Pedoman Teknis PMW UPI 2016
Pedoman Teknis PMW UPI 2016
Menurut BPS ada 9,26 juta jiwa (8,14%) angkatan kerja Indonesia menganggur pada
Januari 2009 (metrotvnews.com, 18 Desember 2009), dan sebagian diantaranya adalah
masyarakat terdidik berpendidikan setingkat SLTA dan perguruan tinggi yang jumlahnya
mencapai 4,5 juta orang. Realitas tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di
Indonesia sangat tinggi. Tingginya angka pengangguran dan sangat terbatasnya lapangan
kerja yang ada, nampaknya belum mampu menyadarkan dan menggugah (belum mendapat
perhatian serius, sering dilupakan, dan harus mendapat perhatian) kita semua (mahasiswa,
dosen dan segenap pimpinan perguruan tinggi) untuk merubah orientasinya. Hasil analisis
data yang dipublis Dirjen Dikti Depdiknas RI pada banyak kesempatan menunjukkan, bahwa
1
semakin tingginya tingkat pendidikan di Indonesia ternyata tidak secara linier berdampak
terhadap peningkatan kesejahteraan dan ekonomi. Lebih jauh dari itu, ternyata semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang di Indonesia, semakin rendah tingkat kemandirian dan
jiwa kewirausahaannya (kompas.com, 14 September 2009).
Hal tersebut tidak bisa dipungkiri, karena sebagian besar lulusan Perguruan
Tinggimasih berorientasi sebagai pencari kerja (job seeker) daripada sebagai penciptakerja
(job creator). Hal ini terjadi karena sistem pembelajaran di berbagai perguruantinggi masih
terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulusdan mendapatkan
pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Dirjen Dikti Depdiknas
menyatakan, bahwa proses pendidikan di perguruan tinggi kurang menyentuh persoalan-
persoalan nyata di dalam masyakarat. Perguruan tinggi belum bisa menghasilkan lulusan
yang mampu berkreasi di dalam keterbatasan dan berdaya juang di dalam tekanan
(kompas.com, 14 September 2009).
Indikasinya dari realitas tersebut adalah banyak lulusan yang walaupun
berpengetahuan tinggi tetapikurang mampu mensejahterakan diri dan lingkungannya. Oleh
karenanyapendidikan tinggi di Indonesia perlu lebih menyiapkan lulusannya menjadi
sarjanayang mampu hidup mandiri, berkreasi, memanfaatkan sains dan teknologi serta
seniyang telah dipelajarinya.
Demikian halnya di LPTK, mental dan orientasi karir hampir seluruh mahasiswa dan
lulusannya bercita-cita terbatas menjadi guru PNS saja. Padahal jumlah lulusannya semakin
banyak, sedangkan formasi yang tersedia untuk itu, semakin lama semakin sempit.Menurut
Dirjen Dikti Depdiknas, dengan gencarnya pendidikan kewirausahaan, baik yang
diintegrasikan dalam kurikulum maupun kegiatan kemahasiswaan, pada 2015 ditargetkan
sebanyak 20 persen lulusan perguruan tinggi berhasil menjadi usahawan. Penciptaan
komunitas usahawan dari kalangan dosen dan lulusan perguruan tinggi ini ditargetkan bisa
mempercepat penambahan jumlah usahawan Indonesia yang saat ini baru berjumlah 0,18
persen dari ideal 2 persen yang dibutuhkan untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi
bangsa (kompas.com, 14 September 2009).
Berdasarkan atas pemikiran tersebut, sebagai wujud tanggung jawab UPI terhadap
mahasiswa dan lulusannya, dipandang perlu didirikan Pusat Kewirausahaan Mahasiswa.
Lembaga yang khusus menangani pengembangan kewirausahaan mahasiswa di UPI
tersebut, juga dimaksudkan sebagai jawaban atas kelangsungan Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) 2009 dan 2010 yang dibiayai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Depdiknas yang mensyaratkan bahwa kelangsungan PMW sangat tergantung kepada respon
perguruan tinggi masing-masing dalam mengembangan kewirausahaan mahasiswa,
terutama keseriusan dalam pendirian lembaga atau unit khusus yang secara khusus
menangani pengembangan kewirausahaan mahasiswa.
Program Pengembangan Kewirausahaan dari Ditjen Dikti Depdiknas, termasuk salah
satu yang menjadi program unggulan dan sangat mendesak yang akan mendapat perhatian
besar pada tahun 2010, yang antara lain akan mendirikan Pusat Kewirausahaan di 100
PTN/PTS se Indonesia. Pada tingkat nasional, saat ini telah didirikan Perkumpulan
Entrepreneurship Center Indonesia (Kompas.com, 10 September 2009). Lebih dari itu,
menurut Mendiknas, pada tahun ajaran 2010/2011 Depdiknas akan menerapkan kurikulum
berbasis kewirausahaan pada semua jenjang pendidikan. Pada penguruan tinggi, menurut
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fasli Jalal, penerapan
kurikulum berbasis kewirausahaan antara lain dilakukan dengan menjadikan materi
kewirausahan sebagai mata kuliah pilihan pada semua jurusan dan fakultas (Republika, 2
November 2009).
2
Prof. H. Furqon, MA., Ph.D
SAMBUTAN
WAKIL REKTOR BIDANG AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
PMW merupakan program yang diselenggarakan dan di inisiasi oleh DIKNAS untuk
menjawab tantangan pendidikan Tinggi di Indonesia. Disamping sebagai upaya untuk
mendorong pertumbuhan usaha berbasis IPTEKS, maka hasil-hasil kegiatan mahasiswa
3
seperti hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), program Co-op atau program
kewirausahaan lain yang telah dilakukan/ dikembangkan di Universitas Pendidikan Indonesia
akan diprioritaskan sebagai input dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).
Tujuan dilaksanakannya kegiatan PMW yaitu:
1. Merubah mindset mahasiswa dari seorang pencari kerja (job seeker) menjadi seorang
pencipta kerja (job creator).
3. Membangun sikap mental wirausaha yakni percaya diri, sadar akan jati dirinya,
bermotivasi untuk meraih suatu cita-cita, pantang menyerah, mampu bekerja keras,
kreatif, inovatif, berani mengambil resiko dengan perhitungan, berperilaku pemimpin
dan memiliki visi ke depan, tanggap terhadap saran dan kritik, memiliki kemampuan
empati dan keterampilan sosial.
6. Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
7. Membangun jejaring bisnis antar pelaku bisnis, khususnya antara wirausaha pemula
dan pengusaha yang sudah mapan
Dengan adanya program ini, diharapkan para mahasiswa setelah masa studinya
selesai dapat menggunakan pengalaman kewirausahaan ini sebagai bekal untuk bekerja
mandiri dan membuka lapangan kerja sendiri.
A. LATAR BELAKANG
4
1. Sistem pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada
bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang lebih cepat lulus dan mendapatkan
pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Sehingga lulusannya
lebih bertindak sebagai pencari kerja (job seekers) ketimbang membuka lapangan (job
creators) pekerjaan bagi orang lain;
2. Masalah link and match antara lulusan perguruan tinggi dengan dunia kerja sampai
sekarang ini belum terselesaikan dengan baik. Artinya lulusan perguruan tinggi masih
dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, terutama oleh kalangan Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Menurut pandangan DUDI lulusan perguruan tinggi
(terutama S1) kurang siap pakai, cukup lama menyesuaikan dengan lingkungan
kerjanya (apabila sudah diterima sebagai pegawai);
3. Kondisi seperti tersebut di atas, sebenarnya sebagai akibat dari orientasi kurikulum
perguruan tinggi yang dominan pada pencapaian indeks prestasi akademik (IPK) dan
penyelesaian masa studi, sedangkan kompetensi lain misalnya bidang keterampilan
(life skills), softskill dan kewirausahaan belum banyak dikembangkan. Pembinaan
potensi mahasiswa selama di kampus lebih dominan mengembangkan aspek kognitif,
bakat dan minat dengan tujuan sebatas untuk kepentingan mengisi waktu luang. Ada
kecenderungan mahasiswa dalam kegiatan ekstra kampusnya lebih terfokus kepada
hal-hal bidang politik ketimbang hal-hal bidang ekonomi atau kewirausahaan;
4. Dari sisi demand tenaga kerja, yaitu dunia usaha dan indusktri sebagai end user,
daya serapnya hanya mencapai 10% sampai 15%, sehingga setiap tahun terjadi
peningkatan jumlah angkatan kerja yang tidakterserap. Akibatnya jumlah
pengangguran, terutama dari kalangan intelektual terus mengalami peningkatan.
Realitas banyaknya pengangguran dan prospek lulusan UPI tersebut, sebenarnya telah
banyak mendapat perhatian dari beberapa elemen UPI, seperti dilakukan oleh para dosen
dan mahasiswa, termasuk secara kelembagaan terdorong oleh program pemerintah,
5
maupun inisiatif UPI untuk memberikan bekal tambahan dalam mengembangkan budaya
kewirausahaan. Seperti di FPIPS, atas inisiatif dosen-dosen Jurusan Penddikan Ekonomi, pada
tahun 2000 berdiri Pusat Inkubator Wirausaha Baru, dan di LPM sudah banyak melakukan
berbagai kegiatan kemitraan seperti pelatihan-pelatihan, Kuliah Kerja Usaha (KKU), magang,
pengabdian dosen yang banyak melibatkan UKM dan sejak tahun 2003 UPI telah
melaksanakan pilot projectCo-op di UKM serta Pengembangan Forum Komunikasi dan
Konsultasi antara UPI – UKM - Pemda selama tiga tahun yang bekerjasama dengan Direktorat
Pembinaan Kelembagaan dan Pemberdayaan Peran Masyarakat (DPKPPM) Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, serta hibah pengabdian kepada dosen
UPI untuk pengembangan kewirausahaan.
Dari hasil-hasil kegiatan tersebut telah memberikan feed back yang sangat positif
terutama dalam menumbuhkan dan mengembangkan jiwa entreupreneurship dikalangan
mahasiswa UPI, memberikan pengalaman nyata didunia kerja, membuka kesempatan kerja
dan memperkuat hubungan kemitraan UPI dengan UKM.
B. PESERTA
C. PENGERTIAN
D. TUJUAN
6
Tujuan yang ingin dicapai dari program mahasiswa wirausaha di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkembangkan iklim dan budaya kewirausahaan, khususnya di kalangan
mahasiswa UPI.
2. Membelajarkan mahasiswa UPI dengan pola belajar bekerja dan pertukaran belajar
(Exchange Learning) dengan dunia usaha di UKM, sehingga mahasiswa dapat
memahami dan menghayati liku-liku dan seluk-beluk praktek usaha serta dapat
berkontribusi memecahkan masalah dan mendorong usaha tempat mahasiswa bekerja;
3. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja sama dengan UKM didalam
merintis dan mengembangkan usaha yang diminati atau pengembangan usaha sejenis
dari UKM mitra.
4. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas
kewirausahaan mahasiswa UPI.
5. Terciptanya unit bisnis baru berbasis IPTEKS yang dikelola oleh mahasiswa
secarabekelompok.
6. Mendorong terciptanya lulusan UPI yang mandiri dan menjadi wirausahawan baru
yang dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menjadi mitra baru UPI sebagai
pelaku UKM dalam penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan mahasiswa UPI.
7. Terciptanya jejaring antara unit bisnis baru yang dikelola mahasiswa dengan UKM
sebagai tempat magang mahasiswa dengan prinsip saling mengembangkan berbasis
kemitraan.
8. Memberikan feed back bagi UPI dalam meningkatkan kualitas dan relevansi
pengembangan kurikulumnya agar sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
9. Memperkuat hubungan kemitraan UPI dengan UKM yang selama ini telah terjalin.
E. TARGET
Target dari program ini adalah:
1. Terciptanya wirausaha baru dikalangan mahasiswa UPI.
2. Terwujudnya model pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa yang sesuai dengan
kondisi dan karakteristik UPI.
3. Tumbuh dan berkembangnya lembaga pengelolaan kewirausahaan mahasiswa di
lingkungan UPI.
F. MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari program ini meliputi manfaat bagi mahasiswa, UKM,
dan bagi UPI dengan rincian sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Memberikan pengalaman bekerja secara nyata di UKM, sehingga dapat
meningkatkan soft skilldanhard skillnya.
b. Terlibat secara langsung dalam praktek dunia UKM, sehingga tumbuh jiwa
entreupreneurshipnya dan mendorong keberaniannya untuk mencoba suatu
bidang usaha baik secara perorangan maupun kelompok.
c. Melihat dan merasakan secara nyata relevansi antara teori-teori yang
dipelajari di bangku kulaih dengan dunia UKM.
7
d. Memperoleh penghasilan, membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan di
tempat magangatau di tempat lain serta memperoleh kesempatan untuk mencoba
usaha atas dukungan modal dan pendampingan dari UPI
2. Manfaat Bagi UPI
a. Dapat menyesuaikan dan mempertajam relevansi kurikulum dan
pembelajarannya dengan perkembangan lapangan pekerjaan.
b. Menguatkan program pendidikan kewirausahaan mahasiswa di lingkungan UPI
c. Mendorong kemampuan para dosen dalam pemutakhiran metodelogi
perkuliahan yang relevan dengan lapangan pekerjaan.
d. Mengembangkan pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi dengan khalayak
sasaran pelaka UKM.
e. Membuka dan meningkatkan program kemitraan dengan UKM.
8
G. MEKANISME/ STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PROGRAM MAHASUSWA WIRAUSAHA
Informasi
Sosialisasi Informasi
Berkas
Seleksi Administrasi Pendataan
Y
T Informasi
Seleksi Presentasi Informasi
Y
T
Informasi Informasi
Pendidikan & Pelatihan
Y
T Informasi
Magang Informasi
Y
T Informasi Informasi
Penetapan Penerima
Pencairan
H. SKEMA PEMBIYAAN DAN PENCAIRAN MODAL USAHA
SKEMA PEMBIAYAAN
Pendampingan
9
Monev
1. Sumber pembiayaan program yang utama berasal dari APBN
2. Bantuan modal usaha sebesar maksimum Rp5.500.000,- (limajuta lima ratus ribu
rupiah/mahasiswa) dan maksimum Rp27.500.000,- (dua puluh tujuh juta lima ratus ribu
rupiah/kelompok terdiri atas 5 mahasiswa) yang akan dipergunakan untuk modal usaha
awal (start-up) para mahasiswa.
3. Setiap peserta hanya diperbolehkan menerima modal usaha sebanyak 1 (satu) kali.
4. Untuk menunjang keberlanjutan program dan modal kerja yang telah diberikan, maka
setiap bulan mahasiswa wajib melaporkan kegiatan usahanya secara singkat yang
meliputi penggunaan dana, proses produksi dan atau hasil penjualan.
I. JADWAL KEGIATAN
No Tahapan PJ/Tempat/Media Waktu/Batas
Akhir
1 Sosialisasi program Surat, Baliho, Website : April – Mei 2016
wirausaha mahasiswa www.upi.edu
(PMW) Tahun 2015
Gd. Auditorium PKM Lt. 2 April – Mei 2016
10
seleksi presentasi
Business Plan
6 Pendidikan dan Surat & Website: www.upi.edu 7 Juni 2016
Pelatihan/Pembekalan
Kewirausahaan
7 Magang & Penyusunan Surat, Website: www.upi.edu, 13 – 25 Juni 2016
Business Plan Akhir
8 Pengumuman Penerima Surat & Website: www.upi.edu 28 Juni 2016
9 Pencairan Modal Usaha Gedung Ditmawa Lantai 2 30 Juni 2016
10 Monitoring dan Evaluasi Gedung Ditmawa Lantai 2 20 Juli 2016
11 Laporan Akhir Gedung Ditmawa Lantai 2 27 Juli 2016
12 Ekpose Hasil Karya PMW Gedung PKM Lantai 1 30 Juli 2016
J. JENIS USAHA
4) Projek usaha dapat berupa usaha baru (belum dilaksanakan), namun akan
lebih dihargai berupa pengembangan dari usaha yang dijalankan sendiri
sebelumnya. Bagi pengusul yang memiliki pengalaman berwirausaha dan atau
sedang menjalan usaha, bukti-bukti seperti foto sebaiknya dilampirkan pada berkas
pendaftaran dan contoh produk/jasanya dibawa pada saat presentasibisnis.
K. PERSYARATAN PESERTA
1. Program ini hanya dapat diikuti oleh mahasiswa program diploma dan sarjana UPI.
Untuk Jenjang S1 telah duduk di semester ke-2 sampai semester ke-6, dan untuk
mahasiswa Program Diploma III telah duduk di semester ke-2 sampai semester ke-4.
11
2. Pengajuan secara berkelompok terdiri dari 3-5 orang yang berasal dari 1
Departemen/Program Studi berdasarkan ketentuan Panitia
b) Transkip akademik asli hasil printout (bukan ditik ulang) dan ditandatangani
oleh pimpinan fakultas;
a) seleksi administratif,
c) seleksi presentasibusiness plan, dan
d) pendidikan dan pelatihan.
Catatan :
a) Seleksi dilakukan secara bertahap, peserta yang tidak lolos pada tahapan
sebelumnya, tidak dapat mengikuti tahapan seleksi selanjutnya;
b) Seleksi bersifat kelompok;
c) Seleksi administratif dan seleksi business plan bersifat desk evaluation. Audisi
business plan berupa presentasi business plan dihadapan dosen penilai;
d) Pelaksanaan seleksi dilakukan secara serentak pada jadwal yang ditetapkan,
dan tidak ada seleksi susulan. Peserta yang dengan alasan apapun tidak mengikuti
tahapan seleksi, dinyatakan gugur.
12
M. PENUTUP
Demikian Panduan Program Mahasiswa Wirausaha Tahun 2015 ini dibuat sebagai
penjabaran program kerja pembinaan kemahasiswaan periode tahun 2015. Melalui kegiatan
ini mudah-mudahan upaya pengembangan minat bakat wirausaha dan pengembangan
kompetensi mahasiswa di lingkungan UPI dapat dicapai dengan baik.
Perihal : Permohonan Ikut Serta Rekrutmen dan Seleksi PMW Tahun 2015
Kepada Yth.,
di Bandung
13
Kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
NIM :
Jurusan/Program Studi/Fak :
Dengan ini pula kami menyatakan bahwa kami bersedia dan sanggup untuk mengikuti
tahapan-tahapan kegiatan PMW, termasuk proses seleksi yang akan dilaksanakan oleh Tim
Pelaksana. Apabila pada tahapan-tahapan kegiatan PMW tidak dapat kami ikuti
sebagaimana mestinya, kami bersedia tidak dikutsertakan dalam proses-proses selanjutnya.
Ketua Tim
………………………………
NIM
Mengetahui
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
……………………………… ………………………………
NIP NIP
PROPOSAL USAHA
....................................................
(Nama Perusahaan/Usaha)
Bidang Usaha :
............................................................
14
Oleh :
...................................... NIM ..................... Departemen .........................
...................................... NIM ..................... Departemen .........................
...................................... NIM ..................... Departemen .........................
dst
1. Nama/Judul Usaha :
2. Bidang Usaha :
3. Ketua :
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Departemen :
d. Fakultas :
e. Alamat Rumah & NoTel./HP :
f. Alamat email :
g. Anggota : orang
5. Nama Lengkap dan Gelar Dosen Pendamping :
Ketua Tim
………………………………
NIM
Mengetahui
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
……………………………… ………………………………
NIP NIP
15
Isi selanjutnya business plan dapat mengikuti hal-hal sebagai berikut :
1) Ringkasan. Meliputi Manajemen (nama usaha, nama-nama pemilik, bidang usaha),
Pemasaran (produk/jasa yang dipasarkan, sasaran konsumen, wilayah pemasaran,
rencana penjualan/tahun), Keuangan (total pembiyayaan proyek, modal sendiri/dari
pemilik, bantuan/pinjaman yang diajukan, jangka waktu pengembalian,
penjualan/tahun, keuntungan/tahun)
2) Aspek Manajemen. Meliputi nama usaha, nama-nama pemilik, bidang usaha, jumlah
karyawan
3) Aspek Umum. Meliputi prospek pasar, manfaat ekonomi, manfaat sosial
4) Aspek Pemasaran. Meliputi jenis produk/jasa yang akan dipasarkan (termasuk
keunikan produk), wilayah pemasaran, proyeksi permintaan produk, pesaing, rencana
penjualan dan pangsa pasar, strategi pemasaran (mutu, ukuran, kemasan, harga, jalur
penjualan dan promosi)
5) Aspek Produksi. Meliputi ciri produk/jasa yang dihasilkan, kegunaan produk/jasa,
proses produksi/pelayanan jasa, kapasitas produksi/jasa, tanah dan bangunan serta
sarana, mesin dan peralatan yang duperlukan, bahan baku, ketersediaan bahan baku,
dan tenaga kerja
6) Aspek Organisasi. Meliputi bagan/struktur organisasi, jabatan, perijinan,
kegiatan/skedule pra operasi
7) Aspek Keuangan. Meliputi perkiraan pembiayaan, sumber-sumber pembiyayaan,
perkiraan laba rugi dan neraca.
Catatan :
1) Untuk persyaratan pengajuan awal dalam rangka seleksi administratif, business plan
yang dibuat dapat lebih sederhana, dapat meliputi ringkasan dan aspek-aspek atau
point-point penting tertentu secara garis besar yang dipahami pengusul;
2) Untuk seleksi presentasi, business plan harus dibuat lebih lengkap dibandingkan
dengan pada saat pengajuan seleksi administratif.
3) Business plan yang lengkap, harus dibuat sebagai
tugas akhir setelah mengikuti diklat/pembekalan gdan menjadi penentu akhir yang lolos
mendapatkan dana PMW UPI 2015.
16