Anda di halaman 1dari 7

PEMIKIRAN BACHTIAR PONTIAN

LAPORAN HASIL WAWANCARA


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah studi Estetika
Dosen pengampu : Eko Darmawanto, S.Pd., M.Pd.

disusun oleh :
Roffi Siana
NIM : 161270000142

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA
TAHUN 2017
Estetika Menurut Bachtiar Pontian

A. Estetika secara Umum menurut B. Pontian

Muhammad Bachtiar Pontian atau biasa dikenal dengan Pontian merupakan


seorang desainer serta komikus muda yang beradal dari Jawa Tengah, dilahirkan pada
tahun 1992 pada tanggal 8 Desember di kota Jepara. Pada masa pendidikan dasar
hingga ia memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) telah menekuni bidang seni
maupun desain. Kemudian pada tahun 2011 Muhammad B. Pontian memasuki salah
satu perguruan tinggi yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia tertarik
dengan dunia DKV sehingga dia memilih program studi Desain Komunikasi Visual di
Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Pemuda yang tinggal di Desa Jambu Barat RT 38 RW 08, Mlonggo, Jepara ini
menitikan karir dimulai saat dia nyaman dalam mengerjakan tugas matakuliah. Ia
belajar membuat karakter hingga saat ini dapat mempertahankan karakter dalam karya
serta desain yang dibuatnya.

Sebagai seorang desainer muda, B. Pontian berkelana ke Malang untuk


mencari pengalaman dan mulai dari situ ia mulai dikenal sebagai desainer malang
akan tetapi akhir tahun 2016 ia pulang ke daerah asal yaki Jepara. Ia sudah merilis
novel karakter yang ia buat ketika masih menyandang sebagai mahasiswa ISI
Yogyakarta.

Sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual, B. Pontian tahu pasti makna


estetika secara dasar dan secara menyeluruh. Akan tetapi ia memiliki pandangan
estetika yang berbeda. Seperti halnya desainer lainnya, B. Pontian memaknai estetika
di dalam desain. Dan beriku adalah pandangan estetika menurutnya.

Estetika sendiri merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang


keindahan. Estetika secara epistimologinya adalah semua yang berhubungan dengan
keindahan. Keindahan sendiri memiliki makna yang sangat luas karena setiap
manusia memiliki cara pandang yang berbeda tentang keindahan. Cara pandang ini
bisa disebut dengan perspektif. Dengan perpektif yang berbeda tiap individu ini
menciptakan berbagai macam konsep mengenai estetika, (B. Pontian, 19 Desember
2017).
Cara pandang estetika ini juga dipengaruhi dengan sudut pengalaman setiap
individu. Pengalaman setiap individu ini akan dimunculkan melalui pandangan yang
mendasarkan pada rasa. Rasa ini yang akan menimbulkan berbagai macam sudut
pandang estetika. Estetika secara global menurut B. Pontian yakni keindahan yang
bersifat perpektif dari berbagai sudut pandang pengalaman orang melalui rasa. Rasa
ini bisa muncul ketika sudah melakukan pengamatan melalui pendengaran,
penglihatan, maupun indera lainnya. Sehingga keindahan dapat disimpulkan dengan
landasan rasa.

B. Konsep Estetika Menurut B. Pontian

Konsep dasar mengenai estetika yakni penggambaran atau rancangan dasar


yang menjelaskan tentang estetika. Dengan berdasar pada pandangan umum B.
Pontian estetika memilki penggambaran sebagai rasa. Keindahan dapat dijelaskan jika
sudah merasakan keindahan itu sendiri. Hal ini akan berhubungan dengan konsep
estetika menurut B. Pontian.

Estetika memiliki dasar yakni rasa yang akan menciptakan suatu kesimpulan
keindahan. Akan tetapi dalam dunia seni seperti Karya Desain Komunikasi Visual
harus memerhatikan unsur seni yang akan menghasilkan suatu keindahan yang
bersifat universal maupun non universal.

Karya Desain Komunikasi Visual itu terletak pada unsur-unsur yang


terkandung di dalamnya, mulai dari garis, raut, tekstur, ruang, warna dan cahaya yang
disusun dalam suatu proses pembuatan karya untuk menghasilkan karya seni dan
desain. Ketika karya yang disuguhkan itu memiliki daya tarik tersendiri bagi audiens,
maka estetik itu secara tidak langsung telah berhasil.

Estetika bukanlah landasan atau dasar dalam pembuatan karya, akan tetapi
estetika merupakan cara penilaian terhadap karya. Keindahan akan muncul ketika
sudah menikmati karya itu sendiri bukan sebelum karya itu dibuat. Memaknai
keindahan tidak bisa dipaksakan pada tiap individu. Sebab rasa setiap orang sangat
berbeda. Tidak ada keindahan yang bersifat universal, kecuali ciptaan Tuhan. Karya
yang bagus menurut beberapa maupun sebagian besar audiens tidak bisa dikatakan
sebagai karya yang sempurna dan bersifat universal. Hal ini juga berlaku ketika
seorang seniman berkarya, seniman memiliki karakter sendiri-sendiri sehingga tidak
bisa dikatan jika karya tersebut gagal.
Kegagalan suatu karya memang ada, tapi bukan saat karya itu tidak memiliki
penggemar. Melainkan ketika karya tersebut setengah jadi dan tidak dilanjutkan
hingga dianggap sebagai karya yang sudah jadi. Keindahan yang sesungguhnya
tercipta dari rasa akan melihat juga perjuangan seorang desainer maupun seniman
dalam mempertahankan karakter untuk menciptakan karya hingga selesai.

C. Analisa Karya Berdasar Estetika

a) Karya 1 (komikstrip)

Karya diatas merupakan salah satu karya komik B. Pontian dengan judul tukang
sepatu dan kurcaci. Dengan mengadobsi cerita yang berasal dari luar negeri yakni kurcaci,
komikus sangat menarik perhatian, sebab tidak jarang orang mengetahuinya. Keindahan yang
muncul dalam karya diatas sangatlah banyak dan perlu untuk diurai. Yang pertama mulai dari
unsur seni yang dapat memunculkan keindahan yakni:

1. Warna memang kunci utama dalam menciptakan karya yang memiliki cerita.
Bukan hanya itu, warna juga dapat dapat menjukkan kepada siapa karya
tersebut ditujukan

Dalam pembuatan komik berjudul sepatu dan kurcaci memakai warna pastel
atau bisa di sebut dengan warna kelembutan. Yang dapat memanjakan mata,
dan menarik perhatian anak kecil yang lebih suka dengan warna-warna
tersebut. Pemilihan warna sangat cocok untuk mencapai karya yang indah dan
enak dirasan. Begitu pula pesan yang di bawa oleh komikus dapat
tersampaikan melalui warna yang menarik.

2. Unsur yang kedua yakni garis, garis yang dipakai komikus bukanlah garis
lurus melainkan garis lengkung dengan. Karakter yang lembut yang
dimunculkan memengaruhi cara pandang mata. Sebab garis demikian enak
untuk mendukung warna yang dipakai.

3. Alur yang dipakai dalam komik sangat jelas, dengan cerita yang memang
disajikan utuk anak-anak. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika orang
dewasa banyak yang tertarik dan merasa nyaman membacanya.

Analisa estetika ini berdasarkan rasa, hal ini menyesuaikan dengan konsep
yang telah di paparkan oleh narasumber. Sehingga semua unsur seni rupa yang
diterapkan dalam karya tersebut menarik perhatian dan memiliki magnet yang
kuat untuk bisa ingin membacanya dan memahami maksud dari setiap adegan
dalam komik tersebut. Terlebih karya DKV yang harus memiliki nilai lebih dalam
mengkomunikasikan maksud ysng terkandung dalam karya tersebut.
b) Karya 2 (poster)

Berbeda dengan komikstrip, poster ini lebih menggunakan garis tegas dan memilih
warna yang begitu tegas pula. Keseimbangan yang dicapai dalam pembuatan karya ini sangat
menarik dan menciptakan ketertarikan dalam memahami lebih lanjut tentang karya ini. Garis
sederhana yang dibuat tidak menjadikan karya ini tidak menarik.
Tampak rumit bila dilihat sekilas menjadikan audiens tertarik untuk memahami
makna-makna yang disampaikan oleh penciptanya. Cerita yang begitu panjang digambarkan
dalam satu lembar poster disertai dengan puisi bermajas yang akan mengiringi keindahan
poster itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai