Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Riyan Adiputra
E1A113007
MEMORANDUM HUKUM
Perihal : Pendapat Hukum atas penyelesaian Kredit Macet yang dilakukan oleh Ahmad
Daroji terhadap Bank BNI.
Ahmad Daroji mengajukan kredit ke BNI Cabang Purwokerto untuk usaha bahan
bangunan). Pada tanggal 24 September 2007 dilakukan perjanjian kredit, BNI meminjamkan
uang sebesar Rp 150.000.000 (seratus lima puluh juta) kepada Ahmad Daroji, jangka waktu
pelunasan satu tahun sejak 24 September 2007 - 23 September 2008. Sebagai jaminan adalah
dua kavling beserta bangunan toko yang ada diatasnya yang akan dibeli Ahmad Daroji dan telah
disetujui BNI. Dengan uang pinjaman dan tambahan uang pribadi, Ahmad Daroji membeli dua
kavling milik Darmanto yang terletak di jalan Manggis No. 25-26 Purwokerto tepat dibelakang
Klinik Bersalin milik PEMDA setempat, dengan rincian sebagai berikut :
1. Tanah seluas 50 m2 dengan hak milik beserta bangunan diatasnya senilai Rp 75.000.000,
2. Tanah seluas 100 m2 dengan hak milik beserta bangunan diatasnya senilai Rp
100.000.000,-
Kedua bidang kavling tersebut kemudian diikat dengan Sertifikat Hak Tanggungan
(sekaligus dijadikan jaminan) jangka waktu berakhir Ahmad Daroji belum dapat mengembalikan
pinjaman tersebut.Sebagai jalan keluar BNI bersedia memberikan kredit kedua sebesar Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dalam jangka waktu pelunasan 1 tahun, yaitu 24 September
2008 – 23 September 2009 yang langsung dipotong Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta),
beserta bunga 1,5% setiap bulan, untuk melunasi kredit yang pertama dan diletakkan pula
Sertifikat Hak Tanggungan diatasnya.
Perjanjian kredit kedua berakhir Ahmad Daroji belum juga dapat melunasi
hutangnya.Dengan mengingat nilai kedua tanah dan bangunan yang ada, pihak BNI masih
memberikan kelonggaran waktu pelunasan dengan memperpanjang kredit satu tahun berikutnya,
23 September 2010.Berdasarkan rencana tata ruang PEMDA ternyata tanah milik Ahmad Daroji
termasuk kawasan pengembangan Rumah Sakit.
Selanjutnya tanggal 17 Mei 2010 Panitia Pengadaan Tanah beserta aparat Pemda
memberikan ganti rugi sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). Panitia Pengadaan tanah
kesulitan menemukan Ahmad Daroji, sehingga uang dititpkan ke Pengadilan Negri Purwokerto.
Mengetahui uang ganti rugi dititipkan di Pengadilan Negeri. Ahmad Daroji menghubungi BNI
dan menyatakan bahwa tanah dan bangunan dibebaskan dan berubah dalam bentuk uang.
Ahmad Daroji menyatakan pula kepada BNI bahwa uang yang dititipkan itu adalah untuk
pelunasan hutangnya, dan sejak saat itu Ahmad Daroji tidak mau lagi membayar hutangnya lagi
dan meminta BNI mengeluarkan surat pelunasan hutang.
Legal Question
2. Ahmad Daroji tidak dapat menyatakan uang ganti kerugian itu sebagai pelunasan utang dan
minta pelunasan utang kepada BNI, akan tetapi uang ganti rugi tersebut hanya dapat
dipergunakan pembayaran sebagian utang yang timbul dari perjanjian kredit antara BNI dan
Ahmad Daroji.
3. Ketika Ahmad Daroji tidak melaksanakan kewajiban berdasarkan perjanjian yang telah
dibuatnya, BNI harus segera memperingatkan Ahmad Daroji agar melunasi utangnya, dengan
memberikan surat peringatan. Apabila Ahmad Daroji tidak memenuhi kewajibannya, maka
Ahmad Daroji dalam keadaan wanprestasi.
4. Ahmad Daroji dinyatakan wanprestasi apabila telah melewati batas waktu yang telah
diperjanjikan, dalam posisi kasus Ahmad Daroji tidak dapat melunasi hutangnya sesuai
tenggang waktu yang telah ditentukan dan apabila telah diterbitkan somasi maka Ahmad
Daroji dapat dikategorikan telah melakukan wanprestasi, berdasarkan Pasal 1238
KUHPerdata.
Legal Audit
Peraturan perundang-undangan yang berhubungan untuk diterapkan dalam kasus ini adalah :
1. Pengaturan tentang Panitia Pengadaan Tanah yang telah menitipkan uang pembebasan
tanah ke PN.
Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 Pasal 16 ayat 1 dan ayat 2
Pasal 16 ayat 1 :
“Ganti rugi diserahkan langsung kepada:pemegang hak atas tanah atau yang
berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan; atau nadzir bagi tanah
wakaf “
Pasal 16 ayat 2 :
“Dalam hal tanah, bangunan, tanaman, atau benda yang berkaitan dengan tanah
dimiliki bersama-sama oleh beberapa orang, sedangkan satu atau beberapa
orang pemegang hak atas tanah tidak dapat ditemukan, maka ganti rugi yang
menjadi hak orang yang tidak dapat ditemukan tersebut.”
Pasal 1393 KUHPerdata
“Pembayaran harus dilakukan di tempat yang ditetapkan dalam perjanjian, jika
dalam perjanjian tidak ditetapkan suatu tempat, maka pembayaran mengenai
suatu barang yang sudah ditentukan, harus terjadi di tempat barang itu berada
sewaktuperjanjian dibuat.”
2. Pengaturan tentang dapatkah ganti kerugian itu dijadikan pelunasan utang oleh Ahmad
Daroji walaupun ganti kerugian lebih kecil dari kredit.
Pasal 1131 KUHPerdata
Pasal ini relevan dengan sejauh mana harta debitur dapat diambil untuk menjadi
jaminan pelunasan hutang. Apabila pada saat iniahad daroji belum memiliki uang
untuk mebayar hutangnya, maka ketika Ahmad daroji memiliki uang dikemudian
hari, uang tersebut akan dijadikan dalam pelunasan hutangnya.
Pasal 1320 KUHPerdata
Pasal ini relevan untuk apakah perjanjian antara BNI dan Ahmad Daroji
memenuhi syarat-syarat untuk sahnya perjanjian.
Pasal 1321 KUHPerdata
Perjanjian pokok peminjaman uang tersebut tidak sah apabila dilakukan dengan
kekhilafan, penpuan atau bahkan dengan paksaan.
Pasal 1338 KUHPerdata
Tentang akibat dari sahnya suatu perjanjian,sahnya perjanjian yang dibuat oleh
ahmad daroji dan pihak BNI, mengakibatkan perjanjian yang dibuat berlaku
sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.
Pasal 1393 KUHPerdata
Pasal ini menerangkan tentang tempat pembayaran mana yang harus ditentukan
dalam pembayaran hutang.Tempat pembayaran hutang seharusnya dapat
dilakukan di tempat perjanjian hutang tersebut dilakukan atau apabila kreditur
masih diam dalam keadaanya maka dapat dilakukan di tempat kreditur.
Pasal 1397 KUHPerdata
Relevansi dengan pembayaran bunga.Apabila pembayaran yang dilakukan tidak
mencukupi untuk melunasi hutangnya maka pembayaran dilakukan untuk
melunasi bunganya terlebih dahulu.
Pasal 1 angka 11 UU No. 10 tahun 1998
Menjelaskan tentang pengertian Kredit. Di dalam perjanjian kredit tersebut
dijelaskan bahwa kredit merupakan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain. Yang mewajibkan debitur melunasi hutangnya tersebut dalama
jangka waktu yang telah ditentukan.
Pasal 8 UU No. 8 tahun 1998
Pasal ini relevan dengan Bank dalam memberikan kredit itu sudah mengetahui
bahwa debitur tersebut beritikad baik dan memiliki kewajiban untuk
membayarkan hutangnya.
Pasal 1765 KUHPerdata
Pasal ini menjelaskan bahwa boleh diadakannya suatu buanga terhadap perjanjian
pinjam-meminjam.
Pasal 1767 KUHPerdata
Bunga itu dapat ditentukan oleh UU maupun sudah ditentukan secra atertulis
didalam suatu perjanjian tersebut.
3. Pengaturan tentang BNI menyatakan bahwa Ahmad Daroji telah melakukan wanprestasi
Pasal 1 UU No. 1 tahun 1960
Bahwa dijelaskan Hak Milik dapat dijadikan sebagai jamian pelunasan hutang
dengan dibebani Hak Tanggungan
Pasal 1 UU Hak Tanggungan
“Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitandengan tanah,
yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yangdibebankan
pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
5Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain.”
Pasal 10 UU Hak Tanggungan
Hak tanggungan dijaminkan untuk pelunasan hutang.Dan Hak Tanggungan
tersebut harus di daftarkan kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah untuk dibuatkan
sertifikat Hak Tanggungan.
Pasal 18 ayat 4 UU Hak Tanggungan
Hapusnya hak tanggungan karna hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak
Tanggungan.
Pasal 1234 KUHPerdata
Tiap-tiap perikatan yang dibuat itu untuk memeri sesuatu, berbuat sesuatu dan
untuk tidak berbuat sesuatu.
Pasal 1238 KUHPerdata
Pernyataan lalai bagi Debitur apabila, ketika dia sudah diberikan suatu surat
perintah telah dinyatakan lalai berdasarkan lewatnya jangka waktu yang telah
ditentukan. Yang menyatakan bahwa Debitur wanprestasi.
Pasal 1239 KUHPerdata
Ketika debitur dinyataan wanprestasi maka debitur harus memberikan
penggantian biaya, rugi dan bunga.
Pasal 1243 KUHPerdata
Penggantian biaya, rugi dan bunga karna debitur wanprestasi baru dapat
dilakukan apabila dalam jangka waktu yang telah di lampauinya.
Pasal 1267 KUHPerdata
Memperkuat tanggung jawab debitur, apabila debitur wanprestasi.
Karena terjadinya perluasan Rumah Sakit tersebut, PEMDA memberikan ganti rugi
atas pembebasan tanah untuk pembangunan Rumah Sakit karena Ahmad Daroji tidak
diketemukan kemudian uang tersebut dititipkan di Pengadilan Negeri Purwokerto.
Seharusnya Panitia Pengadaan Tanah tidak dapat menitipkan uang ganti rugi tanah milik
Ahmad Daroji kepada PN, dengan alasan pemegang hak sulit ditemukan, berdasarkan pasal
16 ayat 1 dan ayat 2 PP No.36 tahun 2005 yang menyatakan bahwa ganti rugi tersebut harus
diserahkan langsung oleh pemegang hak atas tanah tersebut. Ketika pemegang hak atas tanah
tersebut terdiri lebih dari satu orang dan satu orang atau beberapa anggotanya tidak dapat
diketemukan maka hal ganti rugi tersebut boleh dititipkan kepada PN.Sedangkan berdasarkan
kasus diatas ini, pemegang hak atas tanah tersebut hanya terdiri dari satu orang saja maka
seharusnya ganti rugi tersebut langsung diberikan kepada Ahmad Daroji.Hal tersebut
seharusnya tidak boleh dilakukan, penggantian pembebasan tanah tersebut harusnya
diberikan langsung kepada pemiliknya, bukan dititipkan kepada Pengadilan Negeri
Purwokerto atas alasan apapun.Demikian Ahmad Daroji berhak atas uang ganti rugi karena
Ahmad Daroji telah melepaskan hubungan hukum tanahnya secara sukarela kepada PEMDA.
2. Ganti kerugian itu dapat dijadikan sebagai pelunasan hutang Ahmad Daroji walaupun nilai
kredit lebih kecil
Ahmad Daroji meminjam uang kepada BNI karna ingin membangun usaha.
Perjanjian antara kedua belah pihak antara BNI dengan Ahmad Daroji, sesuai dengan pasal
1320 KUHPerdata adalah perjanjian tersebut adalah perjanjian yang sah sesuai dengan
syarat-syarat perjanjian yang ada didalam pasal tersebut, yaitu :
1. Sepakat
Bertemunya kedua kehendak yang diucapkan.Ahmad Daroji meminta pinjaman kredit
kepada Bank dan kemudian BNI mengkendaki untuk memberikan kredit kepada
Ahmad Daroji.
2. Cakap
Kedua belah pihak merupakan pihakpihak yang sudah cakap menurut ketentuan yang
ditentukan oleh UU.
3. Hal tertentu
Hal tertentu yang dimaksud adalah pinjaman sejumlah uang kepada BNI untuk
membangun usaha.
4. Causa yang halal
Causa yang ditentukan dalam perjanjian tersebut adalah tidak bertentangan dengan
UU dan ketertiban hukum.
Toko yang merupakan milik Ahmad Daroji dapat dijadikan sebagai Hak
Tanggunggan sesuai dengan pasal 1 UUPA.Hak tanggungan merupakan hak jaminan yang
digunakan sebagai pelunasan hutang.Ketika suatu hak milik diletakkan suatu Hak
Tanggungan maka Hak tanggungan tersebut harus dilaporkan kepada Pejabat Pembuat Akta
Tanah untuk dibuatkan suatu Sertifikat Hak Tanggungan.
Namun pada waktu yang telah ditentukan tersebut Ahmad Daroji belum dapat
melunasi hutang-hutangnya, hingga diberikan lagi pinjaman yang berikutnya. Berarti ketika
diberikannya pinjaman yang kedua maka BNI juga meyakini bahwa Ahmad Daroji dapat
mengembalikan pinjaman tersebut.Sampai pada toko milik Ahmad Daroji ingin dijadikan
sebagai perluasan Rumah sakit.Namun Ahmad pun belum dapat melunasi hutangnya
pula.Ketika sudah dilakukan pembebasan tanah terhadap hak milik Ahmad Daroji.Maka
Ahmad Daroji berhak atas uang ganti rugi karena Ahmad Daroji telah melepaskan hubungan
hukum tanahnya secara sukarela kepada PEMDA.
Dengan hapusnya hak atas tanah tersebut maka hapuslah objek hak tanggunggan
tersebut sesuai dengan pasal 18 ayat 4 UUHT.Tetapi hapusnya objek hak tanggungan
tersebut tidak menghapuskan kewajiban debitur untuk melunasi pembayaran
hutangnya.Perjanjian pelunasan hutang tersebut tetap melekat pada diri si Debitur.
Berdasarkan pasal 1131 KUHPerdata, harta debitur yang ada dan yang akan ada dapat
menjadi pelunasan hutang tersebut. Sehingga ketika muncul uang sebagai penggatian
pembebasan tanah milik Ahmad Daroji maka uang tersebut dapat dijadikan sebagai
pelunasan hutang kepada BNI.
Ahmad Daroji menyatakan ketika uang pembebasan tanah yang ada di Pengadilan
Negeri, akan dia jadikan sebagai pelunasan hutangnya dan tidak mau membayarkan
hutangnya lagi karena objek jaminannya telah musnah. Berdasarkan hal tersebut, artinya
maksud dari Ahmad Daroji adalah pembayaran hutang tersebut dilakukan di Pengadilan
Negeri, hal tersebut tidak boleh dilakukan karena sesuai dengan pasal 1393 KUHPerdata,
pembayaran hutang itu dilakukan di tempat perjanjian tersebut dibuat. Perjanjian pinjam-
meminjam itu terjadi di kantor Bank BNI, maka dalam hal pembayaran hutangnya pun harus
dilakukan di Bank BNI. Diluar tempat tersebut boleh dilakukan dan itu hanya dapat
dilakukan di kediaman debitur.Maka apabila pembayaran tersebut dilakukan di Pengadilan
Negeri itu tidak sah, karena tidak diperbolehkan di dalam UU.
Berdasarkan pernyataan yang diberikan oleh Ahmad Daroji maka hal tersebut sangat
merugikan pihak BNI yang berlaku sebagai Kreditur.Ahmad Daroji sudah telat dalam
membayarkan hutangnya dan ketika membayar pun juga masih belum cukup untuk melunasi
seluruh hutangnya sehingga masih ada sisa hutangnya.Maka untuk menjerat Ahmad Daroji
agar tetap melaksanakan kewajibannya. Hal pertama yang seharusnya dilakukan oleh BNI
memperingatkan kepada debitur bahwa debitur lalai dengan memberikan surat peritah atau
akta sejenis tersebut. Maka dengan munculnya surat tersebut, pada saat itu juga Debitur
dinyatakan wanprestasi, sesuai yang dijelaskan dalam pasal 1238 KUHPerdata. Ahmad
Daroji dinyatakan wanprestasi karna berdasarkan kasus diatas, Ahmad Daroji sudah telat dan
tidak membayarkan hutangnya sampai jangka waktu yang telah ditentukan hingga objek Hak
Tanggungan tersebut musnah.Sesuai yang ditentukan dalam hukum perdata ketika seseorang
dalam hal ini Ahmad Daroji tidak berprestasi dan bahkan telat berprestasi maka Ahmad
Daroji dapat dinyatakan sebagai wanprestasi.
5. Bank BNI tidak dapat meminta sisa pelunasan hutang Ahmad Daroji kepada Pemerintah
Daerah
Pihak Bank tidak dapat meminta pelunasan hutang ke Pemerintah, melainkan ke
Ahmad Daroji dikarenakan sesuai dengan Pasal 1131 KUHPerdata yang menyebutkan
“segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang
sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala
perikatan perseorangan” yang berarti Ahmad Daroji tidak dapat melepaskan kewajibannya
untuk membayar sisa pelunasan utangnya kepada pihak BNI hanya karena yang menjadi
objek tanggungan telah ilang, dan wajib membayar dengar harta yang akan ada dikemudian
hari.
Selain itu, berdasarkan pasal 1404 KUHPerdata juga pembayaran hutang akan lunas
jika pihak BNI yang menjadi pihak yang berpiutang tidak menyetujui pembayaran dititipkan
di Pengadilan Negeri akan tetapi jumlahnya sesuai. Sedangkan pada kasus ini, jumlah biaya
hutang yang dibayarkan kurang dari total hutang yang dibayarkan.
Berdasarkan pasal 2 ayat (1 dan 2 ) Perpres Nomor 65 tahun 2006 yang menyebutkan
pengadaan tanah untuk kepentingan umum dapat dilakukan pemerintah dengan cara
peralihan hak yaitu melalui jual beli antara pihak yang mempunyai tanah dengan hak yang
membutuhkan tanah.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian kasus di atas kedudukan BNI sebagai kreditur dapat dikatakan
kurang berhati-hati dalam memberikan kredit karena nilai jamnian debitur sebesar
Rp.175.000.000,- sedangkan nilai kredit yang diberikan adalah Rp. 200.000.000,- beserta bunga,
berarti pihak BNI kurang memeperhatikan pasal 8 UU No.7 tahun 1992 yang merumuskan
mengenai hal-hal yang harus diperhatikan bank dalam memberi kredit salah satunya adalah nilai
agunan.
Panitia Pengadaan Tanah tidak dapat menitipkan uang ganti rugi tanah milik Ahmad
Daroji kepada PN, dengan alasan pemegang hak sulit ditemukan. Berdasarkan pasal 16 ayat 1
dan ayat 2 PP No.36 tahun 2005 yang menyatakan bahwa ganti rugi tersebut harus diserahkan
langsung oleh pemegang hak atas tanah tersebut. Ketika pemegang hak atas tanah tersebut terdiri
lebih dari satu orang dan satu orang atau beberapa anggotanya tidak dapat diketemukan maka hal
ganti rugi tersebut boleh dititipkan kepada PN. Namun dalam kasus ini tanah tersebut hanya
dimiliki oleh satu orang yaitu Ahmad Daroji, maka tidaklah sah apabila uang tersebut dititipkan
ke Pengadilan Negeri dengan alasan Ahmad Daroji tidak dapat ditemui.
Dengan dititipkannya uang tersebut ke PN, maka uang tersebut dapat dijadikan pelunasan
hutang kepada pihak BNI namun hanya untuk hutang yang sebagian saja karena hutang kepada
pihak BNI lebih besar Rp. 200.000.000,- + bunga dibandingkan dengan uang yang dititipkan
Panitia Pengadaan Tanah pada BNI atas ganti kerugian kepada Ahmad Daroji sebesar Rp.
200.000.000,-. Namun pelunasan hutang tersebut akan sah apabila dilakukan di tempat dimana
perjanjian kredit tersebut diperjanjikan yaitu di BNI Cabang Purwokerto.
Pihak BNI dapat menyatakan Ahmad Daroji telah melakukan Wanprestasi apabila
Ahmad Daroji sebagai Debitur tidak melaksanakan kewajibannya untuk mengembalikan
pinjaman sejumlah yang sama apabila sudah melebihi jatuh tempo pelunasan. Dengan adanya
Wanprestasi tersebut maka timbullah hak Kreditur (Pihak BNI) untuk menagih atau menuntut
pelunasan hutang kepada Debitur.Diatur juga didalam UU maka debitur harus membayarkan
ganti rugi tersebut yang berupa biaya, bunga dan kerugian.
Dengan adanya kekurangan atas hutang Ahmad Daroji tersebut, maka pihak BNI dapat
meminta kekurangan hutang tersebut kepada Ahmad Daroji terhadap harta yang ada dan yang
akan ada milik Debitur. Namun apabila masih kurang, maka pihak Kreditur dapat mengajukan ke
Pengadilan atau mengadakan perjanjian lagi dengan Debitur untuk melunasi hutang tersebut.