Anda di halaman 1dari 1

Semua itu adalah perkiraan, tapi apapun latar belakangnya, yang pasti adalah

Malaikat bertanya kepada Allah bukan berkeberatan atas rencana-Nya.


Mungkin malaikan mengira bahwa dunia hanya dibangun dengan tasbih dan tahmid,
karena itu mereka melanjutkan pernyataaannya, Sedang kami menyucikan, yakni
menjauyhkan hal, sifat dan perbuatan dari segala yang tidak wajar bagi-Mu, sambil memuji-
Mu atas segala nikmat yang Engkau anugerahkan kepada kami.
Coba anda perhatikan, para Malaikat menyucikan terlebih dahulu, baru memuji.
Penyucian mereka mencakup penyucian pujian yang mereka ucapkan, jangan sampai pujian
tersebut tidak sesuai dengan kebesaran-Nya. Menggabungkan pujian dan penyucian dengan
mendahulukan penyucian, banyak dijumpai sekali dalam ayat-ayat al-Qur’an.
Kemudian para malaikan itu menunjuk dirinya dengan berkata, dan kami juga
menyucikan, yakni membersihkan diri kami sesuai kemampuan yang Engkau anugerahkan
kepada kami, dan itu kami lakukan demi untuk-Mu.
Mendengar pertanyaan Malaikat, Allah menjawab singkat tanpa membenarkan atau
menyalahkan, karena memang aka nada diantara yang diciptakan-Nya itu yang berbuat
seperti yang diasumsikan mereka. Allah menjawab singkat, “Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”.
Perlu dicatat, bahwa kata (‫ )ﺧﻠﻴﻔﺔ‬khalifah artinya adalah yang menggantikan atau yang
datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Atas dasar ini, ada yang memahami kata
khalifah di sini dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan
menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi bukan karena Allah tidak mampu atau
menjadikan manusia berkedudukan sebagai Tuhan, namun karena Allah hendak menguji
manusia dan memberinya kehormatan. Ada lagi ahli tafsir yang menerangkan dalam arti yang
menggantikan makhluk lain dalam menghuni bumi ini.
Ayat ini menjelaskan bahwa kekhalifahan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan
Allah SWT, makhluk yang diserahi tugas, yakni Adam as dan anak cucunya, serta wilayah
tempat bertugas, yakni bumi yang terhampar ini.
Dengan demikian, kekhalifaan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kehendak Allah, Tuhan yang memberinya tugas dan
wewenang. Kebijakan yang tidak sesuai dengan petunjuk Allah adalah pelanggaran terhadap
makna dan tugas kekhalifahan (M. Quraish Shihab hal 140-142. vol. 1, cet. X. 2007)

Anda mungkin juga menyukai