Anda di halaman 1dari 12

HUKUM DAN ETIKA PROFESI REKAM MEDIS

1. PENGERTIAN HUKUM DAN ETIKA PROFESI DALAM REKAM MEDIS


Kode etik profesi rekam medis adalah pedoman prilaku perekam medis dalam
menjalankan dan mempertanggungjawabkan segala tindakan profesinya baik kepada profesi,
pasien, maupun masyarakat luas. Pedoman dan prilaku profesi ini bertujuan dalam
meingkatkan hasil guna dan daya guna kelompok perekam medis dalam pembangunan
khusunya di bidang kesehatan.
Perekam medis dalam pekerjaannya sangat penting dalam menunjang upaya
pengendalian mutu pelayanan medis yang diberikan oleh sarana kesehatan beserta staf medis
dan keperawatan. Sarana kesehatan bertanggung jawab untuk melindungi informasi
kesehatan yang terdapat di dalam rekam medis terhadap kemungkinan hilang, rusak,
pemalsuan dan akses yang tidak sah (Hatta, 2012).

2. PENGGUNAAN REKAM MEDIS DALAM ASPEK HUKUM


Penerapan prinsip kepemilikan rekam medis di RSUD Dr. Saiful Anwar telah sesuai
dengan PMK. No.269/MENKES/PER/III/2008 dimana dokumen rekam medis bersifat
rahasia yang harus dijaga kerahasiaannya oleh seluruh pihak rumah sakit baik pimpinan
rumah sakit, dokter, perawat, pertugas rekam medis dan petugas terkait lainnya.
Semua pihak rumah sakit bertanggung jawab melindungi informasi yang ada dalam
rekam medis serta bertanggung jawab atas hilangnya informasi, pemalsuan, maupun
penggunaan yang tidak bertanggung jawab terhadap keadaaan rekam medis itu sendiri baik
secara fisik maupun informasi didalamnya.

3. DASAR HUKUM REKAM MEDIS SECARA UMUM


Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 269 Menkes PER/ III 2008
tetantang kepemilikan berkas rekam medis dan juga terdapat pada buku pedoman pelayanan
seksi rekam medis RSUD Dr. Saiful Anwar Malang :
Pasal 12
a. Berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan kesehatan
b. Isi dari rekam medis merupkan milik pasien
c. Isi rekam medis berupa ringkasan yang dapat dierikan, dicatat, atau digandakan
baik oleh pasien maupun oleh orangorang yang diberi kuasa atas pertetujuan
tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk hal tersebut.
Pasal 13
1) Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai sebagai:
a. pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;
b. alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran
gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi;
c. keperluan pendidikan dan penelitian;
d. dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan; dan
e. data Statistik kesehatan
2) Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c yang
menyebutkan identitas pasien harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien
atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.
3) Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak
diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan negara.
Pasal 14
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilang, rusak,
pemalsuan dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang tidak berhak terhadap rekam
medis. Berdasarkan hukum sudah dijelaskan bahwa dokumen rekam medis merupakan milik
rumah sakit dan isi rekam medis merupakan milik pasien. Jadi sudah sewajarnya pihak rumah
sakit benar-benar menjaga kerahasiaan dari dokumen rekam medis itu sendiri.
Dengan kaitannya kepemilikan isi dokumen rekam medis, pasien hanya berhak
mendapatkan penjelasan dari dokter yang merawat/menanganinya. Dokter atau pihak lain
tidak berhak memberikan penjelasan kepada pasien, kecuali dokter yang merawat tersebut
telah memberi wewenang kepada dokter lain untuk memberikan penjelasan kepada pasien.
Dokumen rekam medis sepenuhnya milik rumah sakit, dokumen rekam medis tidak
boleh dibawa keluar rumah sakit atau di copy/digandakan kecuali untuk kepentingan
pengadilan dan mendapat izin dari pimpinan rumah sakit, atas sepengetahuan dari kepala
seksi rekam medis dan atas izin dari pasien. Berdasarkan UU RI No 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran pada:
Pasal 46
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedoktcran wajib membuat
rekam medis.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah
pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.
(3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas
yang memberikan pelayanan atau tindakan.
Pasal 47
(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik
dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis
merupakan milik pasien.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan Menteri.

4. KEBIJAKAN RUMAH SAKIT TENTANG KEAMANAN REKAM MEDIS


4.1.Kebijakan rumah sakit Saiful Anwar malang terhadap keamanan rekam medis
Kebijakan rumah sakit Saiful Anwar malang terhadap keamanan rekam medis didasarkan
pada buku pedoman kebijakan prosedur tentang rekam medis, sesuai dengan permenkes
nomor 269 tahun 2008 pasal 13. Selain itu berkas rekam medis juga di berikan kepada
petugas-petugas yang memiliki hak akses untuk membuka, membaca dan mengisikan
(identitias, asuha tata laksanan, nama dan tanda tangan dokter penanggung jawab) seperti
:
a. Hak akses tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, bidan, perawat, perawat gigi,
nutrisionist, apoteker, tenaga teknis kefarmasaian, fisikawan medis, perekam medis,
pranata laboratorium, radiografer, refraksionist optisien, fisioterapis, okupasi terapis,
psikologi klinis, terapis wicara
b. Hak akses tenaga non kesehatan seperti petugas loket pendaftaran, loket pembayaran,
layaan informasi, petugas tata usaha instalasi dan pramu bhakti yang semuanya telah
disumpah
c. Hak akses menjamah, membaca dan menulis di dokumen yaitu dokter ppds, apoteker,
perawat, perekam medis, fisikawan medis dan tenaga medis lainya
d. Hak akes menjamah dan membaca DRM yaitu peserta didik bidang dokter (Co as),
D3-D4 PMIK, radiografer, loket pendaftaran, pembayaran, petugs layanan informasi
dan pramu bhakti yang semuaya telah disumpah
e. Hak akses membaca DRM yang seluruhnya adalah peserta didik antara lain peserta
didik D3-s2 keperawatan, kebidanan, gizi, farmasi, D3-D4 fisioterapi, fisika medis,
radiodiagnostik dan analis kesehatan yang smeuanya telah di angkat sumpahnya.
4.2.Pelepasan Informasi Data Rekam Medis
Data rekam medis dapat digunakan untuk keperluan pasien maupun pihak ke-3 atau
asuransi untuk menunjang proses layanan yang dibutuhkan. Rumah sakit saiful Anwar
juga memfasilitasi dalam pembuatan atau pengajuan pelepasan informasi data medis
untuk keperluan surat keterangan diawat, keperluan asuransi yang bekerja sama dengan
rumah sakit sampai asuransi yang tidak bekerja sama dengan rumah sakit.
Pelayanan data medis untuk asuransi yang tidak bekerja sama dengan rumah sakit
sebagai berikut :
A. Persyaratan Pengajuan Data Medis Untuk Asuransi dan Surat Keterangan Dirawat
Rumah Sakit Saiful Anwar memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
pasien atau pemohon untuk pengajuan pengisian data medis untuk asuransi atau
surat keterangan Dirawat, diantaranya :

1) Fotocopy kartu identitas penderita


2) Fotocopy kartu berobat penderita
3) Fotocopy kartu identitas pengurus
4) Fotocopy kartu keluarga penderita
5) Fotocopy akta kelahiran (bila penderita di bawah umur/belum punya KTP)
6) Fotocopy surat kematian (bila penderita meninggal dunia)
7) Fotocopy surat keterangan ahli waris (jika pengurus bukan penderita
sendiri/pasien meniggal)
8) Surat kuasa (blanko disediakan rumah sakit)
9) Permohonan tertulis kepada direktur melalui sub bagian umum (blanko
disediakan rumah sakit)
10) Blanko asuransi yang akan diisikan data medis
11) Menyerahkan kwitansi bukti pembayaran
B. Prosedur Pengajuan Data Medis Untuk Asuransi dan Surat Keterangan Dirawat
Pasien yang ingin mengajukan data medis untuk pengurusan klaim asuransi dan
surat keterangan dirawat berikut ini prosedur pengajuan data medis untuk asuransi:
Gambar prosdur Pelayanan Data Medis untuk Asuransi atau Surat Keteranagan Dirawat
Pada prosedur pelayanan data medis untuk asuransi atau surat keterangan dirawat
gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemohon datang menuju Seksi Rekam Medis dan memberikan persyaratan
yang telah ditentukan oleh pihak rumah sakit untuk pelayanan pengisian data
medis pasien.
2. Jika syarat belum lengkap, maka pasien harus melengkapi sesuai data yang
telah ditentukan, tetapi untuk memperlancar dan tidak menolak permohonan
maka saat ini apabila ada syarat yang kurang lengkap boleh dibawa atau
disertakan saat pengambilan hasil kecuali formulir atau blanko asuransi atau
pengajuan data medis.
3. Pemohon dapat datang kembali ke bagian Rekam Medis dengan membawa
tanda pengambilan untuk mengambil hasil pengisian data medis sesuai waktu
atau perjanjian yang telah dibuat oleh petugas rekam medis dan sebelumnya
menelpon terlebih dahulu untuk menanyakan apakah hasil sudah selesai atau
belum.
4. Petugas rekam medis memberikan surat permohonan kepada Direktur Rumah
Sakit Saiful Anwar yang telah dibuat oleh pemohon melalui Sub.Bagian
Umum. Kemudian Sub Bagian Umum mengagendakan surat permohonan.
5. Setelah mendapat persetujuan dari pihak direktur rumah sakit, maka petugas
rekam medis mencari dokumen rekam medis milik pasien, kemudian
mengkonsultasikan hasil pemeriksaan/catatan pasien terkait kepada dokter
yang merawat/memeriksa.
6. Kemudian dokter membuat konsep isi lalu diserahkan kepada pihak rekam
medis untuk menulis ulang pada blanko asuransi atau membuatkan surat
keterangan pernah rawat inap.
7. Kemudian petugas rekam medis meminta autentifikasi dokter yang
merawat/memeriksa pasien tersebut pada blanko asuransi atau surat
keterangan pernah rawat inap.
Pemohon dalam prosedur pegajuan data medis yang dimaksud tersebut
adalah pasien yang bersangkutan atau pemohon yang melakukan pengajuan untuk
pengisian data medis pasien baik keluarga pasien maupun pihak dari asuransi
langsung.
Adapun prosedur pembuatan data medik untuk asuransi bagi petugas telah
dijelaskan pada SPO pembuatan data medik untuk asuransi bagi petugas di seksi
rekam medis sebagai berikut:
1. Berikan pelayanan pembuatan data medik untuk keperluan Asuransi
2. Terima permohonan data medik dari penderita/pemohon dosertai surat kuasa
apabila dikuasakan
3. Lakukan pembuatan data medik yang dimulai dari:
a) Menindaklanjuti permohonan yang telah disetujui Direktur
b) Meminjam dokumen rekam medik pasien yang bersangkutan di Instalasi
Rawat Jalan (IRJA), Instalasi Rawat Inap (IRNA) atau Instalasi Gawat
Darurat (IGD)
c) Melakukan pengetikan di form/blanko Asuransi sesuai dengan dokumen
rekam medik pasien yang bersangkutan
d) Memintakan tanda tangan ke dokter yang merawat/memeriksa
e) Memintakan stempel ke Sub.Bagian Tata Usaha (TU) RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang.
Selain itu adapun prosedur pembuatan surat keterangan dirawat bagi
petugas telah dijelaskan pada SPO pembuatan surat keterangan dirawat bagi
petugas di seksi rekam medis sebagai berikut:
1. Berikan pelayanan pembuatan surat keterangan dirawat berdasarkan
pemohon dari pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan
2. Surat keterangan dirawat dibuat oleh dokter yang merawat berdasarkan
permintaan dari pasien untuk menerangkan bahwa pasien benar-benar
dirawat inap
3. Proses permohonan tersebut dengan cara :
a) Pinjam dokumen rekam medis pasien
b) Apabila pasien masih dalam perawatan dokumen rekam medik dipinjam
diruangan, yang sudah pulang pinjam di bagian penyimpanan
c) Lakukan pengetikan pada blanko yang sudah disediakan
d) Mintakan tanda tangan ke dokter yang merawat dan menyetempel di Sub
Bagian Tata Usaha (TU)
4. Apabila selesai membuatkan surat keterangan, dokter menulis surat
keterangan pada formulir yang tersedia sesuai pedoman pengisian, dokter
menulis pada lembar instruksi dokter/L5 pada dokumen rekam medik tulisan
“ diberikan surat keteangan dirawat nomor .... (dilihat nomor yang tercantum
pada sisi kiri atas formulir surat keterangan dirawat) pada tanggal .... (tanggal
pemberian), nama terang dokter...., parap ..... (sebagai bukti telah dibuatkan
surat keteranga dirawat”
5. Lembar diberikan pada pemohon dan 1 lembar diarsip dan disatukan dengan
disposisi direktur, persyaratan lain untuk dijadikan arsip.

Pelaksanaan pelayanan data medis untuk BPJS atau Jasa Raharja yang telah bekerjasama
dengan rumah sakit di RSUD Dr. Saiful Anwar yakni sebagai berikut :

A. Persyaratan Pengajuan Data Medis Untuk BPJS atau Jasa Raharja


Pengajuan data piutang dan rekapitulasi piutang pasien yang mengalami
kecelakaan lalu lintas dijalan raya dan di tanggung oleh PT. Jasa Raharja untuk
mengurus pengajuan tersebut harus menyertakan persyaratan sebagai berikut :
1) Fotocopy kartu identitas pasien
2) Fotocopy kartu BPJS pasien
3) Fotocopy kartu keluarga
4) Fotocopy surat kematian (bila pasien meninggal)
5) Surat jaminan dari jasa raharja

B. Prosedur Pengajuan Data Medis Untuk BPJS atau Jasa Raharja


Hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Adapun prosedur pembuatan data medik untuk BPJS atau Jasa Raharja bagi petugas telah
dijelaskan pada SPO pembuatan data medik untuk asuransi bagi petugas di seksi rekam
medis sebagai berikut:
1. Petugas urusan penagihan menerima berkas rawat inap pasien kecelakaan lalu
lintas dan petugas loket pembayaran rawat inap yang terdiri :
a) Status pasien atau kepala list rawat inap pasien
b) Perincian tindakan
c) Perincian biaya obat
d) Surat jaminan dari jasa raharja
2. Petugas urusan penagihan membuat surat penagihan ke PT Jasa Raharja per
pasien dengan pengajuan klaim 1 lembar
a) Surat jaminan dari Jasa Raharja
b) Fotocopy kartu keluarga
c) Fotocopy kartu tanda penduduk korban atau surat keterangan domisili dari
desa serta kartu tanda penduduk keluarga dalam satu kartu keluarga
d) Fotocopy surat kenal lahir atau akta kelahiran dibawah umur 17 tahun dan
disertai fotocopy kartu tanda penduduk orang tua
e) Resume medis
f) Surat pernyataan dan pemberi kuasa dari pasien atau keluarga kepihak
rumah sakit
g) Perincian biaya perawatan dan kuitansi sesuai besar nilai yang dijamin
oleh jasa raharja
h) Surat tagihan dan keterangan rekening rumah sakit yang disahkan oleh
provinsi
i) Pasien kecelakaan lalu lintas pada saat posisi masih dirawat di IRD atau
sudah pindah rawat inap ke ruangan maka petugas penagihan meghubungi
petugas ruangan melalui telepon agar keluarga pasien yang dijamin oleh
jasa raharja segera menemui petugas penagihan untuk melengkapi
persyaratan terlebih dahulu
j) Petugas urusan penagihan memverifikasi berkas data kelengkapan dan
mencocokkan dengan data yang didalam aplikasi CBG’s rawat inap
k) Petugas penagihan selalu melakukan cross check dengan pihak jasa
raharja melalui via telepon tentang transfer pembayaran dan koordinasi
dengan bagian penerimaan pendapatan, sebagai pemegang rekening
rumah sakit
l) Mengisi data surat persyaratan dipemberian kuasa
m) Melayani konsultasi keluarga pasien tentang persyaratan bagi penjamin ke
dua
n) Petugas penagihan menyiapkan berkas data pasien yang sudah di transfer
oleh jasa raharja untuk diserahkan dan diproses petugas bagian
penerimaan pendapatan
o) Membuat rekapitulasi dan laporan data piutang setiap bulan dan
diserahkan ke bagian pencatatan piutang
p) Petugas urusan penagihan bertanggung jawab dengan kebenaran data dan
menyimpan arsip ditempat yang telah ditentukan.

4.3.Berkas Rekam Medis Bersifat Rahasia


Informasi yang terdapat dalam berkas rekam medis sifatnya rahasia. Informasi tersebut
bersifat rahasia karena hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan
dokter yang wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan
peraturan perundangan yang berlaku.
Pada dasarnya berkas rekam medis mengandung 2 jenis informasi tentang nilai
kerahasiaannya yaitu :
a. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan
Yaitu, laporan atau catatan yang terdapat pada berkas rekam medis sebagai asil
pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan pasien, dimana
informasi ini tidak dapat disebarluaskan kepada pihak-pihak tidak berwenang karena
langsung menyangkut diri pasien. Pemberitahuan kondisi pasien akan di
informasikan oleh dokter penanggungjawab pasien.
b. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan
Yaitu, identitas pasien meyangkut identitas sosial seperti nama, alamat, tempat dan
tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, agama dan lainnya serta informasi lain yang
tidak mengandung nilai medis. Informasi ini terletak pada bagian awal dari berkas
rekam medis baik rawat jalan maupun rawat inap, selain itu petugas harus berhati-
hati bahwa ada baiknya untuk menjaga kerahasiaan identitas pasien, hal tersebut
bertujuan dan dimaksudkan kepada masarakat yang datang saat berobat dengan
statau buronan atau tanggungan pihak kepolisian, hal ini dilakukan untuk
memberikan ketenangan dan keamanan suasana rumah sakit kepada pasien lainnya.
4.4.Pemberian informasi kepada orang yang mendapatkan kuasa
Berkas rekam medis dapat dibuka kerahasiaannya dan dapat diberikan informasinya
bila benar-benar dibutuhkan dengan beberapa ketentuan seperti :
a. Dengan ijin direktur Rumah Sakit Saiful Anwar secara tertulis
b. Dapat memperolrh informasi utuk badan-badan sosial dengan persetujuan dari
pasien yang bersangkutan
c. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi terkait asuhan yang diberikan
dokter kepada pasien tersebut.
d. Informasi dikeluarkan dengan surat kuasa yang ditandatangani oleh wali dari
pasien baik untuk asuransi maupun utuk melindungi kpentingan rumah sakit
dalam hal-hal yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban.
4.5.Rekam medis dipengadilan
Rekam medis merupakan alur kronologis yang tidak disangsikan kebenarannya tentang
perawatan, pengobatan, seorang pasien selama mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Rekam medis disimpan dan dijaga baik-baik bukan semata-mata untuk keperluan medis
dan administratif, tetapi juga karena isinya sangat diperlukan oleh individu dan
organisasi yang secara hukum berhak mengetahuinya. Selain itu setiap informasi pada
berkas rekam medis dapat digunakan sebagai bukti karena rekam medis merupakan
dokumen resmi rumah sakit dan tidak dapat disangkal kebenarannya serta dapat
dipercayai. Apabila penidik dari pengadilan meminta berkas dan dokumen rekam medis
maka rumah sakit harus membukanya dengan ketentuan yang telah disahkan oleh
kebijakan rumah sakit, sehingga berkas rekam medis harus lengkap dan dilakukan
analisis kelangkapan baik secara kuantitas serta kualitas berkas rekam medis.
Salah satu bentuk dari rekam medis yang digunakan di pengadilan adalah Visum et
Repertum (VER). Berdasarkan lembaran Negara Tahun 1973 No.350 pasal 1 dan pasal 2,
VER adalah suatu keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas sumpah atau janji
tentang apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang mempunyai daya bukti
dalam perkara-perkara pidana. Adapun prosedur untuk pembuatan VER adalah sebagai
berikut:
a. Terima disposisi visum et repertum yang telah diproses
b. Simpan disposisi sambil menunggu permintaan dari pihak kepolisian
c. Jika ada permintaan dari pihak kepolisian, proses disposisi tersebut dengan cara:
1) Cari dokumen rekam medis instalasi gawat darurat (IGD) sesuai dengan nomor
rekam medis pasien di rak penyimpanan dokumen rekam medis instalasi gawat
darurat (IGD) di seksi rekam medis rawat jalan lantai 2
2) Cari dokter yang menangani pasien untuk mengisi formulir visum et repertum
dan mintalah tanda tangan di formulir visum et repertum
3) Ketik formulir visum et repertum sesuai dengan tulisan yang telah dibuat oleh
dokter yang meangani pasien
4) Setelah itu, buat surat pengantar ditujukan kepada pihak kepolisian yang
meminta
5) Mintalah tanda tangan di surat pengantar tersebut kepada Kepala Sub. Bag. Tata
Usaha dan beri stempel RSUD Dr. Saiful Anwar
d. Serahkan formulir visum et repertum yang sudah diselesaikan kepada pihak
kepolisian.

Visum et repertum yang telah selesai dibuat kemudian diberikan kepada pihak penyidik
dan disimpan sebagai arsip rumah sakit. Adapun prosedur penyimpanan VER terdapat
pada SPO penyimpanan arsip visum et repertum sebagai berikut:

a) Kelola penyimpanan arsip VER lembar 2 dan lembar 3 di dua tempat penyimpanan
b) Apabila VER sudah selesai ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan, dan
sudah dimintakan stempael ke Sub.Bag Tata Usaha maka lembar pertama diberikan
ke penyidik pertama.
c) Lembar VER kedua diarsipkan oleh Sub.Bag Tata Usaha di ruang penyimpanan
arsip Tata Usaha
d) Lembar VER ketiga disimpan di ruang peyimpanan seksi rekam medik dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Penyimpanan arsip VER berdasarkan tanggal permintaan VER
perbulan/pertahun, bagi pasien di poliklinik, Instalasi Gawat Darurat maupun
Instalasi Rawat Inap
2) Untuk arsip VER korban meninggal disamping di Instalasi kedokteran forensik
(IKF), IKF mengirim 1(satu) copy ke Seksi Rekam Medik dengan buku
ekspedisi
3) Apabila korban meninggal yang masih sempat dirawat, arsip disimpan/dijadikan
satu dengan status penderita bersangkutan (ruang filing) rekam medik rawat
inap
4) Khusus bagi korban datang meninggal arsip disimpan di tempat tersendiri

Anda mungkin juga menyukai