MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Quran
yang dibimbing oleh Marzuki, M.Th.I.
Oleh
Kelompok 7
Tiada kata yang pantas pertama kali diucapan selain ucapan syukur kepada
ALLAH SWT dengan ucapan Alhamdulillahirrabil’aalamin yang mana kita telah
diberi nikmat yang luar biasa. Dan dengan petunjuknya kita dapat menyelesaikan
makalah sesuai dengan waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan
kepada baginda nabi Muhammad SAW serta para keluarga, sahabat, tabi’in dan
para pengikutnya. Dan dengan itu kita selalu menantikan syafa’atnya kelak di hari
pembalasan.
Di kesempatan yang sangat baik ini kami menyusun sebuah makalah yang
berjudul “ILMU FAWATIHUS SUWAR”. Sebelumnya kami ucapkan
terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Tulungagung Dr. Maftukhin, M.Ag yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk belajar di kampus tercinta ini.
2. Dosen mata kuliah Ulumul Quran Bapak Marzuki yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk menyusun sebuah makalah tentang Ilmu
Fawatihus Suwar ini
3. Dan tidak lupa juga kepada teman-teman yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini. Dengan amanat itu kami akan memberikan hasil
yang terbaik untuk makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk mengevaluasi makalah ini. Penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu ciri kemukjizatan Al-Qur’an adalah bagaimana Allah Swt.
mengawali surat-surat di dalamnya dengan huruf-huruf hijaiyah yang terpisah-
pisah atau terpotong-potong (al-ahruf al-muqatha’ah). Huruf-huruf ini dalam
studi ilmu-ilmu Al-Qur’an biasa disebut dengan fawatih al-suwar (pembuka-
pembuka surat). Tujuan mempelajari ilmu ini adalah untuk menggali hikmah-
hikmah yang terkandung di dalamnya.
Mayoritas ulama sepakat bahwa fawatih al-suwar termasuk dalam
kategori ayat-ayat mutasyabih, sebab yang dapat mengetahui makna huruf-
huruf ini hanyalah Allah Swt. Namun di lain pihak masih ada kelompok
mufassir yang berpendirian di samping hanya diketahui ta’wilnya oleh Allah
Swt., juga dapat diketahui oleh manusia, tentunya dengan pemahaman yang
memadai untuk mengajukan solusi yang sangat variatif.
Hampir menjadi kesepakatan umum bahwa Allah Swt. menurunkan Al-
Qur’an dengan aspek-aspek kemukjizatannya yang antara lain adalah aspek
kehalalan berbanding keharaman, aspek keorisinalitasannya, aspek yang dapat
dipahami bangsa Arab secara khusus, dan aspek ta’wil yang hanya diketahui
oleh Allah Swt. semata. Adapun pembahasan tentang fawatih al-suwar ini
termasuk ke dalam aspek yang disebutkan terakhir, yaitu bagian yang ta’wilnya
hanya diketahui oleh Allah Swt. semata, dan manusia tidak memiliki otoritas
untuk menta’wilkannya.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari fawatihus suwar?
2. Apa saja macam-macam fawatihus suwar?
3. Bagaimana pendapat para ulama tentang makna huruful muqatho’ah?
4. Bagaimana pandangan ulama tentang fawatihus suwar?
5. Apa hikmah dari fawatihus suwar?
1
C. Tujuan penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian dari fawatihus suwar
2. Untuk menjelaskan macam-macam fawatihus suwar
3. Untuk menjelaskan pendapat para ulama tentang makna huruful
muqatho’ah
4. Untuk menjelaskan pandangan ulama tentang fawatihus suwar
5. Untuk menjelaskan hikamah dari fawatihus suwar
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rusydie Anwar, Pengantar Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadis. Teori dan Metodologi.
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), hlm 125
3
a. Pembukaan dengan pujian kepada Alloh SWT (Al-Istiftaahu Bits Tsanaa’i)
Pujian kepada Allah SWT ada dua macam, yaitu2:
1) Menetapkan sifat-sifat terpuji (Al-Itsbaatu Sifaatil Madhi) yang memakai
salah satu dari dua lafal sebagai berikut:
a) Memakai lafal “hamdalah” (bilafdzil hamdalah), yakni dibuka dengan lafal
Al-Hamdu Lillahi, terdapat dalam lima surat, salah satunya adalah awalan
surat Al-Fatihah, dengan lafal:
2
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000)
4
Jadi, surah-surah tersebut masing-masing menetapkan sifat-sifat yang
terpuji dan menyucikan dari sifat-sifat yang negatif.
Surah yang dimulai dengan pujian ini ada 14 surah, yang separuhnya
untuk menetapkan sifat-sifat yang terpuji bagi Allah SWT dan separuhnya lagi
menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tercela atau negatif
Mahmud bin Al-Kirmani yang terkenal dengan sebutan Tajjul Qurra
dalam kitabnya: ‘Al-Ajaaibu Fi Tafsiiril Qur’ani , menjelaskan bahwa
kalimat tasbih dimulai dari bentuk masdar, yaitu daloam surah Al-Isra’,
karena masdar itu yang asli. Kemudian diikuti dengan bentuk fi’il madhi:
Sabbaha dalam tiga surah. Lalu dalam fi’il mudhari’: yusabbihu dalam dua
surah. Dan akhirnya dalam bentuk fi’il amr: sabbih dalam satu surah Al-A’la.
Semua itu dimaksudkan agar mencakup seluruh bentuk tasbih dari
semua arah atau bentuknya.
b. Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftaahu Bil Huruufi
Al-Muqaththa’thi)
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah dengan memakai
14 huruf dengan tanpa diulang, yang terkumpul dalam kalimat:
َ ص ْن ِس ًّرايَ ْق
ُطعُ َك َح ْملَه ُ
Yang terdiri dari huruf-huruf:
ا, ح, ر, س, ص, ط, ع, ق, ك, ل, م, ن, ه,ي
Kalau dihitung dengan memasukkan huruf-huruf yang berulang-ulang,
maka akan berjumlah 78 huruf. Sebab huruf kaf dan nun masing-masing hanya
dipakai satu kali, sedang huruf-huruf Ain, Ya’, Ha, dan Qaf dipakai dua kali.
Dan huruf Shadnya dipakai tiga kali. Sedang huruf Tha’ dipakai sampai empat
kali. Huruf Siin dipakai lima kali, huruh Ra’ enam kali dan huruf Ha tujuh kali,
yang banyak sekali adalah adalah Alif dan Lam, yang masing-masingnya
dipakai sampai 13 kali, tetapi yang terbanyak adalah huruf mim yang dipakai
sampai 17 kali.
Penggunaan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surah-surah Al-Qur’an
disusun dalam 14 rangkaian, terdiri dari lima kelompok, sebagai berikut:
5
1) Kelompok sederhana, terdiri dari satu huruf (Al Muwahhadah) yang ada tiga
rangkaian dan terdapat dalam tiga surah, sebagai berikut:
Surah Shaad, dalam lafal:
ِ ص َو ْالقُ ْر
-١- آن ذِي ال ِذه ْك ِر
Artinya:
“ Shaad, demi Al-Qur’an yang mempunyai keagungan”.
Surah Qaaf, dalam lafal:
b) Rangkaian huruf “Tha” dan “Ha” )(طه, dalam satu surah saja, yaitu
dalam surah Thaha, dengan lafal:
-٢- َما أَنزَ ْلنَا َعلَي َْك ْالقُ ْرآنَ ِلت َ ْشقَى-١- طه
Artinya:
6
“Tha Haa, Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu
menjadi susah”.
c) Rangkaian “Tha” dan “Sin” , dalam satu surah saja, yaitu dalam surah An-
Naml, dengan lafal:
ين
ٍ ِب ُّمب ِ طس تِ ْل َك آيَاتُ ْالقُ ْر
ٍ آن َو ِكتَا
Artinya:
“ Thaa Siin, (surah) ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an, dan ayat-ayat kitab yang
menjelaskan”.
d) Rangkaian huruf “ya” dan “sin”, dalam satu surah saja, yaitu dalam surah
Yasiin, dengan lafal:
7
c) Rangkaian dalam huruf “Tha, Sin, dan Mim” dalam dua surah, salah satunya
terdapat dalam surah Al-Qashash, dengan lafal:
ِ ب ْال ُم ِب
-٢- ين ِ تِ ْل َك آ َياتُ ْال ِكت َا-١- طسم
Artinya:
“Thaa Siin Miim. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang nyata dari
Allah”.
Selain dalam surah Al-Qashash juga terdapat dalam surah Asy-Syu’ara.
4) Kelompok yang terdiri dari empat huruf (Al-Muraaba’ah) yang ada dalam
dua rangkaian dan terdapat dalam dua surah saja, yaitu:
a) Rangkaian yang terdiri darai huruf alif, lam, mim, dan ra, dalam satu surah,
yakni surah Ar-Ra’d, dengan lafal:
– ْك ِ ُ اب أ
َ نز َل إِلَي ٌ َ ِكت-١- المص
Artinya:
“Aliif Laam Miim Shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu”.
5) Kelompok yang terdiri dari lima huruf (Al-Mukhaamasatu) yang ada dua
rangkaian dan terdapat dalam dua surah, yaitu:
a) Rangkaian yang terdiri dari huruf Kaf, Ha, Ya, ‘Ain, dan Shad dalam satu
surah, yakni terdapat dalam surah Maryam, dengan lafal:
8
َ وحي ِإلَي
– ْك ِ ُ َكذَ ِل َك ي-٢- عسق-١- حم
Artinya:
“ Haa Miim, ‘Aiin Siin Qaaf. Demikianlah Allah yang maha perkasa lagi maha
bijaksana mewahyukan kepada kamu”.
c. Pembukaan dengan Nida/ panggilan (Al-Istiftaahu Bin-Nidaa’)
Nida’ (panggilan) itu ada tiga macam, yaitu:
a) Nida’ atau panggilan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
terdapat dalam lima surah, salah satunya terdapat dalam surah Al-Ahzab,
dengan lafal:
Artinya:
“ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu”.
Selain dalam surah An-Nisa’ juga terdapat dalam surah Al-Hajj.
9
Adapun hikmah atau rahasia dari pembukaan surah-surah Al-Qur’an
memakai nida’ (panggilan) ini adalah untuk memberi perhatian atau peringatan,
baik kepada Nabi Muhammad SAW atau umat beliau, dan untuk menjadi
pedoman dan petunjuk dalam mengarungi laut kehidupan di dunia ini.
d. Pembukaan dengan jumlah khabariyah (Al-Istiftaahu Bil Jumadil Khabariyyati)
Jumlah Khabariyyah di awal surah-surah Al-Qur’an ada dua macam yaitu:
a) Jumlah ismiyah, yang menjadi pembukaan 11 surah-surah,sebagai berikut:
Surah At-Taubah, dengan lafal:
أَتَى أ َ ْم ُر ه
– َُّللاِ فَلَ ت َ ْست َ ْع ِجلُوه
Artinya:
“ Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kalian meminta agar
disegerakan (datangnya)nya”.
10
Selain terdapat dalam kedua surah tersebut, juga terdapat dalam sepuluh
surah lainnya, yakni surah Al-Anbiya’, Al-Mu’minun, Al-Qamar, Al-
Mujadilah, Al-Ma’arij, Al-Qiyamah, Al-Balad, Abbas, Al-Bayyinah, dan surah
At-Takatsur.
Rahasia atau hikmah dari pembukaan surah dengan jumlah ini ialah untuk
memperingatkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam agar memperhatikan
firman-firman Allah yang disebutkan sesudah pembukaan itu, serta
mengamalkan dan menjadikannya sebagai pedoman.
e. Pembukaan dengan sumpah atau Qasam (Al-Istiftaahu Bil-Qasami)
Sumpah Allah yang dipakai dalam pembukaan surah Al-Qur’an itu ada tiga
macam, dan terdapat dalam 15 surah, sebagai berikut:
a) Sumpah dengan benda-benda angkasa (Al-Qasamu Bil ‘Uluwwiyyaati)
sumpah model ini dipakai pembukaan dalam delapan surah sebagai berikut:
Surah An-Najm, dengan lafal:
-١- ع ْرفا
ُ ت َ َو ْال ُم ْر
ِ س َل
Artinya:
“ Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan”.
Selain dalam kedua surah tersebut juga terdapat dalam enam surah lainnya,
yakni surah Ash-Shaaffat, An-Nazi’at, Al-Burujj, At-Thariq, Al-Fajr, dan surah
Asy-Syams.
b) Sumpah dengan benda-benda bawah (Al-Qasamu Bis-Sufliyaati) seperti
yang dipakai dalam pembukaan dari empat surah, sebagai berikut:
Surah Adz-Dzariyat, dengan lafal:
ِ َوالذَّ ِاريَا
-١- ت ذَ ْروا ا
Artinya:
“ Demi angin yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya”.
Surah Ath-Thur, dengan lafal:
11
-٢- ور
ٍ طُ ب َّم ْس
ٍ َو ِكتَا-١- ور ُّ َو
ِ الط
Artinya:
“ Demi bukit dan Kitab yang ditulis”.
Selain dalam kedua surah tersebut juga terdapat dalam dua surah lainnya,
yakni terdapat dalam surah At-Tiin dan Al-‘Adiyat.
c) Sumpah dengan waktu (Al-Qasamu Bil-Waqti), terdapat dalam tiga surah,
sebagai berikut:
Surah Al-Lail, dengan lafal:
12
benda di bawah. Tetapi bagi Allah SWT hal itu memang boleh saja. Maka
Dia bisa bersumpah dengan Dzat-Nya atau dengan makhluk-Nya.
4. Digunakannya beberapa benda atau makhluk sebagai sumpah Allah itu agar
benda-benda atau makhluk Allah SWT itu selalu diperhatikan umat
manusia. Karena benda-benda atau makhluk-makhluk itu adalah termasuk
yang diistimewakan-Nya, sehingga mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi dari yang lain.3
f. Pembukaan dengan Syarat (Al-Istiftaahu Bis-Syarthi)
1) Syarat yang masuk kepada jumlah ismiyah, dipakai di awal 3 surah sebagai
berikut :
Surah At-Takwir, dengan lafal :
ْ س ُك ه ِو َر
ت َّ ِإذَا ال
ُ ش ْم
Artinya:
“Apabila matahari digulung”
Surah Al-Insyyiqaq, dengan lafal :
ْ َّشق
ت َّ ِإذَا ال
َ س َما ُء ا ْن
Artinya :
“Apabila langit terbelah”
2) Syarat yang masuk kepada jumlah Fi’liyah, yang untuk membuka 4 surah-
surah sebagai berikut :
Surah Al-Waqi’ah, dengan lafal :
ُت ْال َواقِعَة
ِ َإِذَا َوقَع
Artinya :
“Apabila terjadi hari kiamat”
Surah Al-Munafiqun, dengan lafal :
3
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000). hlm 192
13
ْ َِإذَا َجا َء ن
ِص ُر للا
Artinya :
“Apabila telah datang pertolongan Allah”
ُ َ قُ ْل أ
ِ َّعوذ ُ ِب َربه ِ الن
اس
Artinya :
“Katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhan Manusia”
Surah Al-Falaq, dengan lafal :
14
Surah An-Naba’, dengan lafal :
َسا َءلُون
َ َ َع َّم يَت
Artinya :
“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?”
Surah Al-Ghasyiyah, dengan lafal :
15
َ َو ْي ٌل ِل ْل ُم
َط ِفه ِفين
Artinya:
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang”
Surah Al-Humazah, dengan lafal :
4
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), hlm 200-203
16
b) Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata “Bagi tiap-tiap kitab itu ada
intisarinya dan intisari dari kitab Al-qur’an ini ialah huruf-huruf
tahajjinya (alfabetisnya)
c) Imam Asy Sya’bi berkata “Huruf-huruf itu termasuk rahasia dari Al-
qur’an ini dan termasuk hal-hal yang samar yang cukup kita imani
lahirnya saja dan pengertiannya kita serahkan kepada Allah SWT.
2) Bahwa makna huruf-huruf yang terpotong itu dapat diketahui oleh Allah
SWT dan bisa dipahami oleh manusia terutama oleh orang-orang yang
mendalami pengetahuanNya. Pendapat ini berdasrkan dalil ayat 7 surah Ali
Imran:
Artinya :
“Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya”
Pendapat yang demikian itu adalah pendapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
a) Sebagian ulama berpendapat bahwa huruf-huruf yang terpotong-potong
itu adalah merupakan sumpah Allah SWT sebagaimana Allah
bersumpah dengan bulan, bintang, fajar, langit, buah tin, dsb. Maka Dia
bersumpah pula dengan huruf-huruf yang terletak di awal surah-surah
Al-qur’an itu.
b) Imam Ibnu jarir, ibnu Katsir, Ar-Razi, Az-zarkasyi menjelaskan bahwa
setelah orang-orang mengatakan : Jangan dengarkan al-qur’an itu dan
biarkan saja, agar kalian tidak terpikat, maka Allah SWT menghendaki
menyampaikan sesutau yang belum pernah mereka dengar dengan
menyebutkan huruf huruf itu, yang menyebabkan mereka lalu
memperhatikan ayat-ayat Alqur’an tadi dan bahkan menyuruh supaya
memperhatikan segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
c) Imam Al-Juweini mengatakan bahwa huruf-huruf itu adalah untuk
menarik perhatian. Sebab, dengan mendengar bunyi huruf-huruf itu
orang akan terkejut dan heran, lalu memperhatikan kafal-lafal ayat yang
mengikuti bunyi huruf-huruf itu tadi. Sayangnya dia mengatakan huruf-
huruf itu untuk menarik perhatian Nabi sendiri yang sudah tentu beliau
17
selalu memerhatikan firman-firman Allah. Jadi mestinya adalah untuk
menarik perhatian umum yaitu orang-orang non-muslim.
18
Al-Qurtubi, misalnya ia menuturkan, ‘’aku tidak melihat keberadaan dari
huruf-huruf muqattha’ah itu selain pada awal surat. Aku pun tidak dapat
memahami maksud-maksud tertentu yang dikehendaki Allah melalui huruf-
huruf tersebut. 5
5
Rusydie Anwar, Pengantar Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadis. Teori dan Metodologi.
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), hlm 128
6
Muhammad Gufron, dan Rahmawati, Ulumul Quran Praktis dan Mudah, (Yogyakarta:
Teras,2013), hlm 129
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, kesimpulan yang dapat
diambil ialah sebagai berikut :
- Ilmu Fawatihus Suwar adalah ilmu yang membicarakan kalimat-kalimat
pembuka surat. Dalam kalimat-kalimat ini tersimpan rahasia arti dan
tafsirnya. Jadi Fawatihus Suwar berarti beberapa pembukaan dari surah-
surah al-qur’an atau beberapa macam awalan dari surah-surah Al-Qur’an.
- Macam-macam fawatihus suwar surah Al-Qur’an ada 10 macam:
1) Pembukaan dengan pujian kepada Alloh SWT (Al-Istiftaahu Bits
Tsanaa’i)
2) Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus (Istiftaahu Bil
Huruufi Al-Muqaththa’thi)
3) Pembukaan dengan Nida/ panggilan (Al-Istiftaahu Bin-Nidaa’)
4) Pembukaan dengan jumlah khabariyah (Al-Istiftaahu Bil Jumadil
Khabariyyati)
5) Pembukaan dengan sumpah atau Qasam (Al-Istiftaahu Bil-Qasami)
6) Pembukaan dengan Syarat (Al-Istiftaahu Bis-Syarthi)
7) Pembukaan dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu bil Amri)
8) Pembukaan dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu bil Istifhaami)
9) Pembukaan dengan do’a (Al-Istiftaahu bid Du’aai)
10) Pembukaan dengan alasan (Al-Istiftaahu bit-ta’lili)
- Pendapat para ulama mengenai makna huruf-furuf yang terpotong itu pada
garis besarnya ada dua macam
1) Bahwa makna-makna huruf-huruf terpotong itu tersembunyi karena
merupakan rahasia yang tertutup yang hanya diketahui oleh Allah SWT
sendiri,
2) Bahwa makna huruf-huruf yang terpotong itu dapat diketahui oleh Allah
SWT dan bisa dipahami oleh manusia terutama oleh orang-orang yang
mendalami pengetahuanNya
20
- Pandangan ulama mengenai fawatihus suwar : Ibnu Abi al-Asba
memaparkan bahwa pembuka-pembuka surat itu bertujuan untuk
menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaian, baik
dengan sarana berupa pujian maupun melalui huruf-huruf.
- Hikmah –Hikmah fawatihus suwar adalah:
Untuk memberi perhatian, peringatan atau menjadi pedoman kehidupan,
baik bagi rosululloh ataupun umatnya, menunjukkan betapa ajaibnya al-
quran itu,Sedangkan hikmah fawatihus suwar dengan sumpah,yaitu agar
manusia meneladani sikap bertanggungjawab; berbicara harus benar dan
jujur dan Allah menggunakan beberapa benda sebagai sumpah-Nya,
dimaksudkan agar manusia memperhatikan kebesaran Allah melalui
ciptaan-Nya. Dengan begitu manusia merasa rendah dihadapan Allah.
B. Saran
Sebagai umat muslim yang meyakini rukun iman yang salah satunya iman
kepada kitab-kitab Allah, diantaranya Al-Quran merupakan hal yang sangat
penting untuk mempelajari ilmu-ilmu al-quran salah satu cabangnya adalah
fawatihus suwar. Karena semakin dikaji ayat al-quran itu maka semakin luas
pengetahuan kita. Semoga makalah ulumul quran tentang fawatihus suwar ini
dapat menjadi tambahan referensi untuk mengkaji tentang fawatihus suwar.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rusydie. 2015. Pengantar Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadis. Yogyakarta:
IRCiSoD
Djalal, Abdul. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu.
Gufron, Muhammad, Rahmawati. 2013. Ulumul Quran Praktis dan Mudah.
Yogyakarta: Teras
22