Anda di halaman 1dari 13

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nya saya dapat menyelesaikan proposal dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada bapak teten rustendi
S.Kep.,Ners M.kep selaku dosen mata kuliah pengantar riset yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.

Saya sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan saaya mengenai perfusi jaringan perifer. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam proposal ini terdapat kekurangandan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usukan demi perbaikan proposal yang telah saya buat di
massa yang akan dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga proposal ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri mampu orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan proposal ini di waktu
yang akan datang.
Bab 1

Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sistem peredaran darah adalah suatu system organ yang berfungsi memindahkan zat

dari satu sel ke sel yang lain. Sistem peredaran darah pada manusia artinya darah

melewati jantung sebanyak dua kali dalam satu kali edar yaitu saat darah beredar menuju

ke paru - paru dan saat darah beredar ke seluruh tubuh.

Menurut World Health Organization ( 2013 ) angka kejadian anemia di dunia

berkisar 40 – 88 %. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia

terutama negara berkembang yang di perkirakan 30 % penduduk dunia menderita anemia.

Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada

remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi.

Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7

% dengan penderita anemia berumur 5 - 14 tahun sebesar 26,4 % dan 18, 4 % penderita

berumur 15 - 24 tahun. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) tahun 2012

menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5 %, ibu hamil sebesar 50,5 %,

ibu nifas sebesar 45,1 %, remaja putri usia 10 - 18 tahun sebesar 57,1 % dan usia 19 - 45

tahun sebesar 39,5 % ( Kemenkes RI, 2013 ).

Hasil survey kesehatan nasional (surkesnas) tahun 2015 menemukan pravelensi

penyakit tidak menular di Indonesia antara lain, anemia (46,3%), hipertensi (42,9%),
penyakit sendi (36,9%), penyakit jantung dan pembuluh darah (10,7%). Survey di 12

provinsi pada tahun 2015 menunjukan anemia yang dirawat dirumah sakit sebanyak

3.251 kasus, jumlah ini meningkat drastic dibandingkan dengan tahun lalu yang

mencapai 1.236 kasus. Diawal tahun 2009 tercatat 2.159 kasus yang dirawat dirumah

sakit. (Depkes,2015).

Berbagai sebab penyakit anemia defisiensi Fe anatara lain adalah faktor

kekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, perdarahan hemolysis dan kehilangan sel

darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala muncul, maka depresi

susmsum tulang belakang akan berkembang sampai titik dimana terjadi kegagalan

sempurna dan irreversible. Oleh karena itu perawat sangat penting dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pasien anemia defisiensi Fe, serta diharapkan tidak hanya

terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga psikologiis penderita. (Kiswari,2014)

Kejadian anemia bervariassi tetapi diperkirakan sekitar 30 % penduduk dunia

menderita anemia, dimana prevelensi tertinggi berada di Negara-negara sedang

berkembang, pravelensi snemia adalah sekitar 8-44 %, dengan pravelensi tertinggi pada

laki-laki usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hassil studi laiinya di laporkan bahwa

pravelensi anemia pada laki-laki adalah 27-40% dan wanita 16-21 %. Sebagai penyebab

tersering anemia pada adalah anemia kronik dengan pravelensinya sekitar 35 %. Diikuti

oleh anemia defisiensi asam folat, perdarahan saluran cerna dan sindroma

mielodisplasstik. Pada lansia penderita anemia berbagai penyakiy lebih mudah timbul

dan penyembuhan penyakit lebih mudah timbul dan penyembuhannya akan semakin

lama. (WHO,2015)
B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawaatan secara komprehensif dengan melakukan

pendekatan pada klien dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.

2. Tujuan khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan, penulis mampu:

a. Melakukana pengkajian dan pengumpulan data secara komprenhensif meliputi

bio-psiko-sosial-spritual dengan pendekatan pada pasien perfusi jaringan perifer

b. Menganalisa data dan merumuskan diganosa keperawatan secara komprenhensif

pada pasien perfusi jaringan perifer

c. Membuat perencanaan asuhan keperawatan pada pasien perfusi jaringan perifer

d. Mengimplementassikan aasuhan keperawatan pada pasien perfusi jaringan perifer

e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien perfusi jaringan perifer

C. KERANGKA KERJA

1. pengumpulan data

metode dalam penulisan makalah ini, menggunakan metode deskritif dengan

menggambarkan, mengumpulkan data menganalisa dan membuat diagnosa keperawatanserta

menarik kesimpulan yang selanjutnya di sajikan dalam bentuk narasi yang akan menjadi

pembahasan. Adapun metode yang digunakan metode yang digunakan dalam pengumpulan

data meliputi:
a. observasi : metode yang digunakan dengan mengumpulkan data atau informasi

secara langsung dari klien yang berhubungan dengan penyakitnya dan data yang

didapatkan dari medical record klien.

b. pemeriksaan fisik : pemeriksaan yang dilakukan serta menyeluruh dari kepala

sampai ujung kaki dengan melaksanakan inpeksi,palpasi,perkusi,auskultasi.

c. Wawancara : metode yang digunakan dengan mengumpulkan data subjektif

yang di peroleh dari klien dan keluarga.

d. Studi documenter : metode yang ini dapat dari buku status klien meliputi catatan

perawat serta sumber lain.

e. Studi kepustakaan : metode ini dilakukan melalui studi literature.

f. Partisipasi aktif : klien sebagai system ikut serta dalam merencanakan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan.

2. Tempat dan waktu

Waktu yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ilmiah di mulai pada bulan

oktober.

3. Manfaat

a. Manfaat teoritis

Penulis di harapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya

dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.

b. Manfaat praktek

1) Bagi profesi
Menambah keterampilan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

serta motivasi tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluahan tentang

anemia.

2) Bagi institusi pendidikan

Diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi intitusi, khususnya

akademi keperawatan RS efarina dalam meningkatkan wawasan mahasiswa

mengenai asuhan keperwatan tentang anemia.

3) Bagi rumah sakit

Diharapkan berguna sebagai bahan perencanaan dan evaluasi permasalahan

yang ada khususnya anemia.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dasar perfusi jaringan perifer

1. Definisi perfusi jaringan perifer

Perfusi jaringan perifer adalah penurunan oksigen yang mengakibatkan


kegagalan pengiriman nutrisi kejaringan pada tingkat kapiler. ( NANDA NIC NOC )

Perfusi jaringan perifer adalah penurunan komponen seluler yang diperlukan


oksigen atau nutrient ke sel ( DONGOES )

Perfusi jaringan perifer adalah dimana individu mengalami atau berisiko


mengalami suatu penurunan dalam nutrisi dan pernapasan pada tingkat seluler
perifer suatu penurunan dalam suplai darah kapiler.

Perfusi jaringan perifer adalah pengurangan atau penurunan dalam sirkulasi


darah ke perifer yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan atau
membahayakan kesehatan.

2. Penyebab

- Perubahan kemampuan hemogoblin untuk mengikat oksigen

- Penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah

- Hipovolemia

- Hipoventilasi

- Kerusakan transport oksigen melalui membrane alveolar atau membrane ke

kapiler

- Gangguan vena

- Ketidakseimbangan ventilasi dengan aliran darah

3. Batasan karakteristik

- Tidak ada nadi


- Perubahan fungsi motoric

- Perubahan karakteristik kulit ( warna elastis, rambut, kelembapan, kuku, sensasi,

suhu )

- Perubahan tekanan darah diesktremitas

- Waktu pengisian kapiler >3 detik

- Klaudikasi

- Penurunan nadi

- Edema

- Nyeri ekstremitas

- Warna kulit pucat saat evelasi

- Kelambatan penyembuhan luka perifer

- Perestesia

4. Patofisiologi

penurunan aliran darah melalui pembuluh darah perifer merupakan tanda pada
semua penyakit vaskuler perifer. Efek fisiologis berybahnya aliran darah
tergantung pada besarnya kebutuhan jaringan yang melebihi suplai oksigen dan
nutrisi yang tersedia. Bila kebutuhan jaringan tinggi, maka bila terjadi sedikit
penurunan aliran darah dapat mengganggu pemeliharaan integritas jaringan
sehingga jaringan menjadi iskemi (kekurangan suplai darah), malnutrisi dan
kematian apabila kekurangan aliran darah tersebut tidak diperbaiki.
Gagal jantung, aliran darah perifer yang tidak memadai terjadi bila kerja
pemompaan jantung tidak efisien. Gagal jantung kiri menyebabkan penimbunan
darah diparu dan penurunan aliran kedepan atau curah jantung. Gagal jantung
kanan menyebabkan kengesti vena sistemik dan penurunan aliran darah.
Perubahan pembuluh darah dan pembuluh limfa. Pembuluh darah yang utuh,
paten dan responsive diperlukan untuk menyalurkan oksigen yang cukup ke
jaringan dan mengangkat sampah metabolisme. Arteri dapat mengalami
obstruksi akibat plak aterosklerosis, thrombus atau embolus. Arteri dapat rusak
atau mengalami obstruksi akibat trauma kimia atau mekanis, infeksi atau proses
radang, gangguan vasospastik dan malformasi congenital. Oklusi arteri yang
mendadak menyebabkan iskemia berat pada jaringan, sering irreversible dan
berakir dengan kematian jaringan. Bila oklusi arteri berlangsung secara bertahap,
resiko kematian jaringan mendadak lebih rendah karena sirkulasi kolateral
mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Aliran darah vena menurun akibat trobus yang menyumbat vena, katup vena
yang inkompeten, atau oleh menurunya efktifitas kerja pemompaan otot
disekitarnya. Penurunan aliran darah vena mengakibatkan peningkatan tekanan
vena, diikuti peningkatan tekanan hidrostatik perifer, filtrasi bersih cairan keluar
dari kapiler ke rongga intertisial, dan selanjutnya terjadi edema. Jaringan edema
tidak mampu menerima nutrisi yang memadai dari darah dan sebagai
konsekuensinya jaringan tersebut lebih peka terhadap kematian dan infeksi.
Sumbatan pembuluh limfe juga dapat mengakibatkan edema. Pembuluh limfe
dapat mengalami penyumbatan oleh tumor atau kerusakan akibat trauma
mekanis atau proses radang.
Proses penuaan menghasilkan dinding pembuluh darah yang mempengaruhi
transportasi oksigen dan nutrisi kejaringan. Lapisan intima menebal sebagai
akibat proliferasi seluler dan fibrosis. Serabut elastic di lapisan media mengalami
klaisifikasi, tipis dan terpotong dan kolagen tertimbun di lapisan intima maupun
media. Perubahan tersebut mengakibatkan kekakuan pembuluh darah, yang
meningkatkan tekanan perifer gangguan aliran dara, dan peningkatan kerja
ventrikel kiri.
5. Penyakit yang berhubungan dengan perfusi jaringan perifer
- Hipertensi
- Anemia
- Atritis rheumatoid
- Diabetes mellitus
- Gagal ginjal

b. Asuhan keperawatan dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


1. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi-metabolik
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah (adanya
peningkatan intra kranial) kehilangan sensasi pada lidah, dagu, tenggorokan, dan
gangguan menelan.
b. Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, inkontensia urine, distensi abdomen, tidak ada
bising usus.
c. Pola aktivitas latihan
Adanya kesukaram terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi
atau paralisys, mudah lemah.
d. Pola dan istirahat
e. Pola sensorik
Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan atau
kekaburan pandangan, gangguan penciuman atau perbaan atau sentuhan
menurun terutama pada daerah lluka dan ekstremitas, status mental,
ekstremitas lemah atau paralisys.

b. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama : penyebaba utama klien sampai dibawa ke rumah ssakit
2. Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis gangguan jaringan
perifer,gejala yang mudah diamati adalah nyeri seperti kram yang hilang
saat istirahat.
3. Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor
penyulit atau faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah
kondisinya.
4. Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang mungkin adalah hubungannya dengan penyakit klien
sekarang

c. Pemeriksaan fisik
Focus pada system kardiovaskuler dan system respirasi
Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan suhu penting dilakukan untuk
mengetahui tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran
dari tanda vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari peningkatan atau
penurunan kondisi perfusi jaringan perifer.
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat penting
dilakukan karena adanya perubahan tanda-tanda vital menunjukan
kelainan sirkulasi dalam sistemik tubuh. Dengan assumsi penurunan
kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi akan menurun dan juga
tekanan darah naik lama kelamaan akan menurun karena penurunan
cardiac output. Oleh karena itu pengkajian terhadap tanda-tanda vital
sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal adanya kelainan sistemik
tubuh.
2. Pemantauan perubahan penampakan dan temperature kulit
- aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin
- rubor terlihat dalam 20 menit sampai 2 menit setelah ekstremitas
tergantung dan merupakan petunjuk adanya kerusakan arteri dimana
pembuluh darah tidak mampu berkontruksi
- sianosis

2. diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer : Perfusi jaringan perifer adalah penurunan
oksigen yang mengakibatkan kegagalan pengiriman nutrisi kejaringan pada tingkat
kapiler.

3. Intervensi
Faktor Kriteria hasil intervensi
berhubungan
Ketidakefekti Mendemonstrasikan status - Monitor adanya
fan perfusi sirkulasi yang ditandai dengan: daerah tertentu
jaringan - Tekanan systole yang hanya peka
perifer dan diastole dalam terhadap panas
rentang yang atau
diharapkan dingin/tumpul/taj
- Tidak ada am
ortostasik - Intukruksikan
hipertensi keluarga untuk
- Tidak ada tanda mengobservasi
tanda peningkatan kulit jika ada isi
penekanan atau laserasi
intracranial (tidak - Batasi gerakan
lebih dari 15 pada kepala,
mmHg) leher dan
Memdemonstrasikan punggung
kemampuan kognitif yang - Monitor
ditandai dengan: kemampuan bab
- Berkomunikasi - Kolaborasi
dengan jelas dan pemberian
sesuai deengan analgetik
kemapuan - Monitor adanya
- Menunjukan tromboplebitis
perhatian, - Diskusikan
konsentrasi mengenai
- Memproses penyebab
informasi perubahan
sensasi

Anda mungkin juga menyukai