Anda di halaman 1dari 20

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telahmemberikan
rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan
Observasi ini dengan tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang laporan observasi, beserta dokumentasi yang telah kami
lakukan dimuseum nasional. Tujuan diadakan observasi ini adalah mengetahui secara lebih
rinci isi dari Museum Nasional dan juga ciri khas yang terdapat pada museum tersebut. kami
berharap agar laporan ini dapat memberikan manfaat pada pembaca.

Semoga malakalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran.

Tangerang, 20 Maret 2018

Elvia Azimatur Rachma

1
Lokasi Museum Nasiaonal

Museum nasional terletak dijalan Medan Barat No.12, Jakarta pusat. Lokasi museum
Nasional ini terletak ditempat yang strategis, yaitu berada ditepi jalan tepat di sebeah barat
halte Trans Jakarta.

2
Denah Gedung Museum Nasional

3
Tiket Masuk

Perorangan :

Dewasa Rp5.000,-

Anak Rp2.000,-

Wisma Rp10.000,-

Rombongan : (minimal 20 orang)

Dewasa Rp3.000,-

Anak Rp2.000,-

Wisma Rp10.000,-

Jam Operasional

Senin Tutup

Selasa-kamis 08.30 – 16.00

Jum’at 08.30 – 16.00

Sabtu 08.30 – 17.00

Minggu 08.30 – 17.00

VISI Museum Nasional 2017

Museum Kebudayaan Indonesia bertaraf Internasional mealui insan dan ekosistem


yang berkarakter dengan dilanasi semangat Gotong royong.

MISI Museum Nasional

1. Mewujudkan pengelolaan koleksi sesuai standar internaonal


2. Mewujudkan pelayanan prima
3. Mewujudkan museum sebgai sarana edukasi dan rekreasi
4. Mewujudkan pengembangan permuseuman yang berkualitas
5. Mewujudkan tata kelola yang baik dengan pelibatan publik.

4
Sejarah singkat Museum Nasional

Eksistensi museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan bernama


Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenschappen (BG), didirikan oleh pemerintah
Belanda pada tanggal 24 April 1178. Pada masa itu di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual
(The Age of Enlightenment) yaitu dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran
ilmiah dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche
Maatschappij der Wetwnschappen (perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-
orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis.

Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga


independen yang dirikan untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan,
etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hasil penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan
‘Ten Nutte van het Algemeen’ (Untuk kepentingan Masyarakat Umum).

Salah seorang Pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah
rum,ah miliknya dijalan kalibesar, suau kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia
juga menyumbangkan sejumlah koleksi enda budaya dan buku yang amat berguna; sumbangan
Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

Selama masa pemerintahan ingris di jawa (1811 – 1816), Letnan Gubernur sir Thomas
Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di kalibesar sudah
penuh koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai
museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung ‘Societeit de
Harmonie’). Bangunan ini berlokasi dijalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat ini berdiri
kompleks gedung secretariat Negara, di deat istana kepresidenan.

Jumlah koleksi milik BG terus meningkat hingga museum di jalan majapahit tidak
dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, pemerintah hindia-belanda memutuskan
untuk mebangun sebuah gedung museum baru I lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan
Merdeka Barat No.12 (dulu diebut Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang
kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau ‘sekolah tinggi hukum’ (pernah
dipakai untuk markas kenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen
Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umu pada tahun 1868.

5
Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk
Jakarta. Mereka menyebutnya ‘Gedung Gajah’ atau ‘Museum Gajah’ karena di halaman depan
museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn “(Rama V)
dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga
‘Gadung Arca’ karena di dalam gedungmemang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk
arca yang berasal dari berbagai periode.

Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar ‘koninklijk’ karena jasanya dalam
bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi koninklijk Bataviaasch
Genootschap van kunsten en Wetenschappen. Pada tanggal 26 januari 1950, koninklijk
Bataviaasch Genootschap van kunsten en wetenschappen diubah namanya menjadi lembaga
Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi waktu itu,sebagaimana
tercemin dalam semboyan barunya: “memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk
meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya.”

Mengingat pentingnya museum ini bafgi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17
september 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan kepada
pemerintah Indonesia, yang kemudia menjadi museum pusat. Akhirnya, berdasarkan surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/o/1979 tertanggal 28 Mei 1979,
Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.

Hingga saat ini Museum Nasional menyimpan lebih dari 15.000 benda-benda bernilai
sejarah yang terdiri dari koleksi prasejarah, akeologi, numismatic dan heraldic, kemik,
etnografi, sejarah, dan geografi. Kompleks Museum Nasional dibangun diatas tanah seluas
sekitar 26.500 M2 sehingga saat mempunyai dua gedung. Gedug lama (Gedung A) digunakan
untuk memamerkan koleksi Museum dan Ruang Penyimpanan koleksi (storage). Sedangkan
Gedung B Gedung Arca) yang digunakan untuk ruang pameran (lantai 1 sampai 4), juga
digunakan untuk kantor, rung konferensi, Laboratorium, perpustakaan dan lain-lain.

6
Ciri Khas

Museum gajah banyak mengkoleksi benda-benda kuno dari seluruh nusantara. Antara
lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan
barang-baranf kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikatagorisasikan ke dalam etnografi,
perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatic, relik sejarah, dan emas. Sumber koleksi
banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa hindia belanda dan
pembelian.

Museum nasional merupakan museum yang utamanya berisi dengan berbagai


peninggalan arkeologi Indonesia. Berates arca berbagai ukuran dari seukuran dompet hingga
lebih besar dari manusia ada disana. Arca-arca ini merupakan kumpulan dari berbagai
penemuan arkeologis yang ada di beberapa tempat ditanah air. Tidak hanyaarca, penemuan
berupa fosil yang diperoleh dari lembah sungai trinil, beberapa diantarnya juga disimpan di
museum ini. Hasil kerajinan khas suatu daerah dalam bentuk patung maupun kain dan juga
bentuk bangunannya juga ikut dipamerkan pada museum nasional ini. Selain itu, banyak juga
koleksi keramik dari negeri-negeri tetangga sepert Thailand, cina, jepang dan lain-lain yang
ditemukan di wilayah Indonesia.

Museum nasional memiliki 2 Gedung antaranya lain:

1. Gedung gajah, meliputi :


a. KoleksiSejarah
b. Koleksi Tektil
c. Koleksi Keramik
d. Koleksi Enografi
e. Koleksi prasejarah
f. Koleksi Arkeologi
2. Gedung Arca, meliputi :
a. Manusia dan Lingkungan (Lantai 1)

7
Pada lantai ini, koleks yang dipamerkan antara lain, koleksi yang dipamerkan
antara lain berupa fosil-fosil jaman Prasejarah dan kehdupan keseharian manusia
purba yang yang masih sangat primitif.

Cetakan otak homo Eretus Progersif

Tulang Paha dan Tengkorak


Manusia Jawa yang digemparkan

8
Fosil Gajah, Kuda Nil dan Badat
Fauna dari habitatnya di Sangiran

Manusia Flores (Homo Floresiensis)


Kecil dan menghebohkan

9
b. Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan ekonomi (Lantai 2)
Pada lantai ini, koleksi yang yang dipamerkan antara lain berupa prasasti dari
beberapa periode kerjaan, keramik, alat navigasi saat belayar, alat komunikasi, alat
tranportasi sepeda dan kapal serta koleksi lainnya.
Aksara dan bahasa

Prasasti Klurak

Prasasti Wayuku, Prasasti Dieng dan Prasasti Wukiran

10
Astronomi dan Navigasi

Kancing Derek, Dandel dan Kemudi kapal

Pistol, Jangkar perahu pancing, pelampung kapal

11
Kompas Kapal

Alat Komunikasi

12
Kentongan
Genta Candi dan Genta Pendeta

Alat Transportasi

Bendi dan Cikar


sepeda

13
c. Organisasi social dan Pola Pemukiman (Lantai 3)
Pada lantai ini, koleksi yag dipamerkan antara lain berupa perhiasan, simbol
kekuasan pakaian stempel dan medali, dunia anak dan koleksi koleksi lainnya.

Perhiasan

Anting-anting

Gelang Kaki (Angklet)

14
Simbol-simbol kekuasaan

Hiasan Kepala (Eja pako) dan simbol-simbol kekuasan lainnya

15
Pekinangan

Cupu (wadah perangkat peknangan)

Pakaian

Penutup Dada dan Rok (pakaian wanita tradisional Papua)

16
Stempel dan medali

Stempel “Lois Napoleon” dan Medali penghargaa pieter jacobue

Dunia Anak

Gasing

Adu Jangkrik (Pengadu Tumbeng)

17
Congklak

d. Khasanah Emas dan Keramik (Lantai 4)


Pada lantai ini, penjagaannya ketat mungkin karena koleksinya adalah berupa
emas dan keramik asing sehingga perlu pengawasan yang ekstra agar tidak
terjadinya pencurian atau pembobolan.
Emas
1) Perhiasan Gelang tangan
Dua pasang gelang yang diperkirakan merupakan gelang tangan lakilaki
dan perempuan angsawan atau tokoh terkemuka. Terbuat dari lempengan emas
yang ditempa dan diisi tanah liat berkualitas. Lapisi penutup berupa lempengan
perungggu.
2) Perhiasan Telinga bentuk Untiran
Benda bentuk untiran bersusun ditemukan didaerah pulau jawa.
Merupakan perhiasan telinga yang dibuat dengan berbagai variasi ukuran,
bentuk dan motif. Masyarakat jawa kino sering menggunakan untuk menutup
telinga.
3) Tasbih
Merupaka salah satu benda-benda upacara yang biasa digunakan oleh
pendeta dalam suatu upacara keagamaan atau sarana meditasi. Sedangkan pada
18
arca-arca hindu, tasbih atau Aksamala merupakan salah satu laksana dewa-
dewi.
Keramik
1) India (Abad ke-2 dan ke-3)
Piring (Dish Romani-Indian Roulette Dware)
Tanah liat coklat, dibuat dengan teknikputar yang merupakan pengaruh romawi.
2) China
a. Dinasti Han (206 sebelum Masehi-220 Masehi)
Guci
Pegangan tegak lurus kaku karena pengaruh dari benda perunggu dari masa
sebelumnya. Glasir berwarna coklat.
b. Dinasti Tang (618-906 Masehi)
Ceret pengan bentuk kadal
Kadal kadang mengiasi keramik cina, karena dipercayai dapat menolak bala
dan melindungi istana.
c. Dinasti Ming
Vas buah Bulu ganda(1368-1644)
Warna biru-putih dan hiasan teratai lambing budha

Dokumentasi

19
Tiket masuk

foto Team observasi dan foto saya

Suasana diluar Gedung

20

Anda mungkin juga menyukai