Anda di halaman 1dari 13

I.

Resep

R/ Atropin Sulfas 0,5 %


m.f gtt. Opth. Isotonis 10 CC
No. III
II. Tujuan Pratikum

Agar mahasiswa dapat membuat cairan tetes mata yang sesuai dengan
CPOB ( Cara Pembuatan Obat Yang Baik ).

III. Komposisi Sediaan

 Resep Standar

Menurut Formularium Nasional Edisi kedua hal 32


ATROPINI GUTTAE OPHTHALMICAE
Tetes mata Atropina
Tiap 10 ml mengandung :
R/ Atropini Sulfas 100 mg
Natrii Chloridum 70 mg
Benzalkonii Chloridum 2 ml
Dinatrii Edetas 5 mg
Aqua Pro injection hingga 10 ml

Menurut ISO vol 41 tahun 2006 hal 454


Komposisi : Tiap ml tetes mata mengandung
R/ Kaliun iodida 5
Kalium klorida 5
Na . tiosulfat 0,5
Timesosal 0,002
 Resep Yang Dipilih Adalah :

ATROPINI GUTTAE OPHTHALMICAE


Tetes mata Atropina
Tiap 10 ml mengandung :
R/ Atropini Sulfas 100 mg
Natrii Chloridum 70 mg
Benzalkonii Chloridum 2 ml
Dinatrii Edetas 5 mg
Aqua Pro injection hingga 10 ml

IV. Tinjauan Pustaka

Mata adalah salah satu dari panca indra untuk melihat, dari keadaan
normal dapat berfungsi sesuai tugasnya tapi dalam keadaan sakit tidak dapat
berfungsi dengan baik bahkan kadang memerlukan bahan pembantu seperti
kontak lens kemata dll.
Mata merupakan indra yang paling sensitive serta mempunyai jaringan
yang sangat halus disbanding dengan indra lain sehingga sangat mudah
terangsan, terinfeksi dan mengalami iritasi. Oleh karena itu, preparat untuk mata
memerlukan persyaratan tertentu untuk menghindari rangsangan iritasi, infeksi
dll.
Absorbsi Obat Melalui Kornea obat yang dimasukkan kedalam mata
diabsorbsi secara penetrasi melalui kornea ada juga efek pengobatan dari
beberapa obat diabsorbsi dari kelopak mata sebelah atas dan bawah. Molekul
obat yang diabsorbsi secara perlahan masuk kedalam konjungtiva yang banyak
mengandung pembuluh darah dan pembuluh Limfatik.
Banyak larutan obat yang diformulasi dapat bercampur baik dengan cairan
Lacrimal dan menyebar pada kornea dan konjungtiva.
Berdasarkan study menunjukkan bahwa zat dalam obat mata akan mudah
masuk melalui kornea jika zat tersebut mempunyai daya larut pada satu fase,
larut dalam air dan larut dalam lemak.
Sediaan Obat Untuk Mata adalah sediaan steril bebas dari benda asing,
merupakan campuran bahan obat yang cocok dan dikemas untuk pemakaian
pada kelopak mata/ meneteskan diantara kelopak mata dan bola mata, Sediaan
dapat berupa larutan suspensi, salap, larutan kontak lens.
Sediaan Tetes Mata adalah Sediaan steril berupa larutan / suspensi
digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata,
sekitar bola mata atau kelopak mata. Sebagai pelarut / pembawa umum
digunakan air. Untuk bahan obat yang tidak larut dalam air dibuat dalam bentuk
suspensi.
Faktor Yang Harus Diperhatikan
 Sterilitas

Dalam keadaan normal mata mempunyai pelindung yang baik tetapi dalam
keadaan sakit / baru operasi kornea mudah diserang oleh mikroba, epitelum dari
kornea mata, air mata. Infeksi bias berkisar pada konjungtiva mukosa membrane
dan terus kepermukaan kelopak mata.
Mikroba yang paling bahaya : Pseudomonas, deruginosa yang sangat baik
tumbuhnya pada media cairan mata, dapat berkembang baik dalam larutan
beberapa tetes mata serta dalam aqua destillata dan cara penyimpanannya
kurang baik. Bakteri ini menyebabkan luka pada kornea dan dapat menyebabkan
kebutaan. Oleh karena itu, sterilitas merupakan sangat mutlak pada tetes mata.
 Bebas dari partikel asing

Mata sangat sensitive pada benda kecil yang menyebabkan rasa tidak enak
pada mata. Dapat menimbulkan luka pada epitelum kornea sehingga
memudahkan mikroorganisme pathogen menyerang epitelum kornea. Untuk itu
obat mata disaring dengan menggunakan penyaring yang baik antara lain :
Membran plasma mikroporous dengan ukuran pori 0,8 μm. Biasa juga dengan
penggunaan Sinter Glas (ini kurang memuaskan). Bias disaring dengan
menggunakan kertas saring Workmen 54 yang waktu pemakaian harus dicuci
dengan pembawa untuk menghilangkan seratnya.
Bahan obat dalam suspensi dalam keadaan sangat halus untuk menurangi
iritasi / goresan pada kornea. Serbuk sangat halus max 90% partikel tidak melebihi
5 μm dan tidak ada partikel mempunyai ukuran melebihi 50 μm.
 Rasa Sakit / Iritasi.

Dapat terjadi pada pemakaian larutan obat mata yang tekanan osmosa dan
PH tidak sesuai dengan cairan mata / dapat pula karena zat pengawet yang
digunakn pada obat mata tersebut.
Para ahli sebagian besar berpendapat harus dibuat Isoosmotik dengan
cairan air mata untuk menghindarkan ketdakenakan pemakaian obat tetes mata.
Lacrimal fluid adalah isoosmotik dengan plasma darah 0,9% NaCl= w/v . Oleh
karena itu, preparat obat tetes mata dibuat tekanan osmosa = larutan NaCl 0,9%.
pH normal dari cairan mata = 7,4 tetapi PH yang masih dapat ditolerir oleh mata=
3,5 – 10,5. PH < 6 > 8 → rasa tidak enak pada mata.
 Viskositas

Kadang zat pengental ditambahkan pada obat tetes mata yang


memperpanjang waktu kontak antara larutan obat dan mata, dapat memperbesar
reaksi pengobatan. Biasanya sebagai pengental yang sering digunakan : Methyl
cellulose dan derivatnya kadar 0,5% - 2,0%.
 Pengawet

Larutan tetes mata yang dibuat dengan pelarut air harus mengandung
bakterisid dan fungisid untuk menghentikan pertumbuhan mikroba yang mungkin
ada akibat kontaminasi selama ada pemakaian yang berulang pada pengobatan.
Pengawet yang ideal :
- Efektif melawan bakteri dan fungi.
- Tidak berbahaya pada mata, tidak mengiritasi.
- Tidak bercampur dengan obat dan bahan lain seperti stabilisator dan zat
pengental.
- Stabil selama proses sterilisasi dan penyimpanan.
- Larut baik dalam pelarut, tidak terjadi kristal pada temperature rendah.
Cth:
 Fenil Merkuri Nitrat 0,002%

 Fenil Merkuri Asetat 0,002%

 Benzalkonium klorida 0,01% w/v

 Chlorhexidinasetat 0,01%

 Chlorbutanol 0,5%

 Chlorocresol 0,5%

 Thiomersal 0,01% w/v

 Stabilitas

Diperlukan untuk bahan yang mengalami perubahan selama proses sterilisasi


dan penyimpanan.
Untuk menjaga stabilitas pelarut:
 Pengaturan pada larutan obat → menjaga stabilitas obat, mengurangi rasa

tidak enak pada mata, memperbaiki klinikal respon. Perubahn PH akan

mempengaruhi stabilitas obat untuk mencegah hal tersebut dapat digunakan

larutan dapar.

 Penambahan anti oksidan

Cth : Sodium metabisulfit, Sodium Thiosulfat.

 Tonisitas

Larutan obat mata yang mempunyai tekanan osmosa yang lebih besar dari
tekanan osmosa cairan mata → Hypertonis.
Larutan obat mata yang mempunyai tekanan osmosa lebih kecil dari
tekanan osmosa cairan mata → Hypotonis.
Cairan obat mata adalah isotonis dengan larutan NaCl 0,9% w/v. Tonisitas
larutan obat dapat disesuaikan dengan cairan lacrimal dengan penambahan suatu
zat yang sesuai mis: NaCl.

V. Spesifikasi Bahan

 Atropni Sulfas

Menurut FI hal 4, hal 116.


Rumus Molekul : ( C17H33NO3)2. H2SO4. H2O
Berat molekul : 694, 84
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau sendok hablur putih, tidak
berbau,mengembang diudara kering,perlahan–lahan
berpengaruh oleh cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol, terlebih dalam etanol mendidih, mudah larut
dalam gliserin.

 Benzalkonium Klorida

Rumus Molekul : [ C6H5CH2 N ( CH3 )2 R ]


Pemerian : Gel kental atau seperti potongan gelatin putih /
kekuningan. Biasanya berbau aromatik lemah, larutan
dalam air berasa pahit, jika dikocok sangat berbusa dan
biasanya sedikit alkali.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol, bentuk
anhidrat mudah larut.
 Natrii Chloridum

Rumus Molekul : Nacl


Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur
putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol p,
sukar larut dalam etanol (95%)p.

 Dinatrii Edetas( Dinatrium edetas)

Rumus Molekul : C10H14Na2O8.2H2O


Pemerian : Serbuk hablur, putih.
Kelarutan : larut dalam air.

 Aqua Pro Injetione

Rumus Molekul : H2O


Pemerian : Cairan jernih,, tidak berwarna, Tidak berbau.

VI. Spesifikasi Kemasan

Dikemas dalam wadah botol kaca yang memiliki penetes dan dengan volume
10 ml.
VII. SPESIFIKASI SEDIAAN JADI

Bentuk sediaan : Larutan


Pemerian : Larutan Jernih,tidak berwarna
pH Larutan :6
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
VIII. Pembuatan.

 Perencanaan bahan

ATROPINI GUTTAE OPHTHALMICAE

Tetes mata Atropina

Tiap 10 ml mengandung :

R/ Atropini Sulfas 100 mg

Natrii Chloridum 70 mg

Benzalkonii Chloridum 2 ml

Dinatrii Edetas 5 mg
Aqua Pro injection hingga 10 ml
 Perhitungan

Obat yang akan dibuat 3 botol

1 botol = 10 ml

3 botol = 3 x 10 ml = 30 ml, dilebihkan 20% untuk mengatasi kehilangan

volume pada penyaringan menjadi :

( 20/100 x 30 ) + 30 ml = 36 ml

 Perhitungan bahan

Atropine Sulfas 0,1 % = 0,1/100 X 36 ml = 0,036 g

Natrii Chlorid 0,07 % = 0,07/100 X 36 ml = 0,0252 g

Benzalkoni 0,002 % = 0,002/100 X 36 ml = 0,00072 g

Dinatrii Edetas 0,005 % = 0,005/100 X 36 ml = 0,0018 g


 Pengenceran

Karena Benzalkoni chloridum memiliki massa yang terlalu kecil, maka dibuat
pengenceran.

0,00072 g X 1000 = 0,72 mg

Massa yang dibuat 100 ml => 50 mg

0,72 mg

Jadi 0,72/50 X 100 = 1,44 ml

 Perhitungan isohidri

Eqivalen Atropin = 0,14

Benzalkoni = 0,18

Dinatrii = 0,24

NaCl = 1,00

V= (w x E) + (w x E) + (w x E) x 111,1

=( (0,036 x 0,14) + (0,0252 x 1,00) + (0,00072 x 0,18) + (0,0018 x 0,24)) x 111,1

=((0,00504)+(0,0252)+(0,0001296)+(0,000432)) x 111,1

= (0,0308016) x111,1

= 3,42205776 ml

Volume yang belum isotonis = 36 – 3,42205776 = 32,55779 ml

NaCl yang diperoleh = 0,9/100 x 32,55779 ml = 0,2932011 g

Perhitungan isohidri digunakan dapar phospat

NaH2PO4 = 2,55 % => 8

NaH2PO4 = 2,55/100 x 8/10 x 32,57 ml = 0,664428 g/ 0,016 mg


Na2H2PO4 = 1,85 % => 2

Na2H2PO4 = 1,85/100 x 2/10 x 32,57 ml = 0,120509 g/ 0,0022 mg

Bahan yang ditimbang

Atropine Sulfas = 0,036 g => 0,0375

Natrii Chlorida = 0,0252 => 0,0255

Benzalkoni = 1,44 ml

Dinatrii Edetas = 0,0018 => 0,002

NaH2PO4 = 0,016 mg

Na2H2PO4 = 0,0022 mg

IX. Cara Sterilisasi

No. Nama Alat Cara Waktu


Sterilisasi

1. Beker glass Oven, 170°C 1 jam

2. Erlenmeyer Oven, 170°C 1 jam

3. Corong + Kertas Autoclaf, 15

saring 121°C mnt


4.

Gelas Arlogi Oven, 170°C 1 jam


5.

Batang Pengaduk Oven, 170°C 1 jam


6.
7. Spatel Oven, 170°C 1 jam

8. Gelas Ukur Oven, 170°C 1 jam

Pipet tetes : Oven, 170°C 1 jam

Kaca Oven, 170°C 1 jam

9. Karet Autoclaf, 15

121°C mnt
. Botol

Oven, 170°C 1 jam

X. Penolahan

1. Kalibrasi erlenmeyer 36 ml

2. Sterilkan alat-alat yang digunakan

3. Timbang bahan-bahan yang akan digunakan

4. Campurkan bahan-bahan(atropin sulfas, NaCl, Benzalkoni, dinatrii edetas)

5. Didihkan dan aduk hingga homogen, kemudian tambahkan Na 2H2PO4 dan

NaH2PO4.

6. Aduk hingga homogen


7. Cek PH

8. Saring, 3 tetes penyaringan pertama dibuang kemudian masukkan hasil

penyaringan pada 3 botol tiap botol 10 ml.

9. Disterilkan pada autoclaf selama 15 menit dengan suhu 121oC

10. Uji keejernihan dan kebocoran

11. Diberikan etiket dan masukkan ke dalam kemasan beserta brosur.

XI. Pengujian

Pengujiaan Sediaan Hasil


Cek ph 6
Kejernihan Jernih
Kebocoran Tidak bocor
XII. Daftar Pustaka

Depkes RI, 1995, “ Farmakope Indonesia “, Edisi IV, Jakarta, Hal : 12 – 13, 190
– 191

Depkes RI, 1978. “ Formularium Nasional “, Edisi II, Jakarta , Hal : 78

Depkes RI, 1978. “ Formularium Nasional “, Edisi II, Jakarta Hal : 65

Reynold, Martindal,” The Extra Pharmacopodia “ Edisi 29, Volume II, Hal 1141

Anda mungkin juga menyukai