Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 3:
1. DWI NURANI OHORELLA
2. LUH PUTU SAVITRI WULANDARI.P
3. RUSLI SAHERVIAN
4. TRISELIA MONIKA
5. TRI WAHYUNI
6.
PENYELENGGARA
UNIT PELATIHAN PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
Halaman 1 dari 22
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................3
B. Maksud dan Tujuan................................................................................4
C. Ruang Lingkup.......................................................................................5
D. Dasar Hukum.........................................................................................5
BAB II KONDISI PERUSAHAAN................................................................7
A. Gambaran Umum Perusahaan..............................................................7
B. Temuan Hasil Observasi........................................................................8
BAB III ANALISA.......................................................................................10
A. Temuan Positif.....................................................................................10
B. Temuan Negatif....................................................................................13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................17
A. Kesimpulan..........................................................................................17
B. Saran....................................................................................................17
REFERENSI...............................................................................................18
LAMPIRAN.................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman 2 dari 22
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kebutuhan pasar yang memicu perkembangan
industri yang semakin meningkat, menyebabkan pengunaan peralatan
semakin meningkat pula baik jumlah maupun jenisnya. Sehingga
potensi bahaya yang dihasilkan semakin besar dari pengunaan
peralatan tersebut dan juga di lapangan banyak ditemui peralatan yang
semakin tua dan tidak layak digunakan lagi.
Pengusaha, pengurus maupun tenaga kerja/operator terkadang
belum mengenal dan memahami ketentuan dan syarat-syarat
keselamatan kerja dan peralatan mekanik. Demikianlah tantangan bagi
Ahli K3 dalam menjalankan fungsinya sebagai tangan kanan dari
Pengawas K3 dari pemerintahan untuk menjamin terselenggaranya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan penerapan SMK3 dalam
perusahaan.
Guna mencegah dan menangulangi terjadinya kecelakaan akibat
kerja yang disebabkan karena penggunaan peralatan mekanik pesawat
uap dan bejana tekan akan diperlukan pengendalian, pembinaan dan
pengawasan K3. Berdasarkan pasal 2 ayat 2 UU No.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja pada umumnya kegiatan produksi
menggunakan mekanik dimana dalam penggunaannya terdapat
sumber bahaya yang jika tidak dikendalikan dapat menyebabkan
kecelakaan. Disebutkan dalam PER-04/MEN/1987 setiap tempat kerja
dengan 100 orang tenaga kerja atau lebih atau tempat kerja dengan
tingkat bahaya yang tinggi diwajibkan membentuk P2K3 untuk
menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu
pemikiran dan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani. Penerapan prinsip K3 diharapkan dapat
memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pekerja. Pekerjaan
dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut,
risiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan
Halaman 3 dari 22
nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman (Sucipto, 2014).
Menurut Wibowo (2015), K3 harus diterapkan di setiap tempat
kerja. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal
87 ayat 1 bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
PT.Mega Andalan Kalasan (MAK) merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang engineering dan manufacturing
yang menghasilkan Hospital Furniture, metal furniture, tools (Molds,
dies, fixture, Plastic Part Injection, dan Original equipment manufacture.
Dalam menjalankan proses produksinya MAK menggunaakan peralatan
dan bahan yang memilki potensi bahaya yang harus dikendalikan
sesuai dengan peraturan menteri tenaga kerja no. PER.04/MEN/1985
tentang pesawat tenaga produksi dan PER.09/MEN/2010 tentang
operator dan petugas alat angkut. Mega Andalan Kalasan dengan
tenaga kerja 400 orang harus memiliki ahli K3 sesuai dengan peraturan
menteri no. PER.02/MEN/1992.
C. RUANG LINGKUP
Bidang konstruksi bangunan, listrik, dan kebakaran.
Halaman 4 dari 22
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Uap 1930 (Stroom Ordonanntie)
2. Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan
4. Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
5. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stroom Verondening)
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
a. Permen No. Per-02/Men/1982 tentang Kwalifikasi dan Syarat-
Syarat Juru Las.
b. Permen No.Per-04/Men/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi.
c. Permen No. Per-04/Men/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta tata cara penunjukkan
Ahli Keselamatan kerja
d. Permen No. Per-01/Men/1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-
Syarat Operator Pesawat Uap.
e. Permen No.Per.02/Men/1992 tentang Tata Cara Penunjukan,
Kewajiban dan Wewenang ahli K3.
f. Permen No.Per 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa K3.
g. Permen No.Per.09/Men/2010 tentang Operator dan Petugas
Pesawat Angkat Angkut.
7. Keputusan/ Instruksi Menteri
8. Keputusan/ Edaran Dirjen/ Pedoman Pengawasan.
9. Peraturan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
10. Lain-lain (Standard Nasional atau Standard Internasional/ Negara
Lain yang Dapat Diterima Pemerintah Indonesia).
Halaman 5 dari 22
Halaman 6 dari 22
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
3. Welding
Halaman 7 dari 22
Pengelasan terhadap komponen produk untuk dirakit menjadi
satu bagian. Selain juga dilakukan penghalusan komponen yang
telah dilas.
4. Plastic injection
Pelapisan komponen dengan plastik serta perakitan produk
dengan komponen yang terbuat dari plastik.
5. Castor and wheel manufacturing
Produksi castor dan roda sendiri sebagai salah satu
komponen produknya.
6. Painting
Dilakukan pengecetan pada komponen yang terbuat dari besi,
namun untuk komponen dari stainless steel dilakukan pemolesan.
7. Perakitan
Perakitan terhadap komponen-komponen yang telah dibuat
sebelumnya.
8. Pengecekan dan pengepakan
Dilakukan pengecekan terhadap kualitas produk, lalu produk
yang lolos pengecekan dikemas.
Halaman 8 dari 22
h. Pengelasan sudah menggunakan APD berupa sarung tangan,
apron, dan topeng las.
i. Gas pada pengelasan sudah dilengkapi kran, pengecek tekanan,
dan kran buka tutup.
j. Pada bejana tekan penyimpanan LPG sudah diberi rambu-
rambu dilarang merokok dan gas mudah terbakar dan dilengkapi
safety divice antara lain valve pelepas tekanan.
k. Diarea rawan kebakaran diberi poster dilarang merokok dan
membakar sampah.
l. Terdapat area khusus tempat membakar sampah yang terbuat
dari bak tahan api.
m. Peletakan sudah dilengkapi dengan label gas.
n. Penyediaan sumber daya listrik untuk kerja sudah menggunakan
jalur dengan rel diudara sehingga lebih aman.
2. Temuan Negatif
a. Tidak tersedia sarana deteksi dan alarm kebakaran.
b. Penempatan APAR ada yang tidak sesuai, yaitu : APAR tidak
ditempatkan didekat bahan mudah terbakar, jarak antar apar
tidak konsisten, ketinggian penempatan APAR tidak sesuai,
peletakan APAR didaerah yang sulit dilihat.
c. Di dalam area bangunan/didalam pabrik tidak ditemukan alat
pemadam kebakaran yang lain, seperti: Hydrant, Sprinkler.
d. Pada area halaman diluar gedung belum terdapat kawasan pilar
hydrant.
e. Membakar sampah sembarangan dapat menjadi potensi bahaya
kebakaran dan polusi.
f. Petunjuk alat pemadam kebakaran tidak disertai dengan
APARnya ( petunjuknya saja) dan peletakan APAR tidak pada
tempatnya.
g. Tabung gas diletakan tanpa pengaman berupa pagar pengaman
atau rantai untuk menghindari jatuh.
h. Terdapat sabungan kabel terbuka.
i. Kabel dibawah panel tidak dilengkapi pelindung atau cable
ladder.
Halaman 9 dari 22
j. Bejana tekan tidak dilengkapi label pemeriksaan
k. Terdapat kabel yang terpapar dilantai yang dapat mengakibatkan
tersandung,tersengat dan hubungan singkat.
l. Penggunaan bahan kimia berbahaya tidak dilengkapi dengan
peletakan APAR di sekitarnya.
m. Tidak menemukan adanya penangkal petir diatas bangunan.
n. Terdapat keretakan area jalan loading yang dapat menyebakan
tersandung maupun terguling.
o. Tangga yang digunakan sebagai jalur evakuasi harus dilengkapi
anti slip.
p. Instalasi listrik kontak langsung dengan bangunan yang terbuat
dari baja
q. Penataan kabel dibagian mesin tidak teratur.
r. Kabel kipas angina yang terletak disamping mesin sebagai jalur
lalu lalang operator mesin.
s. Kabel yang melintang ditengah jalur angkat angkut.
t. Tidak memiliki ahli K3 listrik sedangkan jumlah pembumian listrik
lebih dari 200KVA.
u. Saat mengoperasikan gerindra tidak memakai APD( sarung
tangan)
v. Penggunaan mesin bor tidak memakai APD.
w. Kipas angin yang digunakan tidak memiliki pelindung
x. Jalur hijau dipergunakan sebagai jalur angkat angkut dan
peletakan barang.
y. Penempatan barang dekat dengan mesin produksi.
z. Tidak ada regu pemadam kebakaran titik kumpul bencana.
BAB III
ANALISA
Halaman 10 dari 22
Hukum
Halaman 11 dari 22
12 Peletakan sudah dilengkapi
dengan label gas.
13 Penyediaan sumber daya listrik
untuk kerja sudah menggunakan
jalur dengan rel diudara sehingga
lebih aman.
Halaman 12 dari 22
B. Temuan Negatif
C. D. Lo E. Temu F. Potensi Bahaya G. Rekomendasi H. Peraturan
No kasi an Perundangan
. Temuan K3
Halaman 13 dari 22
C. D. Lo E. Temu F. Potensi Bahaya G. Rekomendasi H. Peraturan
No kasi an Perundangan
. Temuan K3
berbahaya
tidak
dilengkapi
dengan alat
pengaman
AA. AB. Ar AC. Tidak AD. Ledakan dan kebakaran AE. Segera dilengkapi AF. Pasal 2
4 ea bejana terdapat alat Ayat 2
tekan pemadam Permenaker
api No.Kep-
186/MEN1999
AG. AH. Ar AI. Tidak AJ. Kesalahan dalam proses AK. Disediakan SOP AL. Pasal 3
5 ea ditemukan kerja untuk setiap kegiatan yang Permenaker No.
workshop SOP di area dilakukan PER-
1 kerja 02/MEN/1992
AM. AN. Ka AO. Tidak AP. Terpeleset AQ. Disediakan Stoper AR. Pasal 3
6 ntor (Unit ada stoper pada tangga atau Permenaker No.
Training di tangga peringatan bahaya PER-
Center) terpeleset 01/MEN/1980
AS. AT. Ka AU. Tidak AV. Memerlukan kerjasama AW. Disediakan Ahli K3 AX. Pasal 5
Halaman 14 dari 22
C. D. Lo E. Temu F. Potensi Bahaya G. Rekomendasi H. Peraturan
No kasi an Perundangan
. Temuan K3
7 ntor terdapat Ahli dengan PJK3 untuk riksa uji Spesialis PUBT ayat (2)
K3 Spesialis Pesawat Uap dan Bejana Permenaker No.
Tekan PER-
03/MEN/1978
AY. AZ. Ka BA. Progr BB. Target P2K3 tidak BC. Memberikan motivasi BD. Pasal 4
8 ntor am P2K3 tercapai seperti reward tertentu Permenaker RI
yang No.PER-
berjalan 04/MEN/1987
kurang
maksimal
BE. BF. Ka BG. Peng BH. Mengurangi fungsi BI. Melakukan BJ. Pasal 11-
9 ntor (Unit ecekan APAR pengecekan APAR secara 14 Peraturan
Training APAR tidak rutin Menteri
Center) rutin Ketenagaan
dan Kerja RI
workshop No.PER-
04/MEN/1980
BK. BL. Wo BM. Tabu BN. Kurangnya informasi BO. Diberikan label hasil BP. Pasal 6
10 rkshop ng mengenai masa berlaku dan pemeriksaan rutin Permen
Halaman 15 dari 22
C. D. Lo E. Temu F. Potensi Bahaya G. Rekomendasi H. Peraturan
No kasi an Perundangan
. Temuan K3
BQ. BR. Wo BS. Tidak BT. Kecelakaan kerja karena BU. SIO diletakan di area BV. Pasal
11 rkshop ditemukan tenaga kerja tidak berkompeten kerja atau ada pada saat 5Permenaker RI
SIO welder pekerja melakukan No. PER-
pekerjaan 09/MEN/VII/2010
BW. BX. Wo BY. Tidak BZ. Kesalahan CA. Disediakan minimum CB. Pasal 3
12 rkshop tersedia pengoperasian mesin 1 untuk setiap jenis Permenaker No.
manual peralatan mekanik PER-
book / 04/MEN/1985
petunjuk
pemakaian
alat
CC.
Halaman 16 dari 22
CD. BAB IV
CE. KESIMPULAN DAN SARAN
CF.
A. KESIMPULAN
1. Komitmen perusahaan akan K3 dapat dibuktikan dengan
pengadaan P2K3 dan sertifikasi yang telah didapatkan
2. Masih ada beberapa aspek K3 yang belum diterapkan dengan
baik
3. Kurangnya kontrol dari perusahaan akan menjadi kendala dalam
mewujudkan K3
CG.
B. SARAN
1. Perlunya banyak perbaikan mengenai pengadaan fasilitas
penunjang K3
2. Perlunya pemeliharaan mengenai fasilitas K3 yang sudah tersedia
3. Diperlukan koordinasi yang baik dalam setiap bagian didalam
perusahaan dalam upaya mewujudkan K3 di lingkungan
perusahaan
CH.
CI.
Halaman 17 dari 22
CJ. REFERENSI
CK.
CL. Modul Ahli K3 Umum tentang Pengawasan Norma K3 Pesawat
Uap dan Bejana Tekan.
CM. Modul Ahli K3 Umum tentang Pengawasan Norma Mekanik
CN. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
CO. Sucipto. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
CP. Wibowo. 2014. Kesehatan Masyarakat di Indonesia; Konsep,
Aplikasi dan Tantangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
CQ.
CR.
CS.
CT.
CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ.
DA.
DB.
DC.
DD.
DE.
DF.
DG.
DH.
DI.
DJ.
Halaman 18 dari 22
DK. DOKUMENTASI
DL.
DM.
DN.
DO.
DP.
DQ.
DR.
DS.
DT.
DU.
DV.
DW.
DX.
DY.
DZ.
EA.
EB.
EC.
ED.
EE.
EF.
EG.
EH.
EI.
EJ.
EK.
EL.
EM.
EN.
EO.
Halaman 19 dari 22
EP.
EQ.
ER.
ES.
ET.
EU.
EV.
EW.
EX.
EY.
EZ.
FA.
FB.
FC.
FD.
FE.
FF.
FG.
FH.
FI.
FJ.
FK.
FL.
FM.
FN.
FO.
FP.
FQ.
FR.
FS.
FT.
Halaman 20 dari 22
FU.
FV.
FW.
FX.
FY.
FZ.
GA.
GB.
GC.
GD.
GE.
GF.
GG.
GH.
GI.
GJ.
GK.
GL.
GM.
GN.
GO.
GP.
GQ.
GR.
GS.
GT.
GU.
GV.
GW.
GX.
GY.
Halaman 21 dari 22
GZ.
HA.
HB.
HC.
HD.
HE.
HF.
HG.
HH.
HI.
HJ.
HK.
HL.
HM.
HN.
Halaman 22 dari 22