Anda di halaman 1dari 19

Tugas kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu :Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih M.Pd

KONSEPSI FUNGSI SEKOLAH

DAN ANALISISNYA DALAM MASYARAKAT

(Current Conceptions Of Function Of The School & The Analysis


Of Society)

oleh

ESRA P.H SITANGGANG (8176122008)


KRISTINAWATY PURBA (8176122014)

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIMED
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan saya kesempatan dalam menyelesaikanmakalah ini, sehingga tugas
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih saya ucapkan
kepada Prof Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kurikulum yang telah membimbing kami. Dalam makalah ini
kami membahas dan menjelaskan mengenai topik yang berjudul Konsepsi Fungsi
Sekolah Dan Analisanya Dalam Masyarakat.

Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam hasil makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu
kami sangat membutuhkan kritik dan saran. kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata Pengembangan Kurikulum di
Universitas Negeri Medan.

Medan, 16 Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu elemen pendidikan yang membantu dalam
pembentukan anak serta perbaikan pendidikan mereka. Ketika Sekolah memiliki
niat baik serta metode-metode yang benar, yang dikelola oleh badan pendidikan
yang sungguh-sungguh, akan menghasilkan generasi yang sadar yang meyakini
tujuan bangsa. Di sisi lain tatkala sekolah mengabaikan tugas dan tanggung jawab
mereka, maka nilai-nilai bangsa akan runtuh dan prilaku generasi mendatang akan
mudah terpengaruh hal-hal negatif.
Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara
individual atau berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar mengajar,
melainkan juga oleh interaksi murid dengan lingkungannya. Anak itu berbeda-
beda bukan hanya karena berbeda bakat atau pembawaannya akan tetapi mereka
berbeda karena membawa kebudayaan rumah tangganya, yang mempunyai corak
tertentu bergantung pada status sosial, agama nilai-nilai yang dijalankan orang
tuanya.
Mengutip Pendapat Djohar, pendidikan harus berorientasi pada
pembangunan yang berwawasan kemanusiaan yang menekankan perhatian
terhadap manusia sebagai individu secara utuh, tidak hanya terbatas pada dimensi
psikologis, motorik atau pengetahuan saja, namun pada keutuhan antropologis
anak didik sebagai manusia, dalam arti sebagai pribadi dengan segala karakteristik
fisik dan psikisnya serta karakter sosial budayanya. Fokus pendidikan yang
diarahkan pada pembangunan kemanusiaan meliputi cara memperlakukan sasaran
pendidikan, yaitu individu anak dalam proses pendidikan yang manusiawi, sistem-
sistem pendidikan yang dilaksanakan, manajemen pendidikan, penyelenggaran
pendidikan termasuk kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
Maka dari itu dalam makalah ini yang akan di bahas pada cakupan
konsepsi fungsi sekolah dan analisis masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian konsepsi fungsi sekolah?
2) Bagaimana definisi hubungan sekolah dengan masyarakat ?
3) Bagaimana analisis hubungan fungsi sekolah dengan masyarakat?
4) Bagaimana pengaruh hubungan sekolah dengan masyarakat ?

1.3. Tujuan
1) Untuk memahami pengertian konsepsi fungsi sekolah.
2) Untuk mengetahui definisi hubungan sekolah dengan masyarakat.
3) Untuk mengetahui analisis hubungan fungsi sekolah dengan masyarakat.
4) Untuk mengetahui pengaruh hubungan sekolah dengan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsepsi Fungsi Sekolah


Secara umum sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang
bersifat formal, nonformal dan informal yang didirikan oleh negara ataupun
swasta yang di rancang untuk mengajari, mengelola dan mendidik peserta didik
melalui bimbingan yang diberikan oleh tenaga pendidik. Untuk menjadi sebuah
sekolah, ada beberapa sarana dan prasarana yang harus dipenuhi, seperti ruang
belajar, perpustakaan, kantor dan lain sebagainya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan sekolah sebagai sebuah
lembaga atau bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar serta
menjadi tempat memberi dan menerima pelajaran sesuai dengan tingkatannya
(sekolah dasar, sekolah lanjutan, dan sekolah tinggi).
Menurut Purwanto (1990) Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi
untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan. Sementara
menurut Sunarto (1995) dalam Nasution, pada saat ini kata sekolah telah berubah
artinya menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
memberi dan menerima pelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa sekolah adalah suatu lembaga yang
diselenggarakan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang sesuai untuk
pelaksanaan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar sendiri dalam
pengertian umum sering disebut dengan pendidikan.
Lembaga pendidikan yang paling refresentatif secara teoritis adalah
sekolah. Alasannya sederhana, di dalam lembaga sekolah segala sesuatu; baik
materi yang diajarkan, pengajar, siswa sistem dan metode pengajaran maupun
tempat pembelajaran itu sendiri direkayasa sedemikian rupa untuk tujuan
pendidikan. Dengan kata lain sekolah adalah lembaga yang sesungguhnya dari
pendidikan.
Perekayasaan tersebut disusun dalam bentuk; pengajar dan siswa,
kurikulum, perjenjangan, metode pengajaran, aturan dan tata tertib sekolah,
fasilitas pembelajaran sampai pada gedung tempat pembelajaran itu sendiri.
Semua direncanakan dan direkayasa sedemikin rupa dengan tujuan berhasilnya
proses pendidikan.
Fungsi Sekolah secara umum ditentukan dari penampakan yang nyata
terhadap kurikulum yang diaplikasikan. Oleh karena itu, dalam budaya yang
komplek dengan sistem nilai-nilai pluralisme, sulit untuk menanamkan fungsi
central yang menyatu. Di dalam masyarakat yang demokratis rumus-rumus ini
jauh lebih komplek dengan lapisan-lapisan masyarakat yang berbeda di dalam
proses penentuan konsep pendidikan secara menyeluruh.
Proses pendidikan yang diselenggarakan di lembaga sekolah diantaranya
mempunyai fungsi yang diharapkan dapat menyiapkan peserta didik agar mampu
membangun kehidupan dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang akan
dihadapi di masa mendatang.
Pendidikan merupakan ikhtiar untuk mengekplorasi talenta (bakat) dan
potensi yang dimiliki peserta didik, sekaligus dapat diibaratkan bahwa pendidikan
itu sebagai alat reproduksi sosial. Maka dari itu dalam sistem pendidikan,
kurikulum merupakan cerminan kehendak tentang gambaran lulusan yang
dicitakan, sekaligus sebagai gambaran tentang proses dan sumberdaya (resources)
yang dimiliki.
Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pada
pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,
nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya satu sama
lainnya. Fungsi sekolah sebagaimana dirinci oleh Suwarno dalam bukunya
Pengantar Umum Pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan.
Selain bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh,
fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan
pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam
pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam
pendidikan moral.
b. Spesialisasi
Di antara ciri semakin meningkatnya masyarakat adalah semakin
bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial
yang melaksanakan tugas tersebut. Sekolah mempunyai fungsi sebagai
lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
c. Efisiensi
Sekolah atau pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat
menjadi lebih efisiensi dengan alasan sebagai beirkut: 1) Seumpama sekolah
tidak ada, sedangkan pekerjaan mendidik hanya dipikul oleh keluarga, maka
hal ini tidak akan efisien, karena orang tua selalu sibuk dengan pekerjaannya,
serta banyak orang tua tidak mampu melaksanakan pendidikan dimaksud, 2).
Pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu dan sistematis,
3) Di sekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus.
d. Sosialisasi
Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi
membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang
dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapun pada
akhirnya dia berada di masyarakat.
e. Konservasi dan Transimisi Kultur.
Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang hidup dalam
masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan budaya tadi (transmisi
kultur) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya adalah anak didik.
f. Transisi dari rumah ke masyarakat
Ketika berada dalam keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri
pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan
untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum
ke masyarakat.
Menurur Suwarno, fungsi sekolah yang utama ialah pendidikan
intelektual, yakni “mengisi Otak” anak dengan berbagai macam pengetahuan.
Sekolah dalam kenyataannya masih mengutamakan latihan-latihan mental formal,
yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh keluarga atau
lembaga lain. Oleh sebab memerlukan tenaga khusus dipersiapkan untuk itu,
yakni guru. Dalam pendidikan Formal yang biasanya memegang peranan utama
ialah guru dengan mengontrol reaksi dan respon murid. Anak-anak biasanya
belajar di bawah tekanan dan bila perlu paksaan tertentu dan kelakuannya dikuasai
serta diatur dengan berbagai aturan. Kurikulum pada umumnya juga ditentukan
oleh petugas pendidikan, guru atau orang dewasa lainnya akan tetapi bukan oleh
murid sendiri. Tidak selalu bahan itu menarik minat anak atau fungsional dalam
kehidupan anak itu. Maka guru berusaha menarik minat anak, menggunakan
paksaan atau macam-macam motivasi ektrinsik.

Sedangkan fungsi sekolah yang dikemukakan oleh S. Nasution:


a. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
Anak yang telah menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan
pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar untuk
mencari nafkah. Makin tinggi pendidikan, makin besar harapan memperoleh
pekerjaan yang baik. Ijazah masih tetap dijadikan syarat penting untuk suatu
jabatan.walaupun ijazah itu sendiri tidak menjamin kesiapan sesorang untuk
melakukan pekerjaan tertentu. Akan tetapi dengan ijazah yang tinggi seorang
dapat memahami dan menguasi pekerjaan kepemimpinannya atau tugas lain
yang dapat dipercayakan kepadanya. Memiliki ijazah perguruan tinggi
merupakan bukti akan kesanggupan intelektuanya untuk menyelesaikan
studinya yang tidak mungin dicapai oleh orang yang rendah kemampuannya.
b. Sekolah memberikan keterampilan dasar
Orang yang sekolah setidak-tidaknya pandai membaca, berhitung, menulis,
yang diperlukan untuk menghadapi masyarakat yang sekmakin modern. Selain
itu dipereh juga sejumlah pengetahuan seperti sejarah, geografi, kesehatan,
kewarganegaraan, fisika, kimia, bahasa dan lain-lain yang membekali anak
untuk melanjutkan pelajarannya, atau memperluas pandangan dan
pemahamanannya tentang masalah-masalah dunia.
c. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
Sekolah sering dipandang sebagai jalan mobilitas sosial. Melalui pendidikan
orang dari golongan rendah dapat meningkat ke golongan yang lebih tinggi.
Orang tua mengharapkan anak-anaknya mempunyai nasib yang lebih baik dan
karena itu berusaha untuk menyekolahkan anaknya jika mungkin sampai
memperoleh gelar dari suatu perguruan tinggi. Gelar akademis sangat
membantu untuk menduduki tempat terhormat dalam dunia pekerjaan. Mereka
yang telah menduduki tempat yang tinggi memandang pendidikan tinggi
sebagai syarat mutlak untuk mempertahankan status sosialnya.
d. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
Bagi negara-negara yang sedang berkembang pendidikan dipandang sebagai
alat yang paling ampuh untuk menyiapkan tenaga yang terampil dan ahli
dalam segala sektor pembangunan. Kekayaan alam hanya mengandung arti
bila didukung oleh keahlian. Maka karena itu manusia merupakan sumber
utama bagi pembangunan negara.
e. Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
Masalah-masalah sosial diharapkan dapat diatasi dengan mendidik generasi
muda untuk mengelakkan atau mencegah penyakit-penyakit sosial seperti
kejahaatan, pertumbuhan penduduk yang melewati batas, pengrusakan
lingkungan, kecelakaan lalu lintas, narkotika dan sebagainya.
f. Sekolah Transmisi Kebudayaan
Demi kelangsungan hidup bangsa dan negara, kepada generasi muda
disampaikan nilai-nilai yang dijujung tinggi oleh bangsa itu. Setiap warga
negara diharapkan menghormati pahlawannya, menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur yang diwariskan nenek moyang dan dengan demikian meresapkan rasa
kesatuan dan persatuan bangsa.
g. Sekolah membentuk manusia yang sosial
Pendidikan diharapkan membentuk manusia sosial, yang dapat bergaul dengan
sesama manusia sekalipun berbeda agama, suku-suku bangsa pendirian, dan
sebagainya. Ia juga harus dapat menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang
berbeda.
h. Sekolah merupakan alat transformasi kebudayaan
Sekolah terutama perguruan tinggi diharapkan menambah pengetahuan
dengan mengadakan penemuan-penemuan baru yang dapat membawa
perubahan masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
membawa perubahan yang besar di dunia ini. Sekolah dapat digunakan untuk
merekonstruksi masyarakat bahkan dapat mengontrol perubahan – perubahan
itu dengan cara “sosial engineering”.
i. Sekolah sebagai tempat penitipan anak
Sekolah juga dipandang sebagai tempat penitipan anak khususnya anak pra
sekolah. Seperti PAUD, Play Group dan taman kanak-kanak.
j. Sekolah merupakan sarana memilih jodoh
Sambil menunggu waktunya sampai umur untuk dapat dinikahkan.

2.2. Definisi Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat


Secara sederhana “hubungan” atau “communication” dapat diartikan
sebagai “process by wich a person transmits a message to another” yang berarti
proses penyampaian berita dari seseorang kepada orang lain.Hubungan sekolah
dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah
agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi,
simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar
sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi
sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-
program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) adalah suatu proses
komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian
masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat
dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Kindred, balgin dan Gallagher(1976) mendefinisikan husemas ini sebagai usaha
kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang
efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan
masyarakat.
Definisi tersebut diatas mengandung beberapa elemen penting, sebagai
berikut:
 Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyrakat.
Masyarakat memerlukan sekolah untuk menjamin bahwa anak-anak
sebagai generasi penerus akan dapat hidup lebih baik, demikian pula
sekolah.
 Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta
dalam pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah
kepedulian masyarakat tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta
tindakan membangun dalam perbaikan sekolah.
 Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik,
melalui komunikasi dua arah yang efisien.

2.3. Analisis Fungsi Sekolah dalam Masyarakat


Menurut Purwanto (1990) masyarakat adalah lingkungan sosial.
Sementara menurut Koentjoroningrat (2000) masyarakat adalah suatu kesatuan
manusia yang saling berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang
bersifat kontinu dan saling terikat oleh suatu rasa dan identitas yang sama dalam
dirinya.
Dari definisi diatas terdapat kesamaan arti bahwa masyarakat merupakan
suatu hubungan kelompok baik dalam lingkup kecil seperti hubungan orang tua
dan anak, guru dan murid, atasan dan bawahan maupun lingkup besar seperti
sekolah dan lingkungannya/interaksi yang terjadi antara 2 orang atau lebih yang
prosesnya berjalan cukup lama.
Konsep masyarakat tentang fungsi Sekolah Umum ditentukan dari
penampakan yang nyata dari kurikulum yang dijalankan. Oleh karena itu, di
dalam budaya yang komplek dengan sistem nilai-nilai pluralisme, sulit untuk
menanamkan fungsi central yang menyatu. Di dalam masyarakat demokratis
rumus-rumus ini jauh lebih komplek dengan lapisan-lapisan masyarakat yang
berbeda di dalam proses penentuan konsep pendidikan secara menyeluruh dan
sekolah umum untuk bagaimana seharusnya dan pelaksanaannya. Bahkan ini lebih
sulit untuk menentukan fungsi central sekolah di dalam masyarakat demokratis
dibanding masyarakat yang otoriter dimana sekelompok kecil yang kuat
memutuskan keduanya apakah yang harus dilakukan.
Pembentukan keperibadian tiap individu berlangsung secara
berkesinambungan dalam lingkungan yang berbeda dengan pola dan pendekatan
yang tidak sama. Sekolah sebagai lingkungan pendidikan bukan mengambil
peranan dan fungsi orang tua dalam mendidik anaknya dalam lingkungan
keluarga, tetapi sekolah bersama-sama dengan orang tua membantu mendidik
anak-anaknya. Keluarga menyerahkan sebagian wewenang dan tanggung
jawabnya kepada sekolah, kepada guru yang telah mempunyai tugas khusus untuk
itu sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Peranan dan fungsi sekolah yang pertama ialah membantu keluarga dalam
pendidikan anak-anaknya di sekolah. Sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya
melalui wewenang hukum yang dimilikinya berusaha melaksanakan tugas yang
kedua yaitu memberikan pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap secara lengkap
sesuai pula dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak dari keluarga yang
berbeda. Ini berarti bahwa selama dalam keeluarga anak-anak mendapat
pendidikan informal dengan kurang terikat kepada tata aturan tertentu, maka
setelah mereka datang kesekolah, kepada mereka diperkenalkan tata krama,
peraturan dan disiplin sekolah.
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses
pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Lingkungan
masyarakat akan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam diri anak,
apabila diwujudkan dalam proses dan pola yang tepat. Tidak semua ilmu
pengetahuan, sikap, ketrampilan maupun performa dapat dikembangkan oleh
sekolah ataupun dalam keluarga. Karena keterbatasan dana dan kelengkapan
lembaga tersebut. Kekurangan yang dirasakan akan dapat diisi dan dilengkapi
oleh lingkungan masyarakat dalam membina pribadi anak didik atau individual
secara utuh dan terpadu.
Dalam masyarakat akan dapat dikembangkan bermacam-macam aktivitas
yang bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jabatan dan
lembaga pendidikan maupun nonpendidikan. Kegiatan pendidikan yang berfungsi
sebagai pelengkap perkembangan kepribadian individu secara individual maupoun
kelompok ialah kegiatan pendidikan yang berorientasi melengkapi kemampuan,
ketrampilan, kognitif maupun performans seseorang. Sebagai akibat belum
mantapnya apa yang telah mereka terima pada sekolah atau dalam keluarga.
Menurut Purwanto (1990), kegiatan semacam ini mencakup :
1) Perkembangan rasa sosial dalam berkomunikasi dengan orang lain.
2) Pembinaan sikap dan kerjasama dengan anggota masyarakat.
3) Pembinaan ketrampilan dan kecakapan khusus belum didapat di sekolah.
Bentuk-bentuk pendidikan dalam masyarakat ini antara lain apa yang telah
dilakukan oleh organisasi pemuda dan kepramukaan atau organisasi sosial
lainnya, seperti yang pernah dilakukan oleh pramuka dalam Jambore atau
Raimuna atau perkemahan pada tingkat Propinsi, Kabupaten atau kecamatan.
Disamping itu apa yang dilakukan dalam organisasi sosial lainnya, Komite
Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dengan desa pemudanya, atau pembinaan
pemuda melalui sanggar pemuda atau pembinaan pemuda dengan pertukaran
pemuda antar propinsi dan antarnegara dan sebagainya.
Tidak dapat pula diabaikan keikutsertaan organisasi sosial lainnya dalam
menyediakan lingkungan pendidikan ini, seperti perkumpulan-perkumpulan olah
raga dan kesenian. Lingkungan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
hanya menyediakan pendidikan bukan sekedar tambahan atau pelenghkap, tetapi
adalah mengadakan pendidikan yang berfungsi sama dengan lembaga pendidikan
formal di sekolah. Hal ini dilaksanakan karena keterbatasan kemampuan
lingkungan sekolah sehingga tidak mampu melayani semua lapisan dan semua
anggota masyarakat yang ada. Seperti kursus Pengetahuan Dasar, kursus PKK
atau kursus ketrampilan.
Lingkungan masyarakat juga mampu menyediakan pendidikan yang
berfungsi sebagai tambahan (suplemen) di sekolah-sekolah teknik murid-murid
telah mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang penggunaan mesin
bubut, tetapi karena jumlah jam yang terbatas, sehingga semua siswa tidak dapat
mendalaminya. Untuk memantapkan hal itu, maka diadakan kursus di luar
program pendidikan formal yang telah ada. Hal yang sama sering juga dilakukan
dalam rangka persiapan untuk memasuki perguruan tinggi, seperti bimbingan tes
dan sebagainya. Dengan demikian bentuk dan jenis lingkungan menentukan dan
memberi pengaruh terhadap pembentukan pribadi tiap individu dalam masyarakat,
dengan mengingat ketiga fungsi tersebut.

2.4 Pengaruh Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat


Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat, didalamnya terdapat
reaksi dan interaksi antar warganya. Warga sekolah tersebut adalah guru, murid,
tenaga administrasi sekolah serta petugas sekolah lainnya misalnya dokter
sekolah, pelayan atau penjaga sekolah, warung sekolah dan lain-lain, sebagai
salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat menjalankan tugasnya maka
sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum yang sudah using dan tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat harus diperbaiki dan disesuaikan dengan kemajuan dan
perkembangan masyarakat (sudah barang tentu masyarakat yang maju,
bukan masyarakat tebelakang).
b. Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih
mengenal kehidupan riil di masyarakat.
c. Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari
kehidupan sekitarnya dengan demikian maka akan terdapat hubungan
fungsional antara sekolah dengan masyarakat.
d. Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat,
sehingga kebutuhan kedua belah pihak akan terpenuhi.
e. Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara
mengembangkan pembaharuan tata kehidupan masyarakat.
Dalam mengemban fungsi lembaga pengembangan masyarakat, guru
mempunyai peranan yang cukup penting selain sebagai pengajar di sekolah, ia
juga sebagai pemimpin masyarakat baik luar sekolah maupun masyaraka sekolah.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit guru yang memangku jabatan
masyarakat misalanya, Koperasi Unit Desa (KUD), Karang Taruna dan lain
sebagainya. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung
kepada kuantitas dan kualitas keluaan atau produk sekolah tersebut dan berapa
jauh masyarakat dapat menikmati keluara/produk sekolah.
Makin luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah masyarakat dan makin
meningkat kualitasnya maka produk sekolah tersebut telah membawa pengaruh
positif terhadap perkembangan masyarakat. Pengaruh tersebut ialah sebagai
berikut :
a. Mencerdaskan kehidupan bangsa
b. Membawa virus pembruan bagi perkembangan masyarakat
c. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi
kepentingan kerja dilingkungan masyarakat.
d. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat,
sehingga tercipta integrasi social yang harmonis di tengah-tengah
masyarakat.
Didalam Tap MPR No. IV/MPR/1978 ditegaskan bahwa Pendidikan
Berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan meningkatkan Ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memerkuat kepribadian serta mempertebal semangat
kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Maka berdasarkan itulah bahwa pengaruh sekolah dengan masyarakat dapat
berfungsi dan berperan untuk sebagai berikut:
a. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meningkatkan kecerdasan.
c. Meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan tenaga
terampil, serta dapat meningkatkan produksi kerja.
d. Membentuk pribadi dan budi pekerti.
e. Melestarikan nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat.
f. Pembangunan nilai baru yang dianggap serasi oleh masyarakat
dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu, teknologi
dan modernisasi.
g. Menanamkan dan mempertebal semaangat kebangsaan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1) Sekolah adalah suatu lembaga yang diselenggarakan untuk menciptakan
situasi dan kondisi yang sesuai untuk pelaksanaan proses belajar mengajar.
2) Fungsi sekolah sebagaimana dirinci oleh Suwarno dalam bukunya
Pengantar Umum Pendidikan adalah sebagai berikut:Mengembangkan
kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan, Spesialisasi, Efisiensi,
Sosialisasi, Konservasi dan Transimisi Kultur, Transisi dari rumah ke
masyarakat.
3) Masyarakat merupakan suatu hubungan kelompok baik dalam lingkup
kecil seperti hubungan orang tua dan anak, guru dan murid, atasan dan
bawahan maupun lingkup besar seperti sekolah dan lingkungannya/interaksi
yang terjadi antara 2 orang atau lebih yang prosesnya berjalan cukup lama.
4) Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses
pembentukan kepribadian anak-anak sesuai dengan keberadaannya. Dalam
masyarakat akan dapat dikembangkan bermacam-macam aktivitas yang
bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jabatan dan
lembaga pendidikan maupun nonpendidikan.
5) Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang
diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk
mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya
kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama,
atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk
mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah
tersebut bisa tetap eksis.

1.2. Saran
Dengan memahami penjabaran-penjabaran konsepsi fungsi sekolah dan
analisisnya dalam masyarakat pada makalah ini, berarti kita telah memahami salah
satu unsur proses proses kurikulum dalam perspektif pengembangan kurikulum.
Penulis telah berupaya membahas konsepsi fungsi sekolah dan analisisnya dalam
masyarakat. Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam penulisan makalah,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat mencapai sasaran dan
tujuan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi , H. Abu & Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
2001.

Daryanto, H.M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005.


Ihsan, H. Fuad. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2008.

Miller, John P dan Seller, Wayne, 1985. Curriculum Perspectives and Practice.
USA: Longman.

Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


2007.S, Sagala. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas
Multima. 2008

Nasution, 1991. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Adtya Bakti.

Purwanto, M. Ngalim. 1990. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:


Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Setiawan, Yasin. 2009. http://siaksoft.net/?p=560, diakses 11 maret 2018.

Suwarno, 1985. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara.

UU RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai