Anda di halaman 1dari 36

Tangga Darurat

Tangga darurat ini adalah sebagai jalur evakuasi jika sebuah bangunan yang ditempati mengalami
bencana kebakaran. Pada beberapa kasus kebakaran yang jamak terjadi, korban yang berada di
lantai atas seringkali mengalami kendala saat proses evakuasi. Hal ini dikarenakan sulitnya
menjangkau posisi korban saat berada di lantai atas. Tangga darurat merupakan terjemah dari rasa
aman yang sudah menjadi kebutuhan bagi setiap bangunan. Hal ini juga berdasarkan pertimbangan
bahwa sebagian besar bangunan rumah yang ada sekarang menggunakan model bangunan
bertingkat.

Tangga darurat sebagai jalur evakuasi saat terjadi bencana kebakaran merupakan solusi yang cukup
efektif. Akan tetapi, membutuhkan perawatan agar fungsinya senantiasa terjaga. Hal ini berguna
agar saat benar-benar mendesak, tangga dapat langsung

difungsikan.

Lapisan pendukung Struktur (Fire Resistance)

Golden Bondeck - GF 600

Golden Bondeck GF-600 adalah bahan lembaran panel berbentuk plat gelombang yang terbuat dari
baja struktural bermutu tinggi dengan High-tensile JIS 3302 (570 N/mm2).

Golden – GF 600, berperan sebagai material pelindung terhadap api & dapat dipadukan dengan
material tambahan lain sebagai pelindung api. Berfungsi sebagai bekisting tetap dan penulangan
positif satu arah pada lantai beton bangunan bertingkat. Tebal bahan yang tersedia adalah 0.75 mm
dan 1.00 mm dengan lapisan seng minimum 220 gr/m2.

Promatect-H calcium silicate board

Promatect-H calcium silicate board adalah Kalsium Silikat Boards yang digunakan untuk melindungi
material terhadap api. Bahan ini tidak mudah terbakar, dan dapat bekerja hampir sama seperti
bahan kayu. Bahan ini tidak akan membusuk serta akan mendukung ketahanan suatu material
terhadap api, dan tidak akan menarik hama karena sifatnya yang anorganik.

Penggunaan Sprinkler (Thermatic System)

Adalah alat pemadam api otomatis sebagai "pengganti alternatif" Fire Sprinkler System yang
terpasang secara modulair di atas plafon dan jumlah modul terpasang disesuaikan dengan
kebutuhan volume ruangan yang akan dilindungi. Sistim pemadam otomatis ini akan bekerja bila ada
asap/awal nyala api yang terdeteksi oleh pengindera elektronik (sensor). Oleh karenanya bila
dipasang beberapa unit dalam satu ruangan akan bekerja secara serentak karena ujung
nozzle/sprinkler alat ini dilengkapi dengan actuator yang bekerja secara elektronik.

Heat detectors (alat pengindera panas)


Berdasarkan cara kerjanya, heat detectors dibagi menjadi :

Fixed temperature heat detector yang bekerja mendeteksi suhu udara di sekitar casing-nya (
ambience temperatur ) dengan membandingkannya terhadap suhu setting default-nya, misalnya 57°
C, 75° C dsb.

Fixed temperature heat detector

Rate of Rise (ROR) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan peningkatan suhu di sekitar
casing-nya. Bila kecepatan peningkatan suhu berjalan lebih lambat dari nilai settingnya, maka
detektor ini tidak memberikan respon.

Smoke Detectors (alat deteksi asap)

Adalah sebuah alat yang mendeteksi asap yang mengeluarkan sinyal ke sebuah system alarm
kebakaran. Smoke detectors, umumnya mengeluarkan bunyi atau visual alarm dari alat itu sendiri.
Kebanyakan smoke detectors bekerja oleh optic deteksi (fotoelectric) atau dengan proses (Ionisasi).

Sistem Utilitas Bangunan Tinggi


Tulisan ini merupakan jawaban yang saya berikan atas pertanyaan tentang sistem utilitas bangunan
tinggi yang ditanyakan melalui media yahoo! answers. boleh disimak dari yahoo! answer ataupun
dari sini, sama saja :)

Pertanyaan :
mau cari tahu, ttg sistem utilitas bangunan tinggi sekitar 10 lantai, mengenai lantai utilitasnya
pendistribusian air bersih dan kotor, cra kerja lift, dll. ada yg tau link nya atau referensi bukunya?

Jawaban :
Halo....
Utilitas pada dasarnya adalah bagaimana bangunan dapat dipenuhi kebutuhannya terhadap sistem
elektrikal, sistem mekanikal, sistem penanggulangan bahaya kebakaran, sistem transportasi, dan
sistem telekomunikasi.

untuk bangunan 10 lantai, tentu saja sudah termasuk kategori bangunan middle rise building,
dimana kebutuhan utilitas menjadi hal yang penting. saya akan mencoba menjawab pertanyaan
anda dengan singkat, dan semoga berguna :

1. Sistem elektrikal
Bangunan 10 lantai menggunakan energi yang besar. Sumber energi pada umumnya adalah melalui
PLN atau melalui generator. Oleh karena itu dibutuhkan ruangan panel untuk menampung panel
listrik utama dan meterannya, genset dan kelengkapannya, termasuk ruang teknisinya. Setiap lantai
sebaiknya diberi ruang elektrikal yang berisi panel-panel pembagi untuk ruangan di lantai tersebut.
Ruangan sebaiknya tidak diakses untuk umum karena sifatnya servis. Sebisanya, manfaatkan sistem
alami untuk mengurangi penggunaan energi listrik berlebihan. Sebisanya pisahkan panel untuk
kebutuhan pencahayaan, kebutuhan peralatan/mesin besar, dan kebutuhan lingkungan.

2. Sistem mekanikal
Yang dimaksud sistem mekanikal disini adalah sistem penghawaan AC, air bersih, air kotor, air
limbah dan air buangan.

a. Air Conditioning (AC)


Ada 2 sistem, yaitu :
1) Sentral, yaitu menggunakan Chiller, AHU, Ducting, FCU, Cooling Tower (utk sistem water to
water). Sistem ini berguna untuk bangunan-bangunan besar seperti kantor dan mall.
2) Split, yaitu yang menggunakan indoor unit dan outdoor unit (seperti AC rumah biasa). Sistem ini
cocok untuk bangunan seperti apartemen dan hotel.

b. Air Bersih
Sumber air adalah berasal dari PAM, atau menggunakan sumur dalam, yang kemudian ditampung
dalam reservoir atau tanki. Tanki ini bisa diletakkan di atas atau di bawah, atau di keduanya. Ada
dua sistem distribusi yang digunakan untuk air bersih, yaitu :
1) Sistem Up Feed
yaitu air dipompakan dari bawah ke outlet air.
2) Sistem Down Feed
yaitu air dipompakan dari bawah ke reservoir atas, untuk kemudian disalurkan ke outlet air secara
gravitasi.
Kebutuhan pompa akan tergantung dari tinggi/jarak dari sumber penampungan air di bawah ke
sumber penampungan air di atas / outlet air.
Pipa untuk air bersih biasanya di cat biru.

c. Sistem Air Kotor


Sumber air kotor kita kenal dengan toilet, dimana limbah padat dari toilet yang harus dikeluarkan
menuju septic tank.
Panduannya adalah usahakan toilet selalu dalam posisi yang sama tiap lantainya, agar tidak terjadi
pembelokan pipa yang bisa berakibat kebocoran. Selain itu harus ditambahkan pipa pembuangan
gas agar tidak terjadi desakan gas dari sumber ke septic tank yang dapat menimbulkan resiko septic
tank meledak karena penuh gas.
Pipa untuk air kotor biasanya di cat hitam.

d. Sistem air limbah


Air limbah juga biasa dikenal dengan grey water. Biasanya grey water akan disaring sebelum
dikeluarkan ke tempat pembuangan akhirnya. Hal ini dilakukan agar tidak mencemari lingkungan.

e. Sistem air buangan/limpasan


Biasanya air buangan/limpasan ini adalah untuk pembuangan air hujan yang jatuh di atap
bangunan. Air ini sebaiknya ditampung untuk cadangan air bangunan, Kalaupun mau dibuang, bisa
langsung dibuang ke riol atau saluran terbuka karena pada dasarnya air ini masih bersih. Yang perlu
diperhatikan adalah saluran untuk air buangan/limpasan ini harus cepat tersalurkan ke bawah,
karena kalau volume nya besar akan menimbulkan beban bagi bangunan.

3. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Pada dasarnya ada .... hal yang harus diperhatikan dalam penanggulangan bahaya kebakaran, yaitu
:
a. Deteksi, bisa menggunakan smoke detector atau fire detector
b. Pemadaman, biasanya dengan tabung pemadam atau dengan sprinkler dan hydrant
c. Evakuasi, biasanya dengan tangga darurat dan koridor dengan hydrant

4. Sistem transportasi
Untuk bangunan 10 lantai, tentu saja dibutuhkan lift. Sebaiknya menggunakan lift yang disesuaikan
dengan kebutuhan pengguna, supaya tidak boros energi karena lift menggunakan listrik yang besar.
Selain itu lift juga disarankan dibuat zona-zona dan dibuat lift express (yang hanya singgah di
lantai-lantai tertentu).
Selain itu tangga darurat juga dibutuhkan, hal ini sama dengan evakuasi untuk bahaya kebakaran.
Tangga darurat sebaiknya langsung mengarah keluar bangunan.
Selain lift dan tangga, ada juga tangga berjalan (eskalator) maupun ramp (lantai datar yang
miring), atau pun conveyor (semacam ramp tapi mekanis).

5. Sistem Telekomunikasi
Bangunan 10 lantai tentu membutuhkan sistem komunikasi internal agar bisa menghemat biaya.
sistem ini seperti jaringan telepon, interkom, internet, dan tata suara. Ruangan komunikasi
sebaiknya diletakkan di lantai satu. Tersedia shaft tersendiri yang terpisah dari shaft elektrikal dan
mekanikal untuk sistem ini.

Materi Referensi :
198x, Poerbo, Hartono, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta
200x, Suwana, Jimmy. S, Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga, Jakarta
http://masisnanto.blogdetik.com/2008/12/29/ac-central-air-water-system/#more-45

UTILITAS BANGUNAN

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang


digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas dalam
bangunan.
Perananganbangunan arus selalu memperhatikan dan menyertakan
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti
perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan
perancangan lainnya.

Perancangan utilitas tersebut terdiri dari :


A. PERANCANGAN SISTEM PLAMBING
Sistem peratan plambing adalah suatu system penyedian atau
pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan
atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat
memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
1. Jenis Peralatan Plambing
Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan
Perlatan tersebut terdiri dari
a. Peralatan untuk penyedian air bersih
b. Peralatan untuk penyedian air panas
c. Peralatan untuk pembuangan air kotor
d. Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan.

2. Syarat-Sayarat dan mutu bahan bangunan


Dalam perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan syarat-syarat
dari bahan plambing yaitu:
a. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b. Tidak menimbulkan gannguan suara
c. Tidak menimbulkan radiasi
d. Tidak merusak perlengkapan bangunan
e. Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut
a. Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
b. Permukaan harus halus dan tahan air
c. Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada
bahan-bahan yang dimaksud
d. Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
e. Mudah memeliharanya
f. Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku
Dalam perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau alat
plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang
sering digunakan mulai dari diameter ½” sampai dengan 2” sampai dengan
6” untuk bangunan tinggi.
Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari system
pembuangan dari instalasi dapat berupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory),
urinoir, bidet, beth tub, shower.
3. Air
Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin
atau Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus).
Syarat-syarat fisik air minum:
a. Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa
b. Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajad Celsius
c. Memenuhi syarat kesehatan

Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik


oleh penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada
kaitannya dengan fasilitas bangunan.
Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi,
buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan,
tangan, cuci perlatan dan untuk proses seperti industry
b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam
renang, air mancur taman
c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan
bangunan dan jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk
kebutuhan manusia dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari
jenis bangunan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.
Tabel Kebutuhan air menurut tipe bangunan

TIPE BANGUNAN LITER/HARI

Sekolahan 57
Sekolahan+Kafetaria 95
Apartemen 133
Kantor 57-125
Taman Umum 19
Taman dan shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun 152/unit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95
Rumah sakit umum 570/unit
Rumah perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur hotel 38
Motel 190/tmpt tidur
Drive in Pertokoan 19/mobil
Servis station 38
Airprt 11-19/penumpang
Gereja 19-26/tmpt duduk
Rumah tinggal 150-285

4. System pemipaan plambing


Sistem pemipaan menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk
mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan
air yaitu system horizontal dan system Vertikal.

4.1. Sistem Horizontal


adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk
mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-
rumah tinggal yang tidak bertingkat
Ada dua cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal yaitu sebagai
berikut:
a. Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan
kerugiannnya adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin
jauh semakin kecil daya pancarnya.
b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal
kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang
sama
4.2. Sestim Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical banyak
digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara
pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air
(ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan
kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan
menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang diperlukan.
Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering
mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami
pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki
di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang
memerlukan, dengan menggunakan system gravitasi/diturunkan secara
lansung.

5. Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat
dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel,
apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah
yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu
system plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga
yang dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator supaya panasnya
tidak terbuang.
Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang
dipanaskan.
b. Pemanas air listrik
c. Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas atap
bangunan untuk mendapatkan panas matahari.

6. Penyimpanan Air Bersih


Air bersih dapat disimpan dalam ground reservoir dan tangki air.
Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air yang
diletakkan di atas bangunan, yang terbuat dari fibre glass atau plat-plat baja
terdiri dari komponen plat yang disusun.
7. Air Buangan/Air Kotor
Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air
kotor dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil
penggunaannya.
a. Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya.
b. Air Limbah yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran
c. Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
d. Air limbah khusus yaitu air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat
tertentu seperti air bekas dari rumah sakit laboratorium, restoran dan
pabrik.
Pipa-pipa yang digunakan dalam ukuran besar mulai dari diameter 3”,
sampai dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan
pengaliran.
7.1. Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas cucian
pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian
lainnya.

1. Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air
limmbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh
lingkungan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup
diperlukan septic tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan.
a. Air Limbah khusus
Air limbah khususdalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan
khusus , seperti restoran yang besar, pabrik industry kimia, bengkel,
rummah sakit dan laboratorium.
b. Air hujan
Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut
dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah
tinggal atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang
vertical dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran
horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke
saluran terbuka lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui
atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai
standar ukuran pipa peambuangan dibuat table sebagai berikut:
Diameter Luasan Atap Volume
(inci) (m2) (liter/menit
3 (7,62 cm) s.d.-180 255
4(10,16 cm) 385 547
5(12,70 cm) 698 990
6(15,24 cm) 1135 1610
8 2445 3470
Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air
hujan dapat dicari dengan cara sebagai berikut.
Contoh Soal
Luas atap = 1.200m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-500
mm/m2/jam= 5 – 8 liter/menit. Curah hujan = 1.200 m2 x 5-8 liter/menit
= 6.000 – 9600 linakuter/menit.
Luas atap 1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan diameter
6” dengan kapasitas +/- 1.610 liter/menit. Jika curah hujan = 8.000
liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6” =
8.000 : 1.610 = 5 menit. Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan
pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas atap
pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1 menit.

Kebutuhan Peralatan Plambing

1. Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan berlantai 15


dengan luas 1.400 m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang diasumsikan
6-8 m2//orang. Kebutuhan kloset, wastafel dan urinal pada bangunan
tersebut, sesuai dengan table 1.3 no. 6. Jumlah karyawan perlantai = 1.400
m2 : (6 -8) m2/orang = 200 orang, yang tterdiri dari karyawan pria = 110
orang dan karyawan wanita = 90 orang.

Sesuai dengan table tersebut kebutuhan:


Kloset karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Kloset karyawan wanita untuk 90 orang = 5 buah
Wastafel karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
Wastafel karyawan wanita untuk 90 orang = 4 buah
Urenal karyawan pria = kloset = 5 buah

Jumlah kloset, wastafel, dan urenal tersebut merupakan kebutuhan


peralatan plambing untuk setiap lantai.

PENERANGAN/PENCAHAYAAN

1. Matahari
Matahari adalah sumber cahaya atau penerangan alami yang paling
mudah didapat dan banyak manfaatnya. Oleh karena itu harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi Indonesia sebagai daerah trofis
yang terletak digaris katulistiwa matahari memancarkan sinar sepanjang
tahun.
Tujuan pemanfatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam
bangunan adalah sebagai berikut:
a. Menghemat energy dan biaya operasional bangunan
b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung
ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas
kesan ruang
c. Menggunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik
sebagai penerangan langsung maupun tidak langsung.
2. Cahaya Buatan
Cahaya buatan dikelola atau diperoleh dari perusahaan listrik
adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyelenggarakan dan
menyiapkan suatu tenaga pembangkit listrik dengan system Pembangkit
Listrik Tenga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan
pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Diluar negeri ataupun di Negara kita baru-baru ini mengembangkan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

2.1. Sistem Pencahayaan/Penerangan Buatan


Daya penerangan yang masuk dalam panel-panel pembagi (Sub Panel) dibagi
dalam 2 bagian:
a. Pencahayaan/daya yang langsung: Pencahayaan yang berupa titik-titik
lampu penerangan.Peletakan lampu penerangan ini harus diatur sedemikian
rupa sehingga menghasilkan pencahayaan yang baik, memenuhi syarat yang
diminta dan merata. Selain itu harus diatur posisinya terhadap letak-letak
diffuser AC, sprinkler, fiere alarm, smoke detector, speaker dan lain-lain.
b. Daya yang tidak langsung daya ini digunakan untuk menghidupkan alat-alat
tertentu seperti computer dan mesin ketik

Tabel Estimasi Beban Listrik Suatu Bangunan


AC Lain-Lain
Untuk Pengguanaan Pencahayaan (Watt/m2) (Watt/m2)

Auditorium
- T. duduk (umum) 9 – 22,5 100-180 -
- Panggung 180 – 360 - 2,25
Wisma Seni 35 – 55 45-65 4,50
Bank 22,5 – 55 45-65 18
Kafetaria 27 – 45 55-90 4,50
Gereja 13,5 – 27 45-65 4,50
Daerah Komputer 7 – 55 110-180 13,50
Toko serba ada
- Basemen 35 – 55 - 13,50
- Lantai dasar 22,5 – 40 45-65 9
- Lantai tingkat 18 – 35 - 4,50
Rumah susun
- 0-270 m2 27 - 4,50
- 271- 13.000 m2 18 - 2,25
- 13.000 m2 keatas 9 - 1
Gedung parkir 4,5 - 1
Rumah sakit 18 – 27 45-65 9
Hotel
- Loby 55 – 72 45-75 4,5
- Kamar 9 – 22,5 27-45 4,5
Bangunan industry 13,5 – 22,5 - 9
Laboratorium 27 – 45 55-90 45-180
Perpustakaan 22,5 – 40 45-65 4,5
Pusat Kesehatan 22,5 – 36 36-65 13,5
Motel ` 9 – 22,5 55-90 2
Bangunan kantor 22,5 – 36 36-65 18
Restoran 13,5 – 22,5 55-90 2
Sekolah 18 – 36 32-45 13,5
Pertokoan
- Salon 27 – 45 45-80 9
- Pakaian 18 – 45 - 4,5
- Apotik 27 - 4,5
- Sepatu 27 - 4,5
Pergudangan 2-9 - 2

Untuk mendapatkan pencahayaan buatan dari atas langit-langit


diperlukan suatu system penempatan dan penggunaan alat cahaya
(penerangan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaan ruangan tersebut).
Juga diperhatikan tinggi rendahnya langit-langit dan peralatan lainnya.
Selain untuk memberikan pencahayaan buatan pada ruangan ruangan
perlu diperhatikan pencahayaan ditempat-tempat lain, seperti tangga, toilet,
ruang AC, panel, gudang, lobby, selasar, halaman dan tempat parker.
Diposkan oleh RZA EL di 00.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Makalah Utilitas "Sistem Keamanan


Gedung"

BAB II

PEMBAHASAN

A.Sistem Keamanan Gedung


Sistem keamanan pada gedung merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai
fasilitas keamanan dan kenyamanan pemakai gedung. Kebutuhan keamanan bisa dipenuhi salah
satunya dengan mengunakan Visitor Management System (VMS), Access Control dan CCTV
dengan sitem keamanan yang terintegrasi tersebut sangat membantu meminimalisir sebuah
masalah sistem keamanan dalam gedung/ruangan dari bahaya adanya orang lain yang masuk
tanpa seizin pemilik. Di paper ini, kita akan mempelajari teknologi Akses Gedung yang tersedia
bagi pemilik bangunan dan property dalam kelangsungan proses bisnis, kemudian kita akan
melihat lebih dekat bagaimana sistem dapat membantu anda meningkatkan keamanan, Data
secara otomatis akan tercatat dalam database dan tidak bisa dihapus oleh sembarang orang.
Dengan alat yang sudah di rancang dan diimplementasiakan ini tentunya sangat membantu
dalam hal meningkatkan keamanan pada gedung dengan konsep real time. Apa-apa saja sistem
yang bisa diintergrasikan, berikut sitem yang dapat dijadikan dalam satu sistem.

1. Visitor Management System

Visitor Management System adalah sebuah system yang dipergunakan untuk melakukan
management tamu atau pengunjung, yang biasanya diterapkan pada high rise building,
perkantoran, instansi umum atau pemerintahan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi
resiko yang tidak diiinginkan, baik berupa unsur kriminal, terorisme, dan tindakan yang bersifat
negatif lainya.

Visitor Management System merupakan sebuah cara terbaik untuk saat ini untuk
mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, yang ditempatkan pada porsi membantu system
keamanan dan pengamanan sebuah instansi yang sudah ada sebelumnya, tetapi tidak untuk
menggantikan yang sudah ada.

Bentuk Visitor Management System ini, sangat fleksibel untuk disesuaikan dengan situasi dan
kondisi dengan instansi anda, mulai dengan hanya system tunggal mandiri, sampai dengan
system yang amat luas dan diintegrasikan dengan kemajuan teknologi saat ini, baik berupa
internet atau intranet, face recognition, biometrics, dan lain sebagainya.

2. Access Control

Sebuah sistem keamanan Access Control memungkinkan pemilik bangunan dan property
untuk melakukan lebih dari sekedar mengontrol masuk ke daerah yang diproteksi. Sistem ini juga
dapat membuat catatan history atau informasi secara elektronik mengenai siapa saja yang masuk
ke dalam ruangan yang sudah diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi tersebut membantu
pemilik usaha mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke ruangan pada waktu-waktu tertentu.
Ada beberapa metode verifikasi pada sistem Access Control yang cocok digunakan, dan itu
merupakan pilihan bagi anda yang menginginkan sistem keamanan seperti apa yang anda
perlukan sesuai dengan kebutuhan serta budget yang anda miliki tentunya.

3. CCTV (Closed Circuit Television)

CCTV (Closed Circuit Television) adalah penggunaan kamera video untuk


mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor. Berbeda dengan
siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan. CCTV paling banyak digunakan
untuk pengawasan pada area yang memerlukan monitoring seperti bank, gudang, tempat umum,
dan rumah yang ditinggal pemiliknya.

Sistem CCTV biasanya terdiri dari komunikasi fixed (dedicated) antara kamera dan
monitor. Teknologi CCTV modern terdiri dari sistem terkoneksi dengan kamera yang bisa
digerakkan (diputar, ditekuk, dan di-zoom) , dapat dioperasikan jarak jauh lewat ruang kontrol,
dan dapat dihubungkan dengan suatu jaringan baik LAN, Wireless-LAN maupun Internet.

Sistem CCTV pertama dipasang oleh Siemens AG pada Test Stand VII di Peenemünde,
Jerman pada tahun 1942, untuk mengamati peluncuran V-2 roket. mencatat insinyur
Jerman Walter Bruch bertanggung jawab untuk desain dan instalasi sistem.

Sistem perekaman CCTV masih sering digunakan di tempat peluncuran modern untuk
merekam penerbangan roket, untuk menemukan kemungkinan penyebab kerusakan, sementara
roket yang lebih besar sering dilengkapi dengan CCTV yang memungkinkan gambar-gambar
menjadi tahap pemisahan ditransmisikan kembali ke bumi dengan link radio.

Pada bulan September 1968, Olean, New York adalah kota pertama di Amerika Serikat
untuk menginstal kamera video sepanjang jalan bisnis utama dalam upaya untuk memerangi
kejahatan.Penggunaan kamera televisi sirkuit tertutup perpipaan gambar ke Kepolisian Olean
mendorong Departemen Olean ke teknologi terdepan melawan kejahatan.

Penggunaan CCTV di kemudian hari menjadi sangat umum di bank dan toko untuk
mencegah pencurian, dengan merekam bukti kegiatan kriminal. Penggunaannya lebih lanjut
dipopulerkan konsep.

Gambar CCTV

 Camera CCTV Analog yaitu kamera yang mengirimkan continuous


streamingvideo melalui Kabel Coaxial.

 Camera CCTV Digital yaitu kamera yang mengirimkan discrete streaming videomelalui
Kabel UTP. Camera CCTV Digital umumnya dilengkapi dengan IP Address sehingga sering pula
dikenal sebagai IP (Network) Camera. Dengan adanya IP, kamera bisa dapat langsung diakses
melalui jaringan LAN/WAN tanpa harus menggunakan tambahan converter.

Berdasarkan lokasi penempatan, Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi indoor dan outdoor
camera.

 Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam gedung, umumnya berupa
Dome (Ceiling) Camera, Standard Box Camera.

 Outdoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung dan memiliki casing
yang dapat melindungi kamera terhadap hujan, debu, maupun temperatur yang extreme.
Umumnya berupa Bullets camera yang telah dilengkapi dengan Infra Red Led (Infra Red Kamera).
Disamping outdoor camera, standard box camera juga sering kali ditempatkan di luar dengan
menggunakan tambahan Outdoor Housing.

Waktu Penggunaan merupakan faktor yang penting diperhatikan saat memilih Kamera CCTV.
Kemampuan Kamera CCTV untuk dapat menangkap gambar pada pencahayaan minimum
dinyatakan sebagai minimum lux, yaitu minimum satuan cahaya (lux) yang diperlukan Kamera
CCTV agar dapat menangkap obyek. Secara umum terdapat 2 jenis kamera cctv berdasarkan
waktu penggunaan (minimum lux):
 Standard Day Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk memonitor ruang yang
memiliki tingkat penerangan cukup baik secara konsisten (di atas 0.5 lux).
 Day-Night Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk memonitor ruang yang
memiliki tingkat penerangan kurang (di bawah 0.5 lux terus menerus ataupun sebagian waktu).

Mekanisme control pada kamera cctv memungkinkan pengguna menggerakkan sudut pandang
kamera secara vertical, horizontal, maupun mengatur jarak pandang (focus). Berdasarkan
mekanisme kontrol ini kamera dapat dibagi menjadi:

 Motorized Camera CCTV yaitu kamera yang dilengkapi dengan motor untuk
menggerakan sudut pandang ataupun focus secara remote. Motorized kamera meliputi beberapa
jenis kamera seperti: zoom camera dan speed dome camera.
 Fixed Camera CCTV yaitu kamera yang sudut pandang dan fokusnya harus disetting
secara manual pada saat instalasi.

Faktor lain yang juga sangat penting dalam menentukan kamera cctv adalah resolusi kamera.
Resolusi ini dinyatakan dalam jumlah TV Lines (TVL), semakin besar jumlah TVL maka akan
semakin tinggi resolusi kamera yang bersangkutan. Kamera yang memiliki resolusi yang semakin
tinggi akan menghasilkan gambar yang semakin tajam. Namun kamera beresolusi tinggi juga
membutuhkan monitor dengan resolusi tinggi untuk dapat menampilkan gambar yang ditangkap
oleh kamera secara utuh. Berdasarkan resolusinya kamera dapat dibedakan menjadi 3 jenis:

 High Resolution: kamera yang memiliki resolusi di atas 480 TVL.


 Standard Resolution: kamera yang memiliki resolusi 380 – 480 TVL.
 Low Resolution: kamera yang memiliki resolusi dibawah 380 TVL.

Semua faktor tersebut di atas akan mempengaruhi jenis kamera cctv secara fungsional, di
samping faktor di atas terdapat pula faktor lain yang juga sangat mempengaruhi kualitas Kamera
CCTV seperti Jenis Images Sensor dan Jenis Arsitektur Chipset. Jenis Image Sensor yang
banyak digunakan saat ini adalah CCD dan CMOS, sedangkan jenis arsitektur chipset yang
banyak digunakan pada Kamera CCTV adalah chipset Sony, Sharp, dan Panasonic.

KEGUNAAN
CCTV sering digunakan untuk pengawasan (surveilans). Bisnis, kantor, sekolah, dan bahkan
tempat tinggal dapat menggunakan CCTV. Tempat yang paling sering memanfaatkan CCTV adalah
bank, bandara, kasino, instalasi militer, sekolah, toko-toko, dan rumah sakit. Lebih terbuka
tempatnya, semakin sering menggunakan CCTV. Beberapa uraian manfaat CCTV berikut bisa
dijadikan pertimbangan saat Anda akan memilih CCTV.

Beberapa kegunaan CCTV adalah:

 Upaya Preventif : Pelaku kejahatan biasanya menjadi ragu kalau melihat sasarannya
mempunyai CCTV. Banyak bangunan besar yang memiliki beberapa ceruk pada eksterior
menggunakan sistem CCTV ini. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ada beberapa wilayah di
sekitar gedung tempat seseorang bisa bersembunyi dan menyerang orang yang tidak curiga. Jika
rumah memiliki gerbang, CCTV bisa dimanfaatkan sehingga orang di dalam bangunan dapat
melihat siapa yang berusaha untuk masuk dan mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan.
 Alat Pantau : Untuk memonitor keadaan dan aktivitas di dalam rumah atau tempat usaha
Anda dari mana saja.
 Meningkatkan Kinerja : CCTV dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan signifikan.
Karyawan akan sungkan untuk berleha-leha ketika jam kerja. Mungkin juga karyawan Anda
malah akan terpicu untuk semakin meningkatkan kinerjanya karena ingin menunjukkan pada
Anda bahwa dia bisa.
 Membantu Penyelidikan : CCTV dapat menunjang penyelidikan tindak kejahatan yang
telah terjadi. Membantu pihak berwajib mengidentifikasi pelaku kejahatan atau penyebab
kecelakaan.
 Barang Bukti : Hasil rekaman video dan foto dari CCTV dapat dijadikan barang bukti.
Ketika Anda melaporkan tentang pencurian atau kecelakaan, hasil rekaman dan foto dari CCTV
dapat menunjukkan siapa pelakunya.

ELEMEN-ELEMEN PERANCANGAN SISTEM CCTV

Untuk membuat sebuah sistem CCTV sederhana terlebih dahulu anda harus mengetahui
peralatan alat atau material yang digunakan dalam instalasi tersebut. Berikut ini peralatan atau
material yang diperlukan :

 BNC (Bayonet Neill Concelman) connector adalah tipe konektor RF yang pada umumnya
dipasang pada ujung kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat perekam
(DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.

Konektor BNC

 Kabel Coaxial merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk mengirimkan
sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6
dan RG-11. Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum yang
direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut.

Kabel Coaxial

 Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk memasang
konektor BNC pada kabel coaxial.

Tang Krimping

 Conektor RJ-45 yaitu digunakan untuk conektor kabel jaringan dari kamera cctv ke
computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya berlaku pada system
CCTV berbasis internet.

Konektor RJ-45

 Kabel UTP yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45, dimana hanya
digunakan pada system CCTV berbasis internet yang dapat dipantau langsung melalui jaringan
internet dimana saja dan kappa saja.

Kabel UTP

 Kabel Power digunakan untuk memasok tegangan AC (searah) 220 V ke adaptor atau
power supply kamera CCTV. Biasanya tipe kabel power yangdigunakan adalah NYA (2×1,5mm)
maupun NYM (3×2,5mm). Instalasi kabel power ini sebaiknya juga menggunakan pipa high
impact conduit.

Kabel Power
 Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja ke
kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC. Namun adapula yang
menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt (DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe
kamera yang digunakan.

Adaptor CCTV

 Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu kamera Fixed Dome, kamera
IP, kamera wireless dan kamera PTZ (Pan/Tilt/zoom).Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
anggaran anda. Jika anda membutuhkan sebuah kamera yang perlu diperhatikan adalah
mempelajarispesifikasi kamera CCTV sebelum membeli. Biasanya spesifikasi yang diberikan
berupa format lensa CCD (Charge Coupled Device) yang memiliki ukuran tipikal (1/2″, 1/3″dan
1/4″), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang berkaitan dengan kesensitifan
kamera terhadap cahaya, Varifocal lens yang berkaitan dengan pegaturan sudut/jarak pandang
kamera dan bisa diatur secara manual, indoor, outdoor, dan lain-lain.

Contoh Kamera CCTV

 DVR (Digital Video Recorder) adalah sebuah media penyimpan hasil rekaman video yang
telah terpantau oleh kamera CCTV. Besar kecilnya kapasitas penyimpanan hasil rekaman
tergantung pada harddisk yang terpasang (pada umumnya 160 Gygabyte, namun adapula yang
diupgrade hingga 1 Terabyte). Hasil rekaman video tersebut ada yang berformat QCIF, MPEG-4
dan avi. Dan biasanya input DVR terdiri dari 4, 8, 16 dan 32 channel kamera.
Keunggulan DVR :
 Kualitas gambar hasil rekaman (resolusi) T640x840 high.

 Waktu penyimpanan yang lama (tergantung kapasitas hardisk).

 Dapat di back up ke CD/DVD.

 Dapat dikoneksikan ke jaringan internet.

 Jadwal perekaman yang bias diatur / otomatis

 Mempunyai kontroler untuk kamera yang bisa digerakkan.

 Sedikit perawatan.

DVR
 Monitor CCTV ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang
menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhangambar dari kamera
sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-kamera dapat dilihat pada
monitor dengan pembagian yang berbeda(satu tampilan kamera, matrik 2×2, matrik 3×3 dan
matrik 4×4).

Monitor

 Controller yaitu digunakan untuk mengontrol atau menggerakkan kamera CCTV berjenis
PTZ (Pan, Tilt, Zoom) dari jarak jauh. Sehingga dapat menghemat waktu dan efektifitas
perekaman.

Cotroller

SISTEM PERANCANGAN CCTV

Setelah anda mengetahui peralatan atau material yang telah disebutkan, di bawah ini
mari kita lihat langkah-langkah dalam merancang sebuah sistem CCTV untuk keamanan.

 LANGKAH-LANGKAH MERANCANG SISTEM CCTV


 Pertama kita harus mempersiapkan kebutuhan kabel untuk system transmisi, kita
harus tahu dimana kita akan menginstall CCTV, jika kita menginstall di luar ruangan, maka kabel
yang harus kita sediakan adalah kabel yang kualitas terbaik, hingga tahan terhadap segala macam
cuaca.
 Kedua, kita harus menentukan system dimana dan berapa titik kamera yang akan
kita pasang, karena kita akan menginstall untuk system keamanan, berarti kita harus pandai-
pandai menyembunyikan kamera CCTV dan menentukan tempat yang strategis agar gambar yang
dihasilkan bisa mencakup keseluruhan tempat atau ruangan yang ingin di awasi. Dan yang paling
penting, posisi kamera CCTV harus dalam kondisi aman dan tidak mudah dijangkau oleh orang
lain, demi menghindari adanya pengrusakan oleh penjahat atau pencuri.
 Kemudian yang ke tiga, kita tentukan kamera CCTV jenis apa yang ingin kita pakai.
Untuk system keamanan, direkomendasikan menggunakan kamera CCTV jenis PTZ, karena
dengan kecanggihan dan kelebihan fitur yang dimiliki oleh kamera PTZ, memungkinkan kita
untuk dapat merekam atau memantau suatu tempat dengan hasil gambar yang terbaik. Contoh :

CCTV PTZ
 CCTV Tercanggih, terlengkap, dan paling banyak diminati untuk proyek jalan tol,
Pembangkit Listrik, dan Tower. Bisa Zoom, Bisa digerakkan kanan, kiri, atas, bawah, serta tahan
hujan dan cuaca dan yang terpenting bisa melihat dalam keadaan gelap. juga bisa dicontrol dari
jarak jauh / Internet.
 Ke empat, tentukan kapasitas hardisk pada DVR yang akan kita gunakan, lebih
besar kapasitas hardisknya lebih baik, karena dapat menyimpan gambar lebih banyak. Sambil
menentukan kapasitas hardisk sekalian dilengkapi kebutuhan lainnya, yaitu monitor, DVR
ataupun multiplexer dan alat-alat pendukung lainnya.
 Jika semua kebutuhan peralatan dan bahan sudah terpenuhi, barulah kita
membuat system keamanan CCTV dengan sebaik dan secermat mungkin. Untuk mempermudah
marilah kita lihat gambar berikut :

Pemasangan CCTV pada DVR

Sistem Perancangan CCTV Sederhana

Sistem Perancangan CCTV Menengah

Sistem Perancangan CCTV Integrasi

Layout DVR

Dari melihat gambar diatas, telah kita ketahui bersama bahwa instalasi CCTV terdiri dari
berbagai macam, mulai dari sistem yang paling sederha hingga sistem yang interkoneksi dengan
perangkat lain. Berdasarkan gambar diatas pula, diharapkan kita memperoleh gambaran
bagaimana system CCTV keamanan kita dapat di install dengan sebaik mungkin. Yang paling
penting adalah bagaimana kita harus menempatkan kamera di titik strategis dan dapat
memantau segala sudut ruangan. Tapi, jika kita sudah menggunakan kamera CCTV jenis PTZ
masalah itu sudah dapat diatasi dengan segala fitur kecangggihan yang diberikan oleh kamera
CCTV jenis PTZ.
4. Alarm Sytem

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan.
Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika
terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyalkomunikasi data ataupun ada
peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk
memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada
jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.

untuk memberikan peringatan dini pada penghuni bangunan berkaitan dengan hal-hal
yang terjadi pada bangunan seperti kebakaran, getaran gempa (vulkanik atau tektonik), bahaya
tsunami, , keamanan dan kekuatan elemen struktur.

Sistem alarm ini dapat pula diintegrasikan atau dipisahkan dengan sistem alarm yang
menyangkut keamanan dan kenyamanan penghuninya, seperti ancaman pencurian dan
perampokan, teror dan aksi kejahatan lainnya, radiasi bahan berbahaya (nuklir), dan emisi gas
buang.

Penggunaan sistem alarm pada bangunan ini tentunya tidak terbatas hanya pada
bangunan gedung/rumah, tapi juga bangunan yang menyangkut infrastruktur transportasi
seperti jembatan, dan bangunaan infrastruktur keairan seperti dam, bendungan, tandon dan
sebagainya.

Secara umum, sistem alarm terdiri atas 3 unsur yaitu unsur detektor, unsur sinyal tanda
bahaya, dan unsur pengendali. Unsur detektor adalah piranti yang dapat mendeteksi beberapa
isyarat dan tanda yang berkaitan dengan fenomena yang dideteksi. Misalkan detektor untuk
bahaya kebakaran akan mendeteksi munculnya asap atau panas yang berlebihan dalam ruangan,
atau detektor getaran gempa akan mendeteksi simpangan bangunan yang berlebihan akibat
getaran gempa.

Informasi dan peringatan dini yang telah disampaikan sistem alarm ini diharapkan dapat
memberikan reaksi bagi alat pengendali untuk bekerja secara otomatis atau memberitahu
penghuni bangunan untuk mengaktifkan alat pengendali atau menyelamatkan diri atau
meningkatkan kewaspadaan.

Sistem alarm pada bangunan gedung, terutama bangunan-bangunan publik seperti


perkantoran, mall/supermarket, hotel, apartemen, gedung sekolah/kuliah dan sebagainya,
umumnya memasang sistem alarm untuk kebakaran, sistem alarm keamanan. Sedangkan sistem
alaram untuk getaran gempa umumnya dipasang pada bangunan gedung bertingkat tinggi, dan
sistem alarm bahaya banjir biasanya dipasang pada bangunan-bangunan yang rawan terjadinya
genangan banjir.
Pada sistem alarm bahaya kebakaran, apabila detektor asap dan panas yang berlebih ini
memberikan sinyal yang akan diterima oleh panel induk pada ruang pengendali, dan seketika
panel pengendali akan memberikan peringatan berupa lampu nyala tertentu disertai dengan
bunyi sirine atau alarm, dan secara otomatis akan menyalakan sprinkle yang akan
menyemprotkan air di ruangan yang timpul asap atau panas yang berlebihan. Tentunya dengan
peringatan dini ini penghuni dan petugas pengaman bangunan gedung akan segera melakukan
upaya pemadaman kebakaran dengan peralatan pemadam kebaran yang sudah terintegrasi
dengan bangunan gedung pada lokasi timbulnya api.

Bahkan ada pula sistem alarm kebakaran yang sudah terhubung dengan sistem alarm pada
dinas pemadam kebakaran pada suatu kota. Sehingga, apabila terjadi kebakaran pada bangunan
gedung tersebut maka tim pemadam kebakaran langsung meluncur ke lokasi.

Sedangkan detektor yang digunakan pada sistem alarm terhadap terjadinya bahaya gempa
adalah detektor perpindahan atau simpangan yang ditempatkan pada beberapa titik sepanjang
tinggi gedung. Apabila terjadi getaran gempa, maka bangunan akan ikut bergetar. Getaran
(simpangan) bangunan gedung ini akan bergantung pada besar kecilnya getaran gempa.
Getaran/simpangan bangunan ini pada setiap bangunan gedung sudah dibatasi sesuai dengan
persyaratan bangunan dan ketinggian bangunan. Bila getaran/simpangan telah mencapai batas
untuk evakuasi, maka alarm akan berbunyi dan proses evakuasi harus segera dilakukan.

Pada sistem alarm untuk pengamanan dari bahaya kejahatan, detektor sistem keamanan
(security system) yang digunakan berupa detektor model sensor yaitu sensor ultrasonik, sensor
gelombang mikro, sensor infra merah dan sensor suara suara. Masing-masing jenis sensor
mempunyai keunggulan. Prinsipnya apabila ada benda bergerak, maka akan terjadi perubahan
panjang gelombang yang dipancarkan. Sensor ultrasonik dan gelombang mikro termasuk dalam
kategori sensor aktif, dibandingkan sensor infra merah yang hanya menangkap gelombang infra
merah yang dihasilkan oleh tubuh manusia atau benda-benda panas yang mempunyai radiasi
infra merah dan dapat dipasang sampai jarak 30 m.

B.Sistem Telekomunikasi

1.Sistem hubungan telepon

Sistem network atau hubungan telepon dalam suatu gedung / bangunan, yaitu :

- Hubungan eksternal

Berhubungan dengan nomor diluar yang tidak dalam ruang lingkup lingkunan sistem PABX sebagai
sentral telepon dalam gedung baik panggilan masuk (incoming) atau panggilan keluar, seperti
hubungan lokal, SLJJ, dan SLI.

- Hubungan internal
Berhubungan masih dalam lingkungan sistem PABX sebagai sentral telepon antar sambungan cabang/
nomor extension yang satu dengan sambungan cabang/ nomor extension yang lain.

Perangkat atau peralatan-peralatan yang digunakan dalam jaringan telepon dalam gedung , yaitu :

1. Junction Box

Kotak pembagi jaringan telepon yang berfungsi sebagai terminal telepon dari Telkom ke
jaringan dalam gedung milik pribadi.

2. Panel incoming-outgoing

Titik input Kotak Terminal Batas (KTB) dari jaringan Telkom menuju panel MDF.

3. MDF

Main Distribution Frame (MDF) yaitu panel atau kotak pembagi terminal utama/ induk
jaringan telepon dalam gedung baik dari SST telkom menuju PABX atau pendistribusian jaringan
extension ke ruangan-ruangan.

4. PABX

Private Automatic Branch Exchange (PABX) yaitu perangkat untuk memperbanyak atau
menambah nomor SST Telkom menjadi nomor extension, sebagai sentral telepon dalam gedung yang
mengatur lalu lintas komunikasi suara.

5. UPS

Unit Power Supply (UPS) yaitu catu daya listrik cadangan apabila daya listrik PLN mengalami
pemadaman dan agar tegangan PABX tetap stabil 48 VDC.

6. Batere

Sumber listrik cadangan yang menggantikan sumber listrik PLN 48 VDC.

7. Arrester

Alat untuk melindungi peralatan telepon dari kerusakan akibat kejutan tegangan berlebih, terkena
petir, short circuit.
8. Operator Console

Alat operator telepon yang merupakan pintu gerbang dalam melakukan komunikasi suara dapat
mengatur lalu-lintas komunikasi suara, menghubungkan ke nomor yang akan dituju baik telepon
masuk (Incoming) maupun telepon keluar (Outgoing) dan dalam lingkungan telepon intern.

Tipe operator console :

- Telephone Based

Menggunakan pesawat telepon digital sebagai operator console, dengan konsep yang praktis,
common dan user friendly sehingga dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan lebih cocok
digunakan oleh perusahaan skala kecil dan menengah.

- Computer Based

Operator console tipe ini menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi multimedia system dan
peralatan khusus. Konsep ini memiliki features yang lebih canggih dan diperuntukkan bagi perusahaan
skala menengah dan besar.

9. Jaringan/ instalasi

Merupakan rangkaian penghubung peralatan-peralatan telepon yang membawa sinyal komunikasi


seperti terminal-terminal, PABX, operator console, pesawat telepon, dll. Berupa pair-kabel atau
sepasang kabel (1 pair berisi 2 kawat tembaga penghubung).

10. Roset

Adalah alat untuk menghubungkan jaringan/ instalasi telepon dengan kabel pesawat telepon. Berupa
terminal penghubung Out Bow (OB) yang tidak ditanam di dinding dan terminal penghubung In Bow
(IB) yang ditanam didinding.

11.Pesawattelepon
Adalah alat yang digunakan untuk merubah suara menjadi sinyal komunikasi.

12. Billing System


Billing system digunakan untuk memonitor biaya pemakaian telepon sehingga dapat mengontrol,
menganalisa dan merencanakan biaya operasional khususnya pemakaian telepon. Dengan cara ini
dapat melakukan efisiensi yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan, misalnya seperti di
hotel. Berikut ini adalah keperluan atau pencatatan yang dapat diperoleh dengan adanya billing
system, yaitu :

-Tanggal dan waktu panggilan terjadi

- Nomor yang dipanggil

- Nomor saluran cabang yang memanggil

- Lama pembicaraan

- Authorization code

- Code account yang dibebankan

- Dapat merekam semua pembicaraan lokal, nasional atau internasional

2.sistem tata suara (sound system)

Tata Suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara
pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara memainkan peranan penting dalam suatu
pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari Tata Panggung dan bahkan
acara pertunjukan itu sendiri. Tata Suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara
agar bisa terdengar kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang dikuatkan.
Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon,kabel-kabel,prosesor dan efek
suara, pengaturan konsul mixer, kabel-kabel, dan juga Audio Power amplifier dan Speaker-
speakernya.

Pekerjaan sistem tata suara atau sound system diantaranya meliputi pemasangan peralatan
sentral sound system yang terdiri dari unit sinyal suara (program source) dan penguat sinyal
suara (audio amplifier), yang ditempatkan pada rak peralatan sentral sistem tata suara.

1. Peralatan Utama Sistem Tata Suara

Peralatan utama sistem tata suara diantaranya memenuhi back ground musik dan
pengumuman darurat / paging. Diantara pealatan utama dari sistem tata suara, adalah:

· Micropone paging

· Mixer

· Power Amplifier

· Ceiling speaker
· Chyme microphone

· Radio Tunner AM / FM

· Caset dect

· CD Player

· Volume Control

· Monitor unit

2. Terminal Box & Sistem Perkabelan

Terminal box merupakan kotak penghubung antara peralatan utama dengan speaker.
Kabel instalasi dari ceiling dan horn speaker di hubungkan melalui kabel instalasi melalui
terminal box, dan dari terminal box ke peralatan utama

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Sistem keamanan pada gedung merupakan standarisasi yang harus diterapkan sebagai
fasilitas keamanan dan kenyamanan pemakai gedung. Kebutuhan keamanan bisa dipenuhi salah
satunya dengan mengunakan Visitor Management System (VMS), Access Control dan CCTV
dengan sitem keamanan yang terintegrasi tersebut sangat membantu meminimalisir sebuah
masalah sistem keamanan dalam gedung/ruangan dari bahaya adanya orang lain yang masuk
tanpa seizin pemilik.

Visitor Management System adalah sebuah system yang dipergunakan untuk melakukan
management tamu atau pengunjung, yang biasanya diterapkan pada high rise building,
perkantoran, instansi umum atau pemerintahan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi
resiko yang tidak diiinginkan, baik berupa unsur kriminal, terorisme, dan tindakan yang bersifat
negatif lainya.
CCTV (Closed Circuit Television) adalah penggunaan kamera video untuk
mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor. Berbeda dengan
siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan.

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan.
Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan ketika
terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyalkomunikasi data ataupun ada
peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan kinerja).

B.Saran

saya sadar atas keterbatasan pengetahuan. Untuk itu besar harapan bagisaya atas kritik
dan saran dari pembaca guna perbaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Suara
http://sipil.ft.uns.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=235&Itemid=1
http://rudysantrie.blogspot.com/2012/03/perancangan-sistem-cctv.html
https://www.google.com/search?q=managemen+tamu+pada+bangunan&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb
http://blog.griyatekno.com/

SISTEM MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL (SISTEM UTILITAS) GEDUNG


Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komponen penting, yaitu struktur, arsitek
dan utilitas atau yang dikenal juga dengan istilah ME (mekanikal dan elektrikal) di
gedung. Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika struktur mengedepankan kekuatan,
arsitek lebih menekankan pada keindahan, maka ME (mekanikal & Elektrikal) lebih
mengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun bangunan atau seindah apapun bangunan,
jika tidak ditunjang dengan suatu system mekanikal & elektrikal, maka bangunan tersebut
tidak ada fungsinya.
Jadi sangat jelas antara ketiga komponen dalam suatu gedung yang saling terkait
satusama lain. Dengan demikian system mekanikal & elektrikal termasuk salah satu
komponen yang sangat penting. Jadi intinya suatu bangunan yang telah dirancang oleh para
arsitek akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati. Untuk itu bangunan harus dilengkapi
dengan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan gedung / perkantoran itu sendiri.
Setiap gedung oleh perancangnya dimungkinkan dikonsep dalam suatu paradigma
tersebut. Dan konsep mekanikal dan elektrikal untuk memenuhi sesuai dengan fungsinya.

A. Sistem Mekanikal dan Elektrikal Suatu Gedung


Pada umumnya System mekanikal dan elektrikal suatu gedung terdiri dari:
1. Sistem Mekanikal
• System plumbing
• System Fire Fighting (System Pemadam kebakaran)
• System Tata Udara (AC / Air Conditioning)
• Sistem transportasi vertical (lift)
2. Sistem Elektrikal
• Sistem Elektrikal / Arus Kuat
• Sistem penangkal petir
• Sistem telepon
• Sistem tata suara (Sound system)
• System fire protection (fierm alarm)
• Sistem Data / Jaringan Komputer
• Sistem MATV (master Television)
• Sistem CCTV (Close Circuit Television)

B. Fungsi Umum masing masing Sistem

1. System plumbing
Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan limbah / air
buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan sistem penyediaan Air
bersih.

2. System Fire Fighting (System Pemadam kebakaran)


Sistem fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran disediakan di gedung sebagai preventif
(pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan
Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi
pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire
extinguisher.

3. System Tata Udara (AC / Air Conditioning)


Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara ruanga baik suhu
maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam suatu ruangan
diperkantoran / fungsi gedung lainnya merupakan kebutuhan psikologis yang mulai banyak
diperhatikan di zaman modern ini

4. Sistem transportasi vertical (lift)


Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi diperlukan suatu
alat transfortasi vertical, untuk memudahkan transfortasi pengguna dan efisiensi bangunan
itu sendiri. Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem
peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai bawah ke atas atau
sebaliknya, yang disebut lift atau elevator..

5. Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya listrik untuk
memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam rangkaian peralatan yang
disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik (trafo/ transformator), sarana
penyaluran utama (Kabel feeder) dan panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main
Distribution Panel) dan panel distribusi utama di tiap gedung (SDP / Sub Distribution Panel)
dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk penerangan, Panel Stop Kontak, Panel
Stop Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC utuk power AC).

6. Sistem penangkal petir


Secara umum sistem ini berfungsi untuk memproteksi gedung dan sekitarnya dari petir.
Pekerjaan penangkal petir menyangkut meliputi pemassangan dan penyediaan instalasi
penagkal petir, grounding dan pembuatan bak kontrol.

7. Sistem telepon
Sistem telepon berfungsi ssebagai alat komunikasi antar instansi dalam gedung. Sistem
ini menggunakan PABX yang berfungsi sebagai sentral komunikasi telepon di dalam gedung
(pelanggan) yang terhubung dengan telkom

8. Sistem tata suara (Sound system)


Sistem ini berfungsi sebagai publik adress, paging dan pengumuman. Sistem ini terdiri dari
peralatan untuk memenuhi background music dan pengumuman darurat.

9. System fire protection (fire alarm)


Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra
api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala
kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan
ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam
kebakaran (sistem Fire fighting).

10. Sistem Data / Jaringan Komputer


Berfungsi sebagai jaringan komputer terintegrasi dalam gedung. Sistem kabel
data atau disebut juga Local Area Network (LAN) merupakan jaringan computer yang
menghubungkan computer pc dari workstation untuk memakai bersama
sumberdaya(resource, misalnya printer, internet, dan lain-lain) dan saling bertukar
informasi.

11. Sistem MATV (master Television)


Kebutuhan pengelolaan televisi dalam suatu bangungan menjadi kebutuhan di perkantoran.
Sistem ini dinamakan dengan sistem master antena TV (MATV). Sistem MATV terdiri dari
beberapa perangkat penerima (receiver), mixer, dan penguat sinyal.

12. Sistem CCTV (Close Circuit Television)


Sistem CCTV merupakan bagian dari upaya untuk mempermudah pekerjaan sekuriti sistem,
yang terintegrasi untuk memberikan kemudahan dalam proses pengontrolan dan
pemantauan lebih akurat dan otomatis. Sekuriti sistem biasanya meliputi pekerjaa untuk
Mengawasi keluar masuk orang ke gedung, mengawasi keluar masuk kendaraan dan
mengawasi lokasi parkir kendaraan dan mengamati ruangan-ruangan yang dianggap penting.

C. Sistem Lainnya

1. Bas ( Building Automatic System)


Bas merupakan system independen yang mengintegrasikan funsgsi-fungsi energy
management, monitoring dan kontrol peralatan AC, pompa, Lift, Ventilasi, panel daya,
penerangan, security, CCTV dan lain-lain.
Meskipun sistem ini sangat membantu dalam mengefektikan dalam pengelolaan sistem di
gedung, tetapi kebanyakan gedung tidak memakai sistem ini. Dan sistem ini menjadi suatu
keharusan bagi gedung-gedung modern dan relatif besar, seperti bandara international,
mall, Hotel atau apatement dan lainnya.

2. FIDS (Flay Information Display System)


FIDS merupakan sistem jaringan komputer yang ada di Bandara international, yang mengolah
data tentang informasi yang integral tentang informasi pesawat, baik keberangkatan,
kedatangan, check inn dan lainnya.

3. Sistem Instalasi Gas di Mall


Sistem instalasi gas di mall biasanya untuk Food Court (pusat makanan) biasanya di lantai
teratas. Sistem instalasi gas di food court ini merupakan sentral instalasi gas untuk bahan
bakar yang berkaiatan dengan masak memasak di food court tersebut.

4. Sistem Gas Medik


Sistem ini ada di rumah sakit, dalam upaya mngefektifkan sistem gas yang ada di rumah
sakit, terutama dalam hubungannya sentralisasi gas medik. Sistem gas medik terdiri dari
instalasi oksigen, instalasi vakum, instalasi N2O dan instalasi compresor.
5. Sistem Transfortasi vertikal dan Horizontal di bandara
sistem transfortasi penumpang dan barang di gedung bandara tidak haya sistem transfortasi
vertikal saja seperti lift dan escalator, tetapi juga transfortasi vertikal, seperti travalator (
untuk penumpang), dan untuk barang terutama menyangkut check inn dan juga chck out
digunakan conveyor.

6. Sistem Pemadam Kebakaran di bank


Pada umumnya digedung, sistem pemadam kebakaran yang digunakan teriri dari sistem
instalasi Hydran, instalasi sprinkler dan Fire extinguiher. Tetapi di bank, karena banyak
menyangkut masalah kertas (bahan uang, atau uang itu sendiri, dan ruang arsip) yang
rentan hancur oleh air, maka sistem pemadam kebakarannya juga ditambahkan sistem
pemadaman menggunakan semacam fowder, untuk menghindari kerusakan pada bahan-
bahan yang berasal dari kertas.
Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang khazanah,
ruang arsip, ruang Genset, ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer:
ruang hub dan server, IT, Comunication dan lain-lain).
Sistem yang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-tabung gas
(foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain), ditempatkan secara terpusat dan
pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve / actuator,
instalasi pemipaan dan nozzle. Cara kerja sistem ini berdasarkan perintah dari system fire
alarm.

7. Sistem Garbarata (belalai gajah) di bandara


Sistem belalai gajah atau disebut juga sistem garbarata digunakan untuk menghubungkan
gedung dengan pesawat, terutama untuk sarana akses jalan menuju ke dalam pesawat.

8. Sistem AC di beberapa gedung


Pada umumnya sistem tata udara / sistem AC yang digunakan untuk gedung yang relatif
kecil hanya menggunakan AC split atau AC cassete atau split duct. Tetapi untuk gedung
gedung besar dan berhubungan dengan publik yang relatif besar, biasanya menggunakan
sistem AC AHU dengan media sistem pendingin air (chiller), seperti di Bandara dan Mall. Di
Bandara sistem AC yang digunakan biasnya menggunakan sistem AHU (air Handling unit)
untuk area publik dan menggunakan FCU untuk perkantoran, dengan media pendingin air
(chiller), dan untuk di gedung-gedung yang terpisah dari gedung utama tetap menggunakan
AC split atau AC cassete dengan media refrigeran sebagai pendinginnya. Untuk Rumah
sakit,hotel, apartemen atau Bank disamping AC split, untuk yang lebih besar lagi biasanya
juga digunakan AC VRV, suatu sistem AC yang terdiri dari beberapa indoor AC tetapi outdoor
nya hanya 1. AC VRV ini sangat efektif untuk perawatan dan juga menghilangkan kesan
semrawutnya penataan outdoor AC disamping biaya operasionalnya yang murah, tetapi biasa
investasi awal yang sangat mahal, sehingga tidak dijadikan alternatif.
Di Bank atau di gedung lainnya yang mengharuskan penggunaan AC secara simultan yang
tidak boleh padam, sehingga sistem AC harus berjalan terus, sehingga perlu digunakan
sejenis AC presisi yang bekerja secara sequencing (bergantian satu sama lain), das diletakan
berhadapan.
(lanjut............)
Diposkan oleh By: Adeng Lukmantara di 16.08

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

MAKALAH
AC CENTRAL
OLEH :
MUHAMMAD GHAZI KAMAL
FAUZAN IBRAHIM SIREGAR
MUAMMAR SYAH
FAKHRY PERDANA KOARA
JIFFRIANDI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAHKUALA
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN.....................................
BAB II. PEMBAHASAN ......................................
BAB III. PENUTUP...............................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini sistem ac pada bangunan sangatlah penting
sebagai salah satu penentu kenyamanan manusia dalam beraktivitas. Pembahasan ac central
sagatlah berpengaruh dalam perancangan gedung yang memiliki jumlah lantai banyak.
Berdasarkan penggolongan ac, ac central merupakan ac yg memiliki sistem
pemasangan dan sistem pendinginan yang lebih kompleks dibandingkan dengan ac jenis lain
yang memiliki sistem pemasangan dan sistem pendinginan yang lebih sederhana.
Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang sistematika dalam
pengguanaan ac central pada bangunan berlantai banyak.
1.2Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini bertujuan untuk membahas tentang penggunaan ac
central pada bangunan berlantai banyak.

BAB II
PEMBAHASAN
Sistem AC Sentral (Central) merupakan suatu sistem AC dimana proses pendinginan
udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua arah atau
lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen
utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU),
Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control &
kelistrikan.
Berikut adalah komponen, cara kerja AC Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance AC
Sentral Ruangan.
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada
sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin
penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).
Jenis chiller didasarkan pada jenis kompressornya :
Jenis
2. AHUchiller
(Airdidasarkan pada jenis Penanganan
Handling Unit)/Unit cara pendinginan
Udarakondensornya :

AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan
dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara
dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai
pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada filamen
didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang
suhunya lebih rendah.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil
pendingin AHU / FCU.
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi
untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke
Cooling Tower dan seterusnya.
Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap,
komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada
Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk
mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan
kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang
didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan.
Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan
udara (AHU) menuju koil pendingin. Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja
yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :
lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini
dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah
menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar
dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan.
Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil
pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan
secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang
terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan
dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk.
Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada
termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Jadi, Dari penjelasan diatas, jelas sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC
Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central)
diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu
sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa
dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa
dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke
ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang
luas atau di dalam bis ber-AC
SOP yang ditentukan,
seefisien mungkin,
disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai
prosedur perawatan.

bekerja dengan baik dan aman


ditentukan
mesin.
dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
alat tersebut.
diperlukan.
refrijeran.
prosedur yang Ditentukan
uadara.
ditentukan
alat sesuai ketentuan
kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
barang.
3.9. Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
mengulangi pekerjaan.
dalam kontrak kerja
tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan
selanjutnya.
meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
pengguanaan ac central pada bangunan haruslah menyesuaikan dengan
kebutuhan seingga tercapainya penggunaan ac yang optimal.
Sekian materi yang dapat kami paparkan dalam makalah yang kami buat
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf jika terdapat
kekeliruan dalam pengejaan maupun dalam penyamapaiaan materi dalam
makalah kami

Anda mungkin juga menyukai