SECARA KREATIF
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan
oleh dosenpengampu Psikologi,
Evi Risa Mariana, M.Pd
Oleh :
Muhammad Saidul Hudari
PO7120112185
-----------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari, setiap orang, kelompok,dan organisasi selalu dihadapkan pada masalah-
masalah baik untuk perbaikan, peningkatan kinerja atau mencari peluang baru. Masalah yang sama
sering kali diselesaikan dengan solusi yang berbeda karena situasi yang semakin dinamis.
Hal ini membutuhkan kreativitas dalam menemukan solusi pemecahan masalah yang tepat.
Kunci utama dari kreativitas adalah kemampuan dalam menggali ide-ide, metode lain dan
pendekatan alternatif untuk mencapai pemecahan masalah yang efektif dan efisien.
Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang
akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan
menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah. Untuk dapat
memecahkan masalah, seseorang harus betul-betul tahu masalahnya sehinga dapat nencari
keputusan yang tepat, efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas maka kami mengangkat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan proses berpikir ?
2. Apakah yang dimaksud dengan pemecahan masalah ?
3. Bagaimanakah proses berpikir dan pemecahan masalah secara kreatif ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tugas makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian proses berpikir itu.
2. Untuk mengetahui pengertian proses pemecahan masalah.
3. Untuk mengetahui proses berpikir dan pemecahan masalah secara kreatif.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui dan
memahami proses berpikir dan pemecahan masalah yang baik didalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam konteks proses berpikir dan pemecahan masalah secara kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Berpikir
1. Pengertian Berpikir
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau
secarakognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif
baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory.
Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item
(Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (Walgito, 1997)berpikir adalah
melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya
masalah. Solso (1998) dalam Khodijah, (2006:117) berpikir adalah sebuah
proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi
dengan interaksi y a n g k o m p l e k s a t r i b u t - a t r i b u t m e n t a l s e p e r t i p e n i l a i a n ,
abstraksi, logika,imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari pengertian
t e r s e b u t t a m p a k b a h w a a d a t i g a p a n d a n g a n d a s a r tentang berpikir, yaitu :
· berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam
pikirantetapi dapat diperkirakan dari perilaku.
· berpikir merupakan sebuah proses yangmelibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam
sistem kognitif.
· berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada
solusi.
Definisi yan g paling umum dari berfikir adalah berkembangn ya ide dan
k o n s e p di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung
melalui proses penjalinanh u b u n g a n a n t a r a b a g i a n - b a g i a n i n f o r m a s i y a n g
t e r s i m p a n d i d a l a m d i r i s e s e o r a n g y a n g berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran
ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologi. Pentingnya proses berpikir
dalam pemecahan masalah adalah untuk merangsang proses belajar dan mengingat dan merespon
dalam bentuk pengambilan keputusan,merupakan proses manajemen kepemimpinan serta
menanamkan pola pikir dan teknik pemahaman dan rangkaian proses belajar, berpikir dan
mengingat.
2. Macam – macam Berpikir
Ada berbagai macam proses berpikir yang dimiliki manusia antara lain :
a. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan sehari-hari dari pengaruh
alam sekelilingnya, misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar jika dikenakan
kayu pasti kayu tersebut akan terbakar.
b. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat,
misalnya Ada dua hal yang bertentangan penuh tentunya tidak dapat bersatu pada saat sama dalam
satu kesatuan, seperti air dan minyak.
c. Berpikir autistik: contoh berpikir autistik antara lain adalah mengkhayal, fantasi atau wishful
thinking. Dengan berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup
sebagai gambar-gambar fantastis.
d. Berpikir realistik: berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut
dengan nalar (reasoning).
3. Cara Berpikir
Dalam berpikir orang mengolah, mengorganisasikan bagian-bagian dari pengetahuannya,
sehingga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun
merupakan kebulatan-kebulatan yang dapat dikuasai dan dipahami. Dalam hal ini cara berpikir
dibagi menjadi beberapa cara :
a. Berpikir Induktif
Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpiir yang berlangsung dari khusus menuju
kepada yang umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena,
kemudian menarik kesimpula-kesimpulan bahwa ciri-ciri/sifat-sifat itu trrdapat pada semua jenis
fenomena tadi. Tepat atau tidaknya kesimpulan ( cara berpikir ) yang diambil secara induktif ini
terutama berganung kepada representatif atau tidaknya sampel yang diambil yang mewakili
fenomena keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil berarti makin representative dan
makin besar pula taraf dapat dipercaya. Taraf validitas kesimpulan itu masih ditentukan pula oleh
obyektivitas dari pengamat.
b. Berpikir Deduktif
Sebaliknya dari berpikir induktif, maka berpikir deduktif prosesnya berlangsung dari yang
umum menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori
ataupun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Dari situ
ia menerapknnya kepada penomena-penomena yang khusus,dan mengambil keimulan khusus
yang berlaku bagi penomena tersebut.
c. Berpikir Analogis
Analogi berarti persaman atau perbandingan. Berpikir analogis adalah berpikir dengan
jalan menyamakan atau memperbandingkan penomena-penomena yang biasa/pernah dilami.
Didalam cara berpikir ini,orang beranggapan bahwa kebenaran dari phenomena-penomena yang
pernah dialaminya berlaku pula bagi phenomena yang sekarang. Kesimpulan yang diambil dari
berpikir analogis ini kebenarannya lebih kurang dapat dipercaya. Kebenarannya ditentukan oleh
faktor”kebetulan” dan bukan berdasarkan perhitungan yang tepat dengan kata lain validitasnya
kebenarannya sangat rendah.
4. Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada empat langkah, yaitu :
a. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai
berikut :
1) Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur -
unsurnya satu demi satu. Misalnya kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-
cirinya, contohnya manusia Indonesia, ciri – cirinya adalah makhluk hidup, berbudi, berkulit sawo
matang, berambut hitam, dan untuk manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit
putih, berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka.
2) Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri – ciri mana yang sama, mana yang
tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana
yang tidak hakiki.
3) Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri
yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
b. Pembentukan Pendapat
Yaitu menggabungkan atau memisah beberapa pengertian menjadi suatu tanda yang khas
dari masalah itu. Pendapat dibedakan menjadi tiga macam :
1) Pendapat Afirmatif (positif), yaitu pendapat yang secara tegas menyatakan sesuatu, misalnya si
Fani itu rajin, si Tari itu pandai, dsb.
2) Pendapat Negatif, yaitu pendapat yang secara tegas menerangkan tidak adanya da sesuatu hal,
misalnya si Ihsan tidak marah, si Roni tidak bodoh, dsb.
c. Pembentukan Keputusan
Yaitu menggabung-gabungkan pendapat tersebut. Keputusan adalah hasil perbuatan akal
untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam
keputusan, yaitu:
1) Keputusan dari pengalaman-pengalaman, misalnya: kemarin Roni duduk dikursi yang panjang
dimuka ruangan kelas dsb.
2) Keputusan dari tanggapan-tanggapan, misalnya: Kucing kami menggigit seorang Paman pentol,
dsb.
3) Keputusan dari pengertian-pengertian, misalnya: berdusta adalah tidak baik, bunga itu indah, dsb.
d. Pembentukan kesimpulan, yaitu menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.
B. Pemecahan Masalah
1. Pengertian Pemecahan Masalah
Santrock (2005) mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan upaya untuk
menemukan cara yang tepat dalam mencapai tujuan ketika tujuan dimaksud belum tercapai (belum
tersedia). Sementara itu, Davidoff (1988) mengemukakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu
usaha yang cukup keras yang melibatkan suatu tujuan dan hambatan-hambatannya. Seseorang
yang menghadapi satu tujuan akan menghadapi persoalandan dengan demikian dia akan terpacu
untuk mencapai tujuan itu dengan berbagai cara.
Sedangkan Hunsacker menurut (Lasmahadi, 2005) bahwa pemecahan masalah merupakan
suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh
dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan
keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai mengambil solusi terbaik dari sejumlah
alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas
hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. Jadi secara singkat pemecahan masalah
adalah formulasi jawaban baru, keluar dari aplikasi peraturan yang dipelajari sebelumnya untuk
menciptakan solusi/jalan keluar dari sebuah masalah (problem).
Namun disisi lain Treffinger (Munandar, 1995:213) mengemukakan bahwa teknik kreatif
dalam pemecahan masalah dikelompokkan dalam tiga tingkatan model belajar kreatif. Teknik
pertama dimulai dengan memberikan pemanasan (warming up), kemudian dilanjutkan dengan
teknik sumbang saran (brainstorming). Teknik kedua yaitu tekniksynecitics dan futuristics.
Sedangkan teknik ketiga adalah teknik pemecahan masalah (solve the problem) secara kreatif
dengan metode Parnes dan metode Shallcross.
1. Teknik kreatif tingkat pertama
a. Pemanasan (warming up session)
Upaya pemecahan masalah secara kreatif membutuhkan langkah pendahuluan (pre-
session) sebagai persiapan pada penetrasi lanjutan. Untuk menumbuhkan iklim atau suasana
kreatif dalam kelas yang memungkinkan siswa untuk lebih tenang, merasakan kebebasan, serta
adanya perasaan aman dalam mengungkap pikiran dan perasaannya, guru atau pendidik dianjurkan
melakukan “pemanasan”, misalnya siswa yang sebelumnya dituntut untuk mengerjakan berbagai
tugas yang terstruktur, maka siswa memerlukan switch (pengalihan) mental dari proses pemikiran
reproduktif dan konvergen ke proses pemikiran divergen dan imajinatif (Munandar, 1995).
Gagasan untuk mengajak siswa untuk sejenak beralih ke masalah yang lebih imajinatif
dan eksploratif merupakan suatu bentuk upaya eksklusif untuk menstimulasi kreatifitas siswa
dalam menjawab suatu pertanyaan yang memberi kemungkinan banyak jawaban. Sasaran akhirnya
adalah mencoba membuka cakrawala siswa dalam melihat suatu masalah; mengajak siswa melihat
suatu hal atau masalah dari berbagai perspektif.
Pemanasan dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan terbuka
(opened questions) yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu (curiosity) siswa. Cara
lain yang dapat ditempuh adalah mengajukan pertanyaan terhadap suatu masalah, misalnya
pertanyaan mengenai penyebab seringnya terjadi perkelahian antar siswa di sekolah (Munandar,
1995).
BAB III
KESIMPULAN
Dalam proses mengatasi suatu masalah, kita sering berpikir dengan cara berbeda-beda.
Para psikolog dan ahli logika mengenal beberapa cara berpikir. Namun, tidak semua efektif bagi
proses pemecahan masalah.
Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang akan
mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan
menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah. Untuk dapat
memecahkan masalah, seseorang harus betul-betul tahu masalahnya sehinga dapat nencari
keputusan yang tepat, efektif dan efisien.
Jadi berpikir adalah proses dinamis melalui proses mendeskripsikan, mengklasifikasikan,
mengabstraksi, dan menyisihkan atau membuang suatu objek sehingga akhirnya dapat
merumuskan secara verbal, dan mengungkapkan kemungkinan suatu sifat pada suatu hal. Secara
garis besar berpikir secara kreatif adalah kemampuan menemukan kemungkinan jawaban-jawaban
terhadap suatu masalah dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepat gunaan, dan
keragaman jawaban. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam proses pemecahan masalah antara
lain motifasi, kepercayaan dan sikap, kebiasaan, dan emosi.