Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
1.2.Tujuan
Tujuan dari Praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui parameter hidrologi perairan Pantai Wayame
2. Untuk mengetahui kommposisi Jenis Plankton
1.3.Manfaat
Manfaat dari Praktikum ini untuk menambah pengetahuan mengenai
Plankton di Perairan Pantai Wayame.
BAB II

METODOLOGI

2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian


1. Lapangan
Hari/tgl : Rabu, 17 Januari 2018
Pukul : 11: 29 – 11 : 56
Tempat : Desa Wayame, Teluk Ambon Dalam.
2. Laboratorium
Hari/tgl : Jumat, 19 Januari 2018.
Pukul : 11: 23 – 16:40
Tempat : Laboratorium Ekologi Biologi Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura.
2.2. Alat dan Bahan
1. Lapangan
Tabel 1. Alat dan Bahan di Lapangan
No, Alat Fungsi Bahan Fungsi
1. Alat Tulis Mencatat hasil Formalin Mengawetkan
Menulis 10% sampel plankton
2. Net Plankton tipe Mengambil sampel Air Membersihkan
Kitahara plankton alat
diamater : 30 cm,
mesh size : 60μm
3. Sechy disc Melihat kecerahan
4. Refraktometer Mengukur salinitas
air laut
5. Termometer Mengukur suhu
permukaan air
6. Tissue Membersihkan
peralatan sampel
7. Kamera Dokumentasi
8. Gelas Ukur Mengukur volume
sampel air
9. Ember Meletakkan sampel
10. Plastik sampel Menampung sampel
penelitian
11. Karet gelang Mengikat Plasitik
Sampel
12. Spidol Permanen Memberikan label
pada plastik sampel
13. GPS Menentukan Posisi
praktikum
14. Gayung Mengambil sampel
air untuk mengukur
salinitas
15. Speed Boat Alat transportasi ke
lokasi praktikum

2. Laboratorium
Tabel 2. Alat dan Bahan di Laboratorium

No. Alat Fungsi Bahan Fungsi


1. Pipet Mengambil Air Membersihkan
subsampel plankton Peralatan
yang akan
diidentifikasi
2. Sedwigck rafter Wadah untuk Sampel Sampel
counting cell menampung samel Plankton Praktikum
plankton yang akan
diidentifikasi
3. Gelas ukur Mengukur volume
pengendapan
4. Botol Sampel Meletakkan sampel
plankton
5. Mikroskop Mengidentifikasi
sampel plankton
6, Alat Tulis Mencatat Hasil
7. Tissue Membersikan
peralatan
8. Kamera Dokumentasi
9. Buku Identifikasi Panduan untuk
pengenalan jenis –
jenis plankton

2.3. Metode Pengambillan Sampel


Sampel : Plankton
Parameter : Suhu, Salinitas dan Kecerahan
a. Penentuan Posisi stasiun pengamatan
- Menuju lokasi pengamatan
- Nyalakan GPS
- Tunggu sampai signal GPS terbaca pada layar GPS
- Catat nilai Lintang dan Bujur

b. Pengukuran Kecerahan Perairan


- Ambil secchi disk
- Turunkan alat tersebut pada perairan
- Masukkan pada perairan dan lihat sampai kedalaman secchi disk tak
terlihat lagi
- Jika tidak terlihat maka catat kedalaman batas kecerahan tersebut.
c. Pengukuran suhu air laut
- Turunkan termometer kira – kira 10 – 15 cm dari permukaan laut
- Biarkan selama kurang lebih 5 menit sehingga termometer tersebut
daat mengukur suhu air laut setelah alat beradaptasi terhadap
lingkungan laut
- Angkat termometer terebut dan catat nilai yang terbaca pada batas
garis air raksa.
d. Pengukuran salinitas air
- Ambil rekfraktometer, buka kaca penutupnya
- Letakkan kira – kiira 2 – 3 tetes air tawar di atas rekraktomere tersebut
dan tutup dengan kaca penutu
- Arahkan refraktometer tersebut ke arah cahaya sehingga kelihatan ada
batas antara garis terang dan gelap
- Catat nilai yang terlihat pada garis batas tersebut
- Nilai yang terbaca harus nol
- Ambil air laut dengan menggunakan gayung
- Buka kaca penutup refraktometer
- Ambil 2 – 3 tetes air laut tersebut dan letakkan pada refraktometer
yang telah dibuka kaca penutupnya
- Arahkan refraktometer tersebut ke arah ccahaya sehingga keihatan ada
batas antara garis terang dan gelap
- Catat nilai yang terlihat pada garis batas tersebut
- Bilas refraktometer tersebut dengan air tawar dan keringkan dengan
tissue.
e. Pengambilan sampel Plankton
- Turunkan net plankton (yang telah diikat dengan pemberat pada
bagian bawah net tersebut) pada kedalaman 16 m dari permukaan laut.
- Biarkan selama ± 5 menit.
- Angkat atau tarik net plankton tersebut ke permukaan
- Bilas bagian luar net tersebut dengan mengguakan air laut sehingga
net tersebut bersih
- Buka bagian bawah (bucket) dari net plankton tersebut
- Masukkan sampel air yang ada dalam bucket tersebut ke dalam gelas
ukur
- Ukur volume air tersebut.
- Ambil formalin 10% dan masukkan ke dalam sampel plankton untuk
diawetkan.
f. Prosedur Kerja Laboratorium
- Sampel plankton yang telah diberi bahan pengawet diendapkan ±
selama 24 jam
- Catat volume pengendapan sampel plankton tersebut
- Masukkan kembali sampel tersebut ke dalam botol sampel
- Botol sampel diberi label.
- Dengan menggunakan pipet, ambil 1 ml sampel plankton dari dalam
botol dan letakkan pada sedgwick rafter counting cell
- Tutup dengan cover glass-nya
- Letakkan sedgwick rafter counting cell tersebut pada mikroskop
- Dengan menggunakan pembesaran 10 x 10, amati jenis – jenis
plankton yang ada dalam sedgwick rafter counting cell tersebut
- Hitung jumlah setiap individu dan sel dari setiap genus untuk
fitoplankton dan zooplankton
- Cocokkan genus dari setiap individu yang di dapat.
2.4. Metode Analisa Data

Kelimpahan plankton dinyatakan secara kuantitatif dalam jumlah sel/m3,


dihitung berdasarkan rumus Perry (2003) dimodifikasi oleh Huliselan, dkk.,
(2013) sebagai berikut:

𝑛𝑠 𝑥 𝑉𝑝
𝐷=
𝑉

Dimana : D = kelimpahan fitoplankton (sel/m3)

ns = jumlah sel

Vp = volume pengenceran (m3)

V = volume tersaring (m3)

Untuk mencari volume tersaring pada sampel fitoplankton menggunakan


rumus Newell and Newell (1977) sebagai berikut :

𝑉 = 𝜋𝑟 2 𝐿

Dimana : V = volume tersaring (m3)

𝜋 = konstanta, 3.14

L = jarak (m)

R = jari – jaring dari bagian mulut jaring (m)

Pada Volume pengenceran didapat dengan menggunakan rumus :

Vp = Volume pengendapan x 10

Indeks keanekaragaman Shannon (Shannon’s index) (Ludwig &

Reynold, 1988 dalam Onrizal 2008) digunakan untuk mengetahui

keanekaragaman jenis di setiap tingkat pertumbuhan dengan rumus

sebagai berikut:

H ’ = – Σ (pi ln pi); dengan pi = (ni / n)


Ket :

H’ adalahh indeks keanekaragaman Shannon

ni adalah jumlah individu suatu jenis ke – i dalam satu ml

n adalah total jumlah individu dalam satu ml

Barbour et al. (1987) menyatakan bahwa nilai H’ berkisar antara 0 – 7

dengan kriteria 0 – 2 tergolong rendah, 2 – 3 tergolong sedang, dan 3 atau

lebih yang tergolong tinggi.

Indeks Dominansi
Indeks Dominansi dihitung dengan
menggunakan rumus indeks dominansi dari
Simpson (Brower dab Zar, 1989 dalam
Talib, 2008 dalam Prasetio, ) :
D = (ni/N)2
Dimana :
D = Indeks Dominansi Simpson
ni = Jumlah Individu tiap spesies
N = Jumlah Individu seluruh spesies
Indeks dominansi berkisar antara 0
sampai 1, dimana semakin kecil nilai indeks
dominansi maka menunjukan bahwa tidak

ada spesies yang mendominasi sebaliknya


semakin besar dominansi maka
menunjukan ada spesies tertentu (Odum,
1971 dalam Talib, 2008).

Anda mungkin juga menyukai