NOTOATMOJO
NOTOATMOJO
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui
panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
tersendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian presepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia di peroleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2012 hal. 138).
Tingkat Pengetahuan
Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik
dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan dan sebagainya.
Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh
menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
kepada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.
Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada
kaitannya dengan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dari penggunaan kata
kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
Sintesis
Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria
Menurut Health (2009 dalam Linawati, 2013 ¶ 3), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain:
Pendidikan
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
Pekerjaan
dilakukan dapat dikategorikan adalah tidak bekerja, wiraswata, pegawai negeri, dan
pegawai swasta dalam semua bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya
hubungan sosial yang baik dengan baik.Pekerjaan dimiliki peranan penting dalam
menentukan kwalitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dan praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh informasi dan
Kontrasepsi Suntik
Suntikan merupakan bagian dari kontrasepsi modern. Diantara kontrasepsi yang lain,
kontrasepsi suntik lah yang paling banyak diminati. Tingginya minat pemakai KB suntik
oleh karena kontrasepsi ini selain juga aman, sederhana dan efektif juga tidak
menimbulkan gangguan serta dapat dipakai pasca persalinan (Sibagariang, Pusmaika &
Rismalinda. 2010, hal. 179).
mengandung progestin. DMPA berada dalam bentuk mikrokristal, tersuspensi dalam laruta
akuosa. Dosis yang benar untuk tujuan kontrasepsi adalah 150 mg intramuskular yang
diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu. Kontrasepsi suntik DMPA sangat efektif dan
aman oleh semua wanita pada usia reproduksi (Speroff dan Darney 2005 hal. 183).
Menurut Dewi (2013 hal. 178) cara kerja dari kontrasepsi suntik DMPA antara lain yaitu :
dapat menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu, terjadi perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu serta
menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Kontrasepsi DMPA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0.3 kehamilan per 100
perempuan pertahun asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah
ditentukan (Pinem, 2009 hal. 270)
setiap saat selama siklus haid dengan syarat tidak hamil atau dimulai dari hari pertama
sampai hari ke tujuh siklus haid. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat
diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil dan tidak melakukan hubungan seksual
selama 7 hari setelah penyuntikan dan penyuntikan juga harus dilakukan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan dan suntikan tidak boleh diberi kurang dari 11 minggu atau
lebih dari 14 minggu setelah penyuntikan sebelumnya (WHO, 2007 hal. 29).
Kontrasepsi suntik DMPA memiliki beberapa keuntungan antara lain adalah : Sangat
efektif, dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang, tidak mempengaruhi dalam
melakukan hubungan suami istri, tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak
serius pada penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi
produksi ASI, memiliki efek samping yang sedikit dan klien tidak perlu menyimpan obat
suntik serta dapat digunakan oleh wanita usia lebih dari 35 tahun sampai premenopause
(Sulistyawati, 2012 hal. 76).
diantaranya adalah sering ditemukan gangguan haid, klien harus kembali ke tempat sarana
pelayanan kesehatan untuk melakukan suntikan ulang, penyuntikan tidak dapat dihentikan
Universitas Sumatera Utara
sewaktu-waktu, mengalami peningkatan berat badan serta tidak melindungi dari infeksi
menular seksual (Sibagariang, Pusmaika dan Rismalinda 2010 hal.181).
Kontrasepsi suntik DMPA dapat digunakan oleh wanita pada usia reproduksi dan telah
memiliki anak dan yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang dengan efektifitas yang
tinggi. Kontrasepsi suntik DMPA juga dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui
yang membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui,
setelah abortus serta yang sudah memiliki banyak anak tetapi belum menginginkan
kontrasepsi mantap (tubektomi) (Pinem, 2009 hal. 271).
atau dicurigai hamil, memiliki riwayat perdarahan yang belum diketahui penyebabnya,
serta pada wanita yang tidak dapat menerima efek dari kontrasepsi tersebut yaitu terjadinya
gangguan haid (Sulistyawati, 2012 hal. 77)
Kepatuhan
Pengertian Kepatuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suparyanto, 2010 dalam Pranoto, 2007 ¶
1), patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah
perilaku sesuai aturan dan berdisiplin.
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap instruksi atau petunjuk
dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati
janji pertemuan dengan dokter (Stanley, 2007 dalam Edoqs, 2013 ¶ 1).
Universitas Sumatera Utara
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Niven (2008 dalam
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang dapat
mempengaruhi kepatuhan adalah jarak dan waktu
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman, kelompok-
kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan
Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan klien adalah suatu hal penting untuk
memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh infomasi tentang diagnosis.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan.
Kepatuhan adalah kesesuaian antara perilaku pasien dengan ketentuan yang diberikan oleh
Seseorang yang berpengetahuan tinggi akan lebih mudah memahami dan dan dapat dengan
mudah menyerap tentang konsep - konsep yang berkaitan dengan kesehatan sehingga orang
- orang tersebut dapat mengetahui dan memiliki tingkat kesadaran untuk merubah perilaku
- perilaku mereka agar menjadi lebih baik dibandingkan dengan orang yang
berpengetahuan rendah. Pengetahuan yang tinggi dapat diperoleh dari pendidikan yang
tinggi serta dapat diperoleh dari informasi yang ia dapatkan. Rendahnya pengetahuan
seseorang akan membuat mereka sulit dan tidak mudah memahami dengan apa yang
disampaikan orang lain sehingga terdapat hambatan dalam menyaring informasi yang
mereka dapat tersebut sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku yang mereka miliki.
Jadi pengetahuan merupakan domain penting terhadap pembentukan perilaku sesorang,
dalam hal ini adalah kepatuhan untuk melakukan kunjungan penyuntikan ulang sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan (Notoadmodjo, 2012 hal. 138).
Universitas Sumatera Utara