Anda di halaman 1dari 14

I.

Maksud dan tujuan


Maksud : menguji kemampuan kain yang sudah dilakukan penyempurnaan
tahan air menggunakan PFC

Tujuan : memahami dan mampu menentukan

II. Dasar teori


1.1 Serat Kapas
Serat kapas termasuk serat alam jenis selulosa. Selulosa merupakan
suatu rantai polimer linier yang terdiri dari molekul-molekul glukosa
yang dihubungkan dengan jembatan oksigen. Kapas sebagian besar
tersusun dari glukosa, sedikit protein,lignin dan lilin. Kandungan
selulosa dalam kapas mentah berkisar antara 80% sampai 85 %
sedangkan dalam serat kapas yang telah dimasak dan dikelantang
antara 99,5% sampai 99,5%.

Struktur selulosa

Selulosa mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n yang merupakan


suatu rantai polimer yang linier, yang tersusun dari kondensasi
molekul-molekul glukosa yang dihubungkan oleh adanya jembatan
oksigen pada posisi 1dan 4.

Sifat Fisika

Bentuk kristalin dan amorf serat kapas dapat dilihat pada Gambar 2.1.2
Gambar.1 Struktur Selulosa dengan Rantai Panjang Membentuk
Bagian Kristalin dan Amorf
Sumber: Maya Komalasari, Serat Tekstil 1, Sekolah tinggi Teknologi
Tekstil, Bandung.

a. Warna

Warna kapas tidak betul-betul putih, biasanya sedikit cream. Warna


kapas akan semakin tua setelah penyimpanannya selama 2-5 tahun. Ada
pula kapas-kapas yang berwarna lebih tua, dengan warna-warna dari
caramel,khaki sampai beige. Karena pengaruh cuaca yang lama debu,
kotoran akan menyebabkan warna keabu-abuan.

b. Kekuatan

Kekuatan serat kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam


serat, panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kaps per bundel rata-
rata adalah 96.700 pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum
116.000 pound per inci2. Kekuatan serat pada umumnya menurun pada
waktu basah tetapi sebaliknya kekuatan kapas dalam keadaan basah makin
tinggi.

Hal ini dijelaskan bahwa apabila gaya diberikan pada serat kapas kering,
distribusi tegangan dalam serat tidak merata karena bentuk serat kapas
yang terpuntir dan tak teratur.Dalam keadaan basah serat kapas
menggelembung berbentuk silinder, diikutin dengan kenaikan derajat
orientasi, sehingga distribusi tegangan lebih rata dan kekuatan seratnya
naik.
c. Mulur

Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat


selulosa alam, kira-kira dua kali mulur rami. Diantara serat-serat alam hanya
sutera dan wol yang mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur serat
kapas berkisar antara 4 – 13 % bergantung pada jenisnya dengan mulur
rata-rata 7%.
d. Keliatan ( toughness )

Keliatan adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan suatu benda untuk


menerima kerja, dan merupakan sifat yang penting untuk serat-serat tekstil
terutama yang dipergunakan sebagai tekstil untuk keperluan industri.

Diantara serat-serat selulosa alam, keliatan serat kapas relatif tinggi tetapi
dibanding dengan serat-serat selulosa yang diregenerasi. Sutera dan wol
keliatannya lebih tinggi.

e. Kekakuan ( stiffness )

Kekakuan didefenisikan sebagai daya tahan terdahap perubahan bentuk


dan untuk tekstil biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara
kekuatan saat putus dengan mulur saat putus. Kekuatan dipengaruhi oleh
berat molekul, kekakuan rantai selulosa, derajat kristalinitas dan terutama
derajat orientasi rantai selulosa.

f. Moisture Regain

Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air
mempunyai pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang
sangat kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture
regain yang didapatkan dengan cara menghilangkan lembab ( desorpsi )
sedikit lebih tinggi dari yang didapatkan dengan cara penyerapan lembab.
Moisture regain serat kapas pada kondisi standard berkisar antara 7 – 8,5
%.

g. Berat Jenis

Berat jenis serat kapas 1,50 sampai 1,56 .

h. Indeks bias

Indeks bias serat kapas sejak sumbu serat 1,58 indeks bias melintang
sumbu serat 1,53.

Sifat Kimia
- Pengaruh Asam
Dengan adanya asam, selulosa akan terhidrolisis dan menghasilkan rantai-
rantai molekul yang lebih pendek karena pecahnya ikatan glukosida antara
satuan glukosa dalam rantai selulosa. Larutan encer asam klorida dan asam
sulfat dapat mengurangi kekuatan tarik serat kapas, sedangkan asam asetat
mempunyai pengaruh yang lebih kecil daripada asam-asam tersebut diatas.
Larutan asam pekat seperti asam klorida 40% dalam keadaan dingin akan
merusak serat kapas secara total karena terjadinya hidrolisis selulosa.
Contoh terjadinya kerusakan terutama pada proses penghilangan kanji.

- Pengaruh Alkali
Kapas tahan terhadap alkali, alrutan alkali encer tidak mempengaruhi kapas
meskipun pada suhu mendidih. Larutan alkali pekat pada suhu kamar hanya
akan menggelembungkan serat kapas dan tidak merusak seratnya, tetapi
pada suhu tinggi dapat merusak serat karena terbentuk oksiselulosa.
Contoh terjadinya kerusakan ini terutama pada proses pemasakan dan
mersersasi.

- Pengaruh panas

1.1. Serat Poliester


Susunan rantai molekul polyester terbentuk secara kondensasi

menghasilkan polietena tereftalat yang merupakan satu ester dari

komponen dasar asam dan alkohol, yaitu asam tereftalat dan etilena glikol.

Ini merupakan pengembangan pembuatan poliester yang pada mulanya

terbuat dari dimetil teraftalat sebagai asamnya dan etilena glikol sebagai

alkoholnya dan dikenal dengan nama Terylene. Reaksi poliester adalah

sebagai berikut :

n CH3OOC COOCH3 + n HO(CH2)2OH CH3O [ OC COO(CH2)2O ]n H + (2n –1 ) CH3OH

Dimetil asam tereftalat etilena glikol Terylene


1.2. Serat Poliamida
Poliamida pertama kali dibuat oleh W. Carothers pada tahun 1928
dengan nama dagang Nylon.Poliamida dibuat dari hasil reaksi senyawa
diamina dan dikarboksilat. Poliamida yang pertama dibuat dari heksa
metilen diamina dan asam adipat. Serat yang dihasilkannya disebut ”Nylon
66” angka dibelakang nama Nylon
menunjukkan jumlah atom karbon penyusun dari senyawa amina dan
senyawa karboksilatnya.

Sifat poliamida
Sifat poliamida tergantung senyawa penyusunnya. Secara umum serat
poliamida mempunyai penampang memanjang berbentuk silinder dan
penampang melintang bulat. Serat Nylon dibuat dengan berbagai tujuan
penggunaan. Untuk keperluan industri dibuat serat dengan kekuatan tinggi
dan mulur yang kecil, sedangkan tekstil untuk pakaian dibuat dengan
kekuatan yang tidak terlalu tinggi,dan mulur yang agak tinggi. Karakteristik
serat poliamida disajikan pada Tabel
2) Morfologi serat poliamida
Serat poliamida dipintal dengan pemintalan leleh, seperti halnya dengan
serat buatan yang lain poliamida mempunyai penampang melintang
bermacammacam,tetapi yang paling umum adalah bentuk trilobal dan bulat
seperti yang disajikan pada Gambar
Penggunaan serat poliamida
Serat poliamida memiliki kekuatan yang cukup tinggi dan ketahanan kimia
yang cukup baik, oleh karena itu penggunaannya cukup luas. Dapat
digunakan untuk tekstil pakaian misalnya kaos kaki, pakaian dalam, baju
oleh raga, sampai pada penggunaan teknik seperti benang penguat ban,
terpal, belt penarik dan lain sebagainya.
PENYEMPURNAAN TOLAK AIR
Tolak air didefinisikan aebagai suatu permukaan yang dapat menolak air,
tetapi udara masih dapat menembus permukaan tersebut apabila datang
dengan kekuatan yang besar. Cara untuk mendapatkan tahan air dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya : Dengan melapisi kain
dengan karet (lateks) seperti kain yang digunakan sebagai jas
hujan.Dengan menggunakan zat-zat yang dapat menolak air seperti emulsi
malam, sabun-sabun logam dan zat aktif permukaan. Dalam istilah sehari
hari sering terjadi kerancuan pengertian mengenai istilah tahan air (water
proof) dan tolak air (water repllent).pengertian kedua istilah tersebut oleh 8

person pada tahun 1924 didefinisikan sebagai berikut:yang dimaksud dengan tahan
air adalah suatu permukaan yang dapat menolak air saja.definisi tersebut masih
harus disesuaikan dengan tujuan dan kondisi pembuatan kain tahan air atau tolak
air, sehingga pembedaan kedua istilah tersebut kadangkala hanya di bedakan dari
kemampuan kain menahan air pada suatu tekanan tertentu yang dikenal sebagai
tekanan hidrostatik. Sifat kedua permukaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

Emulsi malam dan garam-garam logam yang diberikan pada kain akan
melapisi benang-benangnya saja akan tetapi tidak menutupi pori-pori atau
celah-celah antar benang sehingga udara masih dapat menembusnya.
Dasar teori penyempurnan tolak air yaitu, jika air diteteskan diatas
permukaan zat padat maka air tersebut dapat membasahi permukaan atau
tetap terbentuk tetesan yang menutupi sebagian kecil permukaan.
Sistem kesetimbangan tetesan air pada permukaan zat padat

Peyempurnaan tolak air dapat dapat pula menyebabkan sifat tolak terhadap
dan penodaan. Beberapa jenis penyempurnaan tolak air yang bersifat
permanen, bersifat menolak kotoran atau noda minyak lebih hemat
dibandingkan dengan kain yang tidak disempurnakan.
Dibawah ini terdapat beberapa syarat zat tolak air, yaitu : 10
- Mempunyai sudut kontak yang besar
- Mempunyai gugus penolak air yang biasanya merupakan gugus
rantai hidrokarbon jenuh yang panjang
- Mempunyai daya lekat dengan serat
- Mudah digunakan (mempunyai gugus pelarut), sehingga dapat larut
dalam air atau pelarut organik
- Dapat digunakan bersamaan dengan zat penyempurnaan lain.
- Tidak terlalu berpengaruh pada sifat-sifat fisika kain.

Sedangkan beberapa syarat untuk kain tolak air adalah sebagai berikut :
a. Tahan terhadap perembesan dan pembasahan dari air dalam waktu
kontak yang cukup lama.

b. Air diatas air cenderung emepertahankan bentuk butirannya (non


spreading) dan cenderung untuk menggelincir tanpa membasahi
atau merembes melewati bahan

c. Butiran-butiran air yang mudah dihilangkan dari bahan dengan


peniupan secara perlahan-lahan tanpa membasahi bahan.

d. Bahan masih dapat dilalui oleh udara dan uap air.


Pengujian Tolak Air Cara Siram
Prinsip

Air suling atau air deionisasi dengan volume tertentu disiramkan pada
permukaan contoh uji yang telah dipasang pada alat pemegang contoh uji
berbentuk cincin yang ditempatkan membentuk sudut 45o sehingga posisi
bagian pusat contoh uji berada pada jarak tertentu di bawah corong siram.
Penilaian siram ditentukan dengan membandingkan kenampakan contoh uji
terhadap standar berupa uraian dan foto.

Peralatan dan Bahan


Alat uji siram (lihat Gambar 1), terdiri atas corong dengan diameter 150 mm
yang dihubungkan oleh pipa karet dengan corong siram logam berdiameter
10 mm dengan lubang-lubang kecil (5.2) yang dipegang vertikal. Jarak
antara permukaan atas corong dengan bagian bawah corong siram adalah
190 mm.
Corong siram logam 1) (lihat Gambar 2), dengan permukaan cembung,
mempunyai 19 lubang masing-masing berdiameter 0,9 mm. Lubang-lubang
tersebut tersebar di 11
seluruh permukaan corong siram. Waktu aliran air dengan volume 250 mL
yang dituangkan dari corong harus antara 25 detik dan 30 detik.
Pemegang contoh uji, terdiri atas dua buah lingkaran kayu atau logam yang
terpasang tepat satu sama lain. Lingkaran yang satu berdiameter dalam 150
mm dan lingkaran yang lain berdiameter luar 150 mm (contoh: simpai
sulam), sehingga contoh uji terpasang kuat. Pada saat pengujian,posisi
lingkaran pemegang contoh uji terletak pada penyangga dengan kemiringan
45º dan pusat contoh uji berada di bawah corong siram logam pada jarak
150 mm. Corong siram logam yang sesuai tersedia di pasar. Rincian dapat
diperoleh dari ISO Central Secretariat atau dari Sekretariat of ISO/TC 38.
Air suling atau air deionisasi, pada suhu 20qC r 2qC atau 27qC r 2qC
Cara Kerja

- Kondisikan contoh uji sekurang-kurangnya 24 jam dalam ruang yang


ditetapkan sesuai pasal 6.
- Setelah pengkondisian, pasang contoh uji dengan kuat pada pemegang
contoh (5.3)dan pasang pada penyangga dengan permukaan kain
menghadap ke atas. Kecuali terdapat ketentuan lain pada spesifikasi bahan,
contoh uji harus dipasang sedemikian rupa sehingg aarah lusi sejajar
dengan aliran air yang jatuh pada contoh uji.Tuangkan 250 ml air (5.4) ke
dalam corong (5.1) dengan cepat tetapi teratur, agar siramanberlangsung
secara kontinyu saat pengujian dimulai.Segera setelah siraman berhenti,
ambil pemegang contoh bersama contoh uji dan ketukkan pada benda yang
keras dua kali (di 2 titik yang berlawanan pada diameter rangka). Ketika
diketukkan permukaan contoh uji harus hampir horisontal dan permukaan
kain menghadap ke bawah.
Setelah pengetukan dengan contoh uji tetap pada pemegang contoh uji,
lakukan penilaian contoh uji menurut skala uraian atau skala foto (lihat
Lampiran dan Gambar 3) yang dapat menunjukkan tingkat kebasahan yang
paling sesuai. Tidak boleh memberikan nilai tengah.
CATATAN Standar foto kurang memberikan nilai yang meyakinkan untuk kain-kain
yang berwarna gelap dan untuk kain-kain tertentu lebih meyakinkan apabila
diuraikan dengan rinci.
Ketahanan Terhadap Pembasahan Permujaan (uji siram)

Penilaian siram ditentukan dengan membandingkan penampakan contoh uji


terhadap standar berupa uraian dan foto.

Kriteria nilai Keterangan

100 Tidak terjadi pembasahan dipermukaan kain

90 Terjadi sedikit pembasahan di permukaan kain

80 Terjadi pembasahan disebagian daerah permukaan kain

70 Terjadi pembasahan disebagian permukaan kain

50 Terjadi pembasahan diseluruh permukaan atas kain


Daftar pustaka

- 39 modul PLPG tekstil 2013


- Cara Uji Tahan Air (Uji Siram) Kain, SNI 0294-1989, Badan
Standardisasi Nasional.
- Cara Uji Tahan Air (Uji Siram), SII No. 0124- 75, Departemen
Perindustrian Perindustrian, 1975

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai