Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN PEREMPUAN DARI MASA

KANAK-KANAK HINGGA USIA LANJUT

PSIKOLOGI KESEHATAN

Disusun Oleh :
Nama : Bilqis Fauzi islamiah
Nim / Kelas : 1710104422/ 8G

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIV BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
KASUS
PERKEMBANGAN PEREMPUAN MASA KANAK-KANAK
HINGGA LANJUT USIA

DESKRIPSI PERKEMBANGAN SUBJEK


A. Profil anak
Nama : Nurul Dwi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 02 -10-2008
Kelas : III (tiga)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan sebelumnya : PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
B. Sejarah perkembangan
Setelah menyimpulkan masalah yang dialami klien. Timbulnya masalah
yang dihadapi ND disebabkan oleh faktor yaitu :
Setelah melihat data-data sendiri dan mendapat hasil home visit home, dapat
dilihat bahwa latar belakang keluarga yang berasal dari buruh pabrik dan
ibunya sebagai seorang Wiraswasta yang mempunyai usaha warung makan
didepan rumahnya. Ketika di rumah ND ini jarang diperhatikan belajarnya.
Dan perhatian khusus kedua orang tuanya terhadap perkembangan
belajarnyapun jarang. Ibunya sendiri hanya di rumah sibuk mengurusi usaha
warung makannya. Walaupun sebenarnya masih ada waktu untuk meluangkan
waktu untuk memperhatikan belajar ND, namun itupun susah dilakukan atau
bahkan tidak diwujudkan oleh kedua orang tuanya.
Namun ND ini memang memiliki keterlambatan menangkap pelajaran. Hal
ini disebabkan kurang perhatiannya orang tuanya tetang kebutuhan gizi dan
vitamin bagi anak. Itu terbukti ketika melihat menu makanan sehari-hari ketika
home visit sangatlah jauh dari 4 sehat lima sempurna.Meskipun ibunya
memiliki usaha warung makan, akan tetapi kebutuhan untuk anaknya sendiri
tidak terpenuhi. Ditambah lagi orang tuanya dirumah acuh-tak acuh terhadap
proses belajarnya maupun kondisi ND di sekolah.
C. Perkembangan fisik-motorik
Perkembangan fisik dan motorik pada anak kesulitan belajar atas nama
ND normal seperti perkembangan pada umumnya baik dari bentuk fisik dan
motoriknya dan masih bisa bergaul dengan teman sebaya dalam pelajaran di
kelas.
D. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak atas nama ND sangat lemah sekali, hal ini
ditandai ketika sedang dalam pelajaran tidak dapat menerima materi yang
diberikan oleh guru. Pada saat kelas 3 masih belom mengenal huruf dari A sampa
Z, dan konsentrasi anak sering hilang kemudian ketika sudah jenuh anak ini akan
bermain dan menganggun dengan teman yang lain.
E. Perkembangan bahasa
Dalam pembelajaran anak tersebut sudah mampu berbahasa namu tidak
begitu lancar seperti yang lain, dimana dalam penguasaan kosakata dalam
bahasa pelajaran masih kurang akan tetapi ketika berbicara dengan teman sebaya
anak tersebut mampu untuk berkomunikasi dengan baik seperti teman yang lain
tanpa ada rasa kesulitan berbahasa.
F. Perkembangan sosio-emosional
Anak tersebut dalam perkembangan sosio emosionalnya sering
mengalami gangguan seperti mudah marah terhadap guru dan tidak dapat
dikendalikan pada saat belajar, namun dalam berteman anak tersebut sudah
mampu untuk berkomunikasi. Dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar
anak tersebut tidak sabar dan sering merasa capek ketika dalam perlajaran
berlangsung
ANALISIS PERKEMBANGAN SUBJEK

A. Analisi perkembangan subjek


1. Fisik motorik
Anak tersebut mampun membedakan barang-barang yang ditunjukkan pada
saat diteliti keadaannya. Anak tersebut dapat membedakan benda-benda
baik kasar maupun halus dalam sebuah pengamatannya.
2. Kognitif dan bahasa
Pada anak usia 10 tahun dikemukakan oleh Piaget bahwa anak berua 7-11
tahun berapa pada fase operasional konkret, dimana anak sudah dapat
membentuk operasi mental atas pengetahuannya sendiri serta dapat
memecahkan masalah secara logis. Dari hasil observasi dan wawancara
kepada beberapa guru yang pernah mengajar dikatakan bahwa Kiara anak
yang cerdas dalam beberapa mata pelajaran. Diketahui bahwa Kiara
mendapatkan nilai tertinggi pada ulangan akhir semester dibandingkan
dengan teman-temannya. Dikatakan oleh guru yang pernah mengajarpun,
jika diakumulasikan Kiara mendapatkan ranking 10 besar dikelasnya.
Anak tersebut masih lemah dalam kognitifnya hal ini ketika diberikan
pengetahuan atau materi sehingga sulit untuk dicerna olehnya.
3. Sosio-emosional
Pergaulan dengan teman sebaya merupakan kunci khusus dalam sebuah
pertemanan. Seseorang akan diterima dikelompoknya jika dia mudah
bergaul dan dapat berbaur dengan teman sebayanya. Tidak untuk Kiara.
Dari hasil observasi, Kiara hanya berbicara jika diajak berbicara terlebih
dahulu atau jika dia butuh. Kiara tidak bermain bersama teman sebayanya,
mudah tersinggung, tidak menunjukkan bahwa dia mempunyai teman
dikelas.
Ketika berhadapan dengan teman sebaya anak ini sering emosi dan mudah
putus asa dalam berteman. Anak tersebut terkadang mengangis dan mudah
untuk kembali tidak menangis kembali.
Dapat disimpulkan perkembangan sosio-emosi Kiara perlu diperhatikan,
karena pentingnya pergaulan saat dini untuk dia dapat berbaur dengan
teman-teman sebayanya. Tidak hanya itu, Kiara pun perlu bimbingan agar
tidak mencelakakan temannya jika dia diejek oleh teman yang lain.
B. Prediksi
Prediksi anak tersebut selain mengalami kesulitan belajar juga mengalami
gangguan yang lain, hal ini terlihat dari sosio emosional anak yang suka untuk
menganggun teman yang lain sehingga anak tersebut temasuk seperti golongan
inklusi sehingga perlu untuk penanganan khusus.
Dalam beberapa aspek perkembangan akan diprediksi adanya
keterlambatan dibandingkan dengan teman-temanya. Perkembangan fisik-
motorik jika tetap dibiarkan Kiara akan menjadi anak yang tidak mandiri
dikarenakan perkembangannya yang belum sesuai dengan kriteria dan teman
seusianya. Kiara akan sulit dalam menggunakan gerakan-gerakan halus seperti
makan dengan baik, mengikat tali sepatu, menggunakan ikat pinggang dan hal
yang menyangkut ketelitian dan kejelian. Adapun dalam hal olahraga, Kiara
belum dapat melempar bola dengan kuat dan akurat sehingga lemparan tersebut
selalu melenceng.
Perkembangan kognitif-bahasa akan semakin baik jika terus belajar, hanya
saja akan terjadi keterlambatan pada bahasa, dimana Kiara belum dapat
berbicara dengan baik kepada lawan bicaranya sehingga apa yang dikatakan
Kiara tidak jelas dan cenderung menggerutu. Hal positif lainnya Kiara akan
menjadi anak yang cerdas dibandingkan teman lainnya jika Kiara terus belajar
untuk mengasah kemampuan kognitifnya.
Prediksi perkembangan sosio-emosi yang menjadi acuan utama. Kiara
akan mengalami keterlambatan dalam bergaul dan berbaur dengan temannya,
dikarenakan Kiara tidak mempunyai selera humor yang baik, tidak suka diejek,
bahkan Kiara suka mengamuk (teriak, menangis) jika ada temannya yang
mengejeknya. Kiara akan mendorong siapapun yang ada didekatnya. Mungkin
faktor bahasa (cara berkomunikasi) Kiara yang kurang baik pun dapat
mempengaruhi cara bergaul Kiara. Hal positifnya Kiara akan selalu
memperhatikan guru mengajar dan dia sangat aktif dan kritis terhadap beberapa
mata pelajaran.
C. Modifikasi
Dari analisis tersebut di atas dapat dimodifikasi mengenai tahapan-tahapan
yang seharusnya dilakukan se[erti modifikasi perkembangan kognitifnya yaitu
dengan mendatangkan pendampingkhusus sehingga perkembangan kognitif dan
sosio-emosional anak tersebut dapat dikendalikan dan dpat mengikuti kegiatan
belajar dan emngajar seperti anak pada umumnya.
Modifikasi yang dimaksud adalah proses yang bertujuan untuk
memperbaiki atau mempercepat kekurangan terhadap anak yang dijadikan
subjek studi kasus. Modifikasi perkembangan fisik-motorik yang sebaiknya
dibantu oleh guru serta orang tua dirumah secara berkelanjutan konsisten.
Pemberian motivasi dibutuhkan untuk menumbuhkan minat belajar Kiara dalam
mengembangkan fisik-motoriknya sendiri. Pemberian latihan dalam
kemandirian dirumah sangat diperlukan dikarenakan jika tidak dilatih sejak dini
maka Kiara akan menjadi anak yang kurang mandiri sehingga berdampak pada
aspek sosio-emosinya.
Modifikasi kognitif-bahasanya sudah cukup baik, hanya saja perlu ada
perhatian khusus terutama dalam berkomunikasi secara langsung. Hal ini dapat
dilatih secara konsisten dlam berbicara diharuskan dengan suara lantang dan
jelas serta tidak terburu-buru. Orang tua dapat membimbingnya dirumah serta
dapat mengarahkan Kiara dalam kegiatan positif mengingat Kiara cenderung
cerdas di kelas.
Modifikasi perkembangan sosio-emosinya orang tua dapat bekerja sama
dengan sekolah cara megatasi subjek studi kasus ini seperti apa dan diberi
pengertian bahwa pergaulan dan pertemanan itu sangat perlu. Sehingga Kiara
dapat mempunyai teman yang sangat peduli dan tidak mengejeknya kembali.
Hal positif dari sosio-emosinya adalah Kiara menjadi anak yang penurut, anak
yang memerhatikan guru jika mengajar dibanding teman yang lainnya.
Modifikasi diatas untuk anak yang masih ada keterlambatan dalam aspek
fisik-motorik, kognitif-bahasa, dan sosio-emosi yang seharusnya orang tua
mempunyai cara khusus dan sadar bahwa adanya keterlambatan terhadap
anaknya. Dalam hal ini orang tua harus sangat cepat sadar akan keterlambatan
anaknya dan menerima kondisi anaknya terlebih dahulu, bahwasannya setiap
anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan hal itu pula yang
menjadikan anak itu unik. Maka dari itu diharapkan orang tua sangat peduli
terhadap perkembangannya sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA

Darkusno, Toto. Aspek-Aspek Perkembangan, Jurnal Penddikan Luar Sekolah.


Universitas Pendidikan Indonesia, 2012
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009
Martini, Jamaris. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2012
Nurihasan, Achamad dan Agustin. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja.
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013
Papalia, Diene. Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika, 2014
Santrock, John W, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta:
Erlangga, 2011
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Indeks, 2011
Surya, Mohamad. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru untuk Guru.
Bandung: Kencana, 2013

Anda mungkin juga menyukai