Bab 1 Mega Anemia
Bab 1 Mega Anemia
Puji syukur kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nya saya dapat menyelesaikan proposal dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada bapak teten rustendi
S.Kep.,Ners M.kep selaku dosen mata kuliah pengantar riset yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.
Saya sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan saaya mengenai perfusi jaringan perifer. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam proposal ini terdapat kekurangandan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usukan demi perbaikan proposal yang telah saya buat di
massa yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga proposal ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri mampu orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan proposal ini di waktu
yang akan datang.
Bab 1
Pendahuluan
Sistem peredaran darah adalah suatu system organ yang berfungsi memindahkan zat
dari satu sel ke sel yang lain. Sistem peredaran darah pada manusia artinya darah
melewati jantung sebanyak dua kali dalam satu kali edar yaitu saat darah beredar menuju
Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7
% dengan penderita anemia berumur 5 - 14 tahun sebesar 26,4 % dan 18, 4 % penderita
berumur 15 - 24 tahun. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) tahun 2012
menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5 %, ibu hamil sebesar 50,5 %,
ibu nifas sebesar 45,1 %, remaja putri usia 10 - 18 tahun sebesar 57,1 % dan usia 19 - 45
penyakit tidak menular di Indonesia antara lain, anemia (46,3%), hipertensi (42,9%),
penyakit sendi (36,9%), penyakit jantung dan pembuluh darah (10,7%). Survey di 12
provinsi pada tahun 2015 menunjukan anemia yang dirawat dirumah sakit sebanyak
3.251 kasus, jumlah ini meningkat drastic dibandingkan dengan tahun lalu yang
mencapai 1.236 kasus. Diawal tahun 2009 tercatat 2.159 kasus yang dirawat dirumah
sakit. (Depkes,2015).
kekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, perdarahan hemolysis dan kehilangan sel
darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala muncul, maka depresi
susmsum tulang belakang akan berkembang sampai titik dimana terjadi kegagalan
sempurna dan irreversible. Oleh karena itu perawat sangat penting dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien anemia defisiensi Fe, serta diharapkan tidak hanya
berkembang, pravelensi snemia adalah sekitar 8-44 %, dengan pravelensi tertinggi pada
laki-laki usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hassil studi laiinya di laporkan bahwa
pravelensi anemia pada laki-laki adalah 27-40% dan wanita 16-21 %. Sebagai penyebab
tersering anemia pada adalah anemia kronik dengan pravelensinya sekitar 35 %. Diikuti
oleh anemia defisiensi asam folat, perdarahan saluran cerna dan sindroma
mielodisplasstik. Pada lansia penderita anemia berbagai penyakiy lebih mudah timbul
dan penyembuhan penyakit lebih mudah timbul dan penyembuhannya akan semakin
lama. (WHO,2015)
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. KERANGKA KERJA
1. pengumpulan data
menarik kesimpulan yang selanjutnya di sajikan dalam bentuk narasi yang akan menjadi
pembahasan. Adapun metode yang digunakan metode yang digunakan dalam pengumpulan
data meliputi:
a. observasi : metode yang digunakan dengan mengumpulkan data atau informasi
secara langsung dari klien yang berhubungan dengan penyakitnya dan data yang
d. Studi documenter : metode yang ini dapat dari buku status klien meliputi catatan
f. Partisipasi aktif : klien sebagai system ikut serta dalam merencanakan dalam
Waktu yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah di mulai pada bulan
oktober.
3. Manfaat
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat praktek
1) Bagi profesi
Menambah keterampilan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
anemia.
TINJAUAN TEORITIS
2. Penyebab
- Hipovolemia
- Hipoventilasi
kapiler
- Gangguan vena
3. Batasan karakteristik
suhu )
- Klaudikasi
- Penurunan nadi
- Edema
- Nyeri ekstremitas
- Perestesia
4. Patofisiologi
penurunan aliran darah melalui pembuluh darah perifer merupakan tanda pada
semua penyakit vaskuler perifer. Efek fisiologis berybahnya aliran darah
tergantung pada besarnya kebutuhan jaringan yang melebihi suplai oksigen dan
nutrisi yang tersedia. Bila kebutuhan jaringan tinggi, maka bila terjadi sedikit
penurunan aliran darah dapat mengganggu pemeliharaan integritas jaringan
sehingga jaringan menjadi iskemi (kekurangan suplai darah), malnutrisi dan
kematian apabila kekurangan aliran darah tersebut tidak diperbaiki.
Gagal jantung, aliran darah perifer yang tidak memadai terjadi bila kerja
pemompaan jantung tidak efisien. Gagal jantung kiri menyebabkan penimbunan
darah diparu dan penurunan aliran kedepan atau curah jantung. Gagal jantung
kanan menyebabkan kengesti vena sistemik dan penurunan aliran darah.
Perubahan pembuluh darah dan pembuluh limfa. Pembuluh darah yang utuh,
paten dan responsive diperlukan untuk menyalurkan oksigen yang cukup ke
jaringan dan mengangkat sampah metabolisme. Arteri dapat mengalami
obstruksi akibat plak aterosklerosis, thrombus atau embolus. Arteri dapat rusak
atau mengalami obstruksi akibat trauma kimia atau mekanis, infeksi atau proses
radang, gangguan vasospastik dan malformasi congenital. Oklusi arteri yang
mendadak menyebabkan iskemia berat pada jaringan, sering irreversible dan
berakir dengan kematian jaringan. Bila oklusi arteri berlangsung secara bertahap,
resiko kematian jaringan mendadak lebih rendah karena sirkulasi kolateral
mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Aliran darah vena menurun akibat trobus yang menyumbat vena, katup vena
yang inkompeten, atau oleh menurunya efktifitas kerja pemompaan otot
disekitarnya. Penurunan aliran darah vena mengakibatkan peningkatan tekanan
vena, diikuti peningkatan tekanan hidrostatik perifer, filtrasi bersih cairan keluar
dari kapiler ke rongga intertisial, dan selanjutnya terjadi edema. Jaringan edema
tidak mampu menerima nutrisi yang memadai dari darah dan sebagai
konsekuensinya jaringan tersebut lebih peka terhadap kematian dan infeksi.
Sumbatan pembuluh limfe juga dapat mengakibatkan edema. Pembuluh limfe
dapat mengalami penyumbatan oleh tumor atau kerusakan akibat trauma
mekanis atau proses radang.
Proses penuaan menghasilkan dinding pembuluh darah yang mempengaruhi
transportasi oksigen dan nutrisi kejaringan. Lapisan intima menebal sebagai
akibat proliferasi seluler dan fibrosis. Serabut elastic di lapisan media mengalami
klaisifikasi, tipis dan terpotong dan kolagen tertimbun di lapisan intima maupun
media. Perubahan tersebut mengakibatkan kekakuan pembuluh darah, yang
meningkatkan tekanan perifer gangguan aliran dara, dan peningkatan kerja
ventrikel kiri.
5. Penyakit yang berhubungan dengan perfusi jaringan perifer
- Hipertensi
- Anemia
- Atritis rheumatoid
- Diabetes mellitus
- Gagal ginjal
b. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama : penyebaba utama klien sampai dibawa ke rumah ssakit
2. Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis gangguan jaringan
perifer,gejala yang mudah diamati adalah nyeri seperti kram yang hilang
saat istirahat.
3. Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor
penyulit atau faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah
kondisinya.
4. Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang mungkin adalah hubungannya dengan penyakit klien
sekarang
c. Pemeriksaan fisik
Focus pada system kardiovaskuler dan system respirasi
Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan suhu penting dilakukan untuk
mengetahui tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran
dari tanda vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari peningkatan atau
penurunan kondisi perfusi jaringan perifer.
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat penting
dilakukan karena adanya perubahan tanda-tanda vital menunjukan
kelainan sirkulasi dalam sistemik tubuh. Dengan assumsi penurunan
kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi akan menurun dan juga
tekanan darah naik lama kelamaan akan menurun karena penurunan
cardiac output. Oleh karena itu pengkajian terhadap tanda-tanda vital
sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal adanya kelainan sistemik
tubuh.
2. Pemantauan perubahan penampakan dan temperature kulit
- aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin
- rubor terlihat dalam 20 menit sampai 2 menit setelah ekstremitas
tergantung dan merupakan petunjuk adanya kerusakan arteri dimana
pembuluh darah tidak mampu berkontruksi
- sianosis
2. diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer : Perfusi jaringan perifer adalah penurunan
oksigen yang mengakibatkan kegagalan pengiriman nutrisi kejaringan pada tingkat
kapiler.
3. Intervensi
Faktor Kriteria hasil intervensi
berhubungan
Ketidakefekti Mendemonstrasikan status - Monitor adanya
fan perfusi sirkulasi yang ditandai dengan: daerah tertentu
jaringan - Tekanan systole yang hanya peka
perifer dan diastole dalam terhadap panas
rentang yang atau
diharapkan dingin/tumpul/taj
- Tidak ada am
ortostasik - Intukruksikan
hipertensi keluarga untuk
- Tidak ada tanda mengobservasi
tanda peningkatan kulit jika ada isi
penekanan atau laserasi
intracranial (tidak - Batasi gerakan
lebih dari 15 pada kepala,
mmHg) leher dan
Memdemonstrasikan punggung
kemampuan kognitif yang - Monitor
ditandai dengan: kemampuan bab
- Berkomunikasi - Kolaborasi
dengan jelas dan pemberian
sesuai deengan analgetik
kemapuan - Monitor adanya
- Menunjukan tromboplebitis
perhatian, - Diskusikan
konsentrasi mengenai
- Memproses penyebab
informasi perubahan
sensasi