Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PENTAHAPAN PENGEMBANGAN
APLIKASI E-GOVERNMENT
PEMERINTAH DAERAH PROPINSI
DAN KABUPATEN/KOTA

Daftar Isi

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI


REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA 2004
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Daftar Isi........................................................................................................2

Daftar Singkatan.............................................................................................3

1. Pendahuluan...............................................................................................4

2. Referensi....................................................................................................5

3. Tujuan........................................................................................................6

4. Faktor-Faktor Pertimbangan.........................................................................6

5. Sistem Aplikasi e-government......................................................................8

5.1. Pemetaan Sistem Aplikasi e-Government..............................................8

5.2. Kategorisasi Berdasarkan Fungsi Aplikasi..............................................8

5.3. Kategorisasi Berdasarkan Unit Organisasi.............................................9

6. Strategi Penyusunan Rencana Pembangunan................................................9

6.1. Strategi MATRIK................................................................................10

6.2. Strategi SPIRAL.................................................................................11

6.3. Strategi NERACA F&I.........................................................................11

7. Pentahapan Pembangunan e-Government...................................................12

8. Perencanaan Anggaran..............................................................................13

9. Penutup....................................................................................................13

Kementerian Komunikasi dan Informasi 2


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Daftar Singkatan

DSS Decision Support System (Sistem Pendukung


Keputusan)

e-Gov Electronic Government

e-Government Electronic Government

G2B Government To Business

G2C Government To Citizen

G2G Government To Government

IT Information Technology

MIS Management Information System

Pemda Pemerintah Daerah

Renstrada Rencana Strategis Daerah

RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah

SDM Sumber Daya Manusia

SIM Sistem Informasi Manajemen (terjemahan bahasa


Indonesia dari MIS)

TI Teknologi Informasi (terjemahan bahasa Indonesia


dari IT)

Tupoksi Tugas Pokok dan Fungsi

Kementerian Komunikasi dan Informasi 3


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

1. Pendahuluan

Sesuai dengan Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional


Pengembangan e-Government, setiap Gubernur dan Bupati/Walikota diamanat-
kan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas,
fungsi dan kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan
e-Government secara nasional.

Dengan adanya Blueprint Aplikasi e-Government untuk Pemerintah Daerah, hal


ini sangat membantu Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam
mengembangkan Kebijakan Pembangunan e-Government di wilayah kepemerin-
tahannya masing-masing. Meskipun begitu, karena Blueprint tersebut sifatnya
umum dan menyeluruh (mencakup semua fungsi kepemerintahan) dengan
lingkup pekerjaan yang besar, maka diperlukan strategi untuk merinci Blueprint
tersebut kedalam tahapan-tahapan pembangunan dengan lingkup yang lebih
kecil, sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing daerah, dan sesuai
dengan besarnya alokasi anggaran pembangunan untuk daerah tersebut.

Secara umum, penentuan Kebijakan Pembangunan e-Government akan


dipengaruhi oleh 3 hal seperti digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 1-1: Penentuan Kebijakan Pembangunan e-Government


Faktor Pengaruh :
> Perencanaan
> Pembangunan Daerah
Blueprint
> Renstrada Aplikasi e-Gov
> Kebijakan Politik
> Anggaran
> Kebutuhan Pengguna

Perencanaan
Pembangunan
e-Government

Kebijakan
Pembangunan
e-Government
Lesson Learned

Masalah & Kendala

Kementerian Komunikasi dan Informasi 4


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

 Langkah awal yang perlu dilakukan Pemerintah Daerah dalam menyusun


kebijakan pembangunan e-Government adalah dengan melaksanakan
survey sistem yang ada (infrastruktur komunikasi data, komputer,
jaringan komputer dan sistem apliksi) di daerahnya masing-masing untuk
mengetahui apa saja yang sudah dimiliki saat ini. Hasil survey tersebut
merupakan bekal yang sangat penting untuk mengidentifikasi masalah
dan kendala yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan diambil.

 Pengaruh kedua datang dari perencanaan pembangunan daerah,


renstrada, kebijakan politik, kebutuhan pengguna dan ketersediaan
anggaran. Kelima faktor tersebut akan sangat menentukan prioritas
kebutuhan spesifik masing-masing Pemerintah Daerah sesuai dengan Visi
dan Misi pemerintahannya.

 Pengaruh ketiga datang dari pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki


oleh Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan e-Government
selama ini. Termasuk didalamnya adalah pengetahuan yang sudah
didapatkan oleh Pemerintah Daerah dari pelaksanaan studi banding ke
daerah / negara lain yang sudah lebih dulu melaksanakan e-Government.

2. Referensi

[1] Blueprint Aplikasi e-Government Pemerintah Daerah

[2] UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah

[3] Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional


Pengembangan e-Government

Kementerian Komunikasi dan Informasi 5


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

3. Tujuan

Tujuan penulisan dokumen Panduan Pentahapan adalah memberikan panduan


bagi Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana
pengembangan sistem aplikasi e-Government bagi daerahnya, berdasarkan
Blueprint Aplikasi e-Government dan masukan-masukan lainnya sesuai dengan
karakteristik pemerintah daerah masing-masing.

4. Faktor-Faktor Pertimbangan

Walaupun tidak diharuskan, Kebijakan Pembangunan e-Government disarankan


untuk dituangkan kedalam beberapa tahapan rencana pembangunan (misalnya 5
tahapan), masing-masing tahapan direncanakan untuk 1 (satu) tahun masa
pembangunan. Hal ini disesuaikan dengan mekanisme dan siklus kepemerintahan
pada umumnya, dimana program pembangunan daerah direncanakan dalam
kurun waktu 20 tahunan, 5 tahunan dan setiap 1 tahun. Rencana pembangunan
5 (lima) tahunan adalah rencana pembangunan jangka menengah daerah yang
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah.

Selanjutnya ada 2 (dua) faktor penting yang patut untuk dipertimbangkan dalam
menyusun skala prioritas pembangunan e-Government. Kedua faktor tersebut
sekaligus menjadi pre-requisite (kebutuhan dasar) yang harus dipenuhi untuk
dapat melaksanakan program e-Government dengan optimal.

Pre-requisite tersebut bisa saja disiapkan bersamaan dengan pembangunan e-


Government, atau disiapkan terlebih dahulu disetiap awal tahapan
pembangunan, sesuai dengan lingkup dan/atau fokus pembangunan di tahapan
tersebut.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 6


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Kedua faktor (pre-requisite) tersebut adalah:

 Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk dapat melaksanakan program pengembangan e-Government


dengan optimal diperlukan SDM yang menguasai kompetensi dasar
bidang komputer, jaringan komputer dan internet, minimal sebagai
pengguna biasa. Khusus untuk para pejabat / pengambil keputusan,
maka mereka perlu juga mengetahui konsep dasar Sistem Informasi
Manajemen (MIS: Management Information System). Jika pre-requisite
tersebut belum dipenuhi, ada beberapa langkah yang dapat diambil,
misalnya melalui pelaksanaan Program Sosialisasi e-Government,
sosialisasi/pelatihan MIS dan Sistem Pendukung Keputusan ( DSS:
Decision Support System).

 Infrastruktur Komunikasi Data, Komputer, Jaringan Komputer dan Sistem


Aplikasi

Ketersediaan infrastruktur komunikasi data, komputer dan jaringan


komputer merupakan pre-requisite kedua, mengingat aplikasi e-
Government memang hanya bisa berfungsi optimal jika infrastruktur
tersebut sudah tersedia. Sedangkan sistem aplikasi juga perlu dianalisa
apakah dapat berfungsi di infrastruktur yang saat ini sudah ada, atau
perlu melakukan perbaikan (upgrading) atau bahkan pengadaan
infrastruktur baru.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 7


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

5. Sistem Aplikasi e-government

5.1. Pemetaan Sistem Aplikasi e-Government

Sistem aplikasi e-Government (seperti sudah di jelaskan dalam Blueprint Aplikasi


e-Government), nama, jumlah dan jenisnya cukup beragam, sesuai dengan
fungsi yang akan dilaksanakannya. Disisi lain, kadangkala para mitra
pengembang menawarkan sistem aplikasi yang (sebetulnya) sudah mencakup
beberapa fungsi yang dikemas dalam satu paket aplikasi. Contohnya Sistem
Aplikasi Keuangan yang banyak / mudah didapatkan di pasaran, sudah berisi
beberapa modul aplikasi dengan fungsi keuangan seperti: Pengelolaan
Anggaran, Sistem Kas dan Perbendaharaan, dan Sistem Akuntansi Daerah.

Oleh karena itu, untuk mempermudah pemahaman terhadap Blueprint


berkenaan dengan Sistem Aplikasi apa yang perlu dibangun atau yang sudah ada
di pasaran, maka perlu dibuatkan peta (mapping) aplikasi berdasarkan
kategorisasi fungsi aplikasi dan juga sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi
(TuPokSi) unit organisasi pemakainya.

Peta aplikasi ini sangat membantu dan memudahkan Pemerintah Daerah untuk
secara cepat mengidentifikasi aplikasi apa saja yang dibutuhkan, dan di unit
organisasi mana aplikasi tersebut sebaiknya di pasang.

5.2. Kategorisasi Berdasarkan Fungsi Aplikasi

Seperti diketahui, e-Government diimplementasikan melalui 3 konsep skenario,


yaitu Government To Government (G2G), Government To Business (G2B), dan
Government To Citizen (G2C). Untuk mendapatkan tujuan sesuai dengan yang
diharapkan, maka aplikasi yang dibuat pun sebaiknya mempertimbangkan hal
tersebut. Tetapi tentu saja ada beberapa aplikasi yang bersifat umum (melayani
semua kalangan pengguna) dan/atau yang sifatnya aplikasi dasar sehingga akan
kurang tepat jika dikelompokkan kedalam salah satu kategori tersebut.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 8


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Oleh karena itu diperlukan satu kategorisasi lagi, yaitu pengelompokan aplikasi
berdasarkan fungsi layanan aplikasi tersebut, apakah langsung memberikan
pelayanan kepada penggunanya (front office) atau aplikasi yang sifatnya khusus
atau aplikasi dasar (kelompok back office).

Kategorisasi aplikasi yang disampaikan disini tidak bersifat kaku, tetapi lebih
kepada upaya untuk memudahkan Pemerintah Daerah dalam mengidentifikasi,
memilah dan memilih aplikasi sesuai dengan lingkup fungsi dan tujuannya.

5.3. Kategorisasi Berdasarkan Unit Organisasi

Pendekatan lain adalah pengelompokan aplikasi berdasarkan fungsinya di


struktur organisasi Pemerintahan Daerah. Seperti diketahui bahwa fungsi dan
proses kerja sistem kepemerintahan didistribusikan / didelegasikan ke dalam
beberapa unit organisasi untuk menangani pekerjaan khusus sesuai tupoksinya.
Dalam hal ini ada pekerjaan yang hanya dilaksanakan di lingkup satu unit
organisasi saja, dan ada pula yang dilaksanakan di semua unit organisasi.
Contohnya fungsi keuangan, semua satuan kerja di seluruh unit organisasi
pemerintah daerah mengerjakan fungsi keuangan.

6. Strategi Penyusunan Rencana Pembangunan

Karena sistem aplikasi e-Government dalam Blueprint jumlah dan jenisnya cukup
beragam, disisi lain karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
pembangunan e-Government (seperti sudah dijelaskan dalam bab Pendahuluan),
Pemerintah Daerah perlu meyusun rencana pembangunan e-Government dalam
beberapa tahapan pembangunan yang komprehensif, realistik dan terukur.

Selanjutnya Pemerintah Daerah perlu menyusun strategi pentahapan dan


menentukan prioritas pembangunan di setiap tahapan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.

Secara garis besar ada 3 strategi yang patut dipertimbangkan:

Kementerian Komunikasi dan Informasi 9


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

6.1. Strategi MATRIK

Gambar 6.1: Strategi MATRIK

Membangun sistem aplikasi e-Government dengan strategi matrik, artinya


membangun dari semua kategori sistem aplikasi pada satu tahapan (G2G, G2C,
G2B, Front Office, Back Office dan aplikasi umum), tetapi dengan memilah dan
memilih jenisnya berdasarkan skala prioritas pembangunan daerah, sesuai
kebijakan, visi dan misi Pemerintah Daerah masing-masing.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 10


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

6.2. Strategi SPIRAL

Pemda

Kecamatan

Kelurahan

Gambar 6.2: Strategi SPIRAL

Strategi ini memprioritaskan pembangunan sistem aplikasi e-Government secara


lengkap terlebih dahulu untuk ruang lingkup internal Pemda dan legislatif, baru
secara bertahap pengembangan diperluas ke lingkup yang lebih besar seperti
kecamatan, kelurahan, instansi vertikal dan bidang lainnya. Strategi ini juga
memprioritaskan untuk membuat (dalam skala kecil) prototipe jaringan Sistem
Informasi Kepemerintahan lengkap dari Kelurahan sampai dengan Pemda.

6.3. Strategi NERACA F&I

Sistem Aplikasi Sistem Aplikasi


e-Government yang e-Government yang
Gambar
paling mudah dan 6.3: Strategi NERACA
palingF&I
berdampak luas
sederhana

Kementerian Komunikasi dan Informasi 11


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Strategi ini dilakukan melalui analisa Feasibility vs Impact. Feasible artinya


memprioritaskan pembangunan pada aplikasi yang tergolong mudah dan
sederhana untuk diimplementasikan. Sedangkan Impact artinya memprioritaskan
pem-bangunan pada aplikasi yang manfaatnya dapat dirasakan sebesar-besarnya
(seluas-luasnya) oleh masyarakat umum.

7. Pentahapan Pembangunan e-Government

Berdasarkan strategi perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan, juga


berdasarkan arah kebijakan pembangunan yang telah disusun, Pemerintah
Daerah selanjutnya menyiapkan tahapan pembangunan sistem aplikasi
e-Government sesuai kebutuhan, anggaran dan prioritas daerahnya.

Contoh beberapa kebijakan umum yang disarankan, khususnya untuk


Pemerintah Daerah yang belum atau baru akan mengimplementasikan
e-Government adalah:

 Pembangunan e-Government disusun dalam 5 (lima) tahapan, tiap


tahapan direncanakan selama 1 (satu) tahun, disesuaikan dengan
perencanaan pembangunan yang lazim berlaku di Pemerintah Daerah,
seperti RKPD, RENSTRADA, dan lain-lain.

 Disetiap tahapan dilaksanakan pengembangan aplikasi dari semua


kategori. Untuk kategori pemerintahan (G2G), ditekankan pada
pembangunan aplikasi untuk lingkup internal Pemda dan Legislatif, baru
diperluas ke kecamatan dan kelurahan. Meskipun begitu, di tahap awal
sebaiknya juga dibangun satu prototipe jaringan sistem informasi yang
utuh dari kelurahan sampai ke pusat.

 Untuk kategori bisnis (G2B), diprioritaskan pada sistem aplikasi untuk


pelayanan UKM dan BUMN/BUMD, termasuk RSUD.

 Sedangkan untuk kategori umum diprioritaskan pada aplikasi eGov Portal


dan aplikasi-aplikasi pendukung seperti kolaborasi dan koordinasi, dan
sistem pendukung keputusan.

Kementerian Komunikasi dan Informasi 12


Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Rangkuman:

Kategori
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Aplikasi

Umum

G2G

G2B

G2C

8. Perencanaan Anggaran

Perencanaan anggaran bisa berdasarkan:

 Katalog aplikasi (koleksi basis data RFP Standard)

 Penawaran baru dari mitra pengembang

 Perkiraan sendiri

9. Penutup

Satu s/d dua paragraf penutup

-<.oOo.>-

Kementerian Komunikasi dan Informasi 13

Anda mungkin juga menyukai