Anda di halaman 1dari 8

e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2, September 2015

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN


KELUARGA PASIEN PADA TRIASE KUNING (URGENT)
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU GMIM
KALOORAN AMURANG

Mario Alan Rembet


Mulyadi
Reginus T. Malara

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: rembetmarioalan@gmail.com

Abstract : Hospital is institution in healthy service which held individual healthy service by
paripurna that provide service protect and opname, protect and stay home, and emergency.
Response Time is the time between from beginning of particular responsed request in other
word can called response time. The good response time for patient’s≤is 5 minutes. Truth
more easier to grow among people who those have the equality of joint and goal, so, it caused
make easy to change truth of individually more than the truth of group. Goal of research is to
analyze Relation Between Nurse Response Time With Truth Level of Patient’s Family At
Yellow Triage In Instalation Emergency Unit RSU GMIM Kalooran Amurang. Research
Designe in this research is analytical observational, with using planning Cross Sectional.
Sample taken by Total Sampling technique which approximately amount around 69
respondences. Research Result with using chi-square try got score p value = 0,008 more
fewer from α = 0,05. Conclusion in this research is, lied relation that significant between
Nurse Response Time With Truth Level of Patient’s Family At Yellow Triage In Instalation
Emergency Unit RSU GMIM Kalooran Amurang. Recommendation really hope this
research can be used for develope research to continue study for the researchers who have
will to developing research in the same discussion field in nursing section of emergency.
Keywords : Response Time, Truth Level

Abstrak : Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang melaksanakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Respons time merupakan waktu antara dari permulaan suatu
permintaan ditanggapi dengan kata lain dapat disebut waktu tanggap. Waktu tanggap yang
baik bagi pasien yaitu≤ 5 menit. Kepercayaan lebih mudah untuk tumbuh diantara orang –
orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, sehingga lebih mudah untuk
mengubah kepercayaan individu dari pada mengubah kepercayaan suatu kelompok. Tujuan
penelitian ini menganalisis hubungan Response Time Perawat dengan Tingkat Kepercayaan
Keluarga Pasien Pada Triase Kuning di Instalasi Gawat Darurat RSU GMIM Kalooran
Amurang. Desain Penelitian dalam penelitian ini adalah observasional analitik, dengan
menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel diambil dengan teknik Total Sampling
yang berjumlah 69 responden. Hasil Penelitian dengan menggunakan uji chi-square
diperoleh nilai p value = 0,008 yang lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan dalam penelitian
ini yaitu, Terdapat hubungan yang signifikan antara response time perawat dengan tingkat
kepercayaan keluarga pasien pada triase kuning di Instalasi Gawat Darurat RSU GMIM
Kalooran Amurang. Saran diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan
penelitian lebih lanjut kepada peneliti - peneliti yang berminat untuk mengembangkan
penelitian dalam lingkup pembahasan yang sama yaitu di bidang keperawatan gawat darurat.
Kata Kunci : Response Time, Tingkat Kepercayaan.

1
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2, September 2015

PENDAHULUAN hingga pertolongan rumah sakit (Haryatun


Rumah sakit merupakan institusi dan Sudaryanto, 2008).
pelayanan kesehatan yang melaksanakan Respons time merupakan waktu antara
pelayanan kesehatan perorangan secara dari permulaan suatu permintaan ditanggapi
paripurna yang menyediakan pelayanan dengan kata lain dapat disebut waktu
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. tanggap. Waktu tanggap yang baik bagi
Bedasarkan fasilitas dan kemampuan pasien yaitu ≤ 5 menit ( Menteri Kesehatan
pelayanan, rumah sakit umum RI, 2009).
diklasifikasikan menjadi : Rumah Sakit Waktu tanggap pelayanan dapat
Umum Kelas A, Rumah Sakit Umum Kelas dihitung dengan hitungan menit dan sangat
B, Rumah Sakit Umum Kelas C, Rumah dipengaruhi oleh berbagai hal baik
Sakit Umum Kelas D. Klasifikasi Rumah mengenai jumlah tenaga maupun komponen
Sakit Umum ditetapkan berdasarkan : - komponen lain yang mendukung seperti
Pelayanan, Sumber Daya Manusia, layanan laboratorium, radiologi, farmasi dan
Peralatan, Sarana dan Prasarana ; dan administrasi. Waktu tanggap dikatakan tepat
Administrasi dan Manajemen (Menteri waktu atau tidak terlambat apabila waktu
Kesehatan RI, 2010). yang diperlukan tidak melebihi waktu rata -
Salah satu bagian di Rumah Sakit yang rata standar yang ada (Haryatun dan
memberikan pelayanan adalah Instalasi Sudaryanto, 2008).
Gawat Darurat, yang merupakan gerbang Pelayanan gawat darurat dikatakan
utama jalan masuknya penderita gawat terlambat apabila pelayanan terhadap pasien
darurat. IGD adalah suatu instalasi bagian gawat dan atau darurat dilayani oleh petugas
rumah sakit yang melakukan tindakan IGD Rumah Sakit > 15 menit (Angka
berdasarkan triase terhadap pasien (Musliha, KPPGD Rumah Sakit, 2012). Pada kasus
2010). kegawatdaruratan seperti jika kita bertugas
Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan di ruangan gawat darurat kita harus dapat
merupakan hak asasi sekaligus kewajiban mengatur alur pasien yang baik terutama
yang harus diberikan perhatian penting oleh pada jumlah ruang yang terbatas,
setiap orang. Pemerintah dan segenap memprioritaskan pasien terutama untuk
masyarakat bertanggungjawab dalam menekan jumlah morbiditas dan mortalitas,
pemeliharaan dan peningkatan kualitas serta pelabelan dan pengkategorian
pelayanan kesehatan kegawatdaruratan (Musliha, 2010).
sebagai bagian utama dari pembangunan Menurut penelitian Maatilu (2014)
kesehatan sehingga pelaksanaannya tidak tentang faktor – faktor yang berhubungan
sporadik dan memiliki sistem pelayanan dengan respons time perawat pada
yang terstruktur (Departemen Kesehatan penanganan pasien gawat darurat di IGD
Republik Indonesia, 2004). BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Menurut Moewardi (2003), salah satu Manado, pada analisis univariat didapatkan
indikator keberhasilan penanggulangan bahwa sebagian besar perawat yang ada di
medik penderita gawat darurat adalah IGD memiliki respons time lebih dari 5
kecepatan memberikan pertolongan yang menit yaitu sebanyak 17 (56,7 %)
memadai kepada penderita gawat darurat responden. Menurut Sutawijaya (2009)
baik pada keadaan rutin sehari – hari atau penanganan gawat darurat ada filosofinya
sewaktu bencana. Keberhasilan waktu yaitu Time Saving it’s Live Saving. Artinya
tanggap atau response time sangat seluruh tindakan yang dilakukan pada saat
tergantung pada kecepatan yang tersedia kondisi gawat darurat haruslah benar – benar
serta kualitas pemberian pertolongan untuk efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan
menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat pada kondisi tersebut pasien dapat
sejak di tempat kejadian, dalam perjalanan kehilangan nyawa hanya dalam hitungan
menit saja. Berhenti nafas selama 2 – 3

2
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2, September 2015

menit pada manusia dapat menyebabkan Dari studi pendahuluan yang saya
kematian yang fatal (Sutawijaya, 2009). lakukan, RSU GMIM Kalooran Amurang
Triase merupakan cara pemilihan sudah termasuk dalam klasifikasi rumah
penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sakit umum tipe C dimana rumah sakit ini
sumber daya yang tersedia. Terapi di merupakan rumah sakit umum rujukan di
dasarkan pada ABC (Airway, dengan Kabupaten Minahasa Selatan. Data
cervical spine control, Breathing dan kunjungan pasien dengan kategori triase
circulation dengan control perdarahan) kuning ke IGD selama bulan Desember
(Musliha, 2010). 2014 – Maret 2015 berjumlah 521 pasien.
Triase Kuning (Urgent) diindikasikan Dengan tenaga perawat yang dinas di IGD
kepada korban - korban yang membutuhkan RSU GMIM Kalooran Amurang berjumlah
pengawasan yang diteliti, tapi 13 orang dengan tingkat pendidikan S1 2
penanganannya dapat ditunda untuk orang, D3 7 orang dan SPK 4 orang. Dari
sementara (Menteri Kesehatan RI, 2011). observasi yang dilakukan 3 orang perawat di
Perawat adalah seseorang yang telah IGD RSU GMIM Kalooran Amurang rata –
dipersiapkan melalui pendidikan untuk turut rata response time perawat selama 10 – 15
serta merawat dan menyembuhkan orang menit. Observasi dan wawancara yang
yang sakit meliputi usaha rehabilitasi, dilakukan pada 4 pasien yang masuk ke IGD
pencegahan penyakit, yang dilaksanakan RSU GMIM Kalooran Amurang dengan
sendiri dibawah pengawasan dokter atau kategori triase kuning (urgent), setelah
suster kepala (Departemen Kesehatan mendapatkan respon dan tindakan pertama
Republik Indonesia, 2007). Menurut dari perawat, 3 dari 4 pasien yang masuk
Musliha (2010) perawat merupakan salah keluarga pasien mengatakan khawatir dan
satu sumber daya manusia di rumah sakit kurang percaya dengan tindakan perawat
yang menentukan penilaian terhadap karena lamanya tindakan yang harus mereka
kwalitas pelayanan keperawatan. Penjelasan jalani, mereka juga mengatakan perawat
dari kedua pakar diatas menimbulkan memberikan tindakan atau respon dari
pemahaman bagi peneliti bahwa perawat perawat yang ada di IGD masih lambat.
adalah sumber daya manusia yang ada di Berdasarkan data tersebut, maka saya
rumah sakit yang mampu memberikan tertarik untuk meneliti hubungan response
pelayanan atau tindakan keperawatan secara time perawat dengan tingkat kepercayaan
profesional sehingga tingkat kepercayaan keluarga pasien pada triase kuning di
pasien dan keluarga terus meningkat Instalasi Gawat Darurat RSU GMIM
terhadap perawat. Kalooran Amurang.
Kepercayaan (trust) merupakan
kesediaan (Willingness) individu untuk METODE PENELITIAN
menggantungkan dirinya pada pihak lain Desain Penelitian yang digunakan
yang terlibat pertukaran karena individu adalah jenis desain survei analitik dengan
mempunyai keyakinan (confidence) rancangan cross sectional. Penelitian ini
terhadap pihak lain (Moorman, 1993). dilakukan di RSU GMIM Kalooran
Sedangkan Krech (1962) menyatakan bahwa Amurang. Waktu penelitian dilaksanakan
kepercayaan merupakan gambaran sikap pada bulan Mei – Juni 2015. Populasi
untuk menerima suatu pernyataan atau dalam penelitian ini adalah pasien dengan
pendirian tanpa menunjukan sikap pro atau kategori triase kuning perbulan yang datang
kontra. Kepercayaan lebih mudah untuk di Instalasi Gawat Darurat RSU GMIM
tumbuh diantara orang – orang yang Kalooran Amurang yaitu 173 pasien/ bulan.
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, Teknik Pengambilan sampel menggunakan
sehingga lebih mudah untuk mengubah purposive sampling. Jumlah sampel dalam
kepercayaan individu dari pada mengubah penelitian ini adalah 69 pasien yang datang
kepercayaan suatu kelompok. mendampingi/ mengantar pasien ke Instalasi

3
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2, September 2015

Gawat Darurat RSU GMIM Kalooran dengan tingkat kepercayaan keluarga pasien.
Amurang. Analisis statistik menggunakan uji chi-
Penelitian ini menggunakan instrumen square (x2) pada tingkat kemaknaan 95% α
penelitian berupa lembar observasi untuk (0,05).
response time perawat menggunakan skala Etika penelitian menggunakan lembar
Guttmen, bila penanganan cepat < 5 menit persetujuan (informed consent), tanpa nama
(skor 2), lambat > 5 (skor 1) (Menteri (anonimity) dan kerahasiaan (confidentialy).
Kesehatan RI, 2009) dan lembar kuesioner HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk kepercayaan keluarga pasien yang A. Hasil
terdiri dari 15 pertanyaan dengan bobot jika 1. Analisa Univariat
sangat tidak setuju diberi skor 1, jika tidak Tabel 1 distribusi frekuensi berdasarkan
setuju diberi skor 2, jika ragu – ragu diberi jenis kelamin
skor 3, jika setuju diberi skor 4, dan jika Jenis n Total
sangat setuju diberi skor 5. Selanjutnya Kelamin
penetapan kategori berdasarkan pendekatan Laki-laki 34 49,3
Skala Likert (Likert Scale). Perempuan 35 50,7
Prosedur pengumpulan data dalam Total 69 100
penelitian ini dilakukan dengan cara: Sumber: Data Primer 2015
Melakukan survey pendahuluan,
Menentukan responden yang memenuhi Tabel 2 distribusi frekuensi berdasarkan
kriteria inklusi, Peneliti melakukan umur responden
observasi terhadap response time yang Umur n Total
dilakukan oleh perawat pada pasien dengan < 20 tahun 12 17.4
kategori triase kuning di IGD RSU GMIM
Kalooran Amurang, Menjelaskan pada 20–30 tahun 12 17.4
responden yang memenuhi kriteria inklusi 31–50 tahun 27 39.1
penelitian yang akan dilakukan,
menanyakan pada responden apakah >50 tahun 18 26.1
bersedia menjadi responden dalam Total 69 100
penelitian atau tidak. Serta membagikan Sumber: Data Primer 2015
lembar persetujuan menjadi responden
dalam penelitian (Informed Consent), Tabel 3 distribusi frekuensi berdasarkan
peneliti membagikan kuisioner pada Response Time responden
responden dan responden melakukan Response n Total
pengisian kuisioner. Kuisioner diambil Time
kembali 30 menit kemudian dan data Cepat 36 52.2
dimasukan dalam master tabel dan
Lambat 33 47.8
pengolahan data dilakukan melalui analisis
statistik dengan menggunakan komputer. Total 69 100
Pengolahan data dalam penelitian ini diolah Sumber: Data Primer 2015
dengan tahap-tahap sebagai berikut: Editing
(penyunting data), Coding (pengkodean), Tabel 4 distribusi frekuensi berdasarkan
Processing (proses/ entri data) dan cleaning Kepercayaan
(pembersihan data). Analisa data: Analisis Kepercayaan n %
univariat dilakukan untuk mengetahui Percaya 39 56.5
distribusi frekuensi dan proporsi response
Ragu - ragu 30 43.5
time perawat dan tingkat kepercayaan
keluarga pasien. Analisis bivariat Total 69 100
dimaksudkan untuk menunjukkan uji Sumber: Data Primer 2015
hubungan antara response time perawat

4
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2, September 2015

2. Analisa Bivariat pemberian pertolongan untuk


Tabel 5 hubungan hubungan response time menyelamatkan nyawa atau
perawat dengan tingkat kepercayaan mencegah cacat sejak di tempat
keluarga pasien pada triase kuning kejadian, dalam perjalanan hingga
Tingkat Kepercayaan pertolongan rumah sakit (Hasan,
Response Percaya Ragu ragu Total P
2012).
Time Value 2. Kepercayaan keluarga pasien

n % n % n % Berdasarkan penelitian yang telah


Cepat 26 37,7 10 14,5 36 52,2 dilakukan di IGD RSU GMIM
0,008
Lambat 13 18,8 20 29,0 33 47,8 Kalooran Amurang dengan 39
Total 39 56,5 30 43,5 69 100
responden (56.5%) dengan kategori
tingkat kepercayaan percaya,
Sumber: Data Primer 2015 sedangkan 30 responden (43.5%)
dengan kategori tingkat kepercayaan
A. PEMBAHASAN ragu – ragu. Hal ini menunjukan
1. Response time perawat bahwa pasien yang ada di IGD RSU
Berdasarkan hasil penlitian GMIM Kalooran Amurang sebagian
yang telah dilakukan di IGD RSU besar percaya dengan tindakan yang
GMIM Kalooran Amurang dilakukan oleh perawat, yaitu 56.5%
menunjukan bahwa dari 69 dari 69 responden.
responden, ada 36 responden Kepercayaan merupakan
(52.2%) yang mendapatkan response derajat dimana seseorang yang
time cepat ≤ 5 menit dari perawat percaya menaruh sikap positif
dan 33 responden (47.8%) yang terhadap keinginan baik dan
mendapatkan response time yang keandalan orang lain yang
lambat > 5 menit dari perawat. Hal dipercayanya didalam situasi yang
ini menunjukkan bahwa pasien yang berubah – ubah dan beresiko (Das
masuk di IGD RSU GMIM Kalooran dan Teng, 1998).
Amurang mendapatkan response 3. Hubungan Response Time Perawat
time yang cepat dari perawat dengan Dengan Tingkat Kepercayaan
pelayanan waktu≤ 5 menit dan Keluarga Pasien Pada Triase
keadaan ini menunjukan Kuning
terpenuhinya standar IGD sesuai Berdasarkan ujistatistik response
Keputusan Menteri Kesehatan time perawat dengan tingkat
Republik Indonesia tahun 2009 kepercayaan keluarga pasien pada triase
bahwa indikator response time kuning di IGD RSU GMIM Kalooran
(waktu tanggap) di IGD adalah harus Amurang menunjukan bahwa responden
≤ 5 menit. terbanyak adalah perawat yang
Waktu menjadi faktor yang melakukan response time cepat ≤ 5
sangat penting dalam menit dan keluarga pasien memiliki
penatalaksanaan keadaan gawat tingkat kepercayaan dengan kategori
darurat, penting agar dapat terapi percaya yaitu 39 orang (56.5%). Pada
mengikuti urutan yang sesuai dengan ujistatistik Chi-Square tidak terdapat
urutan mendesaknya keadaan yang nilai harapan atau expected count yang
ada (Boswick, 1997). Menurut kurang dari 5 dan didapatkan nilai ρ =
Moewardi (2003) keberhasilan 0,008 hal ini berarti ρ lebih kecil dari α
waktu tanggap atau response time (0,05) dengan demikian dapat dikatakan
sangat tergantung kepada kecepatan bahwa Ho ditolak atau ada hubungan
yang tersedia serta kualitas yang bermakna antara response time

5
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2, September 2015

perawat dengan tingkat kepercayaan 2. Tingkat kepercayaan keluarga pasien


keluarga pasien pada triase kuning di pada triase kuning di Instalasi
instalasi gawat darurat RSU GMIM Gawat Darurat RSU GMIM
Kalooran Amurang. Kalooran Amurang sebagian besar
Sabriyanti (2012) dalam menyatakan percaya.
penelitiannya tentang Faktor-faktor 3. Terdapat hubungan yang signifikan
Yang Berhubungan Dengan Ketepatan antara response time perawat
Waktu Tanggap Penanganan Kasus dengan tingkat kepercayaan
Pada Response Time Di Instalasi Gawat keluarga pasien pada triase kuning
Darurat Bedah Dan Non-bedah RSUP di Instalasi Gawat Darurat RSU
DR. Wahidin Sudirohusodo yang GMIM Kalooran Amurang.
menunjukan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara ketersediaan Stretcher DAFTAR PUSTAKA
dan ketersediaan petugas triase di IGD Angka Keterlambatan Pelayanan Pertama
dengan ketepatan waktu tanggap. Gawat Darurat. (2012). RSU GMIM
Krech (1962) menyatakan Kalooran Amurang.
bahwa kepercayaan merupakan
gambaran sikap untuk menerima Boswick J. A, Ir, MD. (1997). Perawatan
suatu pernyataan atau pendirian Gawat Darurat (Emergency Care).
tanpa menunjukan sikap pro atau Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
kontra. Kepercayaan lebih mudah
untuk tumbuh diantara orang – orang Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan
yang memiliki kepentingan dan Medikal Bedah, vol 1. EGC : Jakarta
tujuan yang sama, sehingga lebih
mudah untuk mengubah kepercayaan Departemen Kesehatan Republik
individu dari pada mengubah Indonesia. (2004). Pedoman Sistem
kepercayaan suatu kelompok. Penanggulangan Gawat Darurat
Kepercayaan merupakan bagian dari Terpadu (SPGDT). Jakarta: Departemen
sikap. Sikap terdiri dari aspek Kesehatan Republik Indonesia.
kognitif, afektif dan konasi.
Kepercayaan adalah aspek yang Departemen Kesehatan Republik
dibentuk dalam kognitif (Azwar, Indonesia. (2006). Pedoman
2007). Dengan adanya kepercayaan, Manajemen Sumber Daya Manusia
seorang individu akan bersedia (SDM) Kesehatan Dalam
mengambil resiko yang mungkin Penanggulangan Bencana.. Jakarta :
terjadi dalam hubungannya dengan Kementrian Kesehatan.
pihak lain (Mayer, 1995).
Ketergantungan pada pihak lain Gold Tampubolon (2012). Tingkat
selalu terlibat dengan tingkat kepercayaan terhadap pengobatan
kepercayaan. medis pada pasien kanker payudara
di RSUP H. ADAM MALIK Medan.
Kesimpulan Diunduh dari
Berdasarkan hasil penelitian dan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
pembahasannya, maka dapat 456789/38935/4/Chapter%20ll.pdf
disimpulkan bahwa : diakses tanggal 5 Maret 2015 jam 14.30
1. Response time perawat di Instalasi Wita
Gawat Darurat RSU GMIM
Kalooran Amurang rata-rata cepat Haryatun, Nunuk dan Sudaryanto. (2008).
yaitu ≤ 5 menit. Perbedaan Waktu Tanggap Tindakan
Keperawatan Pasien Cedera Kepala

6
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2, September 2015

Kategori I-V Di Instalasi Gawat Nanda International. (2013). Diagnosis


Darurat RSUD Dr. Moewardi. Jurnal Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
Berita Ilmu Keperawatan. 2012-2014. Jakarta : EGC
Notoatmodjo. (2005). Metodologi
Hasan. L. (2012). Hubungan Response Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka
Time Perawat Dengan Kepuasan Cipta.
Pasien Di Instalasi Gawat Darurat
Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Oman. K. S., Koziol-Mclain. J., & Scheetz.
Banggai. L. J. (2012). Keperawatan Emergensi.
EGC : Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2011).
Thechnical Guidelines fer Health Crisis Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Responses on Disaster. Jakarta Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses Praktek. Edisi 4 Vol 1. Jakarta :
Keputusan Menteri Kesehatan Republik EGC
Indonesia. (2009). Standar Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. PSIK Universitas Sam Ratulangi (2013).
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Panduan Penulisan Tugas Akhir
Indonesia. Proposal & Skripsi.

Menteri Kesehatan RI. (2010). Peraturan Rekam Medik. (Desember 2014 – Februari
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2015) RSU GMIM Kalooran Amurang.
Nomor 340/MENKES/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Rucker DW, Brennan TA, Burstin HR.
Diunduh dari : (2001). Delay in Seeking Emergency
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod Care Academic Emergency Medicine.
_kepmenkes/KMK%20No.%20340%20t
tg%20Klasifikasi%20Rumah%20Sakit.p Sabriyati. W. O. N. I. (2012). Faktor-
df diakses tanggal 17 Februari 2015 jam faktor yang berhubungan dengan
16.53 Wita ketepatan waktu tanggap penanganan
kasus pada response time I di instalasi
Musliha. (2010). Keperawatan Gawat gawat darurat bedah dan non-bedah
Darurat. Nuha Medika : Yogyakarta. RSUP DR.Wahidin Sudirihusodo.
Diunduh dari :
Moewardi. (2003). Materi Pelatihan http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c4fb
PPGD. Surakarta. 91d414809dc2f827bc65613cb9fa.pdf
diakses tanggal 2 Maret 2015 jam 13.25
Maatilu. (2014). Faktor-faktor yang Wita
berhubungan dengan response time
perawat pada penanganan pasien Sanjaya, I. N. H. (2012). Evaluasi
gawat darurat di IGD RSUP Prof. DR. Penerapan Sistem Code Green Dalam
R. D. Kandou Manado. Mempercepat Response Time Pada
Kasus Gawat Janin Di Instalasi Rawat
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Darurat RSUP Sanglah Denpasar.
Nomor 129, 2008. (2008). Standar Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Program Kajian Administrasi Rumah
Jakarta. Sakit : Depok.
http:/lontar.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?id
=20315062&lokasi=local diakses

7
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2, September 2015

tanggal 22 Februari 2015 jam 19.30


Wita

Setiadi. (2010). Konsep dan Penelitian


Riset Keperawatan Edisi 2, Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Stuart, W. S. (2002) Buku Saku
Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta:
ECG

Sutawijaya, R. B. (2009). Gawat Darurat,


Aulia . Yogyakarta : Publishing.

Welch. SJ, Allen TL. Data Driven Quality


Improvement in the Emergency
Department at Level one Trauma and
Tertiary Care Hospital. The Journal Of
Emergency Medicine. 2006 ;30:269-276

Widodo. P., Pratiwi. A. (2008). Hubungan


beban kerja dengan waktu tanggap
perawat gawat darurat menurut
persepsi pasien di instalasi gawat
darurat RSU Pandan Arang Boyolali.
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-
2697, Vol . 1 No.3, September 2008
:125-130.

Anda mungkin juga menyukai