Korupsi Di Rumah Sakit
Korupsi Di Rumah Sakit
Korupsi di bidang kesehatan akan meningkatkan biaya barang dan jasa di bidang
kesehatan, yang pada akhirnya kesemuanya harus ditanggung oleh konsumer atau rakyat
Keberhasilan terhadap program program kesehatan tidak ditentukan semata hanya kuantitas dari
program itu sendiri, namun sedikit banyaknya ditentukan oleh berjalannya sistem yang ada
melalui kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Kewenangan dan kekuasaan pada tahap
implementasi dapat diterjemahkan secara berbeda oleh tiap-tiap daerah dan cenderung
ditafsirkan dengan keinginan masing-masing daerah. Kondisi ini akan dapat menciptakan
peluang-peluang KKN yang dapat berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap
menengah kebawah untuk mendapat pelayanan yang optimal, fenomena ini terjadi
akibat prilaku nakal dari pejabat-pejabat yang rusak moralnya sehingga dana-dana yang
Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu
perempuan yang meninggal selama hamil dan melahirkan pada 2015. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataan yang diterbitkan di laman resmi WHO itu
dijelaskan, untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990
dan 2015 seharusnya 5,5 persen pertahun. Data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank
Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen
per tahun. Tahun 2005, sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah
persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000.
Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau
negaraberkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000
kelahiran bayihidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara
merupakan cerminan belum adanya penurunan angka kematian ibu secara bermakna.
Sebanyak 20-30 persen dari kehamilan mengandung resiko atau komplikasi yang dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayinya. Salah satu indikator utama
derajat kesehatan suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian
Ibu adalah jumlah wanita yang meninggal mulai dari saat hamil hingga 6 minggu
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangat mendesak untuk ditingkatkan baik
dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya. Menurut WHO tahun 2010,
dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan
rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Jumlah angka
lainnya. Menurut Depkes tahun 2008 jikadibandingkan AKI Singapura adalah 6 per
100.000 kelahiran hidup, AKIMalaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup.
Bahkan AKI Vietnam sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000
kelahiran hidup, filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, brunei 33 per 100.000 per
kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut
depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait
kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28 persen. Sebab lain, yaitu
eklampsi 24 persen, infeksi 11 persen, partus lama 5 persen, dan abortus 5 persen.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan
persalinan
dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya. Studi
menunjukkan bahwa anak pendek sangat berhubungan dengan prestasi pendidikan yang
buruk, lama pendidikan yang menurun dan pendapatan yang rendah sebagai orang
tetapi masalah gizi pada anak-anak menunjukkan sedikit perbaikan. Dari tahun 2007
16,6 - 12,5 persen, tetapi masalah gizi tidak menunjukkan penurunan secara signifikan
(Gambar 1). Prevalensi anak pendek sangat tinggi, mempengaruhi satu dari tiga anak
balita, yang merupakan proporsi yang menjadi masalah kesehatan masyarakat menurut
kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dari fakta tersebut terbukti bahwa gizi
buruk di indonesia masih banyak, penyebab signifikan dari hal ini adalah pelayanan
kesehatan yang kurang memadai, dan yang mengakibatkan pelayanan kesehatan yang
kurang memadai adalah dana yang “dimakan” oleh para pejabat diatas yang melakukan
“korupsi”
Resiko kerusakan dapat terjadi pada kesehatan dan keselamatan manusia berbagai
akibat kualitas lingkungan yang buruk kualitas petugas kesehatan yang masih buruk,
korban.
Penanganan Korupsi di Sektor Kesehatan
Secara prinsip dikenal ungkapan Pencegahan lebih baik dibanding dengan Pengobatan.
Oleh karena itu, diperlukan pencegahan korupsi di sektor kesehatan melalui berbagai cara, antara
lain:
2. Rekrutmen pimpinan lembaga kesehatan dan rumah sakit dan serta SDMnya harus
3. Pendampingan kegiatan yang potensi korupsi sejak awal perencanaan, terutama pada
proyek-proyek di sektor kesehatan yang rentan menjadi proyek yang dapat dirancang
untuk dikorupsi;