Anda di halaman 1dari 15

DISUSUN OLEH : (Kelompok 10)

NUR SHELLA FATRIA A (05061281520032)

NYAYU MAIMANAH (05061181520045)

OKTA SALUFITI (05061181520005)

PENIUS WALIANGGEN (05061981520054)

DOSEN PEMBIMBING : ASTUTI KURNIANINGSIH, SP, Msi

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme


dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul
organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim,
yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses
biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel.
Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Produk metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari komposisi
metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan atau pada suatu bagian tubuh
dinamakan metabolomika.
Makhluk hidup baik uniseluler maupun multiseluler, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan tersusun atas sel. Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk kelangsungan hidup suatu
organisme. Untuk menjalankan fungsinya, sel melakukan proses tertentu yang sistematik dan
terkontrol. Proses itu adalah Metabolisme.

B. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses metabolisme yang
dibagi menjadi 2 proses yaitu katabolisme dan anabolisme yang disertai dengan pelepasan dan
penangkapan energi.
BAB II
PEMBAHASAN

Metabolisme (bahasa Yunani: metabolismos: perubahan) adalah semua reaksi kimia yang
terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular; perubahan tersebut
terjadi meliputi serangkaian reaksi-reaksi kimia yang terjadi didalam sel. Reaksi kimia ini akan
mengubah suatu zat menjadi zat lainyang meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh
enzim. Hal lain yang penting dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau
detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat
terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi
secara bertahap dan memerlukan pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme
reaaksinya. Proses metabolisme bagi organisme hidup memiliki empat fungsi spesifik, yaitu:
a. Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil degradasi zat-zat makanan yang
kaya energi yang berasal dari lingkungan.
b. Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit pembangun bagi
biomolekul sel.
c. Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat, lipida, polisakarida, dan
komponen sel lain.
d. Untuk membentuk dan merombak biomolekul.

Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik, yaitu:
a. Katabolisme : Proses penguraian senyawa kimia kompleks ke senyawa kimia sederhana yang
disertai dengan pelepasan energi dan disebut reaksi eksergonik
b. Anabolisme : Proses penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi senyawa kimia kompleks
yang disertai dengan penangkapan energi dan disebut reaksi endergonik

Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup.
Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan
dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut
promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi
dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat,
yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang
terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang
ilmu biologi yang disebut metabolomika.

Tabel Perbedaan Katabolisme dan Anabolisme


Perbedaan Katabolisme Anabolisme
Energi Membebaskan Energi Menggunakan Energi
Reaksi Merombak molekul-molekul Kompleks Merombak molekul-molekul Sederhana
Tujuan Membangun molekul-molekul Membangun molekul-molekul
sedeharna kompleks

A. KATABOLISME
Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang
mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi (eksergonik) yang terkandung di
dalam senyawa sumber; dan juga eksoterm. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan
cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob)
disebut fermentasi.

Contoh Respirasi: C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + Energi.


(glukosa)
Contoh Fermentasi: C6H12O6 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
1. Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia
ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H12O6 + O2 ———————————> 6CO2 + 6H2O + Energi
(glukosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi 6CO2 , 6H2O dan Energi, melalui empat
tahap, yaitu:
a. Glikolisis
Peristiwa perubahan:
Glukosa => Glulosa - 6 - fosfat => Fruktosa 1,6 difosfat =>
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat => Asam piruvat
Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piruvat; 2 molekul NADH; dan 2 molekul ATP

2. Dekarboksilasi oksidatif
Pada proses D.O. asam piruvat akan masuk ke mitokondria pada saat kondisi aerob. Pada
membran mitokondria as.piruvat (C-C-C) akan melepas 1C sehingga C-C- akan bereaksi dengan
CoA dan membentuk : 2 asetil-CoA, 2 NADH dan 2CO2.

3. Daur Krebs (Crebs cycle)


Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan reaksi dari asetil-CoA
dengan as.oksaloasetat secara aerob menjadi asam.sitrat dan seterusnya yang terjadi pada matriks
mitokondria. Hasil satu kali daur krebs : 6 NADH, 2 FADH, 4CO2 dan 2 ATP.

4. Transpor electron
Dari daur Krebs akan keluar elektron dari ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH +
H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang
dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai
hasil sampingan respirasi selain CO2.

Tabel macam-macam reaksi katabolisme :


Tahapan Tempat Substrat hasil
Glikolisis Sitoplasma C6H12O6 2ATP, 2Asam
piruvat,
2NADH
Dekarboksilasi mitokondria Asam piruvat Asetil CO-A
oksidatif
Siklus asam sitrat Matriks mitokondria Asetil CO-A NADH2 +
ATP
Transpor elektron Membran dalam NADH2 dan FADH2 30ATP +
mitokondria 4ATP + H2O+
CO2
Siklus krebs Matriks mitokondria Glukosa 2FADH,
6NADH, 2ATP
= 24 ATP

2. Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob,
namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan
tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa
adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob. Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan
menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan fermentasi alkohol.
Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa
ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah
menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP,
bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP
Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan
aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat
etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi
alkohol secara anaerob.

B. ANABOLISME
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan, asimilasi C dan
Asimilasi N. Anabolisme memerlukan/menggunakan energi (endergonik) serta bersifat
endoterm, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis yang
diserap oleh makhluk hidup autotrof.
a. Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi
cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya
infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak
kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai
merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.

Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi
fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat
dilakukan percobaan Ingenhousz.

b. Pigmen Fotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun
terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang
mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu
menyerap energi cahaya matahari.
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang
berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran tilakoid
yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid
tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada
membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam
tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung distroma.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain:
1) Gen → bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki klorofil.
2) Cahaya → beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya, tanaman lain
tidak memerlukan cahaya.
3) Unsur N. Mg, Fe → merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.
4) Air → bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.

c. Fotosintesis Tumbuhan
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari
senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula
dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal
dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi
baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan
bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.Tumbuhan
menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi
warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil
menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,
namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan
melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya
sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang
bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air
yang berlebihan
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam
utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan, organ utama tempa
berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki
kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya
fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim
ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).

Reaksi Terang
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam
stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan
penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan
II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat
reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680nm.
Reaksi Terang dari fotosintesis dalam membran Tilakoid
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang
menerima elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai
sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin.
gambar : fotofosforilasi siklik gambar: fotofosforilasi non-siklik
Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk
mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi
matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan
untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak
(380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 -
600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm).[20] Masing-masing jenis cahaya berbeda
pengaruhnya terhadap fotosintesis.
Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis.
Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang
tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda.
Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya
biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya
kuning-hijau. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara
langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya
elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh
akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.
Reaksi Gelap (Siklus Calvin) dan fiksasi karbon
Reaksi gelap terjadi pada stroma kloroplas yang dapat (bukan harus) berlangsung dalam
gelap, karena enzim-enzim untuk fiksasi CO2 pada stroma kloroplas tidak memerlukan cahaya
tetapi membutuhkan ATP dan NADPH yang menghasilkan dari reaksi terang. Reaksi gelap pada
tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack.
Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa
dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat.
Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan
tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim
rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4
karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki
empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.
Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2 oleh ribulosa difosfat
karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP merupakan enzim alosetrik yang
distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas. Pertama,
reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+
ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan peningkatan pH stroma yang
menstimulasi enzim karboksilase, terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini
distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi
cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama
pemberian cahaya.

KEMOSINTESIS

Kemosintesis adalah konversi biologis satu molekul karbon atau lebih (biasanya karbon
dioksida atau metana), senyawa nitrogen dan sumber makanan menjadi senyawa organik dengan
menggunakan oksidasi molekul anorganik (contohnya gas hidrogen, hidrogen sulfida) atau
metana sebagai sumber energi, daripada cahaya matahari, seperti pada fotosintesis. Dalam
penjelasan yang lebih sederhana, kemosintesis adalah anabolisme yang menggunakan energi
kimia. Energi kimia yang digunakan pada reaksi ini adalah energi yang dihasilkan dari suatu
reaksi kimia, yaitu reaksi oksidasi.
Organisme autotrof yang melakukan kemosintesis disebut kemoautotrof. Kemampuan
melakukan kemosintesis hanya dimiliki oleh beberapa jenis mikroorganisme, misalnya bakteri
belerang nonfotosintetik (Thiobacillus) dan bakteri nitrogen (Nitrosomonas dan Nitrosococcus).
Banyak mikroorganisme di daerah laut dalam menggunakan kemosintesis untuk memproduksi
biomassa dari satu molekul karbon. Dua kategori dapat dibedakan. Pertama, di tempat yang
jarang tersedia molekul hidrogen, energi yang tersedia dari reaksi antara CO2 dan H2 (yang
mengawali produksi metana, CH4) dapat menjadi cukup besar untuk menjalankan produksi
biomassa. Kemungkinan lain, dalam banyak lingkungan laut, energi untuk kemosintesis didapat
dari reaksi antara O2 dan substansi seperti hidrogen sulfida atau amonia. Pada kasus kedua,
mikroorganisme kemosintetik bergantung pada fotosintesis yang berlangsung di tempat lain dan
memproduksi O2 yang mereka butuhkan.

A. BAKTERI NITRIFIKASI

Nitrifikasi adalah suatu proses oksidasi enzimatik yakni perubahan senyawa ammonium
menjadi senyawa nitrat yang dilakukan oleh bakteri-bakteri tertentu.
Bakteri nitrifikasi sangat sensitive terhadap lingkungan mereka, lebih dari heterotrof pada
umumnya. Akibatnya kondisi tanah mempengaruhi kemampuan tumbuh dari nitrifikasi yang
membutuhkan perhatian tertentu.
Proses ini berlangsug dalam dua tahap dan masing-masing dilakukan oleh grup bakteri yang
berbeda. Tahap pertama adalah proses oksidasi ammonium menjadi nitrit yang dilaksanakan oleh
bakteri Nitrosomonas dan tahap kedua adalah proses oksidasi enzimatik nitrit menjadi nitrat yang
dilaksanakan oleh bakteri Nitrobakter
Beberapa bakteri nitrifikasi antara lain : bakteri Nitrosomonas, Nitrosococcus,Nitrobacter,
dan Bactoderma. Nitrosococcus dan Nitrosomonas (bakteri nitrat) mengoksidasi amonia menjadi
nitrit.

Bactoderma dan nitrobacter (bakteri nitrat) mengoksidasi nitrit menjadi nitrat dalam keadaan
aerob.

B. BAKTERI BELERANG

Bakteri belerang mengoksidasikan H2S untuk memperoleh energi. Selanjutnya


energi yang diperoleh digunakan untuk melakukan asimilasi Proses penyusunan bahan organik
itu menggunakan energi pemecahan senyawa kimia, maka disebut kemosintesis.Perhatikan
reaksi berikut!
Energi yang diperoleh lebih kecil jumlahnya daripada yang dihasilkan dari cahaya. Energi
tersebut digunakan untuk fiksasi CO2
menjadi karbohidrat. Dengan demikian, reaksi selengkapnya adalah:

C. BAKTERI BESI

Beberapa bakteri besi pada umumnya,misalnya


Leptothrix,Crenothrix,Cladothrix,Galionella,spiruphyllum,dan Ferrobacillus mengoksidasi ion
ferro menjadi ion ferri.

D. BAKTERI HIDROGEN

Salah satu jenis bakteri hidrogen,yaitu Bacillus panctotropjus dapat tumbuh dalam medium
anorganik yang mengandung hidrogen , CO2, dan O2 serta dapat mengoksidasi hidrogen dengan
membebaskan energi . Energi ini dapat digunakan dalam proses kemosintesis berikut
E. BAKTERI METANA

Methanonas merupakan salah satu contoh bakteri metana yang metana yang mampu
mengoksidasi metana menjadi CO2 . Metana menyediakan karbon dan energi bagi bakteri aerob
ini . Perhatikan reaksi ini !

Energi yang diperoleh pada kemosintesis digunakan untuk proses fosforilasi(proses penambahan
gugus fosfat pada protein) dan reduksi CO2 menjadi karbohidrat

Perbedaan antara fotosintesis dengan kemosintesis dapat dilihat dalam tabel berikut :
DAFTAR PUSTAKA

www.sridianti.com/pengertian-contoh-katabolisme.html
www.biologi-sel.com › metabolisme
www.sridianti.com/perbedaan-metabolisme-katabolisme-anabolisme.html
ardra.biz/sain.../ilmu.../pengertian-metabolisme-katabolisme-anabolisme/
http://pratamafistum.blogspot.com/2013/09/metabolisme-ii-katabolisme-dan.html

Anda mungkin juga menyukai