terlaksananya tata ekonomi, politik dan sosial yang baik. Jika kondisi good
governance dapat dicapai maka negara yang bersih dan responsif (clean and
responsive state) akan terujud, semaraknya masyarakat sipil (vibrant civil society)
dan kehidupan bisnis yang bertanggung jawab.
Kebutuhan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dirasakan sangat kuat
dalam industri perbankan. Situasi eksternal dan internal perbankan semakin
kompleks dan risiko kegiatan usaha perbankan kian beragam. Keadaan tersebut
semakin meningkatkan kebutuhan akan praktik tata kelola perusahaan yang sehat
di bidang perbankan. Pelaksanaan GCG sangat diperlukan untuk membangun
kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia
perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat.
Tata kelola perusahaan (corporate governance) yang buruk dapat
menyebabkan terjadinya fraud (kecurangan) sebagaimana yang terjadi pada
beberapa bank di Indonesia. Dalam beberapa kasus, fraud menyebabkan kerugian
pada bank yang jumlahnya cukup besar sehingga bank tersebut dapat ditutup atau
dilikuidasi, diantaranya adalah bank Asiatic dan bank Dagang Bali yang
dilikuidasi pada tahun 2005. Penutupan atau likuidasi akibat fraud tersebut sangat
merugikan stakeholders antara lain pemerintah dan investor.
Oleh karena itu perlu dipahami mengenai prinsip-prinsip dan praktik GCG
pada sektor perbankan. Dan perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap praktik corporate governancepada lembaga perbankan. Dan sejauh mana
efektivitas praktik corporate governance dalam menekan jumlah fraud pada sektor
perbankan.

Pembahasan
Implementasi Good Corporate Governance

2
Komisaris dan Direksi Bank Mandiri berkomitmen untuk menegakkan
sistem perbankan yang sehat dan kuat di Indonesia dan mentransformasi Bank
Mandiri menjadi bank publik terkemuka (Blue Chip Company) di kawasan Asia
Tenggara (Regional Champion Bank). Manajemen berkeyakinan bahwa
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah
satu prasyarat mutlak dalam proses transformasi ini. Penerapan prinsip secara baik
akan meningkatkan kepercayaan investor dan merupakan nilai tambah bagi para
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Bank Mandiri percaya bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-
praktek terbaik GCG yang konsisten akan memberikan manfaat baik bagi Bank
maupun para pemangku kepentingan lainnya dengan:
1. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan
kehati-hatian dalam pengelolaan Bank.
2. Meningkatnya kinerja Bank, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholders.
3. Mempermudah perolehan dana pembiayaan yang lebih murah yang pada
akhirnya akan meningkatkan shareholder’s values.
4. Meningkatnya minat dan kepercayaan investor.
5. Terlindunginya Bank dari intervensi eksternal dan tuntutan hukum.
6. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
Pembentukan Komite Good Corporate Governace
Bank Mandiri telah menyadari pentingnya penerapan GCG sebelum
dikeluarkannya PBI No.8/4/PBI/2006. Hal ini terbukti dengan telah dibentuknya
Komite Good Corporate Governance di level Komisaris pada tanggal 18 Juli
2005. Pembentukan Komite GCG di level Komisaris sejalan dengan tugas
Komisaris dalam melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan perseroan oleh
Direksi termasuk memantau efektivitas implementasi GCG beserta praktek-
praktek terbaik.
Sosialisasi Good Corporate Governace

3
Sosialisasi prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG serta
kebijakan terkait lainnya, seperti corporate values dan corporate behaviours
dilaksanakan kepada seluruh jajaran Bank Mandiri melalui berbagai cara, antara
lain sosialisasi secara langsung melalui Forum Sosialisasi di Kantor Pusat,
kunjungan ke wilayah-wilayah, dalam training/workshop, focus group, maupun
sosialisasi melalui media, seperti buletin internal Bank Mandiri, intranet Bank
Mandiri yang dapat diakses oleh seluruh pegawai Bank Mandiri, dan melalui
Knowledge-Based Management System (KMS). Dalam sosialisasi kepada Unit
Kerja Kantor Pusat dan Wilayah, seluruh anggota Komite GCG terlibat secara
langsung dalam menyiapkan dan menyampaikan materi sosialisasi. Tujuan
sosialisasi adalah agar seluruh jajaran Bank dapat memahami dan melaksanakan
prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG dalam menjalankan tugas.
Selain sosialisasi kepada pihak internal, sosialisasi dilakukan pula kepada
pemangku kepentingan lainnya, antara lain melalui forum-forum Corporate
Governance seperti Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), diskusi
rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan BUMN dan seminar
GCG berskala nasional maupun internasional.
Disamping itu, sosialisasi dilakukan juga melalui pemuatan materi GCG
dalam Laporan Tahunan Bank Mandiri, situs Bank Mandiri, forum investor, dan
media komunikasi lainnya sehingga diharapkan pelaksanaan GCG di Bank
Mandiri dapat mudah diketahui oleh seluruh pemangku kepentingan.
Prinsip-Prinsip GCG di Bank Mandiri
a. Keterbukaan (Transparency)
 Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat
dan dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh stakeholders sesuai
dengan haknya.
 Informasi tersebut meliputi visi, misi, sasaran usaha, strategi Bank, kondisi
keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali,
cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko, sistem pengawasan
dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan implementasi GCG

4
serta informasi dan fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan
pemodal.
 Prinsip keterbukaan itu tetap memperhatikan ketentuan rahasia bank, rahasia
jabatan dan hak-hak pribadi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders yang
berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut. Bank Mandiri
menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar
Modal-Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya, serta mengumumkan kepada publik mengenai terjadinya suatu
peristiwa, informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi harga atau
nilai efek atau keputusan investasi pemodal secara tepat waktu dan obyektif
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Akuntabilitas (Accountability)
 Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ Bank
yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi Bank dan
menetapkan kompetensi kepada organ tersebut sesuai tanggung jawab masing-
masing.
 Dalam pengelolaannya, Bank menetapkan check and balance system.
 Bank juga memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran
yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran
usaha dan strategi bank serta memiliki reward and punishment system.
 Bank meyakini bahwa semua organ organisasi Bank mempunyai kompetensi
sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam
implementasi GGC.
c. Tanggung Jawab (Responsibility)
 Bank berpegang pada prinsip kehatihatian (prudential banking practices) dan
menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
 Bank sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan
melaksanakan tanggung jawab sosial secara wajar.
d. Independensi (Independency)

5
 Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders
manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta terbebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest).
 Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari
pihak manapun.
e. Kewajaran (Fairness)
 Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas
kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).
 Bank memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank
serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Dalam rangka menerapkan prinsip kewajaran (Fairness) Bank Mandiri
memperhatikan hak-hak dan perlakuan yang sama terhadap semua pemegang
saham sesuai dengan klasifikasi. Sebagai perusahaan publik, Bank memperhatikan
kepentingan pemegang saham minoritas, yang antara lain diwujudkan dalam:
a. Memberikan hak kepada pemegang saham yang mewakili sekurang-
kurangnya 1/10 bagian dari jumlah saham dengan hak suara yang sah yang
telah dikeluarkan oleh Perseroan untuk mengajukan usulan.
b. Jika terdapat transaksi benturan kepentingan sesuai dengan Peraturan
Bapepam No. KEP-32/PM/2000 tentang Perubahan Peraturan No. IX.E.1
Tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, maka harus disetujui oleh
para Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang diberi wewenang
untuk itu dalam RUPS.
c. Apabila terdapat transaksi material sesuai dengan Peraturan Bapepam No.
KEP-02/ PM/2001 tentang Perubahan Peraturan No. IX.E.2 Tentang
Transaksi Material, maka harus disetujui terlebih dahulu oleh RUPS.
Struktur Corporate Governance
Struktur Corporate Governance di Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
a. Komisaris
Berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh pemegang saham, Komite Nominasi
dan Remunerasi merekomendasikan calon Komisaris. Dari rekomendasi tersebut

6
pemegang saham memilih Komisaris dalam RUPS melalui proses yang
transparan. Demikian pula pemberhentian Komisaris hanya bisa dilakukan oleh
pemegang saham dalam RUPS.
b. Komisaris Independen
Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk dapat mendorong
terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih obyektif dan menempatkan
kewajaran (fairness) dan kesetaraan di antara berbagai kepentingan termasuk
kepentingan pemegang saham minoritas dan Stakeholders lainnya. Selaku
Komisaris Independen dan Pihak Independen harus dapat terlepas dari benturan
kepentingan (conflict of interest).
Dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG Bank, pemegang saham dalam
RUPS menetapkan Komisaris Independen dengan jumlah dan persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan guna menjalankan
tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank yang tidak
melakukan kegiatan usaha Bank.
c. Komite-komite Di Bawah Komisaris
Dalam menjalankan tugasnya, Komisaris membentuk komite-komite:
1. Komite Audit, membantu Komisaris dalam pengawasan atas hal-hal yang
terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian internal dan
efektivitas pemeriksaan oleh auditor eksternal dan internal.
2. Komite Nominasi dan Remunerasi, membantu Komisaris dalam menjalankan
fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan penetapan kualifikasi dan
proses nominasi serta remunerasi Komisaris, Direksi dan para pejabat
eksekutif.
3. Komite Kebijakan Risiko membantu Komisaris dalam menjalankan fungsi
pengawasan kebijakan risiko usaha.
4. Komite GCG, membantu Komisaris dalam memberikan rekomendasi arah
kebijakan implementasi prinsip-prinsip GCG.
d. Direksi
Seperti halnya pemberhentian Komisaris, pemberhentian Direksi hanya bisa
dilakukan oleh pemegang saham dalam RUPS. Karena Bank Mandiri adalah suatu

7
Badan Usaha Milik Negara yang telah Terbuka, Anggaran Dasar Bank mengatur
bahwa pengangkatan Direksi oleh RUPS harus disetujui oleh pemegang saham
Dwiwarna Seri A (Negara Republik Indonesia). Lebih lanjut Anggaran Dasar
mengatakan bahwa hanya pemegang saham Dwiwarna Seri A yang berhak
mengajukan pencalonan kepada RUPS. Penunjukan tersebut efektif setelah
Direksi terpilih lulus fit and proper test Bank Indonesia.

Kode Etik dan Perilalu di PT Bank Mandiri


Manajemen Bank Mandiri bertekad untuk menerapkan nilai-nilai kebersamaan
sebagai berikut:
1. Trust/Kepercayaan: Membangun keyakinan dan sangka baik di antara
stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.
2. Integrity/Integritas: Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga
martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
3. Professionalism/Profesionalisme: Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat
atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.
4. Customer focus/Fokus pada pelanggan: Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai
mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.
Fokus pada pelanggan merupakan salah satu nilai utama yang melandasi sikap
insan Bank Mandiri untuk senantiasa membina hubungan baik dengan pelanggan
serta langgeng dan berkesinambungan. Pelanggan eksternal maupun internal Bank
Mandiri merupakan mitra yang akan kita dukung untuk terus maju dan tumbuh
secara konsisten dari waktu ke waktu. Untuk itu fokus pada pelanggan kita
wujudkan dalam perilaku yang inovatif, proaktif dan cepat tanggap terhadap
kebutuhan pelanggan serta mengutamakan kepentingan dan kepuasan pelanggan.
5. Excellence/Kesempurnaaan: Mengembangkan dan melakukan perbaikan di
segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil terbaik secara
terus menerus.
Dalam menjalankan kegiatan usaha, Bank Mandiri menghadapi berbagai
risiko usaha dan untuk mengurangi risiko usaha tersebut Bank Mandiri
menerapkan prinsip kehati-hatian, salah satunya melalui penerapan prinsip Know

8
Your Customer/Anti Money Laundering (KYC/AML). Kebijakan dan prosedur
manajemen risiko yang berkaitan dengan prinsip KYC/AML merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kebijakan dan prosedur Bank secara keseluruhan
dengan memasukkan unsur-unsur yang meliputi pengawasan oleh pengurus Bank,
pendelegasian wewenang, pemisahan tugas dan tanggung jawab, sistem
pengawasan intern dan pelatihan karyawan.
Secara berkesinambungan Bank Mandiri terus melakukan penyempurnaan
terhadap Customer Information Files (CIF) untuk meningkatkan keakurasian dan
kelengkapan data nasabah agar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
standar internasional.
Selain itu juga Bank Mandiri saat ini telah mengembangkan dan memiliki
sistem informasi yang memadai untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis,
memantau dan menyediakan laporan mengenai transaksi pencucian uang yang
dilakukan oleh nasabah kepada pihak otoritas. Secara umum, penerapan prinsip
KYC/AML di Bank Mandiri saat ini mendapat penilaian dari pihak otoritas
dengan peringkat cukup baik dan sistem informasi manajemen dikategorikan baik.
Bank Mandiri adalah bank yang memiliki budaya kerja yang sangat baik,
semakin lama Bank Mandiri selalu menunjukkan komitmen yang semakin baik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan pada tahun 2007 PT Bank Mandiri dinobatkan
sebagai bank nasional paling efisien dari 130 bank yang beroperasi di Indonesia
dalam Banking Efficiency Award 2007versi Harian Bisnis Indonesia. Pencapaian
itu tidak lepas dari suatu kinerja dan budaya kerja yang sangat baik yang dimiliki
oleh Bank Mandiri.

Kesimpulan
Penerapan prinsip good corporate governance secara komprehensif
menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat profitabilitas perseroan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank terbesar di Indonesia dari sisi aset ini
memperkuat penerapan prinsip good corporate governance (GCG) dalam setiap
bisnis proses hingga mendapat pengakuan dari jurnal Corporate Governance

9
Asian CGA (Annual Recognition Award )2013 sebagai Ikon penerapan GCG
terbaik di Indonesia. Penghargaan The Best of Asia ini merupakan yang kelima
kalinya disematkan kepada Bank Mandiri secara berturut-turut.
Hal ini tidak mustahil terjadi pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk karena
bank telah mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG, kode etik dan perilaku
secara efektif dan efisien serta sebagai dasar kegiatan operasional yang sehat dan
aman. Bank Mandiri berusaha menciptakan iklim usaha yang bersih dan sehat
dengan berusaha menekan perilaku fraud dengan menerapkan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance pada tiap level bisnis.

10

Anda mungkin juga menyukai