Anda di halaman 1dari 4

VALUE ENGINEERING DALAM KONSTRUKSI

Pengertian
Dalam dunia jasa konstruksi Value Engineering (VE) adalah suatu usaha untuk mencapai
konstruksi yang optimal dengan biaya minimum.
Secara umum VE adalah usaha yang disengaja atau terorganisasi dengan menganalisis
fungsi suatu barang dan jasa yang bertujuan untuk mendapatkan biaya yang paling
rendah dengan pencapaian perfomance yang essensial sesuai kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Usaha yang disengaja artinya kegiatan yang direncanakan dan diketahui oleh para pihak
: penyedia jasa maupun pengguna jasa, karena nilai manfaat atau efisiensi yang
dihasilkan harus bisa dinikmati oleh para pihak, terutama bagi penngguna jasa. Dengan
demikian apabila tidak diatur dalam perjanjian / kontrak, maka sebelum proses VE
dilakukan, penting kiranya disepakati atas proporsi terhadap nilai biaya efisiensi yang
dihasilkan.

Istilah mengenai Value Engineering, antara lain :


a. Value Analysis
b. Value Management
c. Value Control atau lainnya.yang makna dan aktivitasnya tidak banyak berbeda.

Sebelum VE ini dijalankan, sebenarnya banyak ditemukan produk dan jasa yang memiliki
biaya yang tidak diperlukan. Penyebabnya antara lain : informasi yang tidak lengkap,
pengetahuan terhadap biaya kurang, kurangnya pengetahuan tentang teknologi, waktu
yang terburu-buru, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Secara unik VE meliputi designability, constructability, dan contractability sebagai value
yang mempengaruhi terhadap budget dan cost control.
Tiga komponen Value pada bisnis jasa kontrruksi adalah :
a. Designability : berhubungan dengan nilai dari optimalisasi disain
b. Constructability : berhubungan dengan nilai material, alat, metoda dalam
kemudahan pelaksanaan konstruksi
c. Contractability : berhubungan dengan nilai yang tertuang secara kontraktual
yang bisa diterima para pihak.

Sumber-sumber perubahan dalam melakukan VE antara lain :


1. Optimalisasi disain = 27.8 %
2. Biaya yang tidak perlu = 23.1 %
3. Spesifikasi = 14.4 %
4. Kemajuan Teknologi = 13.9 %
__________________
Total = 79.2 %

VE pada dasarnya dapat diaplikasikan pada semua hal, sebab semua hal memiliki fungsi,
dan semua biaya adalah untuk fungsi. Namun dalam melakukan proses VE, hukum
Pareto berlaku : yaitu 80 % dari biaya total dikandung oleh 20 % komponennya.
Hukum Pareto
Lalu kapan sebaiknya dilakukan VE? VE sebaiknya dikonsentrasikan pada masa sebelum
tahap procurement dan konstruksi, yakni pada masa engineering design. Pada tahap
engineering design sangat leluasa dalam melakukan analysis fungsi terhadap disain,
spesifikasi dan teknologi. Pada saat tahap disain, biaya yang dikeluarkan juga masih
kecil, karena belum dimulai pengadaan barang-barang. Hal ini disebabkan karena proses
masih berlangsung ‘di atas kertas’ yang dengan mudah dilakukan exercise, membuat
alternatif-alternatif atau pilihan-pilihan.
Proses VE pada tahap disain harus dilakukan bersama-sama antara desainer ( arsitek,
engineering), praktisi VE dan quantity surveyor.

Aktivitas VE – Disain
Pada disain tahap program planning & concepts, VE melakukan kajian konsep-konsep
model Quality , sedangkan QS menyajikan master schedule, market survey, dan budget
model. Selanjutnya desainer mendevelop konsep-konsep alternatif dan dengan
masukan estimasi biaya, maka dipilihkan salah satu konsep disain yang selanjutnya
dilanjutkan dengan proses disain skematik. VE melakukan kajian-kajian terhadap disain
skematik. Begitulah selanjutnya pada tahap design development, tahap construction
documents, maka VE dan QS turut bersama-sama dengan disainer melakukan kajian
sehingga dihasilkan dokumen tender yang paling efisien.

Dengan demikian support knowledge yang menunjang keberhasilan VE diantaranya


adalah :

a. Kompetensi disain
b. Estimasi biaya
c. Teknologi ( material, alat )
d. Procurement
e. Scheduling
Proses VE dimulai sejak diperolehnya informasi-informasi awal dari hasil studi
pendahuluan, kemudian dilanjutkan pada Value Circle. Tahap awal dari proses ini ialah
analisis fungsi. Analisis fungsi merupakan hal yang paling penting karena semua biaya
adalah untuk mencapai fungsi.

Tingkat efisiensi dari sauatu VE diukur dengan Value Index.( VI ). VI adalah perbandingan
antara Cost dengan Worth ( VI = C/W ). Worth adalah biaya terendah untuk mencapai
fungsi yang diperlukan.Good Value apabila nilai VI =1 . Fungsi terdiri atas fungsi basic
dan fungsi sekunder. Fungsi basic adalah fungsi harus dicapai yang apabila dihilangkan
menyebabkan berkurangnya kepuasan yang dibutuhkan pelanggan atau pengguna.

Proses decision making pada VE jasa konstruksi didasari atas analisis keputusan
terhadap faktor designability, constructability, dan contratcability dengan kajian pokok
terhadap biaya.

Anda mungkin juga menyukai