Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik

1. Anak adalah anugerah dan titipan dari Allah SWT. Setiap anak yang lahir sudah membawa potensi masing-
masing. Sebagaimana oleh Howard Gardner bahwa setiap anak pasti memiliki kecerdasan masing-masing yakni
kecerdasan musikal, kecerdasan numerik, kecerdasan natural, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan linguistik, kecerdasan sosial-emosional, kecerdasan visual dan kecerdasan eksistensi.
Kita sebagai orang tua harus mengembangkan potensi-potensi yang telah dibawanya tersebut. Orang tua
hendaklah tidak mendikte ataupun menghendaki anak sesuai dengan keinginan mereka. Maksudnya jika anak
kurang menguasai hal mengenai numerik, anak lebih ke seni lukis, maka kita tidak boleh memaksakan anak untuk
berhasil di numerik. Potensinya di seni ataupun yang disukainya itulah dikembangkan. Kita sediakan sarana yang
dibutuhkan dalam proses itu.
(1) setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Dari kekurangan yang dirasa ada, akan ditutupi dengan
kelebihan tersebut, (2) anak yang cerdas belum tentu kreatif, tapi anak yang kreatif pastilah cerdas. Karena
individu dikatakan cerdas apabila ia dapat menciptakan produk, menemukan sebuah inovasi baru, dapat
mengembangkan inovasi yang ada, dapat memecahkan masalah dengan solusi yang baik, memiliki ide-ide yang
cemerlang, (3) kita harus menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri

2. Objek Pendidikan
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan
kegiatan/proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian/pengamatan. Karena pihak penilai/evaluator
ingin memperoleh informasi tentang kegiatan/proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui
objek dari pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi yaitu segi input ; transformasi; dan output.
A. Input
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input tidak lain adalah calon siswa.
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes
yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal:
 Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program pendidikan suatu lembaga/sekolah/institusi maka calon peserta didik harus
memiliki kemampuan yang sepadan atau memadai, sehingga nantinya peserta didik tidak akan mengalami
hambatan atau kesulitan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut Attitude Test.
 Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku.
Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan, sebab baik-buruknya kepribadian
secara psikologis akan dapat mempengaruhi mereka dalam mengikuti program pendidikan. Alat untuk
mengetahui kepribadian seseorang disebut Personality Test.
 Sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala ataugambaran kepribadian yang
memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan
dalam pergaulan maka informasi mengenai sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap
seseorang dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka disebut dengan Attitude Scale.
 Inteligensi
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala ataugambaran kepribadian yang
memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan
dalam pergaulan maka informasi mengenai sikap seseorang penting sekali. Alat untuk mengetahui keadaan sikap
seseorang dinamakan Attitude Test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka disebut dengan Attitude Scale.
B. Transformasi
Transformasi yang dapat diibaratkan sebagai “mesin pengolah bahan mentah menjadi barang jadi”, akan
memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi factor penentu yang dapat menyebabkan
keberhasilan atau kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan ; karena itu objek-
objek yang termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai/dievaluasi secara berkesinambungan. Unsur-unsur
dalam transformasi yang menjadi objek penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan antara lain
:
1. Kurikulum/materi pelajaran,
2. Metode pengajaran dan cara penilaian,
3. Sarana pendidikan/media pendidikan,
4. System administrasi,
5. Guru dan personal lainya dalam proses pendidikan.
C. Output
Sasaran dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih peserta didik setelah
mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Alat yang digunakan untuk
mengukur pencapaian ini disebut Achievement Test.
Subjek Pendidikan
Subjek/pelaku pendidikan adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut subjek
evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku, karena
tidak setiap orang dapat melakukannnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan di mana sasaran evaluasinya adalah sasaran belajar, maka subjek evaluasinya
adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya
adalah peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi
tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan mengenai cara-cara menilai sikap
seseorang.
Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, di mana pengukuran tentang
kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya baku (Standardized Test),
maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik
untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga
hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh
para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.

3. Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar
belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus,
karena psikologi perkembanganmempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
1. Etimologi
Secara etimologis “Psikologi” berasal dari bahasa Yunani: Psyche dan logos.Psyche artinya jiwa dan logos berarti
ilmu. Sebagai salah satu bidang dari psikologi dan sebagai ilmu psikologi perkembangan memiliki teiori-
teori yang ada sampai sekarang dan dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk memahami perubahan
tingkah laku manusia sesuai dengan perubahan waktu/zaman.
2. Terminologi
Secara terminologi ( menurut istilah pengetahuannya ) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala hal
yang berhubungan dengan jiwa manusia, hakikatnya, asal usulnya, proses bekerjanya, dan akibat yang di
timbulkannya. Psikologi dapat juga diartikan pula dengan ilmu yang mempelajari prilaku manusia atau tingkah
laku manusia.

4. Empat istilah konsep perkembangan yakni, pertumbuhan (growth),kematangan (maturtion), belajar (learning),
dan Latihan (exercise). Secara konseptual empat istialah ini mempunyai persamaan dan perbedaan,
persamaannya adalah : pada keempat istilah tersebut terjadi perubahan
(changes) sedangkan letak perbedaannya terdapat pada perubahan pada pertumbuhan yang bersifat
kuantitatif, sedangkan pada kematangan, belajar, dan latihan lebih bersifat kualitatif. Perubahan pada
pertumbuhan dan kematangan lebih bersifat alamiah sedangkan perubahan pada belajar dan latihan lebih
bersifat disengaja dan bertujuan.
Perubahan-perubahan yang terjadi baik sebagai pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun latihan itulah yang
disebut: perkembangan (development). Perubahan ini dapat terjadi pada setiap periode perkembangan
sepanjang organisme hidup. Oleh karena itu perkembangan dapat didefinisikan sebagai perubahan sepanjang
waktu (change over time) baik sebagai pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun sbg hasil latihan. Dengan
demikian psikologi perkembangan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perubahan perilaku
organism sepanjang hayat.

5. a. Nature
Perkembangan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal (nature) tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal (nurture).
b. Kuantitatif
Istilah kuantitatif mengandung pengertian sebagai perubahan fisik yang cenderung semakin meningkat atau
menurun kapasitas ukurannya. Sementara istilah kualitatif adalah konsep perubahan yang menyatakan sebagai
perubahan kemampuan, keterampilan, keahlian, dan kompetensi dari individu.
c. Normatif
50 Yang dimaksud asas normatif adalah suatu tahap perkembangan individu yang cenderung mengikuti pola-pola
yang sudah umum sesuai dengan konsep perkembangan secara normal dan formalistik, aturan-aturan, adat
istiadat, sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, misalnya, anak masuk SD umur 6 tahun, masuk
SMP 12 tahun, dan seterusnya. Prinsip non normatif adalah suatu perkembangan individu yang tidak mampu
mengikuti asas norma-norma tersebut yang disebabkan oleh faktor-faktor status sosial ekonomi, kemiskinan,
kesehatan, adat istiadat yang kuno dan sebagainya, sehingga menyimpang dari norma tersebut. Misalnya,
setelah tamat SMP seorang remaja laki-laki atau wanita terpaksa harus menikah dan mempunyai anak.
d. Kesinambungan
Pola perkembangan manusia dapat dipandang secara kontinyu (berkesinambungan) tanpa ada tahapan yang
jelas, tetapi seperti garis lurus, bersifat terus menerus, tanpa jeda, dan tidak terputus, linier dan berkelanjutan.
Disamping itu, juga dapat dipandang secara diskontinyu, yaitu, tahap perkembangan itu harus melewati tahap-
tahap tertentu untuk dapat memasuki tahap berikutnya, karena tahap tertentu mempengaruhi tahapan
berikutnya. Berada pada lima tahapan, yaitu oral (0-1,5 th), anal (1,5-3 th), phallic (3-5 th), latensi (5-12 th),
genital (13 th ke atas).
e. Progresif
Perkembangan progresif adalah suatu konsep perubahan secara fisiologis yang sangat cepat dan meningkat
secara tajam yang dialami pada usia pranatal, bayi, anak, remaja, dan dewasa muda, akibat makanan bergizi.
Perkembangan regresif cenderung ditandai dengan penurunan ukuran fisik, makin kurus, makin ringan, dan
sebagainya. (Agoes Dariyo, 2007: 26-32).
Mata Kuliah : pengantar landasan pendidikan

1) Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi
di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[1] Etimologi kata pendidikan itu
sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e,
berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek
formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya
dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi,
universitas atau magang.
2) Perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu
pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi oleh
kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak
berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan
kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus
berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia yang harus
mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis, kalau kurikulum bersifat statis
maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak baik.
3) Sesuai dengan pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatakan bahwa setiap warga Negara berhak
mendapat dan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ini adalah tanggung jawab
pemerintah ataupun Negara dalam kemajuan bangsa ini. Dalam pasal ini menegaskan bahwa Negara dalam hal
ini harus memberikan perhatian khusus pada dunia pendidikan di Indonesia. Bahkan dalam salah satu ayat dalam
pasal ini mengatakan bahwa pemerintah harus memeberikan anggaran setidaknya 20% dari APBN Negara.
Memang pemerintah telah membuktikannya dengan menyisihkan anggaran, namun entah mengapa potret
pendidikan kita masih jauh dari kata memuaskan. Lebih memprihatinkan lagi bila mengetahui banyak gedung-
gedung sekolah yang tidak layak untuk dijadikan tempat belajar. Di samping perkembangan yang semakin maju
ini, Indonesia harus memiliki kesadaran untuk memajukan kualitas pendidikan agar tidak ketinggalan dengan
negara-negara lain yang lebih maju.
4) Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai
dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Dalam pasal 1 ayat (17) Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Yungto
pasal 1 ayat 91) PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa lingkup dari SNP meliputi 8 standar yaitu :
- Standar kompetensi lulusan : adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam nmenentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
- Standar isi : adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi ini memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan.
- Standar proses : adalah standar berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
untuk mencapai stanndar kompetensi lulusan.
- Standar pendidik dan tenaga kependidikan : adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik
maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan, pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan yang
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
- Standar sarana dan prasarana : adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, dll.
- Standar pengolahan : adalah standar nasional pendidikan yang berkaiatan dengan perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
- Standar pembiayaan : adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Dijelaskan bahwa pembiayaan pendidikan meliputi biaya
investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
- Standar penilaian pendidikan : adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
5) ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Sebelum kita membicarakan tentang asas-asas pendidikan yang berlaku di Indonesia, terlebih dahulu kita
memiliki kesatuan pendapat tentang arti asas pendidikan. Asas pendidikan memiliki arti hukum atau kaidah yang
menjadi acuan kita dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
Dalam masalah ini, berturut-turut akan kita bicarakan dua asas pendidikan yang berlaku di Indonesia: (1) asas
Tut Wuri Handayani, dan (2) asas Belajar Sepanjang Hayat.
Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara seorang
perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik dengan
kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan,
membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya
(Hamzah, 1991:90). Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan masa
perjuangan kemerdekaan. Dalam era kemerdekaan gagasan tersebut serta merta diterima sebagai salah satu
asas pendidikan nasional Indonesia (Jurnal Pendidikan, No. 2:24).
Asas Tut Wuri Handayani memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan ada
kemungkinan mengalami berbuat kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) pendidik (Karya Ki Hajar Dewantara,
1962:59). Hal itu tidak menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang
dilakukan anak didik akan membawa pidananya sendiri, kalau tidak ada pendidik sebagai pemimpin yang
mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan demikian, setiap kesalahan yang dialami anak tersebut
bersifat mendidik. Menurut asas tut wuri handayani (1) pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat
paksaan, (2) pendidikan adalah penggulowenthah yang mengandung makna: momong, among, ngemong (Karya
Ki Hajar Dewantara, hal. 13). Among mengandung arti mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan agar
anak didik dapat mengembangkan hidup batin menjadi subur dan selamat. Momong mempunyai arti mengamat-
amati anak agar dapat tumbuh menurut kodratnya. Ngemong berarti kita harus mengikuti apa yang ingin
diusahakan anak sendiri dan memberi bantuan pada saat anak membutuhkan, (3) pendidikan menciptakan tertib
dan damai (orde en vrede), (4) pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak), dan (5) pendidikan menciptakan
iklim, tidak terperintah, memerintah diri sendiri dan berdiri di atas kaki sendiri (mandiri dalam diri anak didik.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Pendidikan Indonesia bertujuan meningkatkan kecerdasan, harkat, dan martabat bangsa, mewujudkan manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri hingga mampu
membangun diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, memenuhi kebutuhan pembangunan dan bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa (GBHN, 1993:94). Gambaran tentang manusia Indonesia itu dilandasi
pandangan yang menganggap manusia sebagai suatu keseluruhan yang utuh, atau manusia Indonesia seutuhnya,
keseluruhan segi-segi kepribadiannya merupakan bagian-bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lain atau
merupakan suatu kebulatan. Oleh karena itu, pengembangan segi-segi kepribadian melalui pendidikan
dilaksanakan secara selaras, serasi, dan seimbang. Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh harus ada
keseimbangan dan keterpaduan dalam pengembangannya.
Keseimbangan dan keterpaduan dapat dilihat dari segi: (1) jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera,
dan organ tubuh yang lain; sedangkan rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan, daya cipta, karya, dan budi
nurani, (2) material dan spiritual; material berkaitan dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang
memadai; sedangkan spiritual berkaitan dengan kebutuhan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sedalam-
dalamnya dalam kehidupan batiniah, (3) individual dan sosial; manusia mempunyai kebutuhan untuk memenuhi
keinginan pribadi dan memenuhi tuntutan masyarakatnya, (4) dunia dan akhirat; manusia selalu mendambakan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan keyakinan agam masing-masing, dan (5) spesialisasi dan
generalisasi; manusia selalu mendambakan untuk memiliki kemampuan-kemampuan yang umumnya dimiliki
orang lain, tetapi juga menginginkan kemampuan khusus bagi dirinya sendiri.
Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana gambaran manusia Indonesia seutuhnya sesuai
dengan nilai-niai Pancasila, Indonesia menganut asas pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sepanjang hayat
memungkinkan tiap warga negara Indonesia: (1) mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan
kemandirian sepanjang hidupnya, (2) mendapat kesempatan untuk memanfaatkan layanan lembaga-lembaga
pendidikan yang ada di masyarakat. Lembaga pendidikan yang ditawarkan dapat bersifat formal, informal, non
formal, (3) mendapat kesempatan mengikuti program-program pendidikan sesuai bakat, minat, dan kemampuan
dalam rangka pengembasngan pribadi secara utuh menuju profil Manusia Indonesia Seutuhnya (MIS)
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; dan (4) mendpaat kesempatan mengembangkan diri
melalui proses pendidikan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu sebagaimana tersurat dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989.
6) Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang
mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.[1] Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk
penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang
lebih baik. Dalam Encyclopedia of Disability (2006:257) tentang pendidikan luar biasa dikemukakan sebagai
berikut: “Special education means specifically designed instruction to meet the unique needs of a child with
disability”. Pendidikan luar biasa berarti pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan
yang unik dari anak dengan kelainan.
Mata kuliah : Athletik

1. Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari,
lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan
cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM.
2. 1. Warming Up (Pemanasan)
Warming up atau pemanasan merupakan serangkaian gerak, baik secara umum maupun khusus dalam
mempersiapkan keadaan dan psikis tubuh secara optimal sebelum latihan atau pertandingan. Pada umumnya
dilakukan lebih kurang 15 menit.
Dengan melakukan pemanasan olahraga maka darah yang kaya akan nutrisi dan
Oksigen akan mengalir ke otot sehingga siap untuk dipacu kerja lebih berat. Untuk
mengindari cedera. Efek, Dampak, dan Akibat
Tidak Melakukan Pemanasan Olahraga sendi dan tulang dapat mengakibatkan cidera otot dan cedera sendi.
cedera tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan mungkin sangat menyakitkan sehingga perlu perawatan
medis lebih lanjut. Cedera otot bisa berbentuk keseleo, salah urat, terkilir, kram otot, sakit otot, dan sebagainya,
selain itu ada juga guna nya kita melakukan pemanasan sebelum melakukan aktifitas olah raga yaitu :
Meningkatkan suhu tubuh beserta jaringan-jaringannya, Memperlancar aliran darah melalui otot-otot aktif,
Meningkatkan detak jantung sehingga dapat mempersiapkan kerja sistem jantung dan pembuluh darah
(cardiovaskular), Menaikkan tingkat energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh, Memperlancar pertukaran
(pengikatan) oksigen dalam hemoglobin, Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal saraf yang mengendalikan
gerakan tubuh, Meningkatkan efisiensi dalam proses reciprocal innervation, sehingga memudahkan otot-otot
berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan efisien.m, Mengurangi adanya ketegangan pada otot,
Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam gerakan memanjang atau meregang, Meningkatkan
kapasitas kerja fisik atlet dan peningkatan kondisi tubuh atlet secara psikologis.
2. Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota badan agar dalam
setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangant rentan
terjadi.
3. Cooling down (pendinginan)
Pendingan atau sering dikenal dengan cooling down merupakan suatu kegiatan fisik yang dilakukan secara
perlahan-lahan dan berhenti seperti berjalan, limbering down (senam ringan) dan diikuti dengan stretching
setelah tubuh bergerak pada tahap maksimal. Umumnya, pendinginan tidak hanya ditemui pada olahraga
aerobic, melainkan beberapa olahraga lainnya seperti lifting, berlari, berenang, hingga olahraga ketangkasan pun
membutuhkan cooling down.
Disaat tubuh mengaktualisasikan gerakan pada latihan inti metabolisme tubuh pun akan meningkat drastis, ini
terlihat disaat kardio vascular bekerja cepat sehingga menyebabkan nafas mulai terengah-engah. Semakin
banyaknya aliran darah mengalir di dalam tubuh, maka suhu tubuh pun mulai memanas. Sehingga tubuh akan
mengeluarkan keringat sebagai bentuk perlawanan rasa panas yang dialami. Disamping itu, otot yang mengalami
kontraksi saat bergerak menyebabkan kerja keras jantung menjadi ekstra keras, dikarenakan setiap otot yang
berkontraksi menyebabkan aliran darah semakin sulit untuk dilewati.
Memang seluruh gerakan dalam olahraga memiliki fokus dan tujuan masing-masing. Anggap saja dengan
warming up, yang tujuannya mempersiapkan kondisi tubuh agar terasa fit dan lentur saat menghadapi gerakan
inti. Cooling down juga memiliki sasaran dan tujuannya, yaitu meningkatkan fleksibiltas tubuh dengan
mengembalikan kondisi seperti semula melalui gerakan ringan. Selain itu, upaya melakukan pendinginan
bermaksud untuk menurunkan denyut jantung yang berdegup cepat menjadi stabil sebagaimana kondisi awal.
Menurut penjelasan Dr. Haryo Tilarso SpKO. FACSM, bahwa tidak ada batasan waktu signifikan dalam
melakukan pendinginan, hanya saja batasan tersebut mengacu pada hitungan denyut nadi per menitnya. Jika
seseorang dalam keadaan fit, maka stabilitas denyut nadinya akan pulih dalam waktu 3 menit per 100. Namun
alangkah baiknya jika pendinginan dilakukan sesuai dengan waktu pemanasan, kurang lebih 7 – 10 menit.
3. Macam-macam start dalam atletik | Starting Potition ~ Starting Potition adalah sikap atau posisi badan pelari
pada saat akan melakukan start. sehubungan dengan hal ini, maka terlebih dahulu akan di singgung tentang
pengertian start pada umumnya.
Posisi badan pada saat melakukan start dalam atletik terdiri dari 4 macam, sebagai berikut :

1. Start berdiri (Standing Start)


Start ini biasanya di pakai dalam lari jarak menengah dan jarak jauh. Aba-aba star berdiri ada dua tahapan yaitu
"bersedia ¾, yak/bunyi pistol".
2. Flaying start (start melyang/berdiri)
Sebelum meninggalkan/lepas dari garis start sudah dalam keadaan berlari. Start ini sering dalam latihan, dimana
saat pelari akan melewati garis start sudah berlari. dan tepay melewati garis start stop watch di hidupkan. Start
berdiri juga terjadi pada lari sambung, yaitu setiap pada perpindahan tongkat, dimana sebelum menerima
tongkat dan sebelum melewati batas wissel zone, penerima sudah dalam keadaan berlari.
3. Clotching start (start berlutut/jongkok)
Sebelum lepas garis start, pelari dalam posisi berjongkok. Start ini biasanya di pakai dalam lari jarak pendek,
karena dalam posisi berjongkok dapat memungkinkan saat pelari lepas dari garis start akan lebih mudah dan
cepat meluncur kedepan. Aba-aba dalam star jongkok ada tiga tahapan ; "bersedia¾siap ¾ yak/bunyi pistol".
4. Falling start, start dengan cara menjatuhkan badan kedepan (dari sikap berdiri)
Start ini sebenarnya sama dengan start berdiri, hanya pada "start jatuh" sikap permulaan kedua kaki sejajar,
kemudian pelan-pelan badan direbahkan ke depan dan disusul melangkahkan kaki. Falling start sering dipakai
dalam latihan, tertutama latihan untuk menguasai teknik lari cepat (sparinting action)
4. Olahraga lari tidak hanya murah, tapi juga mudah dan bisa dilakukan kapan saja. Lari memiliki banyak manfaat
bagi tubuh, seperti memperlancar aliran darah, meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Di samping itu,
lari juga dapat memicu pengeluaran hormon dan enzim yang merangsang jantung dan otot bekerja lebih baik.
Selain dapat memperlancar aliran darah dalam tubuh, lari juga memiliki manfaat lain yang secara langsung dapat
memengaruhi beberapa bagian tubuh. Berikut ini adalah beberapa manfaat lari bagi tubuh.
Mengurangi berat badan
Olahraga lari dapat memicu pembakaran kalori dalam tubuh Anda. Banyaknya kalori yang dibakar dipengaruhi
oleh seberapa cepat dan seberapa jauh jarak lari Anda. Meski banyaknya kalori juga dipengaruhi oleh faktor lain
misalnya berat badan, tapi setidaknya dalam jarak 1,5 km Anda dapat membakar kurang lebih 100 kalori dari
dalam tubuh.
Baik bagi kesehatan lutut
Melakukan olahraga lari dapat berperan pada lutut yang sehat, bahkan pada penderita arthritis sekalipun. Studi
menunjukkan bahwa mereka yang melakukan olahraga lari dapat menurunkan risiko arthritis pada lutut dan
pinggul, serta merangsang pertumbuhan tulang rawan pada lutut.
Mencegah osteoporosis
Olahraga lari dapat memicu pembentukan sel-sel tulang baru. Hal ini yang membuat tulang Anda menjadi lebih
kuat dan dapat menurunkan risiko terkena osteoporosis di kemudian hari.
Mengurangi risiko jantung koroner
Berlari lebih dari 16 km per minggu setidaknya bisa meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam tubuh Anda.
Manfaat lari lainnya yang bisa Anda dapat yaitu, berkurangnya kadar trigliserida dan lemak dalam tubuh. Dan jika
Anda bisa meningkatkan jarak lari hingga 80 km per minggu, Anda akan mengalami peningkatan HDL yang
signifikan.
Penelitian menunjukkan mereka yang melakukan olahraga lari teratur dan lebih dari 50 menit dalam seminggu
dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Selain melakukan olahraga teratur, Anda perlu menunjangnya
dengan makanan yang sehat dan gaya hidup yang sehat.
5.

6. Organisasi yang bernama Nederlands NIAU (Indische Athletiek Unie). Organisasi ini akan bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik, merupakan organisasi atletik pertama yang dibentuk
oleh pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1930-an di Medan juga didirikan organisasi atletik dengan nama Sumatera Athletiek Bond (SAB).
Organisasi ini bertugas dalam menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik di sekolah Mulo, HBS dan
sekolah swasta lainnya.
Di Pulau Jawa, perkembangan olah raga atletik ditandai dengan berdirinya bermacam organisasi atletik seperti
IAC di Jakarta dan ABA di Surakarta. Dalam waktu yang tidak lama, Indonesia berhasil menunjukkan prestasinya
dalam bidang atletik di dunia internasional. Beberapa atlet yang berprestasi di awal perkembangan atletik
diantaranya: Tomasoa, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Effendi Saleh, Mochtar Saleh, Mohd. Abdulah dan
Rorimpandey.
Karena prestasi Indonesia di bidang atletik yang semakin bagus, maka pada tanggal 3 September 1950 di
Semarang dibentuklah sebuah organisasi yang menaungi bidang olah raga atletik yang bernama Persatuan Atletik
Seluruh Indonesia (PASI). Eksistensi organisasi ini terbukti dengan berhasilnya diadakan perlombaan altetik
pertama di bawah koordinasi PASI pada tahun yang sama.
Saat ini PASI telah berhasil membawa Indonesia memenangkan olah raga cabang atletik di berbagai kompetisi
internasional. Puncaknya adalah Sea Games tahun 1987, Indonesia berhasil membawa 17 medali emas. Sampai
tahun 2007, prestasi Indonesia terus menurun. Namun PASI tetap berusaha membimbing bibit unggul demi
memperbaiki prestasi Indonesia. Akhirnya pada Sea Games Desember 2009, Indonesia berhasil meningkatkan
prestasinya dengan membawa 7 medali emas di cabang atletik ini. 7 emas memang belum sebanding dengan
tahun 1987, namun PASI yakin di Sea Games berikutnya Indonesia akan menunjukkan prestasi yang lebih baik
 Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam
diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai
dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas.
Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti
bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan
budi pekerti anak.
 Perubahan kurikulum yang terjadi di indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah karena ilmu
pengetahuan itu sendiri selalu tidak tetap. Selain itu, perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi oleh
kebutuhan manusia yang selalu berubah juga pengaruh dari luar, dimana secara menyeluruh kurikulum itu tidak
berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga dengan adanya perubahan
kurikulum itu, pada gilirannya berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus
berubah tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat pendidikan di Indonesia yang harus
mengikuti perubahan tersebut, karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis, kalau kurikulum bersifat statis
maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak baik.
 Sesuai dengan pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatakan bahwa setiap warga Negara berhak
mendapat dan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ini adalah tanggung jawab
pemerintah ataupun Negara dalam kemajuan bangsa ini. Dalam pasal ini menegaskan bahwa Negara dalam hal
ini harus memberikan perhatian khusus pada dunia pendidikan di Indonesia. Bahkan dalam salah satu ayat dalam
pasal ini mengatakan bahwa pemerintah harus memeberikan anggaran setidaknya 20% dari APBN Negara.
Memang pemerintah telah membuktikannya dengan menyisihkan anggaran, namun entah mengapa potret
pendidikan kita masih jauh dari kata memuaskan. Lebih memprihatinkan lagi bila mengetahui banyak gedung-
gedung sekolah yang tidak layak untuk dijadikan tempat belajar. Di samping perkembangan yang semakin maju
ini, Indonesia harus memiliki kesadaran untuk memajukan kualitas pendidikan agar tidak ketinggalan dengan
negara-negara lain yang lebih maju.
 Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai
dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Dalam pasal 1 ayat (17) Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Yungto
pasal 1 ayat 91) PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa lingkup dari SNP meliputi 8 standar yaitu :
- Standar kompetensi lulusan : adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam nmenentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
- Standar isi : adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi ini memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan.
- Standar proses : adalah standar berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
untuk mencapai stanndar kompetensi lulusan.
- Standar pendidik dan tenaga kependidikan : adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik
maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan, pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan yang
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
- Standar sarana dan prasarana : adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, dll.
- Standar pengolahan : adalah standar nasional pendidikan yang berkaiatan dengan perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
- Standar pembiayaan : adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Dijelaskan bahwa pembiayaan pendidikan meliputi biaya
investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
- Standar penilaian pendidikan : adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme,
prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
 Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kemudian tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah menenah kejuruan
memiliki peran strategis mewujudkan sumber daya Indonesia yang handal. Hal ini sesuai dengan PP RI No. 29
tahun 1990 Bab I pasal 1 yaitu : "Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangakan sikap
propesional". Lebih lanjut PP No 73 tahun 1991, pasal 3 ayat 6 menyatakan bahwa: "Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan yang mempersiapkan warga belajar untuk bekerja dalam bidang tertentu". Berdasarkan
PP tersebut jelaslah bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran yang sangat strategis, dalam upaya
pembangunan nasional, khususnya dalam sector pembangunan social dan ekonomi. Pendidikan kejuruan
merupakan investasi yang mahal, namun sangat strategis dalam menghasilkan manusia Indonesia yang trampil
dan berkeahlian dalam bidang-bidangnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa, khususnya
kebutuhan dunia usaha dan industry. v Struktur pendidikan Departemen pengelola utama pendidikan di
Indonesia adalah departemen pendidikan dan kebudayaan. Kebijakan pendidikan dikembangkan di pusat
(Departemen) dan disebarkan keseluruh Wilayah dengan lembaga pendidikannya seperti hal kurikulum dan
ujian-ujian, serta pembinaan lain seperti administrasi dan supervisi. Negara berkembang berhasilnya pelaksanaan
wajib belajar taraf SD berakibat perlunya pemikiran tentang kebijaksanaan untuk mingkatkan wajib belajar
sampai taraf SMA/SMK.
Sentralisasi penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Perancis tersebut selanjutnya
menetapkan tiga jenjang pendidikan, yaitu : Pendidikan Dasar (enseignement primaire), Pendidikan Menengah
(enseignement secondaire)dan Pendidikan Tinggi (enseignement superieur). Hal ini hampir sama dengan di
Indonesia, yaitu adanya pendidikan pra sekolah (PAUD dan TK), pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah
(SMP dan SMA) serta pendidikan tinggi (S1, S2 dan S3).

Anda mungkin juga menyukai