UU, PP & peraturan mentri Terkait kefarmasian Tentang
Produksi Obat Tradisional
Kelompok 2 :
1. Bahrun ulum 17340220
2. Yositasari 17340228
3. Annisa wirda rizkia 17340236
4. Fitri juraidah 17340244
5. Eka nurhunaida 17340252
HIRARKI
UU no. 36 tahun 2009 Tentang
kesehatan
PP RI NOMOR 103 TAHUN 2014 Pelayanan Kesehatan Tradisional
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 246 tahun 1990
Tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional Dan Pendaftaran Obat Tradisional & PMK RI NO.007 TAHUN 2012 Registrasi Obat Tradisional
PKBPOM No. 12 Th. 2014 Persyaratan Mutu Obat Tradisional
ASPEK UU No. 36 Th. 2009 JUDUL KESEHATAN 1. Kesehatan merupakan hak asasi manusia 2. Kegiatan meningkatkan kesehatan LATAR BELAKANG masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif dan partisipatif 3. UU No. 23 Th. 1992 Pasal 20, pasal 28H ayat (1), dan pasal 34 ayat DASAR HUKUM (3) UUD Th. 1945 Mencakup definisi kesehatan, sumber daya di bidang kesehatan, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, obat, KETETENTUAN UMUM obat tradisional, teknologi kesehatan, upaya kesehatan, pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, tradisional, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan menteri Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan TUJUAN kemampuan hidup sehat 1. Hak dan Kewajiban 2. Tanggung Jawab Pemerintah 3. Sumber Daya Di Bidang Kesehatan 4. Upaya Kesehatan 5. Kesehatan Ibu, Bayi, Anak, Remaja, Lanjut Usia, dan Penyandang Cacat 6. Kesehatan Jiwa 7. Penyakit Menular dan Tidak Menular ISI 8. Kesehatan Lingkungan 9. Kesehatan Kerja 10. Pengelolaan Kesehatan 11. Informasi Kesehatan 12. Pembiayaan Kesehatan 13. Peran Serta Masyarakat 14. Badan Pertimbangan Kesehatan 15. Pembinaan dan Pengawasan Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan SANKSI dapat dikenakan hukum pidana berdasarkan hukum yang telah berlaku 1. Pelaksanaan UU ini ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal KETENTUAN PERALUHAN/PENUTUP perundang undangan 2. UU No.23 Tahun 1992 tidak berlaku saat UU ini berlaku ASPEK PP RI NOMOR 103 TAHUN 2014 JUDUL PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL LATAR BELAKANG bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 59 ayat (3) Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional; DASAR HUKUM 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); KETETENTUAN UMUM 1. Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: Pelayanan kesehatan tradional empiris, Pelayanan kesehatan tradisional komplementer, Pelayanan kesehatan tradisional integrasi, Obat Tradisional, Surat Terdaftar Penyehat Tradisional, Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan Tradisional, Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan Tradisional, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional, Panti Sehat, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Menteri. 2. (1) Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk: membangun sistem pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi dengan pelayanan kesehatan konvensional, membangun sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer, memberikan pelindungan kepada masyarakat, meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan tradisional, dan memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan tradisional. (2) Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi: tanggung jawab dan wewenang Pemerintah dan Pemerintah Daerah; jenis pelayanan kesehatan tradisional; tata cara pelayanan kesehatan tradisional; sumber daya; penelitian dan pengembangan; publikasi dan periklanan; pemberdayaan masyarakat; pendanaan; pembinaan dan pengawasan; dan sanksi administratif. ISI 1. Tanggung jawab dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah 2. Jenis pelayanan kesehatan tradisional 3. Tata cara pelayanan kesehatan tradisional 4. Sumber daya 5. Penelitian dan pengembangan 6. Publikasi dan periklanan 7. Pemberdayaan masyarakat 8. Pendanaan 9. Pembinaan dan pengawasan SANKSI Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dapat dikenakan sanksi administrative berupa teguran lisan, teguran tertulis; dan/atau pencabutan izin. KETENTUAN Pasal 85 PERALIHAN/PENUTUP (1) Tenaga kesehatan yang memiliki keahlian kesehatan tradisional tetap dapat memberikan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempatnya bekerja paling lama 7 (tujuh) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. (2) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi tenaga kesehatan tradisional.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
ASPEK INDONESIA No. 246 JUDUL IZIN USAHA INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DAN PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL LATAR BELAKANG 1. Bahwa untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang dapat menggangu dan merugikan kesehatan perlu dicegah beredarnya obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, kegunaan dan mutu antara lain dengan pengaturan, perizinan dan pendaftaran; 2. Bahwa untuk memberikan iklim yang lebih baik bagi pengembangan usaha obat tradisional perlu dilakukan penyederhanaan perizinan usaha industri dan pendaftaran obat tradisional, 3. Bahwa oleh karena itu perlu diadakan penyesuaian dalam ketentuan yang menyangkut Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional: 4. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Rl tentang lzin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. DASAR HUKUM 1. Undang-undang No. 9 Tahun 1960 2. Undang-undang No.7 Tahun 1963 3. Undang-undang No .9 Tahun 1976 4. Undang-undang No. 5 Tahun 1984 5. Ordonansi Obat Keras (Stbl 1937 No. 541); 6. Ordonansi Pemeriksaan Bahan-bahan Farmasi (Stbl. 1936 No.660); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1986 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 1987 9. Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.314/KP/Vlll/74 Tahun 1974. KETENTUAN UMUN 1. Dalam Peraturan Menteri ini mencakup; Obat Tradisional, Industri Obat Tradisional, Industri Kecil, Usaha Jamu, Usaha Jamu Gendong, Memproduksi, Mengedarkan, Obat Tradisional Lisensi, Penandaan, pilis, Parem, Tapel, Sediaan Galenik, Bahan Tambahan, Nomor Kode Produksi, Batch, Menteri, Direktur Jenderal, Kepala kantor Wilayah, Kepala Balai. 2. Untuk mendirikan Usaha Industri Obat Tradisional diperlukan izin Menteri. 3. Obat tradisional yang diproduksi, diedarkan di wilayah indonesia ISI 1. Persyartan Usaha Industri Obat Tradisional dan Usaha Industri kecil Obat Tradisonal 2. Tata cara pengajuan permohonan dan pemberian izin usaha industry obat tradisonal dan industri kecil obat tradisonal. 3. Wajib daftar. 4. Pembungkus, wadah, dan penandaan. 5. Pembinaan SANKSI Obat tradisonal tidak boleh mengandung bahan lain yang tidak tercantum dalam komposisi sebagai-mana yang dilaporkan dalam permohonan pendaftaran. KETENTUAN 1. Ketentuan tentang perizinan dan pendaftaran obat PERALIHAN/PENUTUP tradisional yang telah dikeluarkan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini 2. Obat tradisonal yang telah terdaftar sebelum peraturan ini wajib di daftarkan kembali. 3. Izin produksi pabrik jamu dan perusahaan jamu sebelum peraturan ini tetap berlaku sampai habis masa berlaku. 4. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. ASPEK PMK RI NO.007 TAHUN 2012 JUDUL REGISTRASI OBAT TRADISIONAL LATAR BELAKANG PMK NO 246/MENKES/PER/V/1990 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DAN PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL.
DASAR HUKUM UU No.8/1999; PMK 246/Menkes/Per/V/ 1990; UU
KETENTUAN UMUM Definisi obat tradisional, izin edar, registrasi, importer,
CPOTB, Industri Obat Tradisional (IOT), Usaha kecil obat tradisional (USOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), usaha jamu racikan, usaha jamu gendong, Simplisia, sediaan Galenik, Obat tradisional produksi dalam negeri, obat tradisional kontrak, obat tradisional produksi dalam negeri, obat tradisional kontrak, obat tradisional lisensi, obat tradisional impor, pemberi kontrak, penemrima kontrak, sertifikat, CPOTB, Mentei, kepala BPOM
TUJUAN Melindungi mayarakat dari peredaran obat tradisional
yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu. ISI Registrasi Obat Tradisional, izin edar, persyaratan dan registarasi, tata cara registrasi, evaluasi kembali, kewajiban pemegang nomor izin edar, sanksi.
SANKSI Sanksi Administratif
1. pembatalan izin edar 2. penarikan dari peredaran dan atau pemusnahan obat tradisional yang tidak memenuhi standard dan atau persyaratan. KETENTUAN 1. PMK No.246/Menkes/Per/1990 tentang usaha PERALIHAN/PENUTUP Industri obat tradisional dan pendaftaran obat tradsional. 2. Izin diperbaharui paling lama 2 tahun sejak PMK diundangkan. ASPEK PKBPOM No. 12 Th. 2014 JUDUL PERSYARATAN MUTU OBAT TRADISIONAL Melaksanakan ketentuan pasal 6 ayat (2) PMK No. LATAR BELAKANG 007 Th. 2012 3. UU No. 8 Th 1999 tentang perlindungan konsumen 4. UU No. 36 Th 2009 tentang kesehatan 5. PP No. 72 Th 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan 6. KEPRES4 No. 103 Th. 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja lembaga pemerintah non departemen 7. KEPRES No. 110 Th 2001 tentang unit organisasi dan t4ugas eselon 1 lembaga pemerintah non departemen 8. PMK No. 007 Th 2012 tent4ang registrasi obat tradisional 9. PMK No.003 Tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan (Berita Negara RI Tahun 2012 Nomor 757); 10. Keputusan MenKes No. 003 Tahun 24012 Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama; 11. Keputusan MenKes No. 2109/Menkes/SK/X/2011 tentang DASAR HUKUM pemberlakuan Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia 12. Keputusan MenKes No.2345/Menkes/SK/2011 tentang pemberlakuan Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia; 13. Keputusan Kepala BPOM No. 02001/sk/KBPOM Th 2001 tentang organisasi dan tata kerja BPOM 14. Peraturan KBPOM No. hk.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang kriteria dan tata laksana pendaftaran Obat Tradisional, Obat herbal terstandar dan fitofarmaka 15. Peraturan KBPOM No.36 thn 2013 tentang batas maksimum penggunaan Bahan tambahan pangan pengawet (berita negara RI thn 2013 nomor 800 16. Peraturan kBPOM No.37 thn 2013 tentang Batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pewarna 17. Peraturan KBPOM No. thn 2014 tentang batas maksimum bahan tambahan pangan pemanis Mencakup definisi obat tradisional, bahan baku, bahan tambahan, sediaan galenik, simplisia, rajangan, serbuk simplisia, serbuk instan, kapsul, KETETENTUAN UMUM tablet, efervesen, pil, dodol/ jenang, pastiles, cairan obat dalam dan luar, salep dan krim, parem, pilis dan tapel, koyo/ plester, supositoria, film strip, ruang lingkup TUJUAN Persyaratan mutu bahan baku dan persyaratan mutu ISI produk jadi Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan ini SANKSI dikenai sanksi administratif 1. Penyesuaian persyaratan obat tradisional harus dilakukan paling lambat 1 (satu) tahun sejak KETENTUAN peraturan ini diundangkan PERALIHAN/PENUTUP 2. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan