Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DEMAM THYPOID
A. PENGERTIAN
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang
disebabkan oleh Salmonella Thyposa,Salmonella Parathypi A,B,dan C.
B. ETIOLOGI
Etiologi demam thypoid dan demam parathypoid adalah salmonella thypi,salmonella parathypi A,salmonella
thypi B dan salmonella thypi C.
C. PATOGENESIS
Kuman salmonella thypi masuk ke dalam tubuh melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar.Sebagian
kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke dalam usus halus dan mencapai jaringan
limfoid plaque peteri di ileum terminalis yang mengalami perforasi.Di tempat ini komplikasi dengan perdarahan dan
perforasi intestinal dapat terjadi,kuman salmonellla thypi kemudian menembus kelamina propra terus masuk ke
aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesentrial dan juga mengalami hipertropi.Setelah melewati kelenjar limfe
ini,salmonella thypi masuk ke dalam darah melalui ductus thuracius.Kuman-kuman salmonella thyposa lain
bersarang diplaque peteri limfa,hati.Salmonella thyposa berperan pada patogenesis,salmonella thyposa merangsang
sintesis dan pelepasan zat patogen oleh leukosit pada jaringan meradang.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Masa tunas demam thypoid berlangsung 10-14 hari.
2. Minggu I : Keluhan dan gejala-gejala dengfan penyakit infeksi akut pada umumnya demam,nyeri
kepala,pusing,nyeri otot,anoreksia,mual,muntah,konstipasi/diare,perasaan tidak enak di perut,batuk
dan epistaksis,pada pemeriksaan hanya didapatkan peningkatan suhu badan.
3. Minggu II : Gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,bradikardi relatif,lidah khas (kotor di tengah,tepi
dan ujung merah dan tremor),hepatomegali,splenomegali,gangguan mental berupa
samnolen,strupor,koma,delirion/psikos.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam :
1. Komplikasi intestinal
a. Perdarahan usus,ditemukan pada pemeriksaan tinja.Jika perdarahan banyak terjadi melena,dapat disertai
nyeri
b. Perforasi usus : timbul pada minggu ketiga dan terjadi pada bagian distal ileum
c. Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifer (sumbatan sepsis),miokarditis,trombosit.
b. Komplikasi darah :
Anemia hemaulitik,trombosmopenia dan atau disseminuted intravaskuler coaguction (D : C) dan sindrom
uremia hemotolik
c. Komplikasi paru : pneumonia,empiema,dan pleuritis
d. Komplikasi hepar dan kantong empedu : hepatitis dan kolesistesis
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,plelonefritis,dan pennefritis
f. Komplikasi tulang : osteomelitis,periostitis,spondilitis dan artritis
g. Komplikasi neuropsikiatrik : Deurium,meningismus,meningitis,pouneuritis perifer,sindrom guillan-
barre,psikosis dan sindrom kototonsa.
F. TEST DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan leukosit
Pada kebanyakan kasus demem thypoid,jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada dalam batas-batas
normal,malahan kadang-kadang terdapat leukositosis,walaupun tidak ada komplikasi ataupun infeksi
sekunder.Oleh karena itu,pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam thypoid.
2. Pemeriksaan SGOT/SGPT
SGOT dan SGPT seringkali meningkat,tetapi kembaloi ke normal setelah sembuhnya demam thypoid.Peningkatan
SGOT dan SGPT tidak memerlukan pengobatan.
3. Biakan darah
Biakan darah (+) memastikan thypoid tetapi biakan darah (-) tidak memungkinkan demam thypoid.Hal ini
disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor :
 Tekhnik pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan satu lab berbeda dengan yang lain,dan berbeda dari waktu ke waktu.Hal ini disebabkan
oleh perbedaan tekhnik dan media biakan yang digunakan.
 Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit
Pada demam thypoid biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu I penyakit dan
berkurang pada minggu berikutnya.Pada waktu kambuh biakan bisa (+) lagi.
 Vaksinasi di masa lampau
Vaksinasi terhadap demam thypoid di masa lampau menimbulakan antibodi pada darah pasien.Antibodi ini
dapat menekan bakterimia sehingga mungkin biakan darah negatif.
 Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglunitinin).Aglutinin yang spesifik
terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum pasien demam thypoid.Juga pada orang yang pernah
ketularan salmonella dan pada orang yang pernah di vaksinasi demam thypoid.Antigen yang digunakan pada
uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah digunakan dan diolah laboratorium.Tujuan uji wiadal adalah
untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum pasien yang di duga menderita demam thypoid.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan demam thypoid terdiri atas 3 bagian yaitu :
1. Perawatan
Tirah baring absolut sampai minimal tujuh hari dari bebas demam atau ± dari 14 hari.Tujuan dari tirah baring
adalah untuk menjaga tidak terjadinya komplikasi perdarahan di usus (perforasi).Mobilisasi klien dilakukan
secara bertahap sesuai dengan pulihnya kekuatan klien.
2. Diet
 Diet lunak : makanan harus mengandung cukup cairan,kalori dan tinggi protein
 Pemberian makanan pada dini hari yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa.
3. Obat-obatan
PROSES KEPERAWATAN
A. Data Dasar Asuhan Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Kelelahan
3. Nafsu makan menurun
4. Perut kembung,konstipasi
5. Nyeri abdomen,mual,muntah,sakit kepala
6. Lidah kotor
B. Asuhan Keperawatan
1. Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d invasi kuman ke dalam usus halus
Tujuan : - Badan teraba tidak panas lagi
- Suhu tubuh normal (36-37˚C)
- Ekspresi wajah ceria
Intervensi :
 Observasi TTV terutama suhu tubuh tiap 2 jam
Rasional : Pada pasien thypoid ,TTV dapat meningkat secara tiba-tiba khususnya suhu tubuh
 Kompres air hangat
Rasional : Terjadi dilatasi pembuluh darah dan pori-pori kulit sehingga panas tubuh dapat menurun
 Anjurkan klien banyak minum air putih
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi
dengan asupan cairan yang banyak.
 Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang tipis dan menyerap
Rasional : Dapat mengurangi rasa gerah dan mempercepat proses pertukaran udara disekitarnya
 Atur ventilasi ruangan
Rasional : Suhu ruangan yang rendah dan suhu tubuh yang meningkat menyebabkan terjadinya konveksi
 Penatalaksanaan pemberian obat
Rasional : Untuk menurunkan suhu tubuh klien
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d proses infeksi pada usus halus
Tujuan : - Porsi makan dihabiskan
- Klien mengatakan nafsu makan meningkat
- Tidak ada mual dan muntah
Intervensi :
 Kaji pola makan tiap hari
Rasional : Mengetahui kebutuhan nutrisi klien
 Berikan makanan lunak
Rasional : Mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa memberi beban yang tinggi pada usus
 Anjurkan menjaga kebersihan oral/mulut
Rasional : Menghilangkan rasa tidak enak pada mulut/lidah,dan dapat meningkatkan nafsu makan
 Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan mencegah mual dan muntah
3. Gangguan istirahat tidur b/d peningkatan suhu tubuh
Tujuan : - Konjungtiva tidak pucat
- Klien nampak segar
- Klien tidur 6-8 jam
- Klien mengatakan tidurnya nyenyak/pulas
Intervensi :
 Kaji pola istirahat klien
Rasional : Untuk mengetahui pola istirahat klien sehingga dapat menentukan intervensi selanjutnya
 Anjurkan tekhnik distraksi sebelum tidur seperti nonton TV,membaca buku
Rasional : Dapat mengalihkan perhatian dari rasa ketidaknyamanan sehingga klien dapat tidur pulas
 Ciptakan lingkungan yang tenang/nyaman untuk istirahat dengan membatasi pengunjung
Rasional : Menurunkan stimulasi nyeri
 Berikan HE pada klien dan keluarga tentang pentingnya istirahat cukup (6-8 jam)
Rasional : Memberikan motivasi klien untuk meningkatkan istirahat tidur
4. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kerusakan mukosa usus
Tujuan : - Klien tidak nampak meringis
- Ekspresi wajah ceriaIntervensi :
 Kaji tingkat nyeri klien
Rasional : Mengetahui karakteristik nyeri dan sebagai indikator dalam intervensi selanjutnya.
 Observasi TTV klien
Rasional : Nyeri adalah rangsangan sensori yang dapat mempengaruhi TTV terutama nadi dan suhu tubuh
 Anjurkan tekhnik relaksasi napas dalam
Rasional : Dapat mengurangi nyeri
 Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Dapat menghambat rangsangan nyeri
DAFTAR PUSTAKA

 Brunner dan Suddart.2002.”Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah,Edisi 8”.EGC.Jakarta.


 Doenges,Marylin,E.2000.”Rencana Asuhan Keperawatan”.Penerbit EGC.Jakarta.
 Markel E.K,Vaye M.1981.”Medikal Parasitologi”.Citra Aditya Bakti.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Nn”M” DENGAN MASALAH KDM
GANGGUAN POLA ISTIRAHAT / TIDUR
DI RUANG BAJI ADA’ RSUD
LABUANG BAJI

I. DATA BIOGRAFI
A. Biodata
Nama : Nn.M
Usia : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln.Mannuruki 1 No.4 RT/01 Tamalate
Suku : Makassar
Status : -
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Diagnosa medik : Thypoid
No RM : 053218
Tgl masuk RS : 14 Januari 2007
Tgl pengkajian : 15 Januari 2007
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn.M
Usia : 58 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : Orangtua

II. RIWAYAT KELUHAN


 Keluhan utama : demam
 Alasan masuk RS :
Klien mengalami demam tinggi sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS,demamnya biasa
tinggi pada waktu siang atau malam hari.Demam klien ini disertai sakit kepala dan nyeri tulang
tapi skalanya ringan.Kemudian keluarga membawa klien untuk memeriksakan diri di dokter
dan dianjurkan untuk rawat inap di RSUD Labuang Baji pada tanggal 14 Januari 2007.
III. RIWAYAT KESEHATAN
 Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit :
Provoavtive : Klien dan keluarga mengatakan ini disebabkan karena demam yang
dirasakan saat ini.
Quality : Klien mengatakan keluhan ini disertai sakit kepala dan kurang nafsu
makan
Region : Keluhan dirasakan klien diseluruh tubuh
Serenity : Keluhan dirasakan terus menerus
Timing : Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS sampai
sekarang.Bertambah berat bila beraktivitas dan berkurang bila di
kompres,istirahat dan minum obat.
 Riwayat kesehatan sekarang
- Penyakit yang pernah dialami yaitu influenza
- Klien tidak ada riwayat alergi baik makanan/minuman maupun obat-obatan
- Klien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya
- Tidak pernah mengalami kecelakaan
IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Pola konsep diri
Klien mengatakan bahwa penyakit yang diderita merupakan cobaan dari Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan bagian kehidupannya yang harus diterima dengan tabah dan sabar dalam
menghadapinya.
2. Pola koping
Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul kembali dengan keluarganya.
3. Pola kognitif
Klien mengetahui banyak tentang penyakitnya.
4. Pola interaksi
Klien dapat berinteraksi dengan baik pada perawat dan keluarganya.
V. RIWAYAT SPIRITUAL
 Sebelum sakit klien taat beribadah dan setelah sakit tidak dapat beribadah lagi karena
kondisinya.
 Keluarga sangat mendukung dalam penyembuhan klien agar cepat berkumpul dengan
keluarganya.
 Ibadah yang dilakukan yaitu shalat 5 waktu.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum klien : Klien nampak lemah,ekspresi wajah murung,penampilan dengan
usia
Sesuai.TB : 151 cm,BB : 41 kg.
B. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg N : 92 x/ menit
SB : 38.7˚C P : 24x/menit
C. Sistem Pernapasan
 Hidung
Inspeksi : - Simetris kiri dan kanan
- Tidak ada sekret/polip
- Tidak nampak adanya pernapasan hidung
Palpasi : - Tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis,maxillaris dan eithmoidalis
\
 Leher
Inspeksi : - Tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid
 Dada
Inspeksi : - Bentuk dada normal chest
Auskultasi : - Suara napas vesikuler
- Tidak ada bunyi napas tambahan
D. Sistem Kardiovaskuler
 Conjungtiva anemis
 Bibir Nampak kering
 Arteri carotis teraba
 Peningkatan tekanan vena jugularis
 Bunyi jantung 1 “lup” terdengar pada ICS 4-5 linea sternalis kiri
 Bunyi jantung 2 “dub” terdenagr pada ICS 2-3 linea sternalis kanan
 Bunyi jantung lain tidak terdengar
E. Sistem Pencernaan
 Bibir Nampak kering
 Tidak ada stomatitis,kemampuan menelan baik
 Gaster agak kembung
 Kemampuan bicara baik
G. Sistem Indera
1. Mata : - Kelopak mata agak cekung,penutupan mata sempurna
- Skelera tidak ikterus,konjungtiva Nampak anemis
- Pupil mata miosis jika dirangsang dengan cahaya
- Tekanan bola mata lunak
2. Hidung : - Tidak ada secret
- Penciuman bagus
- Tidak ada mimisan,oedema dan radang
3. Telinga : - Tidak ada serumen
- Telinga simetris kiri dan kanan
- Pendengaran baik
H. Sistem Saraf
1. Fungsi Serebral
 Status mental : Klien dapat mengingat waktu,tempat serta orang disekitarnya
 Kesadaran composmentis
 Bicara (ekspresif) : Klien dapat mengekspresikan dan mengungkapkan perasaannya
(Resiptive) : Klien mampu menjawab pertantaan yang diberikan
2. Fungsi Cranial
 Nervus I (olfaktorius) : Klien mampu membedakan jenis bau-bauan
 Nervus II (optikus) : Klien mampu menggerakkan bola matanya kesegala
arah,penglihatan baik
 Nervus III,IV,VI (okulamotorius,trachialis,abducens) : Klien dapat menggerakkan bola
matanya kesegala arah,klien dapat membuka mata secara
spontan,pupil isokor terhadap cahaya
 Nervus V (trigeminus) : Klien mampu merasakan rangsangan pada wajahnya
 Nervus VII (facialis) : Gerakan otot wajah tidak mengalami gangguan,klien bias
menggerakkan ke kiri dan kanan
 Nervus VIII (vestibulokhelehiaris) : Pendengaran klien berfungsi dengan baik
 Nervus IX (glosofaringeus) : Klien mampu membedakn manis dan pahit
 Nervus X (vagus) : Kemampuan klien menelan baik
 Nervus XI (aksesorius spinal) : Gerakan otot lemah tetapi mampu menggerakkan kaki
dan tangannya
 Nervus XII (hipoglassus) : Lidah klien bias digerakkan kesegala arah
3. Fungsi Motorik
 Massa otot : Tidak ada gangguan pada fungsi motorik
 Tonus otot : Klien mampu menggerakkan ototnya walaupun lemah
 Kekuatan otot : Kekuatan otot masih lemah
I. Sistem Muskuskeletal
 Bentuk kepala mesochepal
 Tidak ada kelainan pada vertebrae
 Klien mampu menggerakkan tubuhnya
 Tidak ada kelainan pada pelvis
 Klien mampu berjalan meskipun lemah
 Tidak ada oedema pada kaki dan tangan
J. Sistem Integumen
Rambut : - Distribusi rambut merata
- Warna rambut hitam
- Kebersihan rambut baik
Kulit - Kulit sawo matamg
- Kulit terasa panas pada kepala (ekstremitas atas dan bawah)
- Turgor kulit baik
Kuku : - Kebersihan baik
K. Sistem Endokrin
 Tidak Nampak adanya pembesaran kelenjar tiroid
 Tidak ada ekskresi urine berlebihan
 Tidak ada riwayat urine dikelilingi semut
L. Sistem Perkemihan
 Tidak ada oedema palpebra
 Tidak nampak adanya moon face
 Tidak ada riwayat nocturia,disuria,dan kencing batu
M. Sistem Reproduksi
Tidak dikaji karena menurut klien tidak ada kelainan
N. Sistem Immun
Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan minuman,obat-obatan,debu,dan bulu
binatang,tidak ada riwayat transfuse darah,penyakit yang berhubungan dengan cuaca yaitu flu

Jenis kegitan Sebelum sakit Saat sakit


 Nutrisi
- nafsu makan Baik Klien mengatakan kurang
nafsu makan
- menu makanan Nasi,lauk,sayur Bubur,telur,sayur
- frekuensi 3-4 x sehari 3 x sehari
 Cairan
- jenis minuman Air putih,susu Air putih
- frekuensi 5-6 gelas sehari ± 1000 cc
 Eliminasi
BAB
- frekuensi 1 x sehari 1 x sehari
- konsistensi Padat Agak encer
BAK
- frekuensi 4-5 x sehari 3-4 x sehari
- warna Kuning kuning
- bau Amoniak amoniak
 Pola tidur
Siang/lama tidur 15.00-17.00 WITA Tidak tentu
Malam/lama tidur 22.00-05.00 WITA Tidak tentu
 Personal hygiene
Mandi
- frekuensi 2 x sehari 1 x sehari
- cara Diguyur Dilap basah pakai waslap
- alat mandi Sabun dll waslap
Cuci rambut
-frekuensi 3 x seminggu Belum pernah
-alat Shampoo -
Guntung kuku
- frekuensi 1 x seminggu -
- alat Gunting kuku -
Gosok gigi
-frekuensi 3 x sehari 2 x sehari
- alat Sikat gigi + pasta gigi -sds-
VIII. TEST DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan Lab
SGOT : 16 μ/L MCHC : 31.3 g/dl
SGPT : 7 μ/L PLT : 171 x 103/μl
Ureum : 19,9 mg/100 ml LYM % : + 61.1 %
Kreatinin : 0.60 mg/100 ml MXD % : 16.7 %
GDS : 93 mg/100 ml NEUT % : -22.2 %
WBC : -2.4 x 103/Μl LYM # : 1.5 x 103/μl
RBC : 4.28 x 106/Μl MXD # : 0.4 x 103/μl
HB : 11.6 g/dl NEUT # : 0.5 x 103/μl
HCT : 37.1 % RDW : 12.8 %
MCV : 86.7 fl PDW : 10.5 fl
MPV : 9.3 fl P-LCR : 19.3 %
 Terapi
- Diet lunak 1800 kalori
- IVFD RL 28 / tetes
- Dexanta 3 x 1
- PCT 3 x 1
- Chlorampenicol 500 mg 3 x 1

DATA FOKUS

Nama Klien : Nn. N


Ruang Rawat : BAJI ADA II
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
 Klien mengatakan badannya panas  Badan klien teraba panas
 Klien mengatakan lemah  Bibir nampak kering
 Klien mengatakn kurng nafsu  Porsi makan tidak dihabiskan ±
makan hanya 3 sendok makan
 Klien mengatakan susah tidur  Klien Nampak meringis
 Klien mengatakan kurang tidur  Lidah Nampak kotor
 Klien Nampak lemah
 Conjungtiva pucat
 TTV :
TD : 110/70 mmHg N : 92 x / menit
SB : 38.70C P : 24 X /
menit

ANALISA DATA

NO DATA ETOLOGI MASALAH


DS : - Klien mengatakan susah Peningkatan suhu tubuh Gangguan Istirahat
tidur Tidur
- Klien mengatakan kurang Merangsang SSO
tidur
DO : - Klien Nampak lemah Mengaktivas
- Conjungtiva anemis noreepinephrin

Saraf simpatis
terangsang untuk memacu
RAS mengaktifkan kerja
organ tubuh

REM menurun

Klien terjaga

PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan invasi kuman ke dalam usus
halus,ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan badannya panas
DO : - Badan klien teraba panas
- Klien nampk meringis
- Bibir Nampak kering
- TTV :
TD : 110/70 mmHg N : 92 x / menit
SB : 38.70C P : 24 x / menit
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan proses infeksi pada usus
halus,ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan kurang nafsu makan
DO: - Porsi makan tidak dihabiskan hanya 3 sendok saja
- Klien Nampak lemah
- Lidah Nampak kotor
- Bibir Nampak kering
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh,ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan kurang tidur
- Klien mengatakan susah tidur
DO : - Klien Nampak lemah
- Conjungtiva pucat

CATATAN PERKEMBANGAN HARI PERTAMA


Hari/TGL NDX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI

Selasa II 10.00  Mengkaji pola istirahat tidur Rabu,16-01-07


15-01-07 klien.Hasil : Klien tidur ± 4 jam S : - Klien mengatakan susah
10.05  Menganjurkan tekhnik distraksi untuk tidur
sebelum tidur seperti nonton O : - Klien Nampak lemah
TV,membaca,dll.Hasil : Klien - Klien tidur ±4 jam
tidak dapat melakukan A : - Masalah belum teratasi
10.10  Menciptakan lingkungan yang P : - Lanjutkan intervensi
tenang dengan membatasi 1.Mengkaji pola istirahat
pembesuk.Hasil : Ibu klien 2.Menganjurkan tekhnik
mengatakan tidak bisa distraksi
membatasinya karena setiap hari 3.Menciptakan
temannya dating lingkungan tenang
10.15  Memberikan HE pada klien dan 4.Berikan HE tentang

keluarga tantang pentingnya pentingnya tidur cukup

istirahat cukup (6-8 jam).Hasil :


Klien dan keluarga mengerti dan
mau melaksanakan

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA


Hari/TGL NDX Jam IMPLEMENTASI EVALUASI
Kamis III 10.00  Mengkaji pola istirahat tidur Jumat,20-01-07
19-01-07 klien. Hasil : Klien tidur ± 6 S : - Klien mengatakan tidurnya
jam pulas
 Menganjurkan tekhnik distraksi O : - Klien tidur 7 jam
sebelum tidur seperti nonton A : Masalah teratasi
TV,membaca,dll. P : Pertahankan intervensi
Hasil : klien melaksanakan 1.Kaji pola istirahat klien
 Menciptakan lingkungan yang 2.Anjurkan tekhnk distraksi
tenang. Hasil : Keluarga 3.Ciptakan lingkungan yang
melaksanakan tenang
RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA
PERENCANAAN
O KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan istirahat Kebutuhan istirahat tidur 1.Kaji pola istirahat tidur klien 1.Untuk mengetahui pola istirahat
tidur b/d peningkatan terpenuhi,dengan criteria tidur klien sehingga dapat
suhu tubuh,ditandai : menentukan intervensi selanjutnya
dengan : - Klien tidur 6-8 jam 2.Anjurkan tekhnik distraksi 2.Dapat mengalihkan perhatian dari
DS : - Klien sehari sebelum tidur seperti nonton rasa ketidaknyamanan sehingga
mengatakan - Klien Nampak segar TV,membaca,dll klien dapat tidur pulas
kurang tidur - Klien tidur pulas 3.Menurunkan stimulasi nyeri
- Klien - Conjungtiva tidak 3.Ciptakan lingkungan yang
mengatakan anemis tenang dengan membatasi 4.Memberikan motivasi kepada klien
susah tidur pembesuk untuk meningkatkan istirahat tidur
DO: - Klien Nampak 4.Berikan HE tentang
lemah pentingnya tidur yang cukup
- Conjungtiva
anemis

Anda mungkin juga menyukai