Memahami dan menjelaskan kewajiban orang tua terhadap anak dalam islam
a. Hak Radla’ artinya hak untuk mendapatkan pelayanan makanan pokoknya dengan jalan
menyusu pada ibunya.
b. Hak Hadlanah artinya meletakkan sesuatu dekat tulang rusuk seperti menggendong atau
meletakkan sesuatu dalam pangkuan.
c. Hak nafkah adalah hak anak yang berhubungan langsung dengan nasab dimana begitu
anak lahir maka hak nafkahnya sudah mulai harus dipenuhi.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam
memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir.
Kedua, mendidiknya dengan al-Qur'an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak
dewasa.
Rasulullah saw diketahui telah memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah
nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik (patut) dan tak berarti,
beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang pantas. Beliau mengubah macam-
macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam hadits yang disampaikan oleh
Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah nama-nama yang tidak baik. (HR.
Tirmidzi)
Beliau sangat menyukai nama yang bagus. Bila memasuki kota yang baru, beliau
menanyakan namanya. Bila nama kota itu buruk, digantinya dengan yang lebih baik.
Beliau tidak membiarkan nama yang tak pantas dari sesuatu, seseorang, sebuah kota atau
suatu daerah. Seseorang yang semula bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti
dengan Jamilah (cantik), Harb diganti dengan Salman (damai), Syi'bul Dhalalah
(kelompok sesat) diganti dengan Syi'bul Huda (kelompok yang benar) dan Banu
Mughawiyah (keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang
mendapat petunjuk) dan sebagainya (HR. Abu Dawud dan ahli hadits lainAn-Nawawi, Al
Azkar: 258)
Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu
sekalian, maka perbaguslah nama kalian." (HR.Abu Dawud)
Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu
lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, "Anakku ini sangat bandel." tuturnya kesal.
Amirul Mukminin berkata, "Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada Allah karena
berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?" Anak yang pintar ini
menyela. "Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak
anak?"
Umar ra menjawab, "Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai
kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka
dengan al-Qur'an."
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, "Demi Allah, ayahku
tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama "Kelelawar Jantan", sedang
dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak
pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, "Kau telah
berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu...."
Menikahkannya
Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan
mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Do'akan dan dorong mereka untuk
hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa khawatir
tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan
menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana
firman-Nya, "Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang
sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika
mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan
kepada mereka dari anugerah-Nya." (QS. An-Nur:32)
Islam telah mengatur hak-hak anak dari orang tuanya. Hak-hak anak dari orang tua berarti
kewajiban yang harus dipenuhi orangtua terhadap anak-anaknya. Berdasarkan ayat-ayat al-
Qur’an ,hadits Rasullullah SAW,maupun atsar sahabat ,di antara hak-hak anak yang harus
dipenuhi orang tuanya adalah sebagai berikut:
16. Hak mendapat tempat yang baik dalam hati orang tua.