Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Proses menua didalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar,
yang akan dialami oleh semua orang yang di karuniai umur panjang. Hanya lambat cepatnya
proses tersebut bergantung pada masing-masing individu yang bersangkutan. Saat ini,
diseluruh dunia jumlah orang tua lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata
60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.(Ananta dan Anwar,
1994). Secara individu, pengaruh poses menua dapat menimbulkan berbagai masalah. Baik
secara fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan semakin lanjut usia seseorang,
mereka akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik, yang dapat
mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula
timbulnya gangguan didalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya.
Salah satu kemunduran atau perubahan fisik yang terjadi pada lansia yaitu pada sistem
muskuloskeletalnya dimana terjadi berkurangnya massa otot, kekakuan jaringan penghubung,
dan osteoporosis. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot terutama otot
ekstremitas bawah, ketahanan, koordinasi serta terbatasnya range of motion (ROM) (Miller,
2004). Kelemahan otot ekstremitas bawah dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
tubuh sehingga mengakibatkan kelembanan bergerak, langkah pendek-pendek, kaki tidak
dapat menapak dengan kuat dan terlambat menganstisipasi bila terpeleset atau tersandung.
Kondisi ini yang akan menimbulkan resiko terjadinya jatuh.
Perubahan yang terjadi pada lansia seperti penurunan penglihatan, pendengaran, dan
musculoskeletal juga dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan dan kelemahan otot
ekstremitas bawah yang merupakan salah satu penyebab jatuh pada lansia.
Berdasarkan studi pendahuluan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4
Margaguna Jakarta Selatan, Perawat pengelola PSTW Budi Mulia 4 Jakarta mengatakan,
terdapat 3 ruangan atau kamar dari 8 kamar yang menjadi tempat tinggal atau kamar lansia
yang renta yang beresiko jatuh, ini dilihat dari keadaan fisik lansia yang lemah, penurunan
penglihatan, penurunan kekuatan otot dan ADL di bantu. Sedangkan dari 5 ruangan atau
kamar yang lain terdapat 10-20% lansia yang beresiko jatuh.
Menurut Ceranski (2006, dalam Ferendi 2008) salah satu latihan yang
direkomendasikan untuk meningkatkan keseimbangan tubuh lansia adalah dengan latihan
keseimbangan (balance exercise) yaitu aktivitas fisik yang dilakukan untuk meningkatkan
kesetabilan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah. Hal ini sesuai
dengan beberapa hasil studi yang menyatakan bahwa aktivitas fisik atau latihan fisik dapat
meningkatkan keseimbangan tubuh untuk mencegah jatuh pada lansia (Wiramihardja 2005,
Dharmamika, 2005).
Pencegahan jatuh pada lansia dapat dilakukan dengan melakukan latihan
keseimbangan fisik, yang sebelumnya diperiksa fungsi keseimbangan tubuhnya dengan
menggunakan penilaian Skala Berg (Berg Balance Scale). Penilaian ini dilakukan untuk
melihat bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan antara lain dari posisi
duduk, berpindah tempat, berputar, berdiri di atas satu kaki. Atas dasar pertimbangan inilah
kelompok kami tertarik untuk mengadakan staff Enhancement Program agar lansia yang
beresiko jatuh dapat di minimalisir dengan pengawasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jatuh
1. Definisi jatuh
Menurut Reuben (1996 dalam Darmojo & Martono, 2004) jatuh adalah suatu
kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang
mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang
lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Cara melakukan skoring: jumlahkan semua angka di belakang faktor risiko yang ada
pada pasien. Tingkat risiko dan tindakan yang disarankan ditentukan sebagai berikut:
Tingkat risiko rendah: skor 1-3. Nilai kembali risiko jatuh tiap 12 jam. Berikan
edukasi. Tingkat risiko tinggi: >4. Pakaikan gelang risiko jatuh. Komunikasikan risiko
jatuh pada tim interdisiplin, pada pasien dan keluarga. Tempatkan pasien dekat nurse
station. Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimal tiap 2 jam). Pegangan tangan
mudah dijangkau. Gunakan alas kaki yang tidak licin. Gunakan walker untuk bantuan
berjalan. Konsul ke farmasi untuk melihat kemungkinan interaksi obat serta ke
rehabilitasi medik untuk aktivitas harian.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
A. Pengorganisasian
Nama Kegiatan : Staff Inhancement
Pokok Bahasan : Manajemen Resiko Jatuh
Sub Pokok Bahasan : Manajemen Resiko Jatuh Pada Lansia di PSTW
Sasaran :Perwakilan Staf penanggung jawab ruang Merpati, ruang
Kutilang, ruang Cendrawasih, ruang Anggrek, ruang Mawar,
ruang Melati, ruang Kenanga, ruang Cempaka.
Hari, Tanggal : Senin, 11 Februari 2013
Waktu : 09.00 - 11.00 (120 menit)
Tempat : R.Aula Utama Panti Sosial Tresna Wherda (PSTW) Budi
Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan.
B. Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan staff tentang manajemen resiko jatuh
a. Meningkatkan pengetahuan staff tentang pengkajian lansia yang beresiko jatuh
b. Meningkatkan pengetahuan staff tentang manajemen lingkungan yang dapat
menyebabkan resiko jatuh
2. Meningkatkan kemampuan staff tentang cara mencegah resiko jatuh
a. Meningkatkan kemampuan staff tentang cara mencegah resiko jatuh di kamar
tidur lansia
b. Meningkatkan kemampuan staff tentang cara mencegah resiko jatuh di
wilayah PSTW (masjid, teras, taman dan kamar mandi)
C. Klien
1. Karakteristik/ kriteria
a. Klien dapat diajak bekerjasama atau kooperatif
b. Klien yang tidak mengalami gangguan verbal
c. Klien tidak mengalami gangguan fisik, masalah mobilisasi, pendengaran dan
penglihatan
d. Klien yang renta dan tidak renta
2. Proses Seleksi
a. Klien merupakan staf ruangan di panti sosial tresna werda yang memiliki
waktu luang untuk mengikuti staff inhancement
b. Tidak ada pemilihan, staff inhancement diwajibkan, setidaknya 1 staf ruangan
harus datang mewakili ruangan kelolannya.
3. Jumlah Klien
Jumlah Klien dalam staff inhancement ini adalah sejumlah minimal 8 orang
a. 1 orang dari ruang Kutilang
b. 1 orang dari ruang Merpati
c. 1 orang dari ruang Cendrawasih
d. 1 orang dari ruang Anggrek
e. 1 orang dari ruang Melati
f. 1 orang dari ruang Mawar
g. 1 orang dari ruang Cempaka
h. 1 orang dari ruang Kenanga
D. Perencanaan
1. Waktu
a. Hari/ tanggal : Senin, 11 Februari 2013
b. Waktu : Pukul 09.00 – 11.00 WIB (120 menit)
Alokasi waktu : Persiapan dan pengarahan 10 menit
Materi dan demonstrasi 60 menit
Istirahat 10 menit
Re-demonstrasi 30 menit
Penutup 10 menit
c. Tempat : Ruang Aula PSTW Budi Mulia 4
Margaguna
2. Tim Terapis
a. Leader :
Uraian Tugas :
Menyiapkan proposal kegiatan staff inhancement, menyampaikan tujuan, dan
peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai.
Menjelasakan permainan, mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam
kelompok dan memperkenalkan dirinya. Mampu memimpin kegiatan staff
inhancement dengan baik dan tertib serta menetralisir bila ada masalah yang
timbul selama kegiatan.
b. Co Leader :
Uraian Tugas :
Menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
c. Fasilitator :
Uraian Tugas :
Memfasilitasi peserta yang kurang aktif, berperan sebagai role model bagi
peserta selama kegiatan berlangsung, mempertahankan kehadiran peserta.
Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, membantu leader
memfasilitasi anggota peserta staff inhancement.
d. Observer :
Uraian Tugas :
Mengobservasi jalannya atau proses kegiatan, mencatat perilaku verbal dan
non verbal klien selama kegiatan berlangsung.
3. Metode dan Media
a. Metode yang digunakan antara lain
1) Tanya jawab
2) Ceramah
3) Demonstrasi dan re-demonstrasi
b. Media
1) LCD
2) Laptop
3) Hand-out
4) Instrumen atau format manajemen resiko jatuh
4. Setting Tempat
a. Fase orientasi
Layar
infocus
Leader
Operator
Fasilitator Fasilitator
Observer
b. Fase demonstrasi
Layar
in fo c u s Leader
O p e ra to r
P e tu g a s P e tu g a s P e tu g a s P e tu g a s P e tu g a s
1 2 3 4 5
F a s ilita to r F a s ilita to r
P e tu g a s P e tu g a s P e tu g a s P e tu g a s P e tu g a s
6 7 8 9 10
O b s e rv e r
c. Fase re-demonstrasi
Layar Observer
infocus
Operator
Leader Fasilitator
ARENA RE-DEMONSTRASI 1
Petugas Petugas
3 10
Petugas
1
Petugas
4 Fasilitator Petugas
9
Petugas
2
Fasilitator Fasilitator
Petugas Petugas
5 8
Petugas Petugas
6 Fasilitator 7
B. Proses Pelaksanaan
No Tahapan dan Kegiatan pengajar Kegiatan mahasiswa
waktu
Kegiatan awal/ Memberi salam. Menjawab salam.
pembukaan (10 Menjelaskan tujuan Memperhatikan dan
menit). dan materi yang akan mendengarkan.
diberikan.
Evaluasi awal Menjawab
tentang materi
sebelumnya
Kegiatan inti (50 Menjelaskan Memperhatikan dan
menit). pengertian dan data mendengarkan.
kejadian jatuh di
PSTW Bertanya dan
Menanyakan apa ada mendengarkan.
yang kurang/belum Memperhatikan dan
dipahami mendengarkan
Demontrasi
pengkajian dan
manajemen resiko
jatuh pada lansia di
PSTW
Istirahat selama 10 menit