Anda di halaman 1dari 13

PERGAULAN REMAJA DAN SOLUSINYA

OLEH : MISLIYANI, S.Ag. M.Pd.I

I. PENDAHULUAN

Seiring kemajuan dunia yang begitu pesat perkembangan ilmu dan

teknologi yang canggih membawa arus informasi, komunikasi sehingga

membuka peluang manusia untuk berinteraksi. Hal ini membuka

peluang yang positif sekaligus juga negatif terhadap pribadi-pribadi

secara individual.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan pertama dan utama

didalam keluarga adalah pendidikan informal (keluarga), disamping

pendidikan formal maupun non formal. Dalam hal ini peran orang tua

sangat mempengaruhi, karena orang tua azas utama didalam mendidik

anaknya. Menanamkan nilai-nilai agama menyatu dalam kepribadian

remaja.

Masalah yang pokok dewasa ini semakin buruk nilai-nilai agamanya

dimata generasi muda. Remaja dihadapkan pada kontradiksi dan aneka

ragam pengalaman moral yang menyebabkan remaja merasa bingung

untuk memilih mana yang baik untuk mereka. Pengaruh keluarga,

lingkungan, sosial budaya, ekonomi, arus informasi dan teknologi

mendominasi diri remaja. Hal ini akan menjerumuskan remaja apabila

remaja tersebut tidak memiliki pondasi agama yang kuat terapi

sebaliknya bila pondasi agamanya baik remaja akan mampu mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi. Untuk menghin hal itu maka, peran

agama, orang tua, kegiatan-kegiatan positif sekaligus wadah untuk

mengarahkan remaja, sehingga remaja mampu menjadi generasi

harapan bangsa.

Hadist Tentang Remaja


‫سبعة يظلهم الله تعالى فظظي ظلظظه يظظوم ل ظظظل ال‬
‫ظله امام عادل وشا ب نشا فى طاعة الله ورجظظل قبظظه‬
‫معلق بالمسظظا جظظدور جل ن تحابظظا فظظى اللظظه احتمعظظاعليه‬
‫وتفر قا عليه ورجل دعته امر اة زاتمنصظظبو جمظظال انظظي‬
‫اخما ورجل تصد ق بصد قة فا خفاها حتى ل تعلم شما‬
‫له ما تنفق ينفقو يمينه ورجل زكر الله خا ليا فخ ضظظت‬
‫عيناه‬
“ Ada 7 kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang
tiada naungan kecuali naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, remaja
yang senantiasa beribadah kepada Allah, dua orang yang saling
mencintai karena Allah dimana ia berkumpul dan berpisah hanya
kerena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang
perempuan kaya, cantil dan berpangkat ia mengatakan : sungguh aku
takut kepada Allah, seorang laki-laki yang bersedekah kemudian
merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diberikan oleh tangan kananya dan seorang laki-laki yang berzikir
kepada Allah ditempat yang sepi kemudian kedua mantaza basah
dengan air mata”. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim).

‫المرءعلى دين خليله فلينظراحدكم من يخا لل‬

Orang itu terhitung pada agama temannya, maka hendaknya kamu


sekalian melihat siapa yang dipergaulinya. (H.R. Turmudzi). (Akrom
Ridho, 2000 : 1100)

II. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa yang memiliki arti dan gejala-gejala

tersendiri yang berbeda dengan masa-masa lain dalam hidupnya. Masa

ini adalah masa yang menghubungkan masa kanak-kanak dengan masa

dewasa dan banyak menimbulkan gejolak jiwa, sebagi dampak dari

perubahan-perubahan fisik, sosial dan emosional yang besar.

Perubahan-perubahan tersebut membuat masa remaja menjadi masa

remaja yang kompleks.

Pengertian remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh

seseorang dari masa kanak-kanak menujudewasa yang dimulai pada

usia 13-21 tahun. (Zakiah Darajat, 1970 : 69 – 72). Sedangkan pendapat


lain mengatakan “Masa remaja adalah masa penghubung atau masa

peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yakni antara

13 – 19 tahun...(Kartini Kartono, 1990 : 148)

Mengenai batas usia remaja sampai saat ini kesepakatan para ahli

belum ada. Hal ini disebabkan karena keadaan atau dengan kata lain

tergantung pada keadaan masyarakat dimana remaja itu hidup dan

tergantung pula dari mana remaja itu ditinjau. (Zakiah Daradjat, 1982 :

9)

Dari segi pandangan masyarakat ,misalnya, semakin maju suatu

masyarakat semakin panjang usia remaja. Dari segi hukum yang dilatan

remaja ahli dari usia 12 – 18 tahun. Begitu juga dari segi agama

memperpanjang batas usia remaja (karena kemantapan beragama).

Dicapai pada umur 24 tahun. (ibid)

Dari uraian batas usia remaja yang beragam pendapat diatas maka

penulis mengambil batasan remaja dari usia 13 – 21 yang hampir

disepakati oleh para ahli.

III. Ciri-ciri Remaja

Masa remaja adalah masa paling komplek, yang ditandai dengan

ciri-ciri pubertas adanya kematangan seksual, pertumbuhan jasmani

yang telah matang hal ini diungkapkan para ahli berpendapat.

Pubertas merupakan priode terjadinya perubahan yang sangat

cepat, perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya,

kearah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadilah perubahan sikap yang

menonjol, terutama terhadap teman sebaya, lawan jenis terhadap

permainan dan anggota keluarga.(Op.cit : 28)

Pendapat lain mengatakan bahwa ciri yang dialami oleh remaja :

Remaja mengalami masa transisi ini terjadi dari beberapa priode yang
terkenal dengan priode seperti priode para-pubetet, post pubetet

(adolensi), sifat-sifat permulaan dalam priode diatas munculnya

keinginan yang menunjukkan sikap berani ingin diperhatikan orang. Hal

ini menyembunyikan kegelisahan yang belum dikenal. (Winarno

Sukrakhman, 1980 : 54 – 55)

Ciri-ciri remaja ini juga diungkapkan secara rinci bahwa : Ciri-ciri

utama dalam priode pubertas lebih menonjol dalam perbuatan suka

menetang orang tua, prilaku yang tidak sopan, kurang hati-hati, mals

bekerja, seka membicarakan orang lain dan sangat sensitif (Sudarsono,

1980 : 301)

Dari beberapa pendapat para ahli di ayas, maka dapatlah

kesimpulan bahwa remaja adalah umur yang penuh dengan gejolak jiwa

dan komplik batin, yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan anatomi

serta perkembangan psikhis yang cepat, sehingga mendorong anak

mulai memiliki keinginan untuk yang membaca apa yang disekitasnya.

Sementara kemampuan riil yang dimiliki mereka belumlah dapat

mengimbangi keinginan yang ada. Pada saat-saat tertentu kita dapat

melihat ciri remaja yang menonjol, seperti emosi yang tinggi, walaupun

hanya disebabkan oleh keinginan yang tidak terpenuhi. Selain itu tidak

jarang kita lihat adanya sekelompok remaja yang tergabung dalam

organisasi sosial yang ikut membantu bencana alam seperti Palang

Merah (PMI), pramuka, olahraga, karang taruna, IRMAS, dan sebagainya.

Hal semacam ini juga merupakan ciri perkembangan psihkis remaja.

Secara lebih konkritZakiah Daradjat mengemukakan bahwa ciri masa

remaja meliputi : pertumbuhan jasmani yang cepat, pertumbuhan

jasmani yang cepat, pertumbuhan emosi, pertumbuhan mental,

pertumbuhan pribadi, pertumbuhan sosial dan lain-lain. (Zakiah

Daradjat, op.cit : 12)


IV. Pergaulan Remaja

Islam tidak melarang manusia untuk bergaul dan saling mengenal

bahwa fitrah bagi manusia sebagi makhluk sosial, Firman Allah (Q.S.

Al-Hujurat : 13), yang berbunyi :

‫يظظا يهاالنظظاس انظظاخلقنكم مظظن زكروانظظثى وجعلنكظظم‬


‫ج‬
‫شعوبا لتعارفواوقبائلظظج ا ن اكرمكظم عنظدالله اتقكمظ‬

‫ا ن الله عليم خبير‬

Hai manusia, seseungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disis
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Konsep saling mengenal ini bisa
dengan cara ( ta’aruf) tanpa melanggar syar’i.

Pergaulan Remaja Modern antara lain :

1. Pacaran

Makna pacaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI.2002

: 807), Pacaran adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan

mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Berpacaran adalah

bercintaan, berkasih kasihan. Memacairi adalah mengencani, menjadi

dia sebagai pacar.

Kata pacaran sendiri berasal dari nama jenis tanaman hias yang

cepat layu dan mudah disemaikan kembali. Tanaman ini tidak bernilai

ekonomis (murahan) sehingga tidak diperjual belikan. Hal sebagai

simbol bahwa pacaran adalah prilaku yang tidak bernilai. Dalam

prakteknya bukan Cuma sekedar saling mengenal tetapi lebh jauh

pergaulan bebas mengandung sahwat pemuasan nafsu birahi. Pada

prakteknya pacaran pembenaran pada prilaku seksual dilarang agama.

(Abu Al-Ghifari : 19)

Firman Allah Dlam (Q.S. Al-Israa : 32) yang berbunyi :


‫صلى‬
‫انه كانفحشة وسا ء سبيل‬ ‫ول تقربواالزنى‬

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah


suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.

Sabda Rasulullah :
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia
bersembunyi sepi berduan dengan wanita yang tidak didampingi
mukrimnya, sebab bila demikian setanlah yang menjadi pihak
ketiganya”. (HR. Ahmad)

Setanpun bisa menjelma menjadi sang pacar menjerumuskan

dengan tipu dayanya (Q.S. Al-A’raf : 17) yang berbunyi :

‫ثظظم ل تينهظظم منمظظظبين ايظظديهم ومظظن خلفهظظم وعظظن‬


‫ايمنهم وعن شمائلهم صلىول تجد اكثرهم شىكرين‬
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)

Jadi fitnah pergaulan bebas dapat muncul dari hasil pacaran hal

ini disebabkan adanya kontak pandangan yang bermuata syahwa,

kontak fisik, kemudian lebih jauh lagi zina, imbasnya adalah aborsi.

2. Kurangnya kasih sayang/ kontrol dari orang tua

Hal ini berimbas kepada pergaulan remaja salah pih teman,

narkoba .pergaulan bebas, Menurut survey yang dilakukan Dr.Biran

Effandi dan Dr. Dalana masing-masing di Jakarta dan Solo tentang

tempat yang digunakan remaja melakukan zina menunjukkan 80%

dirumah, sekolah 2,8%, tanam, 4,9%, mobil 0,4% dan dihotel 11,2%.

Data menunjukkan sudah kurang pedulinya orang tua terhadap

perkembangan moral anaknya. (ibid : 37)

3. Pengaruh budaya barat

Contohnya perayaan valentin’sday. Hari kasih sayang yang selalu

diperingati setiap tanggal 14 pebruari. Acara ini dirayakan dengan

pasangan dengan cara jalan-jalan, mesra-mesraan, laki-laki dan wanita

berkumpul, lalu saling memilih pasangan lewat kado yang telah


dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya, kadang kala mendekati zina

bahkan melakukanya. Padahal budaya ini tidak seharusnya diikuti sesuai

dengan Firman Allah, (Q.S. Al- Imron 185), (Al-Israa : 36) yang berbunyi :

‫وماالحيوة الدنياال متع الغرور‬

Kehidupan dunia itu tidak lain hanya kesenangan yang


memperdayakan

‫ولتقظظظف مظظظاليس لظظظك بظظظه علمجظظظظظظا ن السظظظمع‬


‫والبصظظظظظظروالفؤادكل اولئظظظظظظك كظظظظظظا ن عنظظظظظظه‬
‫مسئول‬
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabanya.
Pada umumnya pada masa remaja banyak sekali problem-problem

yang dihadapi remaja dan mereka belum dapat menjelaskan problem

tersebut dengan tuntas, karena kita ketahui sendiri masa remaja adalah

masa kegoncangan jiwa atau kebimbang. Menurut Margaret Mead :

“(masa remaja (puber) merupakan masa pertumbuhan yang wajar, sela

pertumbuhan ini berjalan alami, orang tidak mesti menampakkan

krisis”. (Hidayatullah, 1994 : 73). Begitu juga menurut ajaran islam,

masa pubertas tidak selalu rawan, ia hanya merupakan satu-satu fase

yang harus dilihat secara alami oleh setiaporang, ia merupakan

pengertian masa anak-anak menuju dewasa, “dimana Allah telah

menetapkan pergantian ini dengan batasan baligh. (ibid : 75).

Remaja mempunyai urgensi yang sangat penting dan vital dalam

pembangunan dan perkembangan kehidupan manusia yang akan

datang. Baik buruknya masa yang akan datang tergantung pada remaja

yang sekarang. Pada masa remaja adalah suatu remaja yang serat

dengan perkembangan, baik perkembanan jasmani maupun

perkembangan rohani, yang mana kedua hal tersebut belum mencapai

kematangan. Sementara disisi lain masa remaja adalah masa remaja


yang penuh vitalitas, berusaha mengembangkan dirinya dalam

menyongsong usia dewasa.

V. Faktor Penyebab Pergaulan Remaja yang Menyimpang

a. Kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua.

b. Kekosongan jiwa

c. Kemajuan teknologi informasi. (media yang merusak, baik media

cetak buku, Majalah, maupun media audio visual).

d. Bergaul dan berinteraksi dengan kelompok yang menyimpang.

e. Kesenjangan antara kelompok remaja dan kaum tua

f. Anggapan yang salah terhadap Islam

g. Bisnis aurat (Q.S : Al-A’raaf : 26), Q.S. An-Nur : 31), (Q.S Al- Ahzab :

59)

h. Terjebak mistik dan praktek ibadah kefirun.

Dari penjelasan diatas pengaruh-pengaruh negatif membawa

dampak yang besar terhadap dan diperhatikan sehingga tidak

melakukan sesuatu yang dapat merusak kehidupan dimasa depannya.

VI. Peranan Agama dalam Kehidupan Remaja

Agama sebagai unsur asensial dalam kepribadian manusia dapat

memberikan peranan yang positif dalam pembangunan individu dan

masyarakat selama kebenaranya masih diyakini secara mutlak.

(Jalaluddin, 1987 : 97)

Dapat disaksikan betapa besar perbedaan antara orang beriman

yang hidup menjalankan agamanya, dengan orang yang tidak beragama

untuk mereka yang acuh tak acuh kepada agamanya, diantara peranan

agama dalam kehidupan manusia adalah “memberikan bimbingan hidup

menolong dalam menghadapi kesukaran serta menentramkan batin”.

(Zakiah Dardjat, 1990 : 56). Jadi agama mempunyai daya preventif


terhadap gangguankejiwaan. Dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat

Ar-Rum ayat 30 berbunyi :

‫فظظظا قظظظم وجهظظظك للظظظدينحنيفاجفطرت اللظظظه الظظظتى‬


‫فطرالنظظاس عليهاجلتبظظديل لخلظظق اللهحزالظظك الظظدين‬
‫القيم ولكن اكثرالناس ل يعلمو ن‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah,
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (1168) fitrah Allah,
maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama
teuhid, maka hal itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu
hanyalah lantara pengaruh lungkungan.

Dari makna ayat diatas disimpulkan bahwa Allah memberikan

keyakinan (agama) pada lubuk hati manusia. Hal ini diungkapkan oleh

Murtadha Mutahari : Pada hakikatnya agama memiliki dua keistimewaan

tersebut ia sendiri merupakan fitrah dan emosional manusia dan ia juga

merupakan satu-satunya sarana untuk memenuhinya kebutuhan

–kebutuhan fitrah manusia yang tak satupun dapat menggantikan

kedudukannya, (Murtadha Mutahari, 1990 : 44)

Dari uraian diatas maka dapat diambil suatu pengertian bahwa

agama merupakan pengendalian utama bagi manusia tujuan hidup tidak

berarti apabila manusia dimuka bumi ini tidak beragama. Karena tanpa

agama hidup terasa hampa. Sedangkan agama mampu mengisi arti

hidup dan kehidupan manusia. Agama berfungsi sebagai alat kontrol

dan benteng pertahanan yang kuat dalam mengarungi kehidupan

terlebih pada masa kegoncangan dan kebimbangan yang sedang

malenda remaja. Untuk itulah unsur-unsur pengalaman, pendidikan dan

keyakinan yanng didapat sejak kecil akan mempengaruhi sikap

keagamaan remaja dan seterusnya.

VII. Solusi Terbaik Untuk Remaja


1. Didik anak (remaja) sedini mungkin tentang Islam, sesuai ajaran

Islam

‫كظظظل مولوديولظظظدعلى الفطظظظره فظظظابواه يهظظظودانه‬


‫اوينصرانه اويمجسانه‬

“ Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan suci, sesungguhnya


kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan ia Yahusi, atau
menjadi ia Nasrani, atau menjadikan Majusi”. (Al Imam Jalaluddin
Abdurrahman Bin Abi Bakri, 1981 : 286)

2. Kontrol dan batasi pergaulan remaja

3. Masukkan kesekolah-sekolah Islam MIN, MTs, MAN (Pondok Pesantren)

4. Selektif terhadap budaya barat. Salah satu contoh trans yang tidak

perlu diikuti adalah (acara valenti’s day), pesta pora, Amerika Serikat

bercinta, pengkaderan Bintang Mordn, (akademik fantasi), free sex,

trend narkoba.

5. Tidak berpacaran

6. Menikah

7. Menjadi tauladan dalam rumah tangga

8. Mengisi hari-hari dengan aktifitas yang fositif dan bermanfaat. (M.

Ilham Maqzuq, 2005 : 84 – 95)

Jelaslah bahwa pembinaan agama harus mencakup segala aspek

kehidupan, sehingga diharapkan nantinya isi jiwa keagamaan itu

termanifestasi dan dalam bentuk dimensi amal saleh, akhlakul karimah

dan cara hidup yang Islami. Untuk mencapai tujuan tersebut kerjasama

yang baik dari semua fihak terutama orang tua pendidikan informal dan

non formal sangat besar pengaruhnya.


Kesimpulan

Masa remaja adalah masa yang penuh denan gejolak jiwa dimana

pada masa ini remaja mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak

menuju masa remaja atau dewasa. Pendidikan pertama dan utama yang

sangat mempengaruhi remaja adalah pendidikan dalam keluarga, dimana

nilai-nilai agama sudah tertanam sehingga ketika mereka memasuki

masa remaja mereka mampu beradaptasi dan sekaligus mampu

membentengi diri dengan nilai-nilai agama yang sudah tertanam sejak

dini.

Namun pada kenyataannya tidak sedikit remaja pada masa

pubertas ini tidak mampu membentengi diri dari pengaruh luar yang

mendominasi dirinya. Hal ini banyak faktor interen maupun eksteren.

Faktor interen antara lain datang dari individu remaja itu sendiri, dimana

ketidaksiapan remaja terhadap perubahan fisik maupun fisikis

menimbulkan gejolak jiwa yang tak mampu mereka atasi. Sedangkan

faktor eksternal diantaranya adalah pengaruh lingkungan, gaya hidup

modern, pergaulan bebas, kemajuan ilmu dan teknologi yang disalah

gunakan, pengaruh budaya barat, kurang ditanamkannya nilai-nilai

agama sejak dini sehingga memacu terjadinya kenakalan remaja.

Untuk mengatasi komplik yang terjadi pada remaja kerjasam yang

baik dari semua fihak terutama orang tua pendidikan informal, formal

dan non formal sangat besar pengaruhnya.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghifari Abu, 2007. Pacaran yang Islami adakah, Bandung : Mujahid

, 2005, Muslimah yang kehilangan diri, Bandung : Mujahid

Daradjat, Zkiah. 1982. Pembinaan Remaja. Jakarta : Bulan Bintang.

Departemen Agama RI. 1978. Al Qur’an dan Terjemah, Yayasan

Penterjemah Al Qur’an

, 1990. Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental,


Jakarta : CV. Haji Mas Agung

Jalaluddin, dan Ramayulis, 1987. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta :

Kalam Mulia

Mutahari, dan Rahmad Jalaludin. 1990. Perspektif Al Qur’an Tentang


Manusia Agama. Bandung : Al Mizan.

Mappiere Andi. 1990. Psikologi Remaja Perspeftif Al Qur’an Tentang


Manusia dan Agama. Bandung : Al Mizan

Mar’at. 1981. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukuran, Jakarta :

Agalia Indonesia

Maqzuq M. Ilham, 2005. Remaja Islam Berbaju Yahudi. Bandung : Mujahid

Poewadarmanto, 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka

Slameto, 1988. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta :

Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai